4. Rumah

Fionn

Kalimat yang menyambut kedatangan gue di kamarnya Aldi adalah "lama banget lo". Dan gue menyahuti komentar itu dengan asal. Membuat alasan kalau di jalan tadi ada sebuah kecelakaan yang baru terjadi. Jadi, ada antrian kendaraan yang panjang saat polisi melakukan evakuasi.

Untung dia percaya-percaya saja karena tidak mungkin gue mengungkapkan alasan yang sebenarnya.

Well ... mungkin saja, sih. Namun, gue tidak mau. Apa yang gue kerjakan bersama saudara kembarnya tadi bukan urusan Aldi. Itu hanya urusan gue sama Alda. Lagian, apa ada saudara laki-laki yang mau mendengarkan cerita soal apa yang dilakukan oleh saudara perempuannya di balik pintu kamarnya, kan?

Setelah menyarankan dengan agak langsung kalau gue sedang pengen dialihkan perhatiannya, Alda langsung menarik gue ke kamarnya yang berada di arah yang berlawanan dengan kamar Aldi. Kalau untuk ke kamar Aldi kita harus berbelok ke kiri setelah anak tangga trrakhir, untuk ke kamar Alda kita harus berbelok ke kanan.

Kalian mungkin berpikir kalau gue ini seorang berxngsek in another level karena memacari kakak sahabat gue sendiri di balik punggungnya. Yeah, si Alda nyuri start delapan menit lebih awal buat launching ke dunia nan fana ini. Namun, gue bilangin sama kalian, kalian salah.

Bukan karena mengatakan gue berxngsek because I am dan gue akui itu, akan tetapi karena gue tidak sedang memacari Alda atau siapa pun for that matter. Pada dasarnya gue bukan tipikal laki-laki yang suka berkomitmen, let alone mengikat diri gue pada seseorang di usia semuda ini?

Bleh. Man, that sounds really fxcking awful and suffocating.

Never. Gue tidak akan pernah mau terjerumus dan terjebak ke dalam lubang penuh penyiksaan yang namanya komitmen.

So, that's that, ladies and gentlemen.

Gue tidak pacaran sama si Alda. Gue cuma ... memanfaatkan resource yang ada. Daripada terbuang, kan? Mending gue pakai.

"Main gak lo?" tanya Aldi tanpa menoleh dari layar televisi di depannya.

"Gak, ah." Gue sekonyong-konyongnya menolak. Sambil menghempaskan tubuh ke atas kasurnya Aldi, gue menambahkan. "Capek gue."

Man, gue beneran capek. Adrenalin yang mengalir di dalam tubuh gue sudah dikuras oleh bibir si Alda.

Fxcking hell.

****

Kimaya

Aku sedang menyiapkan makan malam ketika Ayah sampai di rumah. Setelah menyapa Ibu dan membersihkan badan, Ayah ke luar dari kamar sambil mendorong Ibu yang duduk di kursi roda dan kami pun makan malam bersama.

Ibu makan dengan lumayan lagi.

Ritual makan malam dan mengobrol soal kegiatan hari ini telah selesai. Ayah mendorong Ibu kembali ke kamar. Namun, sebelum berbalik, aku sudah mengirimkan isyarat pada Ayah melalui mataku yang berarti; aku punya sesuatu hal untuk dibicarakan.

Ayah bergabung bersamaku tiga puluh menit kemudian.

"Yah."

"Maya."

Ayah terkekeh.

Aku tidak.

"Ini serius, Yah."

"Apanya yang serius, Maya?"

Aku menantang tatapan mata Ayah. Beberapa saat berlalu saling bertatapan, akhirnya beliau mengembuskan napas panjang. Menyerah pada anak semata wayangnya yang keras kepala.

Ayah dikenal sebagai guru yang pandai mengajar bukan hanya karena cara mengajar Ayah yang disukai oleh siswa dan siswi di SMA Taruna Nusantara, akan tetapi juga karena kepribadian Ayah yang ramah, murah senyum, dan supel. Sebagai guru, Ayah tidak pernah menganggap dirinya yang paling tahu dan paling pintar di dalam kelas. Ayah tidak pernah mengerdilkan peserta didiknya walaupun dia sudah bisa membaca kemampuan masing-masing. Ayah akan selalu mendukung murid dalam bentuk apa pun, di dalam dan di luar kelas.

Ayah di sekolah dan Ayah yang di rumah hanya berbeda di kostumnya saja.

Hm. Mungkin ... Ayah versi di rumah merupakan Ayah dengan versi yang lebih lembut karena, ya, you know lah ... privilege darah daging sendiri.

"Ibu sudah seharusnya mengkonsumsi makanan dalam bentuk cair, Yah." Aku langsung ke inti percakapan. Aku tidak dikenal sebagai aku jika tidak seseorang yang straight to the point.

Ayahku itu lagi-lagi menghela napa dalam sebelum menjawab. "Iya, Ayah tahu. Bu Pika bahkan sudah menyarankan hal itu dari beberapa minggu yang lalu."

What? Aku benar-benar shock mengetahui perkara itu. Bu Pika sudah menyarankannya dari jauh-jauh hari. Namun, kenapa sampai sekarang Ibu masih mengkonsumsi makanan padat?

Ayah ternyata bisa melihat pertanyaan itu di dalam ekspresiku layaknya apa yang aku pikirkan tertulis dengan jelas di kening dan ditulis menggunakan spidol bertinta hitam. Namun, orang tua laki-lakiku itu tampak agak ragu ketika mengimbuhkan. "Itu ... itu ... karena ...."

Selain keras kepala, aku juga orang yang tidak sabaran. "Apa, Yah? Karena apa?" Jantungku mulai berdegup lebih kencang. Overstimulasi yang disebabkan oleh overanalisa dan overthinking membuatnya semakin berpacu. Aku menyalahkan semua ini kepada otakku yang tidak mau berhenti bekerja lebih.

Kepalan tanganku yang ada di atas paha semakin mengerat seiring dengan detik-detik yang berlalu. Keduanya juga ikut bergoyang dengan kakiku yang naik-turun. Di dalam hati, aku mencoba untuk tetap menahan diri dengan berhitung mundur dari seratus dengan bahasa Arab.

Tsamaaniyatun wa tsamaanuuna.

Sab’atun wa tsamaanuuna.

Sittatun wa tsamaanuuna.

Khamsatun wa tsamaanuuna.

Ketika aku sampai pada angka enam puluh tujuh, barulah Ayah terbebas dari pasungan kontemplasi yang membikinnya bungkam selama tiga puluh tiga detik tadi. "Itu adalah keinginan Ibu, Maya."

Ada petirkah yang menyambar tubuhku sebentar ini? Atau aku sudah tersengat listrik tegangan tinggi? Rasanya dunia berhenti berputar ketika rangkaian kata demi kata yang diucapkan oleh Ayah diterima oleh telingaku dan selesai dicerna oleh otak.

Aku ... aku ... aku ....

Kutekan bulat-bulat perasaan yang menyekat tenggorokan. Sekonyong-konyongnya kaki-kaki yang bersembunyi di bawah meja makan menghentikan tarian kegelisahan mereka. Telapak-telapakku pun kembali merekah. Setelah berhasil mendapatkan apa yang seharusnya berada di bawah kendaliku lagi, aku berdeham. "Oke."

Satu kata yang terdiri dari tiga huruf. Huruf-huruf yang mengantarkan kepergianku dari meja makan kecil kami, di dekat dapur kecil kami, di dalam rumah kami yang walaupun tidak terlalu besar, akan tetapi selalu terasa lapang oleh rasa bahagia. Oleh rasa aman. Oleh rasa damai.

Oleh kebersamaan.

Oleh canda dan tawa.

Oleh rasa hangat yang hanya bisa diciptakan orang-orang yang membagi DNA yang sama denganmu. Yang bisa mengobati luka-luka dengan kecupan dan pelukan.

Namun, sekarang apa? Apa yang tersisa di dalam sini? Amannya telah berkurang. Damainya tak ada lagi. Meskipun kami (saat ini) masih bersama, rasa kebersamaan itu pun telah sirna. Canda dan tawa terbang entah ke mana.

Dan hangat yang melingkupi setiap ruangan telah berubah dingin.

Bagaimana bisa sebuah rumah tidak terasa seperti ... rumah?

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Lakuna 21

Lakuna 21

kimaya hebat banget belajar bahasa arab

2023-02-09

0

Ocean Eyes 😍

Ocean Eyes 😍

Male leadnya bikin gue jijik

2023-02-07

0

Yuyu

Yuyu

cowok fobia komitmen
ceweknya lagi patah hati karena emaknya mau mati
🤬🤬🤬

2023-02-03

1

lihat semua
Episodes
1 1. Home Bitter Home
2 2. Gadis Penunggu Pintu Rumah Simatupang
3 3. Aku Benci Hidup Ini
4 4. Rumah
5 5. Pengumuman Pendaftaran Calon Ketua OSIS
6 6. Perbaikan Nilai
7 7. Come the Fxck On
8 8. Jangan Main-Main dengan Keluarga Haas
9 9. Kesepakatan
10 10. I Don't Give A Flying Fxck
11 11. Crusty Deb
12 12. Siasat
13 13. Knight in Shining Armor
14 14. Dua Puluh Lima Juta
15 15. Special Kind of Xssholes
16 16. Itu Dia
17 17. Komplek Perumahan Nusa Indah
18 18. Cowok Penguntit
19 19. Cute and Comical Kimaya
20 20. Lebih Cepat Lebih Baik
21 21. Penawaran
22 22. Bu Pik Kepo
23 23. Like A Heartbeat
24 24. Ironing Out the Detail
25 25. Delapan Puluh Persen
26 26. Semi-Final
27 27. Dunia Maya
28 28. This Girl
29 29. The Super Deal
30 30. Pesan Back and Forth
31 31. Oke, Noted
32 32. Tidak Seharusnya Begini
33 33. Yang Mulia Fionn Haas
34 34. Jam Makan Siang
35 35. Situs Majalah Online Sekolah
36 36. Terima Kasih yang Manis
37 37. You're Good
38 38. Interogasi Ayah
39 39. Saling Sembunyi
40 40. Mon Chéri
41 41. Something Stupid
42 42. Kerut Kening Kimaya
43 43. Orang Nomor Satu
44 44. Sampai Senja Menjelang
45 45. Burrrrrrrrn
46 46. Memakan Fionn Hidup-Hidup
47 47. Sama-Sama Gila
48 48. Something So Physical
49 49. God Freaking Damn It
50 50. SIAPA YANG SUDAH MEMBUAT CEWEK GUE MENANGIS, HA?!
51 51. Histeria
52 52. Dangerous Shopping List
53 53. Tie Dye Hoodie yang Mengikat Rasa
54 54. Banyu Klise
55 55. Sogokan Tak Berguna
56 56. Akhirnya
57 57. Gue Sayang Kimaya
58 58. Tangled Up So Bad
Episodes

Updated 58 Episodes

1
1. Home Bitter Home
2
2. Gadis Penunggu Pintu Rumah Simatupang
3
3. Aku Benci Hidup Ini
4
4. Rumah
5
5. Pengumuman Pendaftaran Calon Ketua OSIS
6
6. Perbaikan Nilai
7
7. Come the Fxck On
8
8. Jangan Main-Main dengan Keluarga Haas
9
9. Kesepakatan
10
10. I Don't Give A Flying Fxck
11
11. Crusty Deb
12
12. Siasat
13
13. Knight in Shining Armor
14
14. Dua Puluh Lima Juta
15
15. Special Kind of Xssholes
16
16. Itu Dia
17
17. Komplek Perumahan Nusa Indah
18
18. Cowok Penguntit
19
19. Cute and Comical Kimaya
20
20. Lebih Cepat Lebih Baik
21
21. Penawaran
22
22. Bu Pik Kepo
23
23. Like A Heartbeat
24
24. Ironing Out the Detail
25
25. Delapan Puluh Persen
26
26. Semi-Final
27
27. Dunia Maya
28
28. This Girl
29
29. The Super Deal
30
30. Pesan Back and Forth
31
31. Oke, Noted
32
32. Tidak Seharusnya Begini
33
33. Yang Mulia Fionn Haas
34
34. Jam Makan Siang
35
35. Situs Majalah Online Sekolah
36
36. Terima Kasih yang Manis
37
37. You're Good
38
38. Interogasi Ayah
39
39. Saling Sembunyi
40
40. Mon Chéri
41
41. Something Stupid
42
42. Kerut Kening Kimaya
43
43. Orang Nomor Satu
44
44. Sampai Senja Menjelang
45
45. Burrrrrrrrn
46
46. Memakan Fionn Hidup-Hidup
47
47. Sama-Sama Gila
48
48. Something So Physical
49
49. God Freaking Damn It
50
50. SIAPA YANG SUDAH MEMBUAT CEWEK GUE MENANGIS, HA?!
51
51. Histeria
52
52. Dangerous Shopping List
53
53. Tie Dye Hoodie yang Mengikat Rasa
54
54. Banyu Klise
55
55. Sogokan Tak Berguna
56
56. Akhirnya
57
57. Gue Sayang Kimaya
58
58. Tangled Up So Bad

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!