Sampai pesanan bakso mereka diantarkan penjual, Gwen masih asyik membuka-buka slide dalam gadget di tangannya, dan sesekali terlihat jika gadis itu sedang mengetik. Aldo tidak berani mengganggu Gwen jika sudah tenggelam dalam gadgetnya, dan laki-laki itu mulai menyeruput lemon tea kemudian mulai menikmati bakso. Bau uap bakso menggoda hidung Gwen, dan gadis itu melihat ke arah mangkok yang ada di depan Aldo.
"Kamu terbiasa Al.. menikmati makanan favoritku tanpa ajak-ajak..." Gwen segera meletakkan gadget di samping tangannya, dan gadis itu segera mengambil mangkok bakso dari depan Aldo.
"He.. he.. serius sih kamu tadinya, tidak berani aku membangunkan macan yang sedang fokus bekerja. Bagaimana... by the way, ada PR tidak..?" sambil terus menikmati makanannya, Aldo kembali bertanya pada gadis itu. Sesekali, lemon tea diseruput juga olehnya.
"Ada PR dari Mister Joe ternyata, tapi aman... barusan langsung aku kerjakan, dan sudah aku unggah. Tapi aku lihat dulu, di jok motorku ada pakaianku tidak. Jika ada.. aku ikut.. tapi jika tidak ada, mau tidak mau aku harus pulang ke rumah Al.." sambil mulai menggigit bakso di mulutnya, Gwen menjawab pertanyaan Aldo.
"Hemmph... okaylah jika begitu. Kamu tidak perlu pulang ke rumah untuk ambil baju. Karena aku sudah hafal, jika kamu sampai masuk rumah, dan ketahuan kakekmu, pasti kamu tidak jadi keluar rumah. Mendingan aku minta Asep keluar untuk mengambilkan baju di butik nyokapku... Tunggu sebentar.." Gwen hanya tersenyum mendengar kata-kata Aldo. Berkali-kali Gwen terpaksa membatalkan janjinya untuk keluar, karena melihat ada kakek atau pamannya di rumah.
Tidak lama kemudian, terlihat Aldo menghubungi teman laki-lakinya yang bernama Asep dengan menggunakan ponselnya. Laki-laki itu terlibat pembicaraan dengan Asep via panggilan ponsel..
"Datang ke butik Rose tempat nyokap. Bilang siapkan pakaian casual untuk Gwen..." perintah Aldo pada Asep.
"Okay aku akan telpon tante dulu untuk menyiapkan, baru aku ke sana. Jadi aku tidak perlu menunggu, tinggal ambil dan membawanya kembali ke base camp." ukuran baju Gwen memang sudah dihafal oleh mama dari laki-laki tampan di samping Gwen itu. Dan tidak pernah ada protes keberatan dari mamanya, yang penting bisa melihat Aldo senang dan bahagia, mama laki-laki itu sudah sangat puas.
"Bagaimana Al.. aku sudah terlalu sering merepotkan tante Rossa.. Kirim nomor rekening Ald.. aku transfer biaya pakaian untukku. Masa aku selalu mendapatkan gratisan dari mamamu.." Gwen merasa keberatan,
"Halah.. segera lanjutkan makanmu.. kita pasti sudah ditunggu oleh teman-teman lainnya." melihat mangkok di depannya kosong, Aldo segera meletakkan uang ratusan ribu di atas meja, dan langsung diambil oleh penjual bakso.
"Sisanya mau kembali, atau digabung dengan deposit mas Aldo.." penjual bertanya tentang kembaliannya.
"Ambil saja pak..." melihat Gwen juga sudah menyelesaikan makan dan minumnya, Aldo langsung menggandeng tangan gadis itu dan membawanya ke base camp.
**********
Dari arah base camp, tatapan anak-anak yang berkumpul itu terpaku melihat kedatangan Gwen dan Aldo. Mereka selalu senang memperhatikan keserasian dua anak muda itu, yang satu sangat cantik dengan kulit bersihnya. Sedangkan Aldo, dengan rambut panjang yang sering diikatnya terlihat tampan, dan layak bersanding dengan Gwen. Hanya ada tatapan sengit dari salah satu anak gadis yang ada di tempat itu, karena merasa jealous dengan kedekatan antara Aldo dan Gwen.
"Tomm... atur untuk nanti malam, aku dan Gwen akan ikut berlaga. Habis adzan Maghrib, kita segera menuju ke sirkuit Sentul.. Untukmu, pakai motormu sendiri, atau aku perlu kirimkan motor ke lokasi Gwen..." Aldo membuat pengaturan, dan sekaligus bertanya pada Gwen.
"Lhah.. aku bawa motor gini, masih juga bertanya. Tentu saja aku akan bawa motorku sendiri dong ke lokasi balapan, masak aku akan bonceng kamu, terus motorku diangkat pakai truk gitu..." Gwen duduk berselonjor, dan menyandarkan punggung di pagar tembok yang ada disampingnya.
Aldo tersenyum masam, sebenarnya dia yang menginginkan agar berboncengan dengan gadis itu. Tetapi Gwen selalu memiliki banyak alasan untuk menolak ajakannya, Meskipun casing gadis muda itu casual, dan tomboy.. namun dari sisi pergaulan, Gwen masih sangat berhati-hati dan melindungi dirinya. Selain menyukai balap liar, Gwen juga ikut oleh raga taekwondo, jadi laki-laki yang akan mendekatinya berpikir beberapa kali.
**********
Beberapa Saat Kemudian
Mengenakan celana jenas dan jaket kulit, dengan dalaman kaos menutupi leher, Gwen terlihat sangat memukau. Tante Rossa mama Aldo, dapat memilihkan pakaian yang tepat untuk Gwen, melihat situasi yang akan dihadapinya. Para anak muda di base camp sampai tidak berkedip melihat kecantikan Gwen yang tampak terpancar keluar itu, namun ketika Aldo melihat ke arah mereka, mereka segera mengalihkan pandangan.
"Asep... bawa motorku, aku yang akan memboncengkan Gwen menuju ke sirkuit.." Aldo melemparkan kunci motornya ke arah Asep. Gwen melihat ke arah Aldo sebentar, namun mengingat jauhnya jarak yang akan ditempuhnya, akhirnya gadis itu menjadi terdiam.
Tidak lama kemudian, Gwen sudah berada di belakang Aldo. Kedua tangan Gwen melingkar di pinggang laki-laki itu, karena jika Gwen tidak melakukannya, ketika motor itu berjalan, dengan sendirinya tubuhnya akan condong dan terjatuh ke depan.
"Ayuk kita berangkat..." Aldo segera memberi kode.
"Brrrr... broom... broom..." tidak lama kemudian, lima sepeda motor itu sudah dengan cepat, masuk ke jalanan di sepanjang ibukota.
Orang-orang di komplek itu hanya geleng-geleng kepala melihat mereka melintas, karena bagaimanapun sudah banyak donasi dan materi dari keluarga Aldo yang didonasikan di wilayah tempat itu. Jadi meskipun keberadaan putra dari pengusaha itu sering membuat kebisingan, para warga tetap menghormati mereka dan mengabaikannya.
"Gwen..., nanti kamu tidak perlu memaksakan diri ya. Ada pembalap dari kota Denpasar yang ikut join nanti di sirkuit Sentul. Katanya sih, meskipun perempuan, tetapi sudah banyak sirkuit balap ditaklukkannya, termasuk sirkuit Mandalika di Lombok." sambil terus mengemudi, Aldo menyampaikan beberapa pesan.
"Lihat nanti saja deh Al.. jika perempuan itu tidak memancingku, aku akan aman Al.. Namun jika, aku melihatnya perempuan itu berulah, maka.. jangan tanya lagi. Aku tidak akan pernah membiarkan siapapun bisa mengintimidasiku. Jangan sebut namaku Gwen Elvaretta, jika ada yang bisa menindasku.." dengan dingin, Gwen menanggapi perkataan Aldo.
Laki-laki muda itu tersenyum diam, dan tidak lagi berkomentar. Iring-iringan motor itu terus melintas di jalan raya, dan dengan ahlinya mereka menukik dan melintasi kendaraan yang melintas tersebut. Gwen menyandarkan sisi kepalanya di punggung Aldo, dan laki-laki itu terlihat sangat senang dan bangga mendapatkan perlakuan seperti itu dari gadis yang dicintainya.
***********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
Naufal Tan Arsenio
sirkuit mandalika thor...semangat
pernah kesini thor?
2023-06-20
1
💞🎗Yannie🎗💞
saya suka klo cerita ny anak sekolahan 👍👍😘😘💪💪
2023-05-10
0
0316 Toiyibah,S,Pd.
lanjut
2023-04-27
0