Sore ini matahari begitu hangat, angin berhembus membawa aroma kas tahu goreng milik pedagang cantik gadis yang lahir 21 tahun lalu.
Pembeli pun tampaknya begitu sarat memenuhi emperan toko. Salma yang sejak siang tadi melayani pembeli tak terlihat lelah sedikit pun, malah dia begitu ramah dan sering tersenyum yang menjadi kunci sukses cara berdagang.
Abi pun tak tinggal diam. Dia ikut andil juga, seperti membalik tahu atau membuat bumbu goreng. Abi sangat menyukai kegiatan hari ini. Setelah semua pembeli mendapatkan pesanan tahu goreng, mereka pergi. Abi melihat dahi Salma yang basah karena berkeringat dikerumuni pembeli tadi. Tanpa minta izin dulu ia mengambil tisu dan mengelap keringat Salma. Sontak ini membuat reaksi Salma gelagapan dibuatnya. Entah mengapa jantungnya memacu lebih cepat dari biasanya. Salma menatap pemilik hidung mancung itu. Dua mata bertemu dan saling pandang. Seolah sorotan mata cowok di depannya menghipnotis dirinya.
"Singkirkan tanganmu dari mukaku!" Sentak Salma ketiga sadar apa yang telah dilakukan Abi itu tindakan yang lancang.
Abi buru - buru menarik tangannya. "Aku hanya mengelap keringat mu saja. Seharusnya kamu berterima kasih padaku."
Salma menyebik, "Siapa yang suruh," Salma mematikan kompor dan meniriskan gorengan yang terakhir.
Selama menanti pembeli berikutnya Abi dan Salma ngobrol banyak seputar kehidupan masing - masing.
Salma sejak lulus SMA sudah kehilangan orang tuannya, mereka terpisah di halte, bus yang dikendarai orang tuanya meninggalkan Salma dan Egi saat membeli sesuatu di mini market. Semenjak itu ia memutuskan untuk berbisnis tahu goreng demi menghidupi dirinya dan Egi yang masih kecil. Salma mendapatkan modal dari pengusaha tahu bernama Cak To. Orangnya baik dan suka menolong.
Mendengar kisah singkat Salma yang tak mudah putus asa, membuat Abi semakin tertarik dengannya.
"Benar - benar calon kekasih ideal." batin Abi.
"Kalau kamu sendiri, bagaimana ceritanya kamu bisa menjadi gelandangan?" terlontar begitu saja dari mulut Salma pertanyaan itu. Salma yang awalnya cuek sedikit menurunkan egonya.
Lain halnya dengan Abi, ia adalah pria konglomerat yang berpura - pura menjadi miskin, tentu ia akan mengarang cerita mengatakan pada Salma kalau dirinya diusir keluarga karena terlilit hutang. Abi tak bilang kalau dirinya kembar 5.
Tak terasa waktu jam makan malam pun tiba.
Menu kali ini berbeda dengan semalam. Ada sayur bening dan ikan lele. Salma tak bisa masak yang aneh-aneh, tapi bagi Abi ini santapan yang lezat. Abi menikmati bahkan ia nambah lagi.
Selesai makan malam, Salma istirahat di kamarnya. Sementara Egi berdiam diri di kamar, ia tengah menghitung uang hasil bekerja beberapa hari yang lalu.
Egi sebenarnya siang tadi tak langsung pulang, ia mampir dulu ke toko milik orang cina. Ia bekerja sampingan membersihkan toko. Egi kepingin mobil mainan seperti milik Doni, karena ia tahu kakaknya tak punya uang jadi Egi memutuskan untuk mengumpulkan uang sendiri. Egi tak cerita hal ini pada kakaknya, ia hanya bilang ada jadwal tambahan saat ditanya pulang telat.
Abi tanpa sengaja mengetahui Egi menjejer uangnya yang terbilang cukup banyak.
"Wah, banyak banget uang kamu! Pasti kakak kamu yang memberikan ini semua,"
Egi langsung menarik lengan Abi dan menyuruhnya untuk tutup mulut. "Stttt ... jangan bilang ke kak Salma ya, ini bukan uang pemberiannya, aku mendapatkan uang ini sendiri." Egi memang sangat jujur dan polos.
Abi mengernyitkan dahi tak paham. Kemudian Egi bercerita kalau dirinya sudah dua minggu ini bekerja tanpa sepengetahuan kakaknya.
Abi terperangah tak percaya dengan bocah di depannya yang nekat bekerja yang seharusnya bermain bersama teman - temannya. Egi bilang selain ingin mobil mainan, uang yang ia kumpulkan akan ia simpan untuk kebutuhan sekolah. Jadi sewaktu - waktu bisa ia ambil tanpa merepotkan kakaknya.
Mendengar cerita Egi, Abi ingin membantu Salma mencari tambahan penghasilan.
Keesokan paginya, Abi lebih awal bangun ketimbang kemarin, ia ingin menyampaikan niatnya untuk bekerja. Tapi sepertinya nihil, ia sudah berusaha bangun lebih awal tetap saja kalah dengan seisi rumah.
Salma bersiap mengambil tahu di rumah cak To tiba-tiba Abi menahan montor Salma.
"Salma, eum, ada yang ingin aku bicarakan denganmu?"
"Nanti saja, aku sedang buru- buru!"
"Aku ... " belum selesai mengucapkan keinginannya, Salma sudah melaju dengan motor matiknya.
Abi yang setiap pagi nya sibuk dengan laptop dan ponsel kini merasa jenuh berdiam diri sambil menunggu. Setelah sarapan dengan menu tahu goreng seadanya, Abi mandi.
Tak lama kemudian Salma pulang. Ia mengeluarkan bungkusan dan memberikannya pada Abi.
"Hanya ini yang aku beli."
Abi menerima dan segera mengeluarkan semua isi bungkusan itu. Ada ****** ***** dan celana pendek masing - masing dua pasang. Semuanya berukuran XL.
"Ini pas, kamu tahu ukuran tubuhku?" Abi memperlihatkan koloran itu di udara.
Salma menahan malu tapi ia terlihat cuek saja. "Tidak. Aku hanya mengira saja." Salma menggaruk kepalanya, agar si cowok sok akrab ini tak kepedean Salma lekas mengubah topik pembahasan. "Kamu bilang ada yang ingin kamu bicarakan denganku, katakan sebelum aku sibuk!"
Abi melipat kembali dan akan mengenakan nanti sore.
"Terima kasih sebelumnya atas kebaikan yang kamu berikan padaku. Langsung ke intinya saja. Aku akan tetap tinggal di sini." belum selesai Abi menyampaikan unek-uneknya Salma memotong.
"Tidak boleh. Apa kata warga nanti jika aku menampung pria asing di rumah kontrakan!"
"Aku belum selesai Salma, kamu tinggal bilang saja kalau aku ini sepupumu yang baru datang dari kota."
Salma melotot ke arahnya yang sukses membuat Abi makin suka.
"Tenang Salma, aku minta izin padamu untuk tinggal sementara waktu di rumahmu. Untuk itu aku ingin bekerja agar mendapatkan penghasilan tambahan dan akan menyerahkan semuanya padamu. Anggap saja sebagai ongkos uang sewa selama aku menumpang hidup di sini."
Mendengar penuturan Abi yang masuk akal juga, membuat dirinya harus menerima kehadiran Abi sebagai sepupu palsu.
Salma mengantar Abi ke perusahaan tahu milik cak To yang letaknya 100 meter dari rumah Salma.
"Aku lihat pria itu tinggal bersamamu sejak kemarin sore, siapa dia?" tanya Aden penuh selidik, seolah dirinya tak terima ada cowok ganteng yang menyaingi dirinya. Aden sudah lama menaruh hati pada Salma, tapi Salma selalu menolak untuk menerima bentuk apa pun yang mengarah ke cinta.
"Sepupu ku yang baru datang dari kota." sahut Salma sesuai kesepakatannya dengan Abi jika ada yang bertanya.
"Sepupu? Sepupu dari siapa? Aku kenal betul kamu sejak berada di desa ini, yang ku tahu keluarga kamu hanya Egi." Aden seperti tak terima dengan jawaban Salma.
"Eum," Salma jadi bingung sendiri mau membantah apa.
Abi tahu Salma sedang dirundung pertanyaan, ia mendatangi mereka.
"Halo, sepupu Salma! Kamu masih di sini?"
Salma mendelik tegang. Buru-buru ia berakting. "Hai, sepupu Abi! Ini aku juga mau pergi."
Aden melihat seksama wajah mereka yang tidak ada kemiripan sama sekali. Aden curiga dan berniat menyelidiki dalam diam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Mulaini
Aden bersaing secara sehat dong sama sepupu Abi untuk mendapatkan cinta Salma hihihi...
2023-03-19
0
Radya Arynda
samangaaaat caaantik👍💪💪💪💪
2023-03-08
0
Aisyah ais
nextt
2023-02-05
0