05. Tulisan Siapa?

Ketiga lembar tisu yang semula terlipat, telah dibuka sempurna oleh pak boss baru. Mengibas tisu beberapa kali sambil memandang ketiga pembantunya bergiliran.

"Ini tulisan siapa?" tanya boss baru. Menunjuk lembar tisu yang berisi tulisan RIDWAN ARIL ke arah geng pembantu, dipandanginya mereka bertiga sekaligus.

Nola, Murni dan Ossa saling berpandangan. Mereka bertiga justru seperti ingin tertawa. Menyadari kesalahan menulis bisa jadi telah mereka lakukan.

"Tulisan saya itu, pak boss,," jawab Murni mengakui. Tidak lagi mampu menahan senyum lebarnya. Merasa sendiri jika telah salah menulis.

"Kenapa namaku tidak sekalian kamu tulis Ridwan Kamil saja?" tegur boss baru tanpa sedikit pun tersenyum.

"Salah ya, pak? Yang benar apa?" tanya Nola menyela. Sudah tidak sabar menunggu, seberapa benar dan salah tulisannya.

Boss baru memandang Nola dengan picingan tajam matanya. Mengacuhkan tanya Nola dengan kembali mengacungkan lembar tisu berikutnya.

"Ini, tulisan siapa?" lanjut tanya boss baru. Membuka lembar tisu yang ada tulisan Ri Johan Najil yang diacungkan kepada mereka bertiga.

"Nama pak boss yang saya tulis itu, betul atau tidak, pak?" tanya Nola berbinar. Wajahnya sedang tersenyum penuh harap.

Boss baru yang arrogant itu kembali mengacuhkan respon Nola. Kini menunjuk pada lembar tisu yang terakhir. Membuka lebar dan mengarahkan lagi kepada mereka bertiga.

Ossa berdebar, tentu saja itu milikknya. Agak was-was dengan apa yang sudah ditulis di sana. Bisa jadi benar, atau justru salah total.

"Nama pak boss yang saya tulis itu, benar apa tidak, pak?" tanya Ossa yang serupa dengan cara Nola bertanya.

Boss baru tidak menjawab. Meletakkan ketiga lembar tisu di atas meja depan Murni. Mengeluarkan dompet dan mencabut salah satu kartu dari dalamnya. Sebuah kartu bank dilemparkannya di meja berdekatan dengan tisu.

"Kamu, Marni. Bacakan namaku." Boss baru memandang pada Murniati.

Meski dengan hati penuh gerutu, boss baru suka-suka menyebut nama Murni jadi Marni, tapi begitu perhitungan dengan namanya sendiri. Diambil dan dilihatnya jugalah kartu bank itu.

"Reizoan Azril !" Murniati telah membaca nama boss baru yang tertulis di kartu bank dengan lantang.

Meletak perlahan ke meja kembali, menatap Nola dan Ossa penuh senyuman. Mungkin Murniati sedang merasa konyol pada tulisannya sendiri.

"Pilihlah, di antara ketiga tisu itu, mana yang menurutmu paling benar untuk penulisan namaku?" boss baru memandang Murniati dengan ekspresi menyuruh.

Tangan Murni perlahan mengulur pada tumpukan tisu dan memilih. Selembar tisu telah dipilih dan dipegangnya.

"Ini menurutku yang paling mendekati, pak boss," ucap Murni sambil mengulur selembar tisu pada boss baru.

"Kamu kasih pada penulisnya," ucap pak boss sambil memajukan dagunya yang nampak bekas bercukur dan bersih.

Murniati menoleh. Memandang sebentar pada Nola, kemudian pada Ossa dengan mengulurkan tisu yang dipilihnya.

Ossa melebarkan mata meski telah juga menduganya. Nama boss yang dituliskan adalah yang mendekati kebenaran. Dan memang telah diyakininya.

"Ossa yang menulisnya agak benar, pak boss," ucap Murni. Boss baru tampan itu menaikkan sebelah alisnya pada Murni.

"Apa pendidikan kamu?" tanya boss baru. Matanya memandang pad Murni.

"Diploma satu tata boga, pak," sahut Murni dengan bangga.

"Kamu,,?" tanya boss pada Nola.

"Sarjana tidak tamat, pak," sahut Nola tanpa nada pongah dan bangganya.

"Tidak tamat?" ulang boss baru terheran.

