Salim menatap heran ke arah sang bos. Sejak kedatangannya di perusahaan bosnya itu tidak berhenti tersenyum.
Apa yang terjadi padamu bos?
Salim asisten kepercayaan Andre, mereka pernah bersahabat saat dibangku SMP, pertemuan tak terduga mereka yang akhirnya membawa mereka dalam hubungan atasan dan bawahan.
Meskipun salim sifatnya sedikit kaku namun dia asisten sekaligus sekertaris yang dapat diandalkan.
"Apa jadwalku berikutnya?" tanya Andre pada asisitennya.
"Tidak ada lagi tuan," jawab Salim.
"Aku akan pulang lebih cepat hari ini," ucap Andre membuat Salim bingung, karena tak biasanya bosnya itu akan pukang lebih cepat karena selama di Yogyakarta bosnya itu menjadi gila kerja.
"Baik tuan."
Tepat jam tiga Andre keluar dari perusahaannya. Ia mengendarai mobilnya sendiri. Dia sudah hafal jalanan kota Yogyakarta, meskipun belum sempat untuk menikmati wisata yang ada di kota itu.
Tak lama mobilnya berhenti di parkiran apartemen. Ia segera keluar sudah tak sabar untuk sampai ke unitnya. Entahlah kenapa dia sangat terburu - buru.
Ia membuka pintu unitnya lalu masuk ke dalam setelah menutup pintu kembali. Sepi. Itu yang ia pikirkan.
"Kemana dia? " Ia mengedarkan pandangannya ke dapur, ke sofa dekat televisi namun ia tak menemukan wanita itu. Merasa tidak ada dimana - mana ia melangkah mendekati kamar yang ditempati Risa. Ia berdiri di depan pintu, sedikit ragu untuk membuka pintu yang ia yakini pintu itu tidak terkunci.
Tangannya terulur memegang gagang pintu, semenit kemudian setelah mengambil keputusan Andre membuka pintu itu. Ia masuk lebih ke dalam, melangkah mendekati tempat tidur, wanita itu tidur dengan nyenyak. Andre menatapnya tanpa berkedip. Pemandangan yang sering ia lakukan dulu, jauh dilubuk hatinya ia merindukan wanita ini. Wanita yang sudah menempati hatinya dan mungkin hingga saat ini.
Terbit senyum tipis di bibirnya. Ia duduk ditepi ranjang. Membelai lembut pipi mulus yang sedikit chubby itu. Melihat pergerakan Risa, Andre segera berdiri sambil berkacak pinggang, sepertinya sentuhannya membangunkan wanita itu.
Perlahan wanita itu membuka matanya, ia melihat bayangan sang bos, Risa menajamkan pandangannya, takut - takut ia salah liat, namun itu benar. Ia terlonjak kaget kemudian bangkit dari tidurnya.
"Kau, apa yang kau lakukan dikamarku? " tanya Risa terkejut.
"Begitukah sikapmu kepada bosmu, dan apa yang kau lakukan, tidur seenaknya, mau makan gaji buta ya, " hardik Andre.
"Maaf ... " cicit Risa merasa bersalah, sebab ia memang salah seenaknya tidur. Itu bukan rumahnya tapi ia hanya pembantu malah bertingkah seperti majikan.
"Pekerjaanku sudah selesai, jadi aku harus apa di apartemen ini kalau tidak tidur," adunya pada majikan yang terlihat menyeramkan.
"Kau alasan saja, " Bentak Andre, lalu ia keluar dari kamar Risa tanpa menunggu jawaban Risa. Ia melangkah keluar menuju kamarnya.
Risa masih terpaku, mendengar ucapan keras Andre membuatnya bergeming. Sedetik kemudian ia melirik jam di nakas.
"Sudah jam empat sore, aku tidur terlalu lama, pantas saja dia marah" Gumam Risa lalu menghela nafas panjang. "Aku tidak pernah melihatnya marah seperti itu, ada apa dengannya?"
Risa mengikat rambutnya asal lalu keluar dari kamar, berjalan menuju dapur untuk menyiapkan makan malam. Dia akan masak masakan kesukaan Andre, ayam geprek, tahu geprek dan tak lupa sambal pedas.
Setelah selesai menggoreng ayam geprek Risa langsung mandi lalu melaksanakan sholat ashar karena ia belum sholat. Setelah sholat ia melanjutkan untuk membuat sambal ayam geprek ala Risa tentunya. Setelah selesai ia menata semuanya di atas meja makan.
Ia duduk di depan televisi sambil menunggu Andre keluar.
Sementara di dalam kamar Andre merutuki dirinya sendiri, karena gugup dan takut ketahuan ia memarahi Risa hal yang tak pernah ia lakukan dari dulu. Tentu sebagai player dia selalu memperlakukan wanita dengan lembut. Meskipun ia seorang player ia belum pernah melakukan hubungan yang benar - benar intim hanya mencicipi sedikit.
