Beberapa tahun kemudian.
Tap..tap..tap...
Suara langkah kaki seorang wanita dengan langkah yang anggun dan auranya yang dingin tengah memasuki kantornya.
Walaupun auranya terasa mematikan ketika berada didekatnya. Tetap saja banyak pasang mata yang tertuju padanya.
Wanita dengan setelan blazer dan rambut darkbrown-nya itu memasuki lift khusus untuk sampai ke ruangannya.
"Selamat pagi bu Meysha," sapa sang sekretaris kepercayaan nya, Aurel.
"Pagi. Agenda saya hari ini apa aja?" Tanya Meysha, sang CEO.
"Hari ini Bu Meysha, ada meeting di jam 9 dengan perusahaan Wijaya Company, lalu jam 11 ibu harus menandatangani kontrak-kontrak kerjasama perusahaan, kemudian break makan siang, lalu setelah makan siang ibu harus menandatangani berkas beberapa anak magang dan jam 3 Bu Meysha ada meeting dengan perusahaan dari Singapore bu." Jelas Aurel panjang lebar pada Meysha yang hanya dibalas anggukan kepala olehnya.
"Oke, thanks." Kata Meysha dan berlalu pergi meninggalkan Aurel yang tengah menunduk menghormati bos-nya.
Begitulah Meysha sekarang, ia adalah CEO Mac's Company yang sudah ia bangun sendiri dari nol. Ia menjadi CEO termuda di dunia dan terkesan bossy, tetapi sebenarnya tidak. Ia hanya tak bisa lagi mengekspresikan keramahannya yang dulu.
***
Di dalam ruangan yang bertuliskan CEO itu, terlihat Echa sedang berdiri menatap pemandangan gedung dari balik kaca besar yang terdapat dibelakang meja kebesaran nya sambil meminum secangkir coklat panas.
Tok..tok..tok..
Suara ketukan pintu di ruangannya, membuatnya tersadar dari lamunannya.
"Masuk.." titah Echa.
"Permisi bu, semua nya sudah siap dan meeting akan segera dimulai," kata Aurel, sang sekretaris.
"Iya, saya segera kesana." Jawab Echa tanpa membalikan badannya.
***
"Baik, meeting kali ini saya akhiri. Terimakasih semuanya," ucap Echa berdiri lalu meninggalkan ruang meeting tersebut.
Kring..kring..
Suara ponsel Echa di kantung blazer-nya yang menampakan nama sang penelpon, Gatha😘.
'Halo Tha?'
'Echaaa... gue kangen banget sama lo. Ngumpul yuk, gue udah ajak Raya juga,' kata Gatha disebrang sana.
'Hmm..jam berapa?' Echa pun tersenyum simpul mendengar antusiasme Gatha yang ternyata merindukannya.
'Jam makan siang, lo pasti bisa kan?' Tanya Gatha berharap.
'Iyah gue bisa kok'
'Yeayy akhirnya ngumpul bareng lagi! Yaudah see you nanti ya byee..'
'Bye' jawab Echa dengan singkat.
Echa pun tersenyum kecil setelah menutup ponselnya dan melangkahkan kakinya kembali ke ruangannya, namun sebelum itu..
"Rel, nanti cancel jadwal saya dari lunch sampe sore ya. Saya ada urusan diluar," ujar Echa pada Aurel.
"Emm..maaf bu, tapi jam 3 ibu harus sudah disini ya, soalnya perusahaan dari Singapore gabisa kita cancel bu," ucap Aurel
"Hmm, oke." Kata Echa sambil menghela nafas.
***
Jam makan siang pun tiba, Echa bersiap untuk bertemu kedua sahabatnya itu. Echa membelah jalanan yang lengang itu dengan mobil SuperCar kesayangannya.
Tringgg..
Suara lonceng dipintu masuk cafe Agatha berbunyi. Echa yang selalu menjadi pusat perhatian pun segera melangkahkan kakinya menuju tempat sahabatnya berada.
"Haii..maaf, nunggu lama ya?" Sapa Echa sambil tersenyum.
"Echaaa, omaygad long time no see beib.." heboh Gatha sambil memeluk Echa.
"Gilaa lo Cha, gue aja yang artis kalah memukau dari lo hahaha," ledek Raya lalu memeluk Echa juga.
"Ahahah gak lahh, lo masih lebih keren daripada gue," kata Echa.
"Iyayah, dari awal Echa masuk semua orang langsung tertuju sama dia," ucap Gatha menimpali.
"Udah gausa bahas itu, gimana kalian kabar nya?" Tanya echa.
"Chaa..gausah basa basi gini lah. Lo kayak sama siapa aja," ucap Raya mengeluh.
"Emm..sorry, gue kaku banget ya?" Ucap Echa murung, namun tetap tersenyum.
"Kita kangen Echa yang dulu," celetuk Gatha ikut terbawa suasana.
Mereka bertiga pun lihat-lihatan sambil tersenyum menyiratkan kerinduan mereka masing-masing. Namun, tak lama..
