Setelah sarapan lusi memutuskan untuk menonton di ruang tamu sedangkan andreas ia bersiap untuk berangkat kerja, lusi prlahan merindukan sosok mamanya namun di sisi lain perjanjian itu melarangnya untuk berhubungan lagi bersama ibunya.
Lusi menoleh di sekitarnya "Andai saja mama bisa tinggal bersama kami mungkin hidupnya takan kesusahan dan ia bisa menikmati masa tuanya. Namun dia kembali ke kampung halamannya juga sudah bagus, di sana ada adiknya yang akan memperlakukannya dengan baik dan masa tuannya akan bahagia."
Tak lama dari kejauhan radit menghampirinya "Permisi nona, tuan ingin aku memberikan ini pada mu." Radit memberikannya dua buah kertas.
Lusi menerimanya "Ini apa??" Radit mulai menjelaskan "Aturan di rumah ini nona, dan di belakangnya membahas mengenai apa saja tugas nona sebagai seorang istri dan wajip untuk di lakukan."
Lusi mendengus kesal "Baiklah akan ku baca, kamu boleh kembali."
Lusi mulai membaca dari lembaran pertama yang di mana di lembaran itu mengatkan jika lusi tak bolah membawa orang yang tak di kenal ke dalam rumah, lusi juga tak boleh memelihara hewan, lusi juga di larang pulang di atas jam 7 malam, lusi harus wajip melapor jika ada keluarga yang datang berkunjung mau itu kakeknya, ayah atau adik tirnya dan istri. Dan jika lusi melanggar itu akan mendapat hukuman.
Lusi tersenyum miring, lalu ia membuka lembaran satunya yang di mana mengatakan jika lusi wajip menyiapkan sarapan untuk Andreas mau itu pagi maupun malam, gadis itu juga harus bisa bersikap anggun di hadapan teman bisni Andreas,lusi juga harus bisa merawat dirinya, dia juga di juga di wajibkan untuk melapor jika dia sedang sakit atau sebagainya, dia juga di larang untuk bergosip mau itu bersama pelayan atau orang orang di sekitar aparteman untuk menjaga nama baik andreas, serta ia juga di larang untuk mencium atau berpelukan dengan peria lian selian dia dan yang terakhir gadis itu di minta untuk melayani andreas satu minggu 3 kali namun jika ada halangan misalnya lusi datang bulan, atau sakit, serta hamil Andreas bisa menoleransinya untuk tak meminta haknya.
Dan tak jauh beda dengan perjanjian yang di awal jika ia melanggar ia akan mendapat hukuman, entah apa itu lusi tak tau pasti namun dari seluruh peraturan itu membuat lusi merasa hidup di neraka.
Tak lama terlihat andreas yang turun dari lantai dua apartemen lalu ia berjalan keluar ia tampak tak mempedulikan lusi dan langsung keluar dari rumah setelah andreas keluar baru lusi berteriak .
"Dasar manusia sialan jika saja kamu bukan suami ku mungkin sudah ku ti*am kamu dari belakang dan daging mu akan ku buat bakso, ususmu akan ku buat sate, tulang mu kan ku buat sup!!!"
Lusi terlihat begitu kesal, sedangkan andreas masih bisa kendengar suaranya dari luar ia tampak santai, berbeda dengan Radit yang mulai merinding dan berguma dalam hati 'Apa tuan ku memilih seorang istri psikopat .'
Andreas menghela napas panjang "Ayo kita berangkan Radit." Andres pun segera pergi di ikuti Radit.
...***...
Waktu berlalu lusi mulai bosa menonton dan ia memutuskan untuk kembali ke kamar ia menoleh pada sudut ruangan di mana banyak kado yang di beriakan oleh para teman bisnis Andreas, namun lusi sedang tak mau membukannya dan memutuskan untuk berbaring di kasur namun ia terkejut ketika mrlihat sebuah kartu hitam yanga da di atas meja.
Lusi mengambil kartu itu lalu memperhatikan kartu itu "kartu apa ini, ini baru pertama kalinya aku melihat kartu hitam seperti ini dan juga bahannya tak seperti Kartu ATM pada umumnya."
Tiba tiba mandangannya tertuju pada kertas yang jatuh ke lantai mungkin terjatuh karna angin, karna teras kamar mereka terbuka lebar.
Lusi meraih surat itu lalu mulai membacanya "Gunakan dengan sebaik baiknya." Lusi tersenyunm miring.
"Rupanya dari peria menyebalkan itu." Lusi merebahkan tubuhnya ke kasur lalu ia mulai menutup matanya.
Ia tiba tiba teringat kejadian semalam lalu ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya "Dia menyerang begitu dadakan aku bahkan belum siap sama sekali."lusi menghembuskan napasnya pelan lalu melepas tangannya dari wajahnya lalu mulai menutup matanya.
...***...
Di kantor Andreas tengah sibuk berkerja namun tiba tiba ia di kejutkan ketika pintu ruangnya tiba tiba terbuka dengan keras dan memperlihatkan seorang gadis yang membuat Andreas lansung menatapnya tajam.
"Apa mau mu ke mari." Gadis itu menutup pintu lalu berjalan menghampiri andreas "Ada yang mau aku bicarakan pada mu."
Andre kembali fokus pada pekerjaanya "Maaf aku sedang sibuk kamu keluar saja Zahra."
Zahra bukanya keluar ia justru semakin mendekat pada andreas dengan berjalan ke samping peria itu dan dengan kasarnya ia kangsung duduk di pangkuan peria itu.
Andreas sedikit terkejut pada saat ia akan bicara Zahra langsung membungkam Andraes dengan bi*irnya dan mulai melu*atnya.
Sedangakn andreas yang memang seorang peria normal apa lagi di pancing seperti ini siapa yang tak mau, andre yang masih memiliki rasa sayang paa Zahra mulai membalas ciuman Zahra.
Andre mulai perlahan melepas pakaian zahra karan ia sudah tak tahan namun pintu sudah lebih dulu terbuka olah Radit "Tuan untuk mi..." perkatanya terhenti melihat dua orang itu.
Sontak andreas yang sadar jika Radit datang langsung melepas ciamanya dan menjuhkan dirinya pada Zarha dan mereka mulai gugup, Zahra memperbaiki pakaianya "Aku Keluar dulu."
Lalu Zahra segera keluar sedangkan Radit ia masit terdiam dan tak percaya jika tuannya itu sudah melakukan hubungan terlarang dengan adik iparnya.
Andreas menatap Radit "Tadi apa yang mau kamu katakan??" Radit berusaha memfokuskan dirinya lalu kembali menjelaskan.
"Untuk miting hari ini di undurkan besok dan untuk jatwal bertemun klien malamnya nanti di undurkan ke jam 5 sore karna klien itu harus kembali ke Amerika malamnya karna ada keperluan mendadak."
Andre mengangguk "Baiklah, kamu boleh kembali." Radit langsung mengundurkan dirinya dan di luar ia akhirnya bisa bernapas lega "Aku tak habis pikir mengenai tuan , padahal sudah punya istri cantik dan baik, tapi masih aja mau punya adiknya."
Sedangkan andreas di dalam ia terlihat frustasi, karna tiba tiba perasaan lama telah kembali padahal ia sudah berusaha melupakan Zahra namun ia tak bisa membohongi perasaanya yang masih mencintai wanita itu.
"Apa tak papa jika aku kembali melanjutkan hubungan ini." Andre berpikr lagi.
"Lalu bagai mana jika ayah tau, atau kakek. Aku bisa di hajar habis habis-habisan."namun andre tak bisa berbohon pada hatinya yang berdebar debar ia mulai frustasai namun tiba tiba terdengar suara pesan yang masuk dari layar hpnya pada saat ia membuka hpnya rupanya dati Zahra.
Pada saat di bukanya "Temui aku di Hotel xx ada yang mau ku bicarakan padamu." Andre terdiam membaca pesan itu.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments