5. Pengumuman Pendaftaran Calon Ketua OSIS

Fionn

Suasana rumah sudah kembali seperti kuburan ketika gue kembali. Fxck. Mungkin memang kata itulah yang cocok untuk menggambarkan situasi di dalam bangunan ini. Kuburan.

Tempat orang-orang mengubur apa yang pernah hidup.

Yep. That's it.

Di sinilah keluguan gue soal hidup terkubur. Orang-orang yang membangun rumah inilah yang meruntuhkan ilusi yang gue punya sebelumnya soal keluarga. Orang tua gue sendirilah yang menjadi dalang dari semua kebobrokan moral yang gue punya.

Bagaimana gue akan menjadi seseorang yang bermoral sementara orang-orang yang seharusnya menjadi contoh buat gue saja moralnya pada minus begitu?

Pikiran gue terus saja berkeliaran ke mana-mana ketika gue berjalan ke arah dapur. You know, dapur yang ada hanya sebagai pajangan saja karena tidak pernah ada yang benar-benar memasak di sini. Dan gue pun mengunjungi tempat ini entah berapa kali dalam seminggu. Itu pun kalau gue sedang ingin menyusahkan diri gue sendiri untuk mengambil sesuatu yang padahal bisa gue dapatkan dari dalam kamar. Boleh jadi sesuatu yang ada di dalam lemari pendingin di sana ataupun bisa gue pesan lewat interkom.

Easy peasy.

Namun, tidak sekarang. Entah kenapa gue melangkah ke dapur ini.

"Selamat malam, Tuan Muda."

Shxt. Gue agak terkejut tatkala mendengar suara itu. Ketika gue menoleh, tahu-tahu Bi Sumi sudah berdiri di belakang gue. Kapan dia muncul di sana? Kenapa dia tidak menimbulkan suara saat bergerak? "Malam, Bi," jawab gue setelah berdeham. Gue kembali melanjutkan langkah menuju kulkas.

"Tuan Muda ternyata belum tidur, ya? Atau, apakah Anda baru saja datang? Ada yang bisa Bibi bantu, Tuan? Mau Bibi buatkan makan malam? Apakah yang Tuan Muda inginkan?" berondong wanita lanjut usia yang sudah menjadi kepala pelayan di Casa de Haas jauh sebelum gue lahir.

Gue tidak perlu mempertimbangkan tawaran dari Bi Sumi karena gue tidak sedang ingin makan apa pun. Gue hanya ingin melanjutkan tidur gue yang terganggu oleh Aldi.

Si Dipshxt benar-benar tidak bisa tidur dengan tenang. I guess kedua kembaran itu sama-sama tidak bisa membiarkan gue beristirahat sedikit pun jika gue berada di dekat mereka.

"Gak usah, Bi. Thanks. Saya cuma mau ngambil minum doang." Gue menunjukkan botol air mineral yang baru saja gue ambil.

"Oh?" resah Bi Sumi. "Apakah persediaan di dalam lemari pendingin di kamar Tuan Muda sudah habis? Apakah ada yang Tuan perlukan lagi? Silakan buatkan saja list-nya, Tuan Muda. Dan tolong tinggalkan di atas nakas. Saya akan minta salah seorang pelayan untuk membelikannya besok."

How nice, huh? Ada para pelayan yang selalu bersiap siaga untuk memenuhi semua kebutuhan gue. Ada kepala pelayan yang menanyakan apa keinginan gue. Berani-beraninya gue mengharapkan sesuatu dari orang tua gue sementara mereka sudah membayar orang untuk melakukan tugas mereka itu, kan?

How dare I? Dasar anak tidak tahu terima kasih!

Well ....

"Oke." Gue menjawab sekenanya menyadari dengan sepenuhnya bahwa besok pagi tidak akan ada list apa-apa yang gue tulis dan gue tinggalkan di atas nakas.

Setelah itu gue berbalik. Bi Sumi menunduk dan mengucapkan selamat malam. Ucapan dia hanya gue balas dengan lambaian tangan. Buat apa? Toh, gue tidak akan selamat dari malam ini.

Gue daki tangga besar yang mengimbangi besarnya rumah ini. Kenapa coba mereka capek-capek membangun rumah sebesar ini? Kenapa coba harus membuang-buang uang hanya demi pengakuan orang lain semata?

Fxck them all. Yang ada hal-hal berlebihan ini malah mengundang lintah-lintah drakula dan golddigger seperti laron yang mengerubungi cahaya lampu di malam hari.