"Ehh..udah udah ah, kenapa jadi mellow gini? Kan kita mau have fun," kata Raya berusaha mengembalikan mood ceria mereka saat ini.
"Oiyah, nih gue bikinin kue dari resep terbaru di Cafe gue, masih fresh from the oven, cobain nih." Ucap Gatha dan mereka bedua pun mencicipinya.
"Wahhh, enak banget Tha sumpah. Udah lama gue gak makan kue seenak ini, biasanya kan makan nasi kotak mulu di lokasi heheh.." kata Raya.
"Iyaa ini enak banget Tha, lo makin jago deh bikin kue nya," ujar Echa menimpali.
"Heheh makasii.." ucap Gatha sambil tersenyum manis.
Setelah dari Cafe Gatha itu, mereka ingin mengulang masa remaja mereka lagi dengan bermain di FunWorld terdekat.
Mereka menaiki berbagai macam wahana. Tertawa ria bersama, seakan ini adalah waktu terakhir mereka bisa tertawa lepas seperti ini.
"Gais, udah jam 3 gue harus balik ke kantor. Ada meeting soalnya, gapapa ya?" Ucap Echa tak enak hati.
"Hmm, yaudah gapapa. Udah sore juga lagian," ujar Gatha memaklumi kesibukan Echa.
"Yaudah, bye Bu CEO." Ucap Raya sambil melambaikan tangannya dan terkekeh.
"Bye juga kakak seleb hahah.." ledek Echa.
"Mari mba chef," lanjut Echa yang dibalas kekehan oleh kedua sahabatnya.
Yap, persahabatan ketiganya masih berjalan hingga saat ini. Walaupun mereka telah memiliki kesibukan masing-masing seperti, Echa yang menjadi CEO, Raya yang menjadi aktris, dan Gatha yang menjadi chef.
***
"Maaf Rel saya telat," ucap Meysha pada Aurel yang sudah menunggunya.
"Gapapa bu, ini berkasnya, ibu langsung masuk saja ke dalam." Kata Aurel yang dibalas anggukan olehnya.
***
Meeting pun berjalan dengan sukses dan lancar karena kelugasan Echa dalam memimpin, walaupun ia sedikit terlambat tadi.
"Thank you for your cooperation Mr. James," kata Echa lalu berjabat tangan dengan para koleganya.
(Terjemahan : "Terimakasih atas kerjasama nya, Tuan James" )
"You're welcome, so nice to be working with you, Miss Meysha." Ucap Mr. James.
(Terjemahan : "Sama-sama, senang juga bekerjasama dengan anda, Nona Meysha" )
Setelah semua keluar dari ruang meeting, tersisa hanya Meysha dan Aurel. Meysha menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi dan menghela nafas panjang.
"Hufttt..."
"Kenapa Cha? Lagi suntuk? Mau aku ambilin coklat panas?" Tanya Aurel yang melihat Echa menghela nafasnya.
"Gausah mba gapapa," kata Echa sambil memejamkan matanya.
"Ish kebiasaan, udah dibilangin jangan manggil mba! Kamu itu bos aku, panggil nama aja." Sewot Aurel pada Echa.
"Iyaa Aurel, gausah tar ngerepotin." Ucap Echa dengan lesuh.
"Gak ngerepotin kok, udah ya tunggu bentar aku buatin coklat panas nya." Ujar Aurel dan berlalu pergi membuatkan coklat panas untuk Echa.
Fyi! Aurel lebih tua tiga tahun dari Echa. Namun, Aurel ingin Echa bisa bersikap santai padanya disaat hanya berdua. Makanya, ia menyuruh Echa untuk tidak memanggilnya dengan embel-embel 'mba'.
Akan tetapi, disaat jam kantor keduanya tetap profesional. Dengan Aurel yang memanggil Echa dengan sebutan 'Bu' sama seperti pegawai lainnya. Karena, Echa adalah orang yang perfeksionis dan tidak membedakan dalam hal apapun.
"Nih Cha diminum dulu," ujar Aurel setelah kembali dari pantry.
"Makasih ya Rel.." ucap Echa sambil tersenyum.
"Wanna tell me something?" Tanya Aurel.
"Hmm..ngga ada apa-apa kok," kata Echa menggeleng dan tersenyum kecil.
"Cha..katanya aku udah kamu anggap kakak sendiri,"
"Cuma lagi kecapean aja Rel..bneran deh percaya sama aku,"
"Yaudah deh kalo belum mau cerita. Semangat yaa kamu pasti kuat kok, dek!" Ucap Aurel sambil menekankan kata 'dek' dan dibalas kekehan oleh Echa.
***
Setelah kepergian Echa yang kembali ke kantornya. Raya dan Gatha dikagetkan oleh kedatangan orang yang telah menyakiti hati sahabatnya.
"Raya, Gatha.." panggil seseorang tak jauh dari belakang mereka.
"Sakka??!" Ucap Raya dan Gatha kaget dengan mata melotot.
***
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments