03. Interview

Mereka bertiga seperti anak bebek, berlenggok mengikuti bapak bebek yang berjalan terburu di depannya. Murniati mencubit kecil pinggang Oqtissa dan Vinola di kanan kirinya. Melampiaskan rasa yang tidak menentu seperti saat sedang disidang.

Ossa dan Nola menggeliat sambil terus berjalan, tidak berani bersuara sekecil pun. Membalas cubitan Murni dengan menarik pelan rambutnya yang dikuncir asal-asalan. Murni berjalan sempoyongan berusaha mengibas tangan-tangan dari memegangi rambutnya. Mereka benar-benar sangat sibuk tanpa menimbulkan sedikit pun suara.

"Lihat,,!!" seru lelaki itu. Suara yang senantiasa datar, kini seperti teguran yang keras. Masih bagus juga bukan bentakan.

Mereka bertiga cepat-cepat bersikap siaga, memandangi wastafel yang penuh piring dan panci kotor, bahkan hingga menggunung. Ini seperti cubitan keras bagi mereka.

Lelaki itu kembali berjalan, mereka bertiga saling berpandangan. Murni menunjuk lelaki itu dengan dagunya. Mereka paham dan bergegas menyusul mengikuti di belakang.

"Lihat!!" serunya lagi dengan arti nada yang sama. Menunjuk pada meja makan dengan kursi berantakan. Belum lagi di atas meja makan. Semua makanan kemarin sore itu masih memenuhi meja makan, dan tentu saja dalam kondisi yang sudah membusuk. Ini seperti sebuah pukulan keras bagi mereka.

Lelaki itu berjalan lagi meninggalkan mereka. Dan kembali diikuti ketiga pembantu di belakangnya.

"Lihat,,!" seru lelaki itu kembali. Menunjuk ruang tivi sekaligus ruang keluarga yang penuh dengan mainan berserakan. Snack-snack yang masih berisi dan yang kosong pun bertebaran memenuhi karpet dan sofa. Dan ini serupa tendangan bebas bagi mereka bertiga.

Lelaki itu duduk di sofa yang terpilih. Tidak ada mainan atau bungkus snack di sana. Sempat mengibas sofa dengan tangan sebelum duduk menghentak di atasnya. Seolah sangat takut jika ada sebutir debu pun yang menempel di pantatnya yang seksi.

"Maju giliran ke sini,," ucap lelaki itu. Menatap ketiga pembantu dengan matanya yang semakin tajam saja terasa. Meski ada kacamata super tebal berbingkai gelap hitam yang dikenakan di matanya.

Sekali lagi Murniati yang merasa jika di dahinya sudah tertempel logo ketua geng kroco dengan yakin maju ke depan. Memandang sebentar dan buru-buru menunduk dalam kembali.

"Siapa nama kamu?" suara berat lelaki itu terdengar. Suara manusia lelaki yang seksi, bukan suara datar yang justru terdengar menakutkan.

"Murni, Murniati, pak,," jawab Murni dengan cepat. Rasa tegar kembali merasuki jiwanya.

"Kenapa rumah berantakan?" tanya lelaki itu dengan pelan.

"Maaf, pak. Kami lambat bangun," jawab Murni.

"Kenapa lambat bangun?" tanya lelaki itu kembali. Sambil mengangkat sebelah kaki dan dinaikkan ke sebelah pahanya. Khas duduk para lelaki.

"Semalam kami lambat tidur," jawab Murni. Yang sekarang sudah berani memandang lurus ke wajah lelaki yang duduk tenang di sofa. Tampan...

"Bagaimana bisa lambat tidur?" tanya lelaki itu dengan datar. Sabar sekali..

"Kami bergadang, pak," jawab Murni.

"Asalku dari kota Semarang,," ucap lelaki itu tanpa disangka. Dan sangat tidak berhubungan dengan isi tanya jawab pembahasan.

"Iya, pak. Saya tahu,," ucap Murni dengan cepat. Sangat ingat jika bos lama mereka, pak Arzaki, berasal dari kota Semarang. Sedang sudah dikatakan jika boss penggantinya adalah sang adik.

Lelaki itu pun terdiam. Memandang Murni seksama.

"Pergilah, bersihkan rumah seperti biasanya," ucap lelaki itu kemudian. Menurunkan kembali kakinya. Menyandarkan punggung ke sofa dengan santai.

"Next,," lanjut ucapnya. Memandang datar pada Ossa dan Nola.

Nola yang lebih tua dari Ossa pun merasa wajib memberi contoh yang baik pada Ossa. Dan telah maju ke depan mendekati si lelaki yang kemungkinan besar memang boss baru mereka.

Bos baru kembali melempar pertanyaan yang sama persis dengan apa yang telah ditanyakannya pada Murni barusan. Yang dijawab oleh Nola satu persatu juga dengan cepat. Dengan jawaban sama persis seperti yang dilemparkan oleh Murni. Hanya menambahkan dengan menonton drama korea semalaman di kamar Murniati.

"Aku lahir di Semarang,," kata lelaki itu lagi pada Nola.

"Iya, pak. Kita satu propinsi. Saya dari Sragen," jawab Nola bersemangat. Boss baru menaikkan sebelah alisnya.

"Pergilah,," ucapnya datar pada Nola.

Pandangannya bergeser pada Ossa. Rambut berserabut yang diikat asal jadi satu itu sama sekali tidak rapi, benar-benar membuatnya sangat risih. Untung saja rambut Ossa sangat lurus dan tebal. Jika tidak, penampilannya pasti lebih berantakan.

"Siapa nama kamu?" tanya bos baru dengan pelan.

"Oqtissa, pak."

"Pak, saya dan teman-teman sekali lagi minta. Sangat lancang membiarkan rumah ini tetap berantakan. Jujur, kami mengira jika bapak lama lagi akan datang. Jadi kami berfikir untuk istirahat sejenak, dua puluh empat jam saja. Kami tidak ke mana-mana. Hanya di kamar, menonton drama Thailand yang kebetulan sedang viral. Minta maaf. Kami akan bersih-bersih seperti biasa kembali, pak," ucap Ossa dengan panjang tanpa diminta.

Bos baru nampak terkejut. Menegakkan duduk dan menunduk sebentar.

"Kamu nonton drama Korea apa Thailand?" terheran dia bertanya.

"Saya suka drama Thailand. Teman yang tadi suka drama Korea. Kami melihatnya di ponsel masing-masing, pak. Hanya di kamar yang sama saja," jelas Ossa bersemangat. Boss baru sepertinya seorang yang humble.

"Yang satu tadi, siapa? Marni? Ngapain?" tanya boss baru kembali.

"Oh, Murni,,, Murniati, pak. Dia nonton film horor Thailand," ralat Ossa membenarkan. Boss itu mengangguk sekali.

"Aku lahir dan besar di Semarang," ucap lelaki itu kembali, mengulang keterangan yang sama pada Ossa. Gadis itu berkernyit sebentar.

"Saya dari Rembang, pak," sahut Ossa. Juga menyebut tempat kelahirannya.

"Bapak masih muda, lebih suka disebut mas, atau pak saja?" tanya Ossa dengan berani. Menebak apa maksud dari pemberitaan berulang yang diucapkan lelaki itu.

"Aku memang tidak suka dipanggil pak. Kamu boleh pergi," ucap bos baru ambigu. Ossa mengangguk dan tersenyum.

"Permisi, mas." Ossa menyebut bos baru dengan sebutan barunya. Telinganya meradar tegak, tidak ada hardik dan teguran. Bisa jadi bos baru memang berharap dipanggil mas. Ah,, mas,, massalah...

🕸🕸🕸

Memang sudah jadi makanan sehari-hari. Pekerjaan yang nampak sangat berat telah selesai dan beres dalam waktu dua jam saja. Apalagi tanpa adanya tiga anak kecil yang harus diasuh seperti biasa. Jadi sangat mudah sekali bagi mereka.

"Nol, sudah beres kamu?" tanya Murni. Nola bertugas membersihkan bagian depan rumah di luar. Juga menyapu serta mengepel dalam rumah sekalian.

"Beres, mak!" jawab Nola sambil mencuci tangan di wastafel.

"Os,,?" tanya Murni memandang pada Ossa. Yang dipandang pun mengangguk.

"Siap juga, mbak. Lapor saja pada, mas boss,," ucap Ossa tersenyum. Dirinya bertugas merapikan rumah, membuang sampah dan mencuci perabotan busuk di wastafel.

"Heishh, mass boss?? Ossa, jangan genit. Memalukan. Jaga harga diri kita sebagai kroco bermartabat. Panggil pak, Ossa,," tugur Murni dengan tegas. Ossa pun mengangguk-angguk banyak kali.

"Baik, makk,,!" sahut Ossa sadar diri. Benar juga ucapan sang ketua geng kali ini. Ossa mendadak jadi merasa malu sendiri.

Plek,,! Plek,,! Plek,,!

"Ehemm,,!!" Suara langkah dengan bersandal jepit dalam rumah itu berakhir dengan sebuah deheman yang berat dan empuk. Siapa lagi peluncur dehem jika bukan boss pengganti.

Ketiganya berbalik dan menatap dengan khidmat.

"Pak, jika anda ingin makan, makanan baru sudah siap. Serba panas dan segar," ucap Murniati promosi. Mencipta berbagai makanan lezat di atas meja makan adalah tugas utamanya.

"Hemm. Kalian pergilah ke kamar masing-masing. Mandi dan bersihkan diri kalian sebersih-bersihnya. Kembalilah ke sini. Kuberi waktu dua puluh menit," tegas si boss pada mereka. Ketiganya saling pandang dengan resah.

"Siap, pak boss,,,!" jawab kompak mereka bertiga. Dan berundur dengan jalan mereka yang gontai. Bertanya-tanya apa lagi yang akan dibincangkan oleh boss baru mereka nantinya.

"Ossa,,!" seru boss mengejutkan.

Ossa mengerem cakram kakinya. Berbalik dan menatap heran pada bossnya. Begitu pun dengan Nola dan Murni. Meski sadar nama tak diseru, tapi susah senang harus ditanggung bersama.

"Rambutmu, ikat yang rapi. Kalian tiga orang jangan menemuiku jika masih berantakan seperti itu!" tegur si boss dengan keras. Memandang Ossa lekat dan bergeser pandang juga pada Murni dan Nola.

Terpopuler

Comments

M akhwan Firjatullah

M akhwan Firjatullah

ealah si emak noll oss tak gabung jadi nolos....

2023-03-08

1

orchid

orchid

dapat notif novel barunya kamiya langsung cus baca. gak pernah bosen, selalu berhasil rangkaian tulisan dan kalimat nya. enak bener bacanya 🥰

2023-02-04

1

hania putri

hania putri

mas,,alah
wkwk...
bisa aja ngelawak nya nih ossa

2023-02-04

1

lihat semua
Episodes
1 01. Wacana Ganti Boss
2 02. Boss Pengganti Datang
3 03. Interview
4 04. Tulis Namaku
5 05. Tulisan Siapa?
6 06. Tontonan Horor
7 07. Zoan
8 08. Orang Pintar
9 09. Baju Berkerudung
10 10. Pulau Bidadari
11 11. Penjelasan
12 12. Kamar Berantakan
13 13. Tidak Ikut ke Kota
14 14. Dibawa ke Kota
15 15. Victoria's Secret
16 16. Ghibah Semalam
17 17. Dua Puluh Empat Jam
18 18. Nola Sakit
19 19. Jujur Pada Boss
20 20. On The Way Semarang
21 21. On The Way Semarang
22 22. On The Way Semarang
23 23. On The Way Semarang
24 24. Tiba di Semarang
25 25. Tidak Berguna
26 26. Sebagai Harem
27 27. Izin Pulkam
28 28. Sama-sama Pergi
29 29. Teman Karib
30 30. Pulang
31 31. Bapak dan Anak
32 32. Nihil
33 33. Zoan Sakit ?
34 34. Menyusul
35 35. Bantuan Bertubi
36 36. Diskusi
37 37. Rawat Peluk
38 38. Rambut Baru
39 39. Ke Pantai
40 40. Fin
41 41. Back to Semarang
42 42. Penginapan Semarang
43 43. Batal Ikut..
44 44. Ditemani Ayunda
45 45. Mendapat Pelanggan
46 46. Jadilah Tamengku
47 47. Bersepeda di Kota Lama
48 48. Kabar Duka
49 49. Pindah Pesawat
50 50. Tukar Tujuan
51 51. Menjaga
52 52. Paviliun
53 53. Marah dan Canda
54 54. Pulang ke Rumah Penginapan
55 55. Kemas Kamar
56 56. Menjadi Harem
57 57. Kemajuan
58 58. Razia dan Inspeksi Mendadak
59 59. Dibawa Polisi
60 60. Di Mana
61 61. Rawat Total
62 62. Sedia?
63 63. Sah Rawat Total
64 64. Bincang
65 65. Mogok
66 66. Bantuan
67 67. Saling Rindu?
68 68. Dering Bell
69 69. Bukan Harem
70 70. Luka
71 71. Doa Bersama
72 72. Terkuak
73 73. Interogasi Pribadi
74 74. In Good Condition
75 75. Tidak Ramah
76 76. Selingkuh
77 77. Kapan Dicerai...
78 78. Wanita Cantik
79 79. Berpisah
80 80. Tidak Dijemput?
81 81. Diasingkan
82 82. Lunas
83 83. Pahamilah
84 84. Pasangan Serasi
85 85. Melamar
86 86. Mudik
87 87. Sah
88 88. Bermesra
89 89. Otewe Kepulauan
90 90. The End
Episodes

Updated 90 Episodes

1
01. Wacana Ganti Boss
2
02. Boss Pengganti Datang
3
03. Interview
4
04. Tulis Namaku
5
05. Tulisan Siapa?
6
06. Tontonan Horor
7
07. Zoan
8
08. Orang Pintar
9
09. Baju Berkerudung
10
10. Pulau Bidadari
11
11. Penjelasan
12
12. Kamar Berantakan
13
13. Tidak Ikut ke Kota
14
14. Dibawa ke Kota
15
15. Victoria's Secret
16
16. Ghibah Semalam
17
17. Dua Puluh Empat Jam
18
18. Nola Sakit
19
19. Jujur Pada Boss
20
20. On The Way Semarang
21
21. On The Way Semarang
22
22. On The Way Semarang
23
23. On The Way Semarang
24
24. Tiba di Semarang
25
25. Tidak Berguna
26
26. Sebagai Harem
27
27. Izin Pulkam
28
28. Sama-sama Pergi
29
29. Teman Karib
30
30. Pulang
31
31. Bapak dan Anak
32
32. Nihil
33
33. Zoan Sakit ?
34
34. Menyusul
35
35. Bantuan Bertubi
36
36. Diskusi
37
37. Rawat Peluk
38
38. Rambut Baru
39
39. Ke Pantai
40
40. Fin
41
41. Back to Semarang
42
42. Penginapan Semarang
43
43. Batal Ikut..
44
44. Ditemani Ayunda
45
45. Mendapat Pelanggan
46
46. Jadilah Tamengku
47
47. Bersepeda di Kota Lama
48
48. Kabar Duka
49
49. Pindah Pesawat
50
50. Tukar Tujuan
51
51. Menjaga
52
52. Paviliun
53
53. Marah dan Canda
54
54. Pulang ke Rumah Penginapan
55
55. Kemas Kamar
56
56. Menjadi Harem
57
57. Kemajuan
58
58. Razia dan Inspeksi Mendadak
59
59. Dibawa Polisi
60
60. Di Mana
61
61. Rawat Total
62
62. Sedia?
63
63. Sah Rawat Total
64
64. Bincang
65
65. Mogok
66
66. Bantuan
67
67. Saling Rindu?
68
68. Dering Bell
69
69. Bukan Harem
70
70. Luka
71
71. Doa Bersama
72
72. Terkuak
73
73. Interogasi Pribadi
74
74. In Good Condition
75
75. Tidak Ramah
76
76. Selingkuh
77
77. Kapan Dicerai...
78
78. Wanita Cantik
79
79. Berpisah
80
80. Tidak Dijemput?
81
81. Diasingkan
82
82. Lunas
83
83. Pahamilah
84
84. Pasangan Serasi
85
85. Melamar
86
86. Mudik
87
87. Sah
88
88. Bermesra
89
89. Otewe Kepulauan
90
90. The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!