Namun, percuma saja gue menyayangkan sikap dan keputusan mereka karena nyatanya itulah yang mereka kehendaki. Ketenaran. Menjadi perbincangan banyak orang. Pemujaan. Hal yang paling Arnold Pierre Haas dan Monalisa Haas sukai yaitu melihat dari ujung hidung mereka kepada orang-orang dengan keadaan ekonomi lebih rendah dari mereka.

Dan itu secara harfiah adalah semua orang di kota ini.

Fxck. I hate how shallow my parents are.

****

"Bro, lo udah lihat belum?" Hamish menodongkan pertanyaan itu ke gue bahkan sebelum gue sempat benar-benar ke luar dari mobil.

Gue tidak segera menjawab pertanyaan dia karena kalau dia betul-betul ingin tahu, dia akan menunggu. Biarkan dia menunggu. Gue sedang tidak terlalu mood untuk meladeni kecerewetan teman gue yang satu ini.

Setelah gue mengambil tas yang tadi gue lempar ke bangku penumpang, gue mengunci mobil menggunakan key fob dan berjalan menuju ke lobi gedung utama SMA Taruna Nusantara tanpa mengambil pusing soal Hamish. Dia pasti akan mengekor langkah gue.

Betul saja. Tak lama kemudian si Hamish sudah berjalan di samping gue. Kakinya yang lebih pendek mencoba menyesuaikan langkah dengan lebih cepat. "Bro, lo udah lihat belum?"

Sudut bibir gue tersungging sedikit. Gue tidak habis pikir dengan sikap putus asa yang dia miliki. Kenapa ada orang se-desperate dia, sih? Sungguh menyedihkan.

"Lo udah lihat pengumuman soal pemilihan ketua OSIS?"

Hal itu menangkap perhatian gue. Gue menghentikan langkah. "Ketua OSIS?"

"Iya." Cowok yang memiliki potongan rambut shaggy itu mengangguk-angguk, membuat rambut panjangnya ikut bergoyang-goyang. "Pengumumannya ada di mading, tuh. Gue rasa di majalah online sekolah juga udah di-post."

"Hm." Gue serta-merta mengeluarkan ponsel dari saku celana dan langsung masuk ke laman majalah online sekolah. And there it is. Pengumuman pendaftaran calon Ketua OSIS SMA Taruna Nusantara tahun pelajaran ini.

Interesting.

"Anak-anak yang lain udah datang belum?" Gue pada akhirnya menoleh ke arah si Hamish.

"Udah, pada ada di loker mereka."

Tanpa banyak bicara, gue kembali berjalan ke deretan loker-loker siswa yang ada di ujung koridor depan.

"Woi, man. Kapan pulangnya lo? Pas gue bangu tahu-tahu lo udah gak ada," sapa Aldi yang sedang bersandar pada lemari besi itu.

Gue hanya mengedikkan bahu. Gue malas banyak bicara. Lagipula gue tidak berutang penjelasan apa pun pada si Dipshxt ini.

"Eh, kalian udah baca pengumuman yang baru?" Hamish mengulang kalimatnya lagi, meski kali ini dengan penonton yang lebih banyak.

Mario mengangguk. "Soal pendaftaran calon ketua OSIS, kan?"

"He-eh." Si Gondrong Menyedihkan itu menggoyangkan kepalanya ke atas dan ke bawah.

"Bodo amat lah, gue gak tertarik," tukas Aldi. "Ketua OSIS apaan? Cuma bikin capek doang."

"Yeaah," beo Hamish.

"Yee. Itu, sih, menurut elo yang mageran. Kalau menurut gue, gak ada salahnya dicoba. Ini, kan, tahun terakhir kita di sekolah. Hitung-hitung buat seru-seruan sebelum tamat. Ya, gak, ya?" Mario membagi his two cents.

"Ha! Benar juga kata lo." Hamish kembali menyatakan persetujuannya terhadap pendapat Mario yang sama sekali berbeda dengan pendapat Aldi yang juga disetujuinya sebentar ini.

Fxcking hell. Kenapa gue bisa berakhir dengan orang yang tidak berpendirian seperti dia? How pathetic.

Gue memperhatikan ekspresi ketiga teman gue itu. Aldi si Dipshxt tidak mempedulikan pendapat Mario. Mario juga tidak peduli dengan sikap tidak acuhnya Aldi. Sedangkan Hamish tetap true to his pathetic and desperate self.

"Gue mau nyalonin diri."

Semua mata tiba-tiba saja tertuju ke arah gue.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Ocean Eyes 😍

Ocean Eyes 😍

nyalon jadi ketua OSIS modal populer doang lo 😏

2023-02-07

0

Yuyu

Yuyu

nyalon dong wkwk

2023-02-05

0

Yuyu

Yuyu

mau nyalon apa nyalon niiiih

2023-02-05

0

lihat semua
Episodes
1 1. Home Bitter Home
2 2. Gadis Penunggu Pintu Rumah Simatupang
3 3. Aku Benci Hidup Ini
4 4. Rumah
5 5. Pengumuman Pendaftaran Calon Ketua OSIS
6 6. Perbaikan Nilai
7 7. Come the Fxck On
8 8. Jangan Main-Main dengan Keluarga Haas
9 9. Kesepakatan
10 10. I Don't Give A Flying Fxck
11 11. Crusty Deb
12 12. Siasat
13 13. Knight in Shining Armor
14 14. Dua Puluh Lima Juta
15 15. Special Kind of Xssholes
16 16. Itu Dia
17 17. Komplek Perumahan Nusa Indah
18 18. Cowok Penguntit
19 19. Cute and Comical Kimaya
20 20. Lebih Cepat Lebih Baik
21 21. Penawaran
22 22. Bu Pik Kepo
23 23. Like A Heartbeat
24 24. Ironing Out the Detail
25 25. Delapan Puluh Persen
26 26. Semi-Final
27 27. Dunia Maya
28 28. This Girl
29 29. The Super Deal
30 30. Pesan Back and Forth
31 31. Oke, Noted
32 32. Tidak Seharusnya Begini
33 33. Yang Mulia Fionn Haas
34 34. Jam Makan Siang
35 35. Situs Majalah Online Sekolah
36 36. Terima Kasih yang Manis
37 37. You're Good
38 38. Interogasi Ayah
39 39. Saling Sembunyi
40 40. Mon Chéri
41 41. Something Stupid
42 42. Kerut Kening Kimaya
43 43. Orang Nomor Satu
44 44. Sampai Senja Menjelang
45 45. Burrrrrrrrn
46 46. Memakan Fionn Hidup-Hidup
47 47. Sama-Sama Gila
48 48. Something So Physical
49 49. God Freaking Damn It
50 50. SIAPA YANG SUDAH MEMBUAT CEWEK GUE MENANGIS, HA?!
51 51. Histeria
52 52. Dangerous Shopping List
53 53. Tie Dye Hoodie yang Mengikat Rasa
54 54. Banyu Klise
55 55. Sogokan Tak Berguna
56 56. Akhirnya
57 57. Gue Sayang Kimaya
58 58. Tangled Up So Bad
Episodes

Updated 58 Episodes

1
1. Home Bitter Home
2
2. Gadis Penunggu Pintu Rumah Simatupang
3
3. Aku Benci Hidup Ini
4
4. Rumah
5
5. Pengumuman Pendaftaran Calon Ketua OSIS
6
6. Perbaikan Nilai
7
7. Come the Fxck On
8
8. Jangan Main-Main dengan Keluarga Haas
9
9. Kesepakatan
10
10. I Don't Give A Flying Fxck
11
11. Crusty Deb
12
12. Siasat
13
13. Knight in Shining Armor
14
14. Dua Puluh Lima Juta
15
15. Special Kind of Xssholes
16
16. Itu Dia
17
17. Komplek Perumahan Nusa Indah
18
18. Cowok Penguntit
19
19. Cute and Comical Kimaya
20
20. Lebih Cepat Lebih Baik
21
21. Penawaran
22
22. Bu Pik Kepo
23
23. Like A Heartbeat
24
24. Ironing Out the Detail
25
25. Delapan Puluh Persen
26
26. Semi-Final
27
27. Dunia Maya
28
28. This Girl
29
29. The Super Deal
30
30. Pesan Back and Forth
31
31. Oke, Noted
32
32. Tidak Seharusnya Begini
33
33. Yang Mulia Fionn Haas
34
34. Jam Makan Siang
35
35. Situs Majalah Online Sekolah
36
36. Terima Kasih yang Manis
37
37. You're Good
38
38. Interogasi Ayah
39
39. Saling Sembunyi
40
40. Mon Chéri
41
41. Something Stupid
42
42. Kerut Kening Kimaya
43
43. Orang Nomor Satu
44
44. Sampai Senja Menjelang
45
45. Burrrrrrrrn
46
46. Memakan Fionn Hidup-Hidup
47
47. Sama-Sama Gila
48
48. Something So Physical
49
49. God Freaking Damn It
50
50. SIAPA YANG SUDAH MEMBUAT CEWEK GUE MENANGIS, HA?!
51
51. Histeria
52
52. Dangerous Shopping List
53
53. Tie Dye Hoodie yang Mengikat Rasa
54
54. Banyu Klise
55
55. Sogokan Tak Berguna
56
56. Akhirnya
57
57. Gue Sayang Kimaya
58
58. Tangled Up So Bad

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!