Lampu penerangan di sirkuit Sentul yang ada di Bogor malam itu sangat terang. Karena kekuasaan orang tua Aldo, dan juga beberapa orang tua dari pengguna sirkuit malam ini, tempat itu bisa bebas untuk mereka gunakan. Aldo segera menghentikan motor di kerumunan beberapa anak muda, dan tampak ada perempuan cantik yang berpakaian seksi mendekati laki-laki muda itu.
"Hi... Ald, dengan siapa malam ini. Wow... ratu Gwen kah yang memiliki kehormatan bisa berada dalam pelukanmu malam ini.." sambil menepukkan telapak tangan di tangan Aldo, gadis cantik dan seksi bernama Moana berkomentar tentang Gwen.
"Hmmph... bisa tidak mulutmu malam ini diam, aku lagi sensi melihat perempuan yang merendahkan diri, merayu laki-laki. Pakai menyinggungku segala, tidak adakah topik yang lain.." dengan garang mata Gwen memindai tajam ke arah Moana. Aldo tersenyum melihat mereka, namun tidak ada upaya darinya untuk menghentikan perselisihan kecil itu. Aldo malah berjalan meninggalkan mereka berdua, bergabung untuk menemui penjaga sirkuit di waktu malam hari.
"Mas Aldo... boleh pakai circuit untuk balapan malam ini, tetapi demi unsur safety, maka setiap motor balap yang turun diwajibkan memasang dan menyalakan lampu. Meskipun telah dipasangi penerangan, tetap harus ada dukungan dari lampu motor yang ikut bertanding. Jika no... maka balapan malam ini akan saya gagalkan. " seorang laki-laki menyambut Aldo dengan bicara tentang ketentuan penggunaan.
"Baik Om Fajar... aku akan kondisikan pada semua yang akan turun balapan." Aldo kemudian bertepuk tangan, dan ada sekitar sepuluh orang yang mendatangi anak muda itu. Setelah melihat semua yang akan adu nyali malam ini berkumpul, ....
"Siapapun yang akan turun bertanding, untuk melakukan balapan malam hari, tingkat konsentrasi akan lebih dibutuhkan ketimbang balapan yang digelar siang hari. Hal ini didasari karena banyak blind spot yang lebih banyak. Di samping itu, kondisi mata pembalap juga ikut menentukan kelayakan seorang pembalap untuk ikut serta dalam gelaran ini. Terkait hal tersebut, semua wajib menyalakan lampu motor, jika tidak maka akan saya diskualifikasi dari balapan malam ini. Siapa yang tidak setuju..?" dengan suara lantang, Aldo menyampaikan informasi persyaratan.
Beberapa anak muda saling berpandangan dan mengangkat kedua bahu mereka ke atas, tetapi tidak ada yang memprotes aturan yang disampaikan oleh Aldo.
"Okay... karena tidak ada yang bersuara, aku katakan kita semua sudah sepakat bukan? Sekarang posisikan kalian beserta motor kalian masing-masing, kita akan mulai balapan malam ini.." akhirnya Aldo segera mengatakan jika balapan akan segera dimulai.
"Setuju..." beberapa orang berteriak serempak, dan segera berlari menuju ke motor mereka masing-masing.
Demikian juga dengan Gwen, gadis itu segera melemparkan tas punggungnya ke Asep untuk menyimpannya. Gadis muda itu segera mengambil helm, kemudian mengenakan di kepalanya,
"Kancing dengan benar pengaitnya Gwen... kita tidak boleh mati atau celaka konyol di sirkuit. Kita yang harus menundukkannya.." tiba-tiba Aldo sudah memegang pengait helm, dan memasangkan pengait itu di leher Gwen.
Setelah itu, Aldo tampak mengamati penampilan Gwen dari atas sampai bawah, dan setelah memastikan keamanan gadis itu, akhirnya Aldo segera berjalan menuju ke motornya. Tampak Moana berjalan ke depan, dengan membawa slayer dan bendera warna kuning. Gadis itu memang selalu menjadi umbrella girl di setiap pertandingan balapan baik mobil maupun motor. Hanya karena ada Aldo, gadis cantik itu bersedia turun untuk menjadi pengibar slayer di awal pertandingan.
*********
Sesaat Kemudian
Gwen yang sudah memahami karakter motor Ducati yang dibawanya, tersenyum sambil menepuk bahu motor beberapa kali. Tenaga dan kecepatan di trek lurus adalah hal yang harus dimanfaatkan oleh pembalap Ducati. Hal itu selalu diingat oleh Gwen, sehingga gadis itu akan menggeber motor ketika berada pada trek lurus. Selain keunggulan, kelemahan motor Ducati juga selalu diingat oleh gadis muda itu.
"Ketika berkendara dengan Ducati kau harus mengambil keuntungan dari keunggulan motor ini, yakni tenaga dan kecepatannya," kata Casey Stoner yang mencermati kegagalan Jorge Lorenzo dalam pertandingan selalu diingat oleh Gwen.
"Kelemahan Ducati adalah saat masuk tikungan, aku harus mengendalikan diriku." batin Gwen.
Ketika bendera di tangan Moana berkelebat, Gwen segera memutar gas yang ada di tangan kanannya, dan Aldo tersenyum melihatnya ketika anak muda itu melaju lebih dulu daripada Gwen. Gadis itu tetap santai dan tidak tergiur untuk berlari kencang di awal-awal pertandingan. Sekitar lima belasan motor sudah mendahului Gwen, dan gadis itu masih terlihat seperti bermain-main saja. Tampak dua pembalap perempuan, yang langsung datang dari Denpasar, tampak menoleh ke arah Gwen seakan mengejek gadis itu.
"Hemmph... aku akan menaklukkanmu girl.. lihat saja setelah tikungan." Gwen hanya tersenyum mencibir ketika dua perempuan itu menggeber motor di sampingnya.
Tidak lama kemudian, setelah melewati tikungan pertama, tangan kanan Gwen tampak bergetar. Gadis itu dengan berani memutar stang motor di tangan sebelah kanan.
"Broom... broom..." suara knalpot motor Gwen terdengar meraung keras, dan ketika tikungan sudah aman terlewati, Gwen kembali terus menggeber knalpot dan gas motornya.
Tanpa kendali, motor yang dijalankan Gwen melintas dengan cepat, dan mulai menyalip motor-motor yang meliuk di depannya. Dengan penuh confident, sama sekali berubah menjadi Gwen yang berbeda, Gadis itu tidak mempedulikan rekan pembalap yang lain. Motor Ducati yang dikendarainya, memang bukan isapan jempol belaka. Ketika memasuki trek lurus, dengan cepat, Gwen mengendalikan stang motor, dan tubuh gadis itu meliuk mengikuti arah motor yang dikendarainya.
"Woi... jangan sombong... lihat aku.." tiba-tiba ketika masuk di tikungan kedua, pembalap dari Denpasar menikung, dan merapat ke motor Gwen. Tetapi gadis itu cerdas, bukannya terpancing untuk melakukan hal yang sama, Gwen malah mengurangi kecepatan motornya, dan membiarkan gadis Denpasar itu mendahuluinya. Selain pembalap perempuan, banyak pembalap lain yang berhasil melewati Gwen. Namun gadis itu tidak pernah peduli, karena bukan kemenangan yang sebenarnya ingin didapatkan. Dengan menggeber motor dengan kencang, ada sesuatu yang menggenapi dan masuk ke relung hatinya,
Beberapa saat kemudian, ketika tikungan kedua sudah terlewati, Gwen kembali menggeber motornya. Berada kembali di trek lurus, motor Ducati Gwen kembali merajai motor-motor yang lain, dan terlihat motor yang dibawa Aldo masih lebih jauh berada di depannya. Akhirnya 14 tikungan, dengan rincian kanan 9 dan kiri 5 berhasil dilewati dengan sukses oleh Gwen, dan akhirnya para pembalap itu memasuki garis finish...
"Prok.. prok.. prok..." tepuk tangan, dan hingar bingar suara musik mengiringi para pembalap yang sudah masuk garis finish.
Gwen dengan santai membawa motornya ke pinggir, mencari tempat yang agak longgar.
"Gwen..., bergabunglah dengan para pembalap lainnya, kamu menang di peringkat dua. peringkat pertama masih dipegang Aldo..." Asep berteriak memanggil gadis itu. Gwen melihat ke arah jam tangannya, dan ternyata tanpa sadar waktu sudah di atas pukul 21.00.
"Hadeh... sudah lebih jam 21.00, aku harus cabut nih. Jika tidak, Om Andrew akan menghukumku..." merasa sudah malam untuk pulang, Gwen tidak menanggapi Asep. Gadis itu malah kembali memutar stang kanan ke bawah, dan Gwen meninggalkan circuit untuk kembali ke rumah,
***********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
Puji Lestari
Keren bgt critanya.... 🥰🥰
2023-05-08
1
0316 Toiyibah,S,Pd.
Lanjut
2023-04-27
0
abdan syakura
Happy morning, Thor!
Msh subuh disini...
Semungut!!🥰🥰💪
2023-02-28
0