Risa menutup mata sejenak. Lalu menatap tajam pada laki - laki dihadapannya itu dengan tatapan yang entahlah sebelum mengucapkan syaratnya.
"Jika kau sengaja ataupun tidak sengaja ... menciumku maka hutangku akan terbayar 100 juta," ucapnya tegas tanpa keraguan namun hatinya yang ragu rasanya tidak masuk akal ciumannya semahal itu, memangnya siapa dia pikir Risa. Ia tidak mau terjebak terlalu lama bersama mantan terindahnya itu. Ya Risa akui, ia merasa terpuruk saat hubungan mereka berakhir dulu, namun apa yang bisa ia lakukan selain menerima.
Risa masih mempertahankan ekspresi seriusnya meskipun hatinya tertawa meremehkan. Dia saja begitu bagaimana dengan Andre.
"Kau yakin sekali aku akan menciummu, meskipun dulu kita pernah melakukannya," jawab Andre remeh. "Dan pastinya kau juga menikmatinya, " lanjutnya telak membuat Risa kesal. "Aku hanya tidak menyangka yang dulunya gratis sekarang seharga 100 juta." Andre menyunggingkan senyum remehnya.
Risa mengepalkan kedua tangannya dengan tetap mempertahankan raut wajah datarnya. Ia harus tenang batinnya.
"Aku hanya berjaga - jaga saja, siapa tahu kau kerasukan setan dan mencobanya," Balas Risa tenang.
"Kau tidak berpikir ciumanmu seharga 100 juta itu terlalu mahal, padahal di kipi - kipi malam lima rarus juta bisa dapat semuanya, mencicip, membelai dan menyentuhnya tentu saja, aku bisa mendapat kepuasan daripada hanya sekedar ciuman."
"Baiklah kalau kau tidak menerima syaratku, aku akan mencari cara lain untuk membayar hutang itu," gertak Risa mencoba peruntungannya. Ciuman 100 juta menggelikan sekali.
Meskipun benar di jual siapa yang akan membeli ciumannya seratus juta, artis bukan, siapalah dia.
"Akan aku pertimbangkan setelah melihat hasil kerjamu hari ini, mulailah bekerja hari ini dan itu kamarmu," tunjuk Andre ke kamar yang terletak disebelah kamarnya.
"Kamar? " tanya Risa bingung.
"Sepertinya kau belum membaca semua perjanjiannya, bacalah! " titah Andre.
"Aku akan ke kantor dulu, aku akan sarapan disana karena tidak mungkin kau memasak hari ini, jadi mulai besok siapkan sarapan untuku," ucap Andre lalu ia beranjak dari tempat duduknya, meninggalkan Risa yang masih kebingungan. Melangkah menuju pintu depan, ia berbalik sebelum membuka pintu apartemen.
"Semangat bekerja," lanjutnya lagi dengan tersenyum smirk.
Risa menatapnya tajam. Ia mengalihkan tatapannya pada dokumen perjanjian yang dipeganganya. Kini ia sendirian di apartemen itu, daritadi ia belum sempat melihat sekitar apartemen. Apartemen yang terlihat cowok banget. Tidak ada hiasan yang berwarna pink ataupun warna segar lainnya,, hanya warna gelap namun terkesan elegan dan maskulin seperti yang punya.
"Ah ... apa yang aku pikirkan?"gumamnya lirih sambil memukul kepalanya.
Lalu ia membuka dokumen itu kembali, membacanya satu persatu dengan seksama. Dan..
"Andre ... " teriaknya lantang, ia terlihat kesal setelah selesai membaca perjanjian itu.
"Apa - apaan ini, dia menipuku eh menjebakku .... Ah ... Kenapa aku percaya begitu saja padanya. Kalau saja aku tidak termakan provokasinya mungkin ini tidak akan terjadi," ucapnya penuh frustasi.
"Bagaimana ini, aku terjebak dengannya, perjanjian sialan. Tidak ... tidak ... aku harus tetap tenang, aku harus memikirkan cara agar dia memecatku dan hutang pun lunas." Sekilas pemikiran muncul dibenaknya.
"Apa aku harus mencari pekerjaan sampingan ya, supaya cepat lunas, tapi perjanjian ini." Risa menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Kerja mulai pagi sampai malam, menyiapkan sarapan dan jam tujuh waktu sarapan, berarti jam enam sudah mulai kerja."
"Sampai makan malam selesai atau setelah Andre tidak membutuhkan bantuannya lagi. Berarti jam kerjaku mulai pagi sampai malam, lalu apa yang harus aku kerjakan di waktu siang setelah selesai membersihkan apartemen." Tiba - tiba ide cemerlang melintas dipikirannya.
"Aku akan mencari pekerjaan lain setelah selesai mengerjakan semua pekerjaan disini, bukan ide yang buruk."
Lalu ia masuk kedalam kamar yang tadi disuruh sang bos untuk ditempati. Ia menyapu pandangannya ke sekitar. "Kamar yang nyaman, seleranya bagus sesuai dengan dompetnya." ucapnya sambil terkekeh kecil.
Ia melangkah ke arah lemari, lalu membukanya. Ia terkejut melihat isi lemari, sebagian isinya adalah barang - barangnya yang ada di apartemennya yang di Jakarta dan sebagiannya lagi adalah barang baru.
"Ternyata barang - barangku ada disini, dan baju baru ini untukku atau milik wanitanya?" Mendadak ia merasa tidak suka.
Lalu ia mengambil salah satu baju rumahan yang nyaman dipakai, yaitu daster kekinian. Risa mengganti baju kantornya dengan baju yang ia ambil dari dalam lemari. Ia membuka bajunya begitu saja tanpa ke kamar mandi, lalu ia keluar dari kamar untuk mulai bekerja. Dia memulai dari ruang tamu, ia mengambil sapu, alat pel dan juga lap.
"Aku akan membuat apartemen ini kinclong seperti kulit wajah yang glowing."
Setelah membersihkan seluruh ruangan sekarang tinggal kamarnya dan kamar Andre. Ia membersihkan kamarnya dulu baru masuk ke dalam kamar bosnya.
Ceklek.
Dengan ragu ia masuk ke dalam kamar itu.
"Harus dibersihkan juga atau tidak ya, tadi dia berpesan untuk bekerja dengan baik dan tidak melarangku untuk masuk ke kamar pribadinya." Risa berpikir sejenak dengan jari mengetuk kepalanya. "Berarti boleh dong? "
"Aku ijin masuk ya, aku akan membersihkan kamarnya," ucapnya saat masuk lebih dalam ke kamar Andre. Ia memperhatikan seluruh kamar Andre. Aroma maskulin menyeruak memenuhi ruangan itu. Aroma yang dulu membuatnya terbuai, membuatnya hilang kendali sampai jatuh sejatuhnya ke dalam pelukan pria itu.
"Cinta tak berbalas, menyedihkan sekali, bagaimana bisa aku tidak curiga sama sekali, mana mungkin pria sepertinya akan mencintaiku dengan sepenuh hati, dia juga terkenal playboy, ternyata cinta memang menutup segalanya," lirihnya.
Tak ingin berlama memikirkan masa lalu, ia segera membersihkan kamar Andre dan juga kamar mandinya. Setelah selesai ia keluar menuju dapur untuk melihat bahan apakah yang ada di kulkas. Setelah selesai bersih - bersih perutnya jadi keroncongan.
"Masak apa ya, paling cepat kayaknya mie instan spesial pakek telur." Risa mulai memasak. Setelah selesai ia membawanya ke depan televisi.
"Aromanya... Emmmm.... Enak banget." Lalu ia melahap mie yang sudah matang itu sampai tandas.
"Ah kenyang sekali," ucapnya sambil memegang perutnya.
Risa melirik jam yang tergantung di dinding. " Sudah pukul sebelas." Risa mematikan televisi lalu melangkah ke dalam kamar. Tugasnya sudah selesai semua, rumah sudah bersih, cucian sudah, sekarang ia membersihkan diri dulu sebelum melaksanakan sholat dhuhur.
Setelah sholat Risa berbaring di atas ranjang.
"Pekerjaanku begini saja ternyata, tapi lumayan menguras tenaga, baiklah jalani saja dulu, jarang - jarang nih dapat tidur siang selain weekend," gumamnya sambil menatap langit - langit
"Apa dia baik - baik saja setelah putus dariku, ah apa yang aku pikirkan tentu saja dia baik - baik saja, memangnya aku berharap apa? dia menangisiku, tidak mungkin." Memikirkannya membuat Risa sedikit kecewa.
Lalu ia terlelap terbang ke alam mimpi.
...****************...
Mampir yuk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Indah Alifah
kok aku mikir dia tidk baik2 saja risa
2023-04-27
1