BAB 4
**Flashback**
Mobil sport mewah berwarna navy membelah jalanan ibu kota yang sepi, tidak biasanya pria ini terlambat bangun. Dia selalu disiplin akan waktu, karena bagi pebisnis sepertinya waktu adalah uang dan peluang, ya untuk mengembangkan bisnis dan ekspansi ke beberapa lini yang baru. Apalagi dia memegang kendali atas dua perusahaan yang dirintis ayahnya.
Dariel Janesh Bradley, resmi memimpin Hotel Grup RB dua tahun yang lalu, setelah belajar dan menimba ilmu beberapa tahun, akhirnya mengemban tugas besar yang diserahkan sang ayah Rayden Bradley.
Sesekali ia pun masih diberi tugas tambahan menggantikan tugas saudari kembarnya Dwyne Juliette Bradley sebagai Chief Marketing Officer, kedua saudara kembar itu diwajibkan belajar keras untuk mewarisi perusahaan keluarga.
“Huh lagi-lagi tugas dari papah.” Dariel memandang layar pada dasboard mobil, pemberitahuan surel diterima.
Mobil kesayangannya terparkir sempurna di pelataran salah satu hotel. Pria ini hampir setiap hari mengganti mobil, koleksi mobil sport adalah kegemarannya sejak menjalani pendidikan di Universitas.
Niatnya ingin memikat para wanita, ya benar banyak dari kaum cantik itu ingin mendapat kasih sayang atau bahkan hanya ikut menumpang di kuda besinya pun cukup. Namun Dariel pria penyayang ini tidak serampangan memilih calon istri, ia tidak suka wanita yang mengejar materi, karena Dariel hidup bukan hanya untuk pasangan tetapi sebagai anak laki-laki satu-satunya di keluarga wajib menjaga ibu dan dua saudarinya, apalagi adik bungsu yang masih menjalani masa pendidikan.
“Siang bos, eh pagi maksudnya bos.” Sapa asisten Indra, asisten yang dipercaya oleh Papa Rayden untuk mendampingi putranya.
“Maklum om anak muda, ada kabar apa hari ini om? Pembebasan tanah di Lombok Tengah? Pembangunan hotel di kawasan Mandalika harus dimulai sebelum akhir tahun ini.” Jelas Dariel, ia memiliki projects besar bersama Matt Grup dan Konstruksi milik pamannya Adam Bradley.
“Sabar bos, kita lagi tahap akhir, persetujuan dari masyarakat dan pemerintah setempat oke, dana kompensasi sudah turun. Oh iya bos ada hal penting dari Nyonya Nayla, wajib saya sampaikan. Ini bos.” Asisten Indra menyimpan iPad tepat di depan bos mudanya, tapi tanpa melihat atau membaca Dariel mendorong dan mengembalikan benda tipis itu.
“Bacakan saja om, poin pentingnya.” Titah Dariel.
“Siap bos, yakin ya? Jangan menyesal bos. Nanti diakhir menyesal, iyalah kalau di awal namanya pendaftaran. Eh maaf bos.” Asisten Indra mulai membuka surat elektronik yang dikirim Mama Nayla untuk Dariel, tertera data calon istri mulai dari foto, nama lengkap, golongan darah sampai ukuran alas kaki.
“Nama Fredella Dominique, usia 20 tahun, status mahasiswi Fakultas Kimia, eh bos ini Fredella teman Nona Muda Denna, bos masih ingat?.” Asisten Indra membaca satu persatu informasi mengenai calon istri bos mudanya.
“Siapa namanya fe, fedel feo, hah kenapa ada orang tua memberi nama anak mereka sulit dilafalkan. Tunggu marga Dominique? Artinya anak Tuan Dominique tapi kenapa Clarissa tidak pernah cerita apapun kalau dia memiliki saudara perempuan?. Lanjutkan saja om, ingat poin penting. Waktu kita 15 menit sebelum rapat dimulai.”
“Siap bos muda. Saat ini Nona Fredella memasuki semester akhir bos, hobi menulis novel online dan traveling. Cukup sekian bos.”
Kedua pria berbeda usia itu bergegas pergi ke hotel lain yang menjadi tempat rapat penting dilaksanakan.
Dariel menggandeng Bobby Armend, sahabatnya untuk membantu membuat iklan spektakuler yang bertujuan mendongkrak pemasukan hotel dan cafe yang di kelolanya.
Rapat ini berjalan cukup lama, demi menghasilkan sesuai target, Bobby Armend tidak main-main menggarap kerjasama ini, ia juga tidak ingin merugi sepeserpun, modal yang dikeluarkan sangat besar. Apalagi memakai jasa aktris terkenal sebagai ambasador.
