Menikah Dengan Peria Kaya
Lusi masuk ke sebuah kamar dengan susah payah karna ia masih memakai gaun pengantin dan ia melihat lantai di kamar itu di penuhi dengan bunga dan bahkan sudah di desain seromantis mungkin agar pasangan yang baru menikah itu dapat menikmati malam pertama mereka namun ketika lusi mengingat tentang pertemuan dengan sang suami.
"Mungkin malam ini aku hanya akan tidur sendiri, tak mungkin dia mau menyentuh ku karna kami menikah tidak di dasari atas rasa cinta."
Lusi mengangkat gaunya lalu berjalan ke kasur King size itu dan ia langsung merebahkan tubuhnya. Dan teringat apa yang terjadi padanya berapa minggu lalu dan akar permasalahn ini semua karna ibu tirinya yang menjualnya.
Felesbek on
Lusi adalah seorang anak yang terlahir dari seorang pembantu yang tak sengaja di hamli oleh majikannya yang bersetatus sudah menikah dan bahkan istrinya tengah nengandung 2 bulan waktu itu dan pada akhirnya ayahnya menikahi ibunya sebagai istri ke dua namun meski demikian ibunya di situ sama saja dengan pelayan, ia tidur di kamar pelayan dan bahkan melakukan pekerjaan pelayan tanpa di gaji sama sekali.
Hingga lusi lahir gadis itu di perlakukan berbeda dengan kakaknya yang walau hanya berbeda 2 bulan namun ayahnya lebih memperhatikan kakaknya nisa di banding dia yang ia anggap hanya sebagai beban keluarga apa lagi kakaknya selalu mendapat peringkat pertama di sekolah membuat ayahnya sangat bangga dan menyekolahkanya di sekolah swasta yang di mana anak yang bersekolah di sana hanya orang kaya hingga ia lulus SMA, sedangkan Lusi ia bersekolah di sekolah negeri dan karna tak sepandai kakaknya ia tak mendapat beasiswa justru kakaknya yang mendapat beasiswa bersekolah di Universitas Harvard amerika serikat .
Ketika nisa pergi berkuliah lusi mulai membantu mamanya dengan bekerja paruh waktu di sebuah supermarket sebagai kasir, walau uang yang ia hasilkan tak banyak namun sangat cukup untuknya membelikan makanan yang layak untuk ibunya dan dia karna mereka selama ini hanya makan makanan sisa.
Di malam berbintang lusi tengah menunggu martabak manis dan martabak biasa yang ia pesan, jadi ia berencana ingin memberikan kejutan untuk mamanya seperti yang di lakukan oleh mamanya dulu ketika ia ulangtahun.
"Mas udah belum martabak saya??" Mas tukang martabak menoleh pada Lusi.
"Memang mau butuh cepat neng???" Lusi mengangguk sambil terus melihat jam pada tangannya
"Ya, soalnya buat kue ulangtahum mama saya dan sebentar lagi jam 12 malam."
Mas martabak itu segera membungkus milaiknya "Ini neng, jadi semuanya 30 ribu..."
lusi menerima dan tersenyum lalu memberikan 50 ribu pada penjual itu "Makasih mas..." pada saat bapak itu akan memberikan kembalian pada lusi, gadis itu segera menolaknya
"Gak usah mas, buat masnya aja." Tukang martabak itu terkejut sedangkan lusi hanya tersenyum "Saya pulang dulu mas." Lalu lusi segera pergi dengan gembiranya.
Pada saat ia membuka pintu rumah yang besar itu ia terlihat bahagia namun ia seketika terdiam ketika mendengar ibu tirinya tengah bertengkar dengan ayahnya di depan kamar utama sedangkan di belakang ayahnya ada sang ibu dengan pakayan yang berantakan.
Lusi yang melihat hal itu sontak berlari menghampiri mamanya "Ada apa ini..." renata tersenyum miring mealihat lusi "Oh akhirnya kamu pulang yah, katakan pada ibu mu untuk jangan suka main tidur dengan suami saya."
Sandra menatap istrinya tajam dan berbicara dengan sedikit meninggi "Renata!!" Sedangkan renata langsung menoleh pada sandra "Mas, sekarang kamu sudah berani membela ****** ini..."
Lusi tak terima ibunya di hina seperti itu lalu ia memeluk ibunya dan kini hatinya sangat marah dan sudah cukup lama dia diam namun kali ini ia tak mungkin diam.
"Hey nona, jaga mulut anda. Saya sangat menghargai anda sebagai nona rumah ini dan bahkan saya juga tak masalah di pekerjakan tanpa di bayar di rumah ini namun jika anda sudah berani menghina mama saya, saya tak bisa tinggal diam. Sebaiknya anda jaga omongan anda karan omongan anda itu tak sopan sama sekali , mama saya mau tidur sama bapak saya itu tak masalah karna mama saya masih istri bapak saya."
Renata tersenyum miring "sekarang kamu mulai berani melawan nyonya rumah ini yah..." Suara renata mulai meninggi.
sedangkan Sandra segera memeluk Renata "Sudahlah sayang kita bicara di dalam saja, dan untuk mu lusi bawa mama mu ke kamarnya dia pasti sudah lelah."
Lusi menjawabnya dengan kesal "Bapak gak suruh pun lusi pasti akan membawa mama pergi." Lusi menarik tangan mamanya sedangkan sandra membawa renata ke kamar untuk bicara.
Sesampai lusi dan mamanya di kamar, ia langsung menoleh pada ibunya "Mama, lusi tau mama masih sering melayani papa ketika lusi tak ada. tapi lusi sangat mohon pada mama untuk berhenti sekarang, lusi tak mau mama di hina seperti itu lagi, lusi sangat sayang sama mama"
Mina terlihat sedih "Tapi nak, ini sudah termasuk kewajiban mama sebagi istri." Lusi tak habis pikir dengan mamanya yang mudah sekali di bodohi ayahnya"Mah udah deh, jangan bahas kewajaiban mama , coba aja mama pikir baik baik selama ini pernahkah peria itu menafkahi mama??"
Mamanya terdian lalu lusi kembali berbicara "Gak kan, dia bahkan tak pernah mengakui kalau mama sebai istrinya apa lagi aku sebagai anak, hannya aku saja yang memaksakan diri untuk memanggilnya ayah dan tak pernah satupun ia menganggap aku anaknya." Lusi terlihat begitu kecewa
Mamanya kembali mau bicara "Tapi lusi..." belum selesai ibunya bicara lusi sudah mulai muak.
"Udah deh ma lusi capek, mama di kasihtau tak pernah mau mengerti. Mungkin ketika lusi papa jual baru mama bisa membuka mata mama." Lusi dengan kesal menaruh martabak tadi ke atas meja lalu ia berjalan meangambil handuk untuk segera mandi.
Mamanya terdia ketia melihat bungkus martabak dan terang bulan yang lusi bawa dan ia teringat dulu juga ia sering membelikan maertabak ketika lusi berulang tahun ia jadi merasa bersalah pada putrinya itu namun lusi sudah marah ia mungkin takan berbicara pada mamanya untuk berberapa hari.
Besoknya seperti biasa lusi akan membantu mamanya memsak di pagi hari sedangkan ayahnya dan ibu tirinya kini sudah terlihat akur dan sekarang sedang menonton tv, hingga sebuah telfon masuk dan sandra segera mangangkat panggilan itu di luar namun tak lama ia keluar kini ia kembali masuk dan wajahhya kali ini terlihat marah "Renata sekarang kamu kemari!!!".
Renata sedikit terkejut mendengar suara suaminya yang besar "Ada apa sayang??" Ia menghamiri sandra.
Sedangkan peria itu terlihat marah "Apa kamu berhutang pada pak Andreas!!"
Renata seketika terdiam dan ia pun bersandiwara "Tidak kok, saipa yang bilang pada mu." Sandra sudah sangat marah "Apa kamu gila, memang gaji ku belum cukup unyuk mu."
Renata berusaha mengelak "Siapa bilang sih aku meminjam aku sama sekali tak meminjam padanya !!"
Sandra memijat pelipisnya yang mulai pusing "Jadi menurut mu pak Andreas itu berbohong." sandra berjalan mengambil tongkat golofnya lalu memukul guci guci yang ada di hadapanya sedangkan renatap seketika ketajutan begitu juga dengan lusi dan mamanya karan ini kali pertama mereka melihat Sandra yang marah besar.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
martina melati
permisi author...
terdpt typo dbab1 saya agak sedikit kurang nyaman membacanya... pria, golf, karena, ketakutan dan lain2...
2024-10-17
0