"Saya dirayu sama mantan suami saya. Mantan suami saya orang Aceh, pak." Nola menjawab dengan galau.

"Lalu?" boss baru merasa tertarik. Tidak menyangka jika Nola ternyata seorang janda, bahkan memiliki pengalaman pendidikan.

"Suami saya itu tentara masuk desa, pak.Saya kepincut. Nikah siri deh... Diajakin ke mana-mana, saya justru suka. Kuliah yang sudah tujuh semester, rela saya tamatin sendiri. Ternyata dia kembali ke Aceh ninggalin saya. Masih untung saya nggak sempat hamil, pak,," Nola bercerita sekaligus berkeluh kesah pada boss barunya. Wajah ceria itu sedang bermendung sesaat.

Tidak ada tanggapan sepatah kata pun dari boss baru. Justru kini matanya telah bertukar sandar pada Ossa. Nola merasa begitu menyesal telah bercerita segalanya.

"Kamu?" Boss baru menunjuk Ossa dengan dagunya.

"Diploma perhotelan, pak,," jawab Ossa dengan jelas.

"Diploma berapa?" desak boss baru.

"Ahli Madya, pak boss," jawab Ossa tersenyum.

"Tamat ?" tanya boss baru dengan mata memicing.

"Tamat dong, pak. Tidak ada tentara satu pun yang masuk ke desa saya," sahut Ossa berseloroh.

Sudah diduga, wajah boss baru datar saja. Tidak ada sambut respon pada segala keterangan dari ketiga pembantunya. Meski diam-diam merasa salut pada kakak lelakinya. Arzaki sudah cukup selektif mencari pekerja untuk rumah dan penginapan.

"Ossa, coba tunjuk lagi tulisan kamu," ucap boss baru sekali lagi dengan memajukan dagunya saja.

Ossa membentang kembali tissu kusut yang sempat diremas-remas tidak sadar, saat menjawab segala tanya boss baru yang tampan di depannya. Bahkan tulisan nama dengan ejaan Rei Zoan Azril yang 98% mendekati kebenaran itu, nampak berlenggok dan agak susah dibaca.

"Jadi sudah sangat jelas tugas kalian. Meski untuk sementara juga harus serabutan." Boss baru mulai menjelaskan tugas kerja masing-masing.

"Marni, kamu memegang bagian konsumsi. Nola kamu melayani tamu hotel dan kamarnya. Dan Ossa, kamu menerima tamu dan mengatur penyediaan kamar."

"Akan kutambahkan satu orang lagi. Untuk bagian laundry dan kebersihan."

"Serta satu orang lelaki, untuk menjaga pos dan pagar di depan."

"Saat aku datang, penginapan sangat tidak aman dan tidak terjaga. Kalian tidur mendengkur di belakang dengan nyenyak. Bagaiman bisa kalian tidur pulas seperti itu? Apa kalian merasa sudah aman? Kalian tidak sadar jika di area wisata ini masih banyak kasus kriminalitas?" tanya boss baru mencecar. Dan memang seperti itulah kenyataannya.

"Kami tahu itu, pak boss. Minta maaf dengan kelalaian kami ini." Murni menanggapi dengan pengakuan jujurnya.

Bahkan Murni juga tidak pernah lupa. Kurang lebih tiga tahun lalu, penginapan ini pernah didatangi segerombol perampok. Untung security saat itu cukup cerdas. Berhasil menghubungi seorang polisi yang bertugas di kepulauan Seribu, dan polisi datang cepat tepat waktu. Sehingga perampokan waktu itu, gagal total dilakukan. Lebih bersyukur lagi, tidak pernah terjadi perampokan lagi di kemudian hari. Hingga detik ini..

"Oke, kalian bertiga baik-baiklah di rumah. Aku akan ke kota mengambil dua orang pekerja dari agency."

"Aku akan kembali nanti malam," ucap boss pengganti sambil bergerak berdiri.

"Pak boss, ini masakan saya tidak di makan? Anda tidak mencobanya?" tanya Murniati dengan risau. Kecewa jika lelahnya tidak mendapat apresiasi.

"Kalian makan saja. Aku tidak selera," ucap boss pengganti sambil berlalu dengan abai. Lupa dengan bagaimana kecewanya perasaan tukang konsumsi.

"Mak, aku lapar. Boleh tidak kuhabiskan semuanya?" tanya Ossa dengan duduk cepat-cepat.

Selain untuk menghibur, tapi rasanya sungguh lapar dan lelah. Boss pengganti sangat lama membuat mereka berdiri. Hingga lelah kaki menyangga bergantian antara kanan dan kiri.

Kini mereka telah makan dan berusaha tidak peduli. Mengabaikan sikap boss pengganti yang bersikap arrogant sekali.

"Mak, aku nggak jadi beli ponsel. Uang bonus dari pak Arzaki akan kubelikan baju-baju bagus saja sebagian. Demi kelancaran bertugas," ucap Ossa tiba-tiba.

"Kamu akan ke kota?" tanya Murni di sela sibuk makannya.

"Ah, jauh sekali ke Jakarta kota, mak. Aku nyari online saja. Di bukabapak atau di bling-bling saja,," jawab Ossa sambil mengeluarkan ponselnya. Mak Murni terbengong memandang kroco cantiknya, tak paham.

Nola menjewer telinga Ossa tiba-tiba.

"Aduuuuh," keluh Ossa terkejut.

"Ngomong yang betul. Bikin orang tua bingung saja," tegur Nola dengan terus menjewer sengaja.

"Di Bukalapak dan di Blibli, maak,,!" ralat Ossa dengan cepat. Nola memang terbiasa menjewer telinga jika dirinya tidak benar berbicara.

"Siapa yang akan ke kota? Aku nitip belikan cincin,,," tanya Murniati kemudian. Nola memandang seketika padanya.

"Tenang, mak. Jika penginapan buka, biasanya kamu disuruh belanja ke pasar besar. Pergilah kamu, mak. Tapi aku nitip,," sahut Nola dengan wajah berbinar.

"Nitip apa kamu, Nol?" Murni memandang Nola penasaran.

"Belikan vitamin-vitamin di apotik, mak. Untuk kehamilanku,," ucap Nola berbisik. Khawatir jika boss pengganti datang kembali dan mendengar.

Murniati menghela nafas dan mengangguk.

"Iya, Nol. Kamu tulis saja semua nama vitaminnya. Aku takut salah," ujar Murni menyanggupi. Nola pun mengangguk.

"Ossa, kamu ingin nitip nggak?" tanya Nola pada Oqtissa. Gadis yang ditanya menggeleng.

"Enggak, mbak. Aku beli online saja," sahut Ossa buru-buru. Sedang memotong empal empuk dengan garbu dan pisau. Sepertinya gadis itu memang sedang kelaparan.

Terpopuler

Comments

M akhwan Firjatullah

M akhwan Firjatullah

astaga astaga bukabapak...atau bling-bling...Aiya perutku keram eui

2023-03-08

0

M akhwan Firjatullah

M akhwan Firjatullah

huhahaha ossa lucu banget...tidak ada tentara yg masuk k desa saya pak ... hahahaha lucu dan polos