"Hampir saja ketahuan, " rutuk Andre sambil mengusap wajahnya kasar. Ia tersenyum mengingat wajah Risa saat ia marahi.
Setelah membersihkan diri dan melaksanakan sholat Andre berdiri di dekat jendela, pikirannya melayang jauh.
*
*
*
Pov Andre
Sejak kejadian di restoran waktu itu aku memperhatikan gadis imut yang sedang membicarakan kami. Dan saat itu ide buruk itu muncul dikepalaku.
"Mau bertaruh? aku akan mendapatkan tubuhnya hanya dalam 2 bulan, " ucapku waktu itu dengan keyakinan penuh
Tunggulah sebentar lagi sayang. Aku akan mendapatkanmu, dan aku akan meninggalkanmu disaat kau sangat mencintaiku. Ucapku dalam hati waktu itu sembari melihat ke arah gadis imut yang akan aku jadikan target.
Aku berusaha mendekatinya dan hanya dalam beberapa hari aku berhasil mengajaknya kencan, dan sejak itu kami sering bersama sampai menjadi sepasang kekasih. Aku melarangnya untuk memberitahu sahabatnya tentang hubungan kami supaya tidak rumit saja.
Aku masih berusaha untuk menyentuhnya namun ucapannya selalu mematikan hasratku ada rasa ingin melindungi wanita itu, rasa tak ingin merusaknya.
Dua bulan pun berlalu aku dan dia masih berhubungan, malah aku merasa nyaman dengannya sampai wanita itu tahu tentang taruhan itu dan dia memgakhiri hubungam kami.
Aku tahu wanita itu sangat terluka tapi dia berusaha untuk tegar. Aku menerima keputusannya untuk mengakhiri hubungan kami karena memang tidak ada yang harus dipertahankan.
Setelah itu aku tak pernah melihatnya lagi, aku tak pernah bertanya tapi aku mendengar dari sahabatnya yang merupakan kekasih sahabatku Evan. Ternyata ayahnya pindah tugas keluar kota dan dia memilih pindah kuliah.
Awalnya aku biasa saja tapi semakin hari hati ini semakin rindu, aku sangat merindukannya. Tapi apa yang akan aku lakukan. Meskipun hubungan kami berlanjut aku tidak bisa membuatnya selalu berada di sisiku, aku memiliki janji yang harus aku tepati pada orang lain. Tapi rasa rindu ini semakin menggebu saat aku melihatnya kembali setelah beberapa tahun. Aku tak mampu untuk menahannya lagi, memeluknya tentu saja tidak mungkin, untuk dilihat olehnya saja harus membuatnya kesal dulu. Tidak ada lagi tatapan memujanya padaku, aku seperti orang asing, dia tidak menganggapku ada. Bisa bayangkan bagaimana perasaanku, ternyata diabaikan itu tidak enak.
Waktu aku melihatnya dirumah sakit dan tahu masalah yang dialaminya, ada dorongan untuk membantunya sekaligus ide gila untuk menjeratnya agar bisa di sisisku meskipun tak selamanya.
Pov End
*
*
Tok
Tok
Tok
Andre menoleh ke arah pintu kamarnya yang diketuk dari luar.
"Tuan makan malam sudah siap, " panggil Risa dari luar kamar Andre.
Dia masih memanggilku tuan.
Andre melangkah mendekati pintu lalu membukanya. Risa masih berdiri di depan pintu.
"Apa tuan mau makan malam sekarang?' tanya Risa lagi.
" Hemmmm"
Risa melangkah lebih dulu ke ruang makan yang diikuti oleh Andre di belakangnya.
Risa menyiapkan piring dan mengisi nasi beserta lauknya, dia sudah seperti seorang istri saja. Setelah itu mereka makan dalam diam sampai mereka selesai makan.
"Maaf, untuk kejadian hari ini, tapi sungguh aku sudah mengerjakan semuanya dan aku tidak tahu harus melakukan apalagi, " ucap Risa membuka perbincangan.
Andre hanya menatapnya, sedetik kemudian baru ia berucap. "Baiklah karena hari ini hari pertamamu menjadi asistenku, aku memaafkanmu anggap saja kau sedang training. Dan ... aku setuju dengan syaratmu, " ucap Andre.
Entah Risa harus bahagia atau apa, karena itu sepertinya sama saja. Tidak akan mengubah apapun.
...****************...
Mampir yuk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Hartaty
na h benarkan hahaha
2023-06-30
0
Devi Lusi
ah andre ada janji sama cew lain kacau kasian risa klo sampai terluka untuk k2 kalinya
2023-06-10
0