“Aku percaya, hasilnya bagus. Semangat bro.” Dariel menepuk bahu rekan sekaligus sahabatnya. Mereka tumbuh bersama, berbagi makanan dan saling menjaga satu sama lain. Sayang sebagai saudara sudah pasti melekat pada hati masing-masing.
Ditengah kesibukan meninjau hotel, rumah sakit lalu terakhir cafe. Dariel menyempatkan waktu menghubungi wanita tercintanya, wanita yang selalu menjadi sumber hidup dan penyemangat, wanita yang berani berteriak dan menarik telinganya hingga panas menjalar ke seluruh kepala.
Dariel : “Halo cantik, lagi apa ? mau oleh-oleh apa?.”
Mama Nayla : “Mama tahu masih muda dan cantik tapi cara kamu ini mau jadi korban pukulan papa lagi? Kamu pulang cepat hari ini kita ke Birmingham, mama kangen sama Denna.”
Dariel : “Aku yang selalu ada di samping mama tapi mama lebih kangen Denna. Aku pulang sekarang.”
Menggunakan pesawat priadi, Mama Nayla, Dariel serta Denver anak sulung Dewa dan Dwyne bertolak ke Inggris. Setiap bulan ibu tiga anak itu rutin mengunjungi putri bungsunya, tapi kali ini Mama Nayla memiliki misi khusus.
Rencananya yang telah disusun bersama sang suami sejak lama tidak akan dibiarkan gagal, dan harus berhasil. Bahkan tanpa sepengetahuan Dariel, ibunya itu mengepak banyak pakaian untuk Dariel tinggal lebih lama di Inggris.
Pesawat mendarat tepat saat matahari terbit, belasan jam dalam burung besi terasa jenuh bagi Dariel. Beberapa jam waktunya dia habiskan hanya duduk sembari bekerja dan bekerja, salah satu sifat workaholic yang tidak bisa hilang dari keturunan Bradley.
Ketiganya tersenyum senang memasuki mansion utama Bradley, Dariel dan Denver langsung melesat ke kamar dan menikmati istirahat mereka. Sementara Mama Nayla sibuk menghubungi Denna, merencanakan sesuatu dengan putrinya itu.
Seakan baru saja Dariel menutup mata dan menikmati empuknya kasur, kedua telinga harus rela mendengar jeritan sang mama.
“DARIEL JANESH BRADLEY, BANGUN SEKARANG JUGA. JEMPUT ADIKMU SEKARANG JUGA !!!!.”
“Mah, dia sudah besar ada sopir yang selalu mengantar jemput kenapa aku?.”
“Dariel, ayolah sayang. Jemput Denna, memangnya kamu tidak penasaran sama calon istri? dia sahabatnya Denna, ya setidaknya lihat lebih dekat.” Paksa wanita paruh baya itu.
Tanpa semangat dan terpaksa, Dariel menuruti semua keinginan wanita tersayangnya itu. Ia pun memang ingin tahu seperti apa rupa calon istrinya.
Lama menunggu sampai menggerutu kesal, Mama Nayla dan Denna sengaja menjahili putra kesayangan Papa Rayden.
“Apa-apaan Mama menjodohkan dengan anak kecil dan manja seperti itu? Apa tidak ada yang lebih bagus dari fe, fe. Namanya juga susah. Kemana Denna? Anak kecil yang selalu menyusahkan.” Geram Dariel.
Dariel terperanjat tiba-tiba pintu mobilnya terbuka dan seorang gadis asing masuk, duduk lalu memasang seat belt tanpa permisi.
“Denna maaf aku terlambat, tadi aku ada...........ada......siapa pria ini? Kemana Denna?.” Menegang, melirik pada sekitarnya dan hanya mobil Dariel satu-satunya terparkir tidak ada yang lain.
“Siapa?.” Tanya keduanya bersamaan.
Ponsel keduanya sama-sama bergetar, menerima pesan dari Denna.
“WHAT? Kenapa bisa hal seperti ini terlewat, awas saja Om Indra, gajinya aku potong habis.” Geram Dariel dalam hati.
Mata hazel di sisinya berkedip, riak ketakutan jelas terlihat dari wajah gadis itu.
...TBC...
...TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Embun Kesiangan
wkwkwk namanya jangan diganti jd perkedel atuh, bro. cecan tuh, cewek cantik
2023-02-15
2
Embun Kesiangan
maenannya di Mandalika nih, ajib om
2023-02-15
1
Embun Kesiangan
pria idaman nih😍😙
2023-02-15
1