2023-03-08

0

M akhwan Firjatullah

M akhwan Firjatullah

hahahaha Ridwan Aril...kok bukan eril sih... ngakak atuh gaes

2023-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 01. Wacana Ganti Boss
2 02. Boss Pengganti Datang
3 03. Interview
4 04. Tulis Namaku
5 05. Tulisan Siapa?
6 06. Tontonan Horor
7 07. Zoan
8 08. Orang Pintar
9 09. Baju Berkerudung
10 10. Pulau Bidadari
11 11. Penjelasan
12 12. Kamar Berantakan
13 13. Tidak Ikut ke Kota
14 14. Dibawa ke Kota
15 15. Victoria's Secret
16 16. Ghibah Semalam
17 17. Dua Puluh Empat Jam
18 18. Nola Sakit
19 19. Jujur Pada Boss
20 20. On The Way Semarang
21 21. On The Way Semarang
22 22. On The Way Semarang
23 23. On The Way Semarang
24 24. Tiba di Semarang
25 25. Tidak Berguna
26 26. Sebagai Harem
27 27. Izin Pulkam
28 28. Sama-sama Pergi
29 29. Teman Karib
30 30. Pulang
31 31. Bapak dan Anak
32 32. Nihil
33 33. Zoan Sakit ?
34 34. Menyusul
35 35. Bantuan Bertubi
36 36. Diskusi
37 37. Rawat Peluk
38 38. Rambut Baru
39 39. Ke Pantai
40 40. Fin
41 41. Back to Semarang
42 42. Penginapan Semarang
43 43. Batal Ikut..
44 44. Ditemani Ayunda
45 45. Mendapat Pelanggan
46 46. Jadilah Tamengku
47 47. Bersepeda di Kota Lama
48 48. Kabar Duka
49 49. Pindah Pesawat
50 50. Tukar Tujuan
51 51. Menjaga
52 52. Paviliun
53 53. Marah dan Canda
54 54. Pulang ke Rumah Penginapan
55 55. Kemas Kamar
56 56. Menjadi Harem
57 57. Kemajuan
58 58. Razia dan Inspeksi Mendadak
59 59. Dibawa Polisi
60 60. Di Mana
61 61. Rawat Total
62 62. Sedia?
63 63. Sah Rawat Total
64 64. Bincang
65 65. Mogok
66 66. Bantuan
67 67. Saling Rindu?
68 68. Dering Bell
69 69. Bukan Harem
70 70. Luka
71 71. Doa Bersama
72 72. Terkuak
73 73. Interogasi Pribadi
74 74. In Good Condition
75 75. Tidak Ramah
76 76. Selingkuh
77 77. Kapan Dicerai...
78 78. Wanita Cantik
79 79. Berpisah
80 80. Tidak Dijemput?
81 81. Diasingkan
82 82. Lunas
83 83. Pahamilah
84 84. Pasangan Serasi
85 85. Melamar
86 86. Mudik
87 87. Sah
88 88. Bermesra
89 89. Otewe Kepulauan
90 90. The End
Episodes

Updated 90 Episodes

1
01. Wacana Ganti Boss
2
02. Boss Pengganti Datang
3
03. Interview
4
04. Tulis Namaku
5
05. Tulisan Siapa?
6
06. Tontonan Horor
7
07. Zoan
8
08. Orang Pintar
9
09. Baju Berkerudung
10
10. Pulau Bidadari
11
11. Penjelasan
12
12. Kamar Berantakan
13
13. Tidak Ikut ke Kota
14
14. Dibawa ke Kota
15
15. Victoria's Secret
16
16. Ghibah Semalam
17
17. Dua Puluh Empat Jam
18
18. Nola Sakit
19
19. Jujur Pada Boss
20
20. On The Way Semarang
21
21. On The Way Semarang
22
22. On The Way Semarang
23
23. On The Way Semarang
24
24. Tiba di Semarang
25
25. Tidak Berguna
26
26. Sebagai Harem
27
27. Izin Pulkam
28
28. Sama-sama Pergi
29
29. Teman Karib
30
30. Pulang
31
31. Bapak dan Anak
32
32. Nihil
33
33. Zoan Sakit ?
34
34. Menyusul
35
35. Bantuan Bertubi
36
36. Diskusi
37
37. Rawat Peluk
38
38. Rambut Baru
39
39. Ke Pantai
40
40. Fin
41
41. Back to Semarang
42
42. Penginapan Semarang
43
43. Batal Ikut..
44
44. Ditemani Ayunda
45
45. Mendapat Pelanggan
46
46. Jadilah Tamengku
47
47. Bersepeda di Kota Lama
48
48. Kabar Duka
49
49. Pindah Pesawat
50
50. Tukar Tujuan
51
51. Menjaga
52
52. Paviliun
53
53. Marah dan Canda
54
54. Pulang ke Rumah Penginapan
55
55. Kemas Kamar
56
56. Menjadi Harem
57
57. Kemajuan
58
58. Razia dan Inspeksi Mendadak
59
59. Dibawa Polisi
60
60. Di Mana
61
61. Rawat Total
62
62. Sedia?
63
63. Sah Rawat Total
64
64. Bincang
65
65. Mogok
66
66. Bantuan
67
67. Saling Rindu?
68
68. Dering Bell
69
69. Bukan Harem
70
70. Luka
71
71. Doa Bersama
72
72. Terkuak
73
73. Interogasi Pribadi
74
74. In Good Condition
75
75. Tidak Ramah
76
76. Selingkuh
77
77. Kapan Dicerai...
78
78. Wanita Cantik
79
79. Berpisah
80
80. Tidak Dijemput?
81
81. Diasingkan
82
82. Lunas
83
83. Pahamilah
84
84. Pasangan Serasi
85
85. Melamar
86
86. Mudik
87
87. Sah
88
88. Bermesra
89
89. Otewe Kepulauan
90
90. The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!