"Bella..... tidak sekarang dia sedang hamil aku tidak mau membuatnya stress dengan masalahku meskipun uang segitu sangat kecil baginya, tapi dia akan sedih jika aku sedih, itu akan mempengaruhi kandungannya. Aku tidak mau membuatnya kepikiran dengan masalahku, " gumamnya lirih.
" Citra.... apalagi..... aku tidak mau menyusahkan sahabatku lagi, mereka sudah melakukan banyak hal untukku, sekarang waktunya mereka untuk bahagia. "
Risa menutup matanya lalu menghembuskan nafasnya kasar. Perlahan ia membuka matanya.
Deg
Saat ia membuka matanya, ia terkejut melihat seseorang yang tak ingin ia lihat. Setelah lama saling menatap ia memalingkan wajahnya. Meskipun mereka pernah bertemu sebelumnya, Risa enggan untuk berbicara dengannya kecuali sudah tak ada pilihan lain.
Risa selalu ketus saat berbicara dengan laki - laki yang saat ini menatapnya, bukannya tak bisa move on dia hanya malas saja untuk bertemu dengannya setelah apa yang terjadi diantara mereka, mungkin Risa masih menyimpan sakit hati pada laki - laki itu.
Tiba - tiba pikirannya melayang pada kejadian beberapa tahun yang lalu.
Flasback on
Saat itu Risa menerima kabar dari orangtuanya atas kepindahan tugas kerja ayahnya ke kota Yogyakarta. Setelah ia menerima kabar itu yang ia ingin ia temui hanya satu yaitu laki - laki yang beberapa bulan menjalin hubungan dengannya, laki - laki yang sangat ia cintai, Andre.
Ia segera menghampiri Andre dikantornya, meskipun masih kuliah tapi Andre sudah memegang perusahaan keluarganya, keadaan yang memaksanya untuk memimpin perusahaan sejak ayahnya meninggal.
Risa sudah beberapa kali ke kantor kekasihnya meskipun hubungan mereka belum go public alias Backstreet, Andre sering membawanyw ke kantor. Setelah keluar dari lift ia melangkah cepat ke ruangan kekasihnya. Risa memicingkan kedua matanya saat pintu ruangan kekasihnya tