Malam itu lusi tidur hanya mengenakan gaun pernikahanya karna dia sudah cukup lelah dan tak sanggup lagi untuk mengganti pakayannya apa lagi hanya untuk pergi mandi, dan di tengah malamnya Andreas baru kembali ke rumah dengan dasi yang sudah ia lepas dan dua kancing baju atasnya terbuka.
Ia terkejut melihat lusi "Kenapa dia belum juga melepas gaunnya, dengan gaun yang besar itu kamu sudah menguasi seluruh kasur yang seharus kamu bagikan pada suami mu."
Andreas mengacak acak rambutnya lalu rambutnya berubah berantakan "Sepertinya aku perlu mandi." Andre berjalan ke kamar mandi lalu langsung mandi.
Ia melepas seluh pakaiannya lalu berdiri di bawak Shower dan langsung menyalakanya lalu kepalanya menghadap ke atas ia menikmati deras air yang turun sambil menutup matanya.
Padahal malam ini ia ingin sekali membuat lusi di bawahnya dan men*esah kenikmatan karna permainannya, ia ingin juga mengeluarkan miliknya di dalam milk lusi , ia ingin membuat malam yang dingin ini berubah menjadi panas.
Ia membuka matanya "Sudah bertahun-tahun aku harus melakukannya sediri namun kenapa sekarang aku harus menunda malam pertama ku."
Andreas mematikan keran Shower lalu ia berjalan ke luar lalu ia mengenakan bathrobenya setelah itu ia mengambil sebuah handuk kecin untuk mengeringkan rambutnya yang basah.
Sesampai di luar pandangannya langsung tertuju pada lusi "Aku takkan melepaskan mu malam ini."
Andreas mendekat ke ranjang lalu perlahan ia menaiki gadis itu dan hal pertama ia lakukan ialah melepas seluruh pakaian lusi, namun anehnya tidur lusi sama sekali tak tergangegu membuat Andreas tersenyum miring.
"Kita lihat sampai kapan kamu bisa menutup mata mu itu."
Andre melepas bathrobenya lalu ia mulai mencium tubuh lusi dari atas sampai ke bawah dan gadis itu juga merasakan hal yang aneh namun ia belum juga terbangun mungkin karna dia masih sangat lelah dan sesekali de*ahan kecil keluar dari mulut lusi ketika andre mulai membuatnya menikmati perminan itu.
Guma lusi dalam tidurnya 'Perasaan apa ini, kenapa aku merasa ada seseorang yang menyentuh ku...' namun lusi yang lelah tak mau membuka matanya.
Setelah selesai membuat banyak tanda di tubuh lusi, kini Andreas sudah siap dan sudah membuat aba aba untuk memasukan joni "Kita lihat apa kali ini kamu masih bisa tertidur."
Andreas menusuk miliknya masuk goa kecil dan sempit itu "Sial.., sempit sekali..." lusi mulai merasa kesakitan sontak ia membuka matanya.
Karna pandanganya masih belum jelas jadi apa yang ada di hadapannya masih kabur dan pada saat Andreas sudah berhasil memasukan miliknya baru lusi dapat melihat Andreas jelas.
"Tuan... andre ahhh...."
Setelah berhasil masuk Andre mulai menggerakannya secara perlahan sedangkan lusi mulai men*esah kenikmatan.
Malam itu Andre sama sekali tak memberikan kesempatan agar lusi dapat istirahat ia terus barmain hinga ha*ratnya yang sudah ia tahan sekian lama terpuaskan dan bahkan sudah berkali kalali ia melepaskan di dalam sehingga membuat lusi kewalahan.
Besoknya lusi terbangun dan dia baru sadar jika ia berada dalam pelukan peria itu, ia sempat terdiam lalu ia teringat kejadian semalam yang membuatnya kewalahan, untuk bergerak saja sangat kesulitan.
"Aku ingin pergi mandi tapi pinggang ku masih terasa sakit, jangankan untuk berjalan bangkit saja aku sudah tak sangup."
Tak lama terdengar suara yang menyahutnya "Apa kamu mau ku antar.." sontak lusi mengangkat kepalanya sedikit hinga padangannya tertuju pada wajah andreas.
"Tak perlu, aku akan pergi sediri." Andreas mulai membuka matanya lalu menoleh ke arah lusi "Jangan memaksakan diri mu jika tak sanggup dan juga tak perlu malu karan aku juga sudah puas melihat dan menikmati tubuh mu itu."
Seketika wajah lusi memerah "Yasudah kalok gitu cepat antarkan aku."
Andre perlahan turun dari ranjang ia terlihat tanpa mengenakan sehelai benang pun membuat lusi terkejut namun peria itu tanpa basa basi langsung mengangkat lusi sedangkan gadis itu sedikit mematung.."
"Ada apa dengan wajah jelek mu itu??" Lusi menjawabnya dengan gugup "It..it.itu belalai hidung gajah..."
"Jangan sebarang bicara, itu bukan belalai hidung gajah, tapi itu namanya joni yang sudah membuat mu men*esah semalaman..."
lusi langsung menutup mulut andre "Jika bicara perkataannya di sensor dog jangan ceplas cepos gitu." Andre hanya tersenyum lalu mereka masuk ke kamar mandi.
Setelah mandi wanita itu segera menggantipakayannya lalu menyiapkan pakaian andre karan peria itu akan berangkat bekerja setelah itu baru ia keluar dan pada saat ia menuruni tangga terlihat radit yang mengeluarkan berapa bungkus makanan dari sebuah keresek.
"Selamat pagi pak Radit." Sontak radit menoleh pada lusi ia terkejut karna wanita itu hannya mengenakan celana pendek dan baju putih yang tipis dan bahkan di sekitar leher dan pahanya terlihat bekas kepemilikan Andreas.
Sontak ia memalingkan wajahnya yang memerah sedangkan lusi mendekat lalu mengambil alih keresek itu "Apa tuan mu yang meminta mu membeli ini." Lusi membuak bungkus isi makanan itu.
Radit menjawabnya sambil terus memalingkan wajahnya "Tidak, ini dari tuan besar. Katanya pelayan yang dari sana baru pindah hari ini jadi ia kawatir nona tak sempat memasak jadi ia meminta ku membelikan berberapa makanan."
Lusi menghitung tiap bungkus makanan itu "Loh kok cuman ada dua, punya mu mana??.."
Tak lama terdengar suara dari arah kejauhan, andre datang dengan hanya mengenakan bathrobe sontak lusi dan Radit menoleh padanya"Aku tidak sarapan dengan makanan berat." Andre menunuju kulkas lalu membukanya dan mengambil berberpa sayur dan roti untuk di buatkan sandwich.
"Wow.., baiklah kalu begitu besok besok aku akan membuatkan sarapan ala orang bule untuk mu." Lusi berjalan dan mengambil dua piring dan sendok lalu menyajikannya dia tas meja.
Andre memperharhatikan lusi diam diam ia mengambil satu buah piring dan sedok "Radit ayo makan, entar makanannya dingin gak enak lagi di makan lo."
Radit terlihat kebingungan mau menurut atau tidak karna lusi itu kini istri dari taunnya dan seharusnya yang duduk bersama gadis itu adalah andres namun peria itu tampak tak peduli pada lusi yang sedang makan, jadi setelah menyiapkan sarapanya ia berjalan ke depan TV lalu segera menyalakan siaran TV.
Radit sedikit kebingungan kenapa dua sepasang suami istri yang baru nikah ini tidak sarapan bersama, padahal mereka juga sudah menghabiskan malam bersama kenapa sikap mereka seperti ini, acuh taka cuh.
Sedangkan lusi ia terlihat menikmati makanannya begitu juga dengan Andreas berbeda demgan Radit yang kebingungan dan berguma dalam hati "Perasaan, pada saat di tumah kakek mereka terlihat sangat dekat tapi kenapa jauhan gini lagi apa mungkin mereka sedang berekting marah marahan."
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments