04. Tulis Namaku

Geng pembantu telah berpecah dan melesat menuju kamar masing-masing. Sadar diri jika penampilan sedang begitu mengecewakan. Makhlum, mereka bertiga memang belum terjamah sabun sedari bangun. Hanya sempat mencuci muka saja sebelum melakukan house keeping sebagaimana boss pengganti menitahkan.

Ossa bersenandung sambil mengguyur badan di kamar mandi. Kamar pribadi Ossa adalah satu-satunya yang memiliki kamar mandi di dalam. Entah bagaimana dulu ceritanya, hingga Nola dan mak Murni yang sudah jauh lebih senior, merelakan kamar itu menjadi miliknya. Secara mereka lebih dulu tinggal di sana. Dan sampai sekarang kamar mereka tanpa ada kamar mandi. Ossa hanya merasa bersyukur memiliki kamar itu.

Seragam abu-abu tua yang suram, telah lebih matching dengan penampilan Ossa sekarang. Rambut sepunggung dan tebalnya telah diikat rapi dengan pita berhias stroberi warna merah. Wajah halusnya sangat bersih dan cerah dengan pelembab dan bedak tipis yang sedikit disapukan. Bibir pink pucat alaminya menjadi berkilat dengan lip balm leci yang segar. Adanya boss yang mengawasi, penyebab semangat itu datang lagi.

Ceklerk..!

Ceklerk..!

Ceklerk,,!

Ketiga pintu kamar pembantu hampir bersamaan dibuka. Penghuni ketiga kamar nampak muncul keluar beruntun. Ternyata bukan hanya Ossa saja yang telah bermutasi, Nola bahkan jauh lebih ngejreng riasannya. Begitu juga dengan mak Murni, lipstiknya sungguh merah menyala.

Bagus sekali mereka mengenakan baju seragam sama persis, masih adalah jejak dan pertanda bahwa mereka sebagai pekerja di rumah itu. Andai baju mereka berlainan, mereka akan lebih terlihat sebagai personil grup shopping dan arisan.

Bukan sebab mereka adalah pembantu yang genit dan kegatalan cari perhatian. Memang begitulah peraturan yang sudah diterapkan sebelumnya oleh pak Arzaki dan bu Arzaki. Makhlum, tugas mereka bukan hanya dalam rumah. Tapi juga ikut mengurus dan melayani para tamu di penginapan secara langsung.

Mereka bertiga tiba di meja makan tepat saat dua puluh menit jatuh tempo. Sudah ada boss pengganti yang baru duduk di salah satu kursi dan sekarang sedang memandangi geng pembantu.

Meski penampilan Murni nampak mencolok dengan bibir merah menyala, namun sesuai juga dengan fitur wajah dan usianya. Boss baru melewati wajah murni tanpa apapun komentar yang keluar.

Vinola,, hebat sekali. Dalam waktu dua puluh menit, telah membuat begitu hitam dan lentik bulu matanya, sehingga aura cantik di wajahnya lebih cetar mempesona. Juga sempat mencatok rambutnya. Rambut yang tadi kusut berombak, kini lurus kaku dan menghitam.

Selalu sebagai subjek pandang yang terakhir, dialah Oqtissa. Tidak ada make up berarti yang mampu mengubah apapun bentuk di wajah. Namun dengan rambut yang diikat tinggi dan rapi, wajah halus dan cerahnya semakin terpancar. Bahkan kening mulus berkilat yang tadi tertutup rambut berserabut, menjadi dasar pesonanya. Mata yang polos namun berbinar, menatap jujur dan nampak sedang malu.

Sebetulnya bukan hanya Ossa sendiri saja yang sedang tersipu. Namun Nola dan Murni tentu saja sudah begitu berpengalaman. Mereka mampu memanipulasi ekspresi di wajah mereka dengan mudah. Rasa kikuk dan salah tingkah sebab dipandang terang-terangan oleh boss baru, begitu gampang disamarkan.

Lain lagi dengan ekspresi Oqtissa, wajahnya merona jelas dengan sesekali nampak gugup dan menunduk. Makhlum, mereka yang biasa berhadapan dengan pak Arzaki yang sudah berumur dan beruban, serta bu Arzaki yang sangat baik dan lembut, kini dipandang seksama oleh lelaki muda dengan tampan maksimal. Mereka merasa seperti sedang dikuliti.

"Kalian merapikan diri sangat bagus. Apa begini penampilan kalian saat melayani tamu di penginapan?" tanya boss pengganti. Memandang geng pembantu bergantian.

"Terimakasih, pak boss. Bu Arzaki lah yang menginginkan dan mengajari kami untuk berpenampilan seperti ini. Jika anda tidak berkenan, kami akan mengubahnya," jawab mak Murni sok bijak. Andai boss baru menyuruh menghapus warna merahnya di bibir, pasti menyumpah serapah jugalah dirinya.

"Sudah kuduga, kalian membawa diri dengan cukup bagus, pasti kakak iparkulah yang mengajari, ha,,ha,," boss baru itu tiba-tiba tertawa. Sungguh sangat meremehkan. Apa maunya..

"Aku menginginkan salah satu dari kalian, bertugas melayani tamu secara langsung. Bertugas menyambut tamu yang mengunjungi penginapan atau resepsionis penginapan."

"Yang paling bagus pendengaran, pemikiran dan pengucapan. Dan sementara tugas kalian serabutan."

"Sambil menunggu tamuku ramai dan mengalir. Akan kucarikan seorang security dan tambahan pekerja untuk kalian." Boss baru telah memberikan janji indah.

Mereka bertiga mengaminkan dalam hati. Mengingat penjaga rumah telah undur diri bersamaan dengan satu pembantu yang keluar kerja kemarin itu.

Pletak!!

Boss baru melempar satu pensil ke meja. Mencabut tiga lembar tisu dan meletak di dekat pensil yang tadi dilemparnya.

"Aku berharap kalian menanyakan satu hal padaku. Tapi kenapa kalian tidak juga menanyakannya? Coba tanyakan padaku sekarang,,," boss baru berbicara membingungkan. Tapi dengan cepat, mereka bertiga telah memiliki bayangan pertanyaan.

"Bertanyalah,,," ulang boss baru meminta.

"Berapa gaji kami dari anda, pak boss?" sekali lagi, Murniatilah yang bertanya.

"Nanti itu kuberi tahu," sahut boss baru. Pandangannya bergeser pada Nola. Perempuan cantik namun diam-diam sedang hamidun itu bersiap bertanya.

"Apa pak boss sudah menikah?" tanya Nola dengan menahan nafasnya di dada.

"Itu lambat laun, kalian akan tahu sendiri. Next,,," jawab boss baru dengan nada yang jengah. Kini pandangannya bergeser pada Oqtissa. Gadis polos itu nampak tersenyum dan segan.

"Siapa nama anda, pak boss,,?" tanya Ossa lembut dengan memberanikan dirinya.

Boss baru terbungkam. Meluruskan duduk dan melepas kaca matanya. Lalu meletak di atas meja makan.

"Namaku Reizoan Azril," jawab boss baru pada pertanyaan Oqtissa dengan lirih dan pelan. Bisa jadi pertanyaan dari Ossa itulah yang sedang diinginkannya.

"Tulis namaku tadi di lembar tisu itu dan lipatlah. Beri padaku," boss baru memberi instruksi.

Meski masih tercengang dengan pesona boss baru saat tanpa kacamata yang bertengger di mata dan hidung, dengan gesit ketiganya menyambar tisu yang masing-masing selembar di tangan. Kali ini Murniati tidak menyambar pencil yang disiapkan. Mungkin memang tidak yakin dengan nama boss baru yang hanya samar terdengar disebut.

Sebab menunggu Murni dan Nola tidak juga menyambar pensil, tangan Ossa perlahan mengambilnya. Menuliskan dengan rasa yang serba setengah. Setengah raguu,,dan juga setengah yakin. Yakin pada apa yang didengar, namun ragu dengan ketepatan ejaan tulisan dan huruf. Tapi jika ragu, tentu saja tidak akan bisa menulis jawabannya.

Ossa telah menyerahkan tissu terlipatnya pada boss baru beberapa detik lalu. Menyusul tissu terlipat dari Nola dan menyusul Murni beberapa detik setelahnya.

Boss baru sedang membuka tiga lipatan tissu bergantian. Tidak ada ekspresi yang terbaca di wajahnya. Juga tidak terduga tissu ke berapa yang terdapat tulisan namanya dengan benar. Geng pembantu terus menelisik dan menunggu dengan debar.

Terpopuler

Comments

Windha Yuritha

Windha Yuritha

langsung otw sini kak,, tunggu hari senen vote ku buat mu kak,,,

2023-02-04

1

Diana Cahyani

Diana Cahyani

hadir author,semoga karya ini sama bagus nya seperti karya sebelumnya.ditunggu up nya 💪💪😘

2023-02-04

1

hania putri

hania putri

syusyah ngucapin nya reizoan 😭

2023-02-04

1

lihat semua
Episodes
1 01. Wacana Ganti Boss
2 02. Boss Pengganti Datang
3 03. Interview
4 04. Tulis Namaku
5 05. Tulisan Siapa?
6 06. Tontonan Horor
7 07. Zoan
8 08. Orang Pintar
9 09. Baju Berkerudung
10 10. Pulau Bidadari
11 11. Penjelasan
12 12. Kamar Berantakan
13 13. Tidak Ikut ke Kota
14 14. Dibawa ke Kota
15 15. Victoria's Secret
16 16. Ghibah Semalam
17 17. Dua Puluh Empat Jam
18 18. Nola Sakit
19 19. Jujur Pada Boss
20 20. On The Way Semarang
21 21. On The Way Semarang
22 22. On The Way Semarang
23 23. On The Way Semarang
24 24. Tiba di Semarang
25 25. Tidak Berguna
26 26. Sebagai Harem
27 27. Izin Pulkam
28 28. Sama-sama Pergi
29 29. Teman Karib
30 30. Pulang
31 31. Bapak dan Anak
32 32. Nihil
33 33. Zoan Sakit ?
34 34. Menyusul
35 35. Bantuan Bertubi
36 36. Diskusi
37 37. Rawat Peluk
38 38. Rambut Baru
39 39. Ke Pantai
40 40. Fin
41 41. Back to Semarang
42 42. Penginapan Semarang
43 43. Batal Ikut..
44 44. Ditemani Ayunda
45 45. Mendapat Pelanggan
46 46. Jadilah Tamengku
47 47. Bersepeda di Kota Lama
48 48. Kabar Duka
49 49. Pindah Pesawat
50 50. Tukar Tujuan
51 51. Menjaga
52 52. Paviliun
53 53. Marah dan Canda
54 54. Pulang ke Rumah Penginapan
55 55. Kemas Kamar
56 56. Menjadi Harem
57 57. Kemajuan
58 58. Razia dan Inspeksi Mendadak
59 59. Dibawa Polisi
60 60. Di Mana
61 61. Rawat Total
62 62. Sedia?
63 63. Sah Rawat Total
64 64. Bincang
65 65. Mogok
66 66. Bantuan
67 67. Saling Rindu?
68 68. Dering Bell
69 69. Bukan Harem
70 70. Luka
71 71. Doa Bersama
72 72. Terkuak
73 73. Interogasi Pribadi
74 74. In Good Condition
75 75. Tidak Ramah
76 76. Selingkuh
77 77. Kapan Dicerai...
78 78. Wanita Cantik
79 79. Berpisah
80 80. Tidak Dijemput?
81 81. Diasingkan
82 82. Lunas
83 83. Pahamilah
84 84. Pasangan Serasi
85 85. Melamar
86 86. Mudik
87 87. Sah
88 88. Bermesra
89 89. Otewe Kepulauan
90 90. The End
Episodes

Updated 90 Episodes

1
01. Wacana Ganti Boss
2
02. Boss Pengganti Datang
3
03. Interview
4
04. Tulis Namaku
5
05. Tulisan Siapa?
6
06. Tontonan Horor
7
07. Zoan
8
08. Orang Pintar
9
09. Baju Berkerudung
10
10. Pulau Bidadari
11
11. Penjelasan
12
12. Kamar Berantakan
13
13. Tidak Ikut ke Kota
14
14. Dibawa ke Kota
15
15. Victoria's Secret
16
16. Ghibah Semalam
17
17. Dua Puluh Empat Jam
18
18. Nola Sakit
19
19. Jujur Pada Boss
20
20. On The Way Semarang
21
21. On The Way Semarang
22
22. On The Way Semarang
23
23. On The Way Semarang
24
24. Tiba di Semarang
25
25. Tidak Berguna
26
26. Sebagai Harem
27
27. Izin Pulkam
28
28. Sama-sama Pergi
29
29. Teman Karib
30
30. Pulang
31
31. Bapak dan Anak
32
32. Nihil
33
33. Zoan Sakit ?
34
34. Menyusul
35
35. Bantuan Bertubi
36
36. Diskusi
37
37. Rawat Peluk
38
38. Rambut Baru
39
39. Ke Pantai
40
40. Fin
41
41. Back to Semarang
42
42. Penginapan Semarang
43
43. Batal Ikut..
44
44. Ditemani Ayunda
45
45. Mendapat Pelanggan
46
46. Jadilah Tamengku
47
47. Bersepeda di Kota Lama
48
48. Kabar Duka
49
49. Pindah Pesawat
50
50. Tukar Tujuan
51
51. Menjaga
52
52. Paviliun
53
53. Marah dan Canda
54
54. Pulang ke Rumah Penginapan
55
55. Kemas Kamar
56
56. Menjadi Harem
57
57. Kemajuan
58
58. Razia dan Inspeksi Mendadak
59
59. Dibawa Polisi
60
60. Di Mana
61
61. Rawat Total
62
62. Sedia?
63
63. Sah Rawat Total
64
64. Bincang
65
65. Mogok
66
66. Bantuan
67
67. Saling Rindu?
68
68. Dering Bell
69
69. Bukan Harem
70
70. Luka
71
71. Doa Bersama
72
72. Terkuak
73
73. Interogasi Pribadi
74
74. In Good Condition
75
75. Tidak Ramah
76
76. Selingkuh
77
77. Kapan Dicerai...
78
78. Wanita Cantik
79
79. Berpisah
80
80. Tidak Dijemput?
81
81. Diasingkan
82
82. Lunas
83
83. Pahamilah
84
84. Pasangan Serasi
85
85. Melamar
86
86. Mudik
87
87. Sah
88
88. Bermesra
89
89. Otewe Kepulauan
90
90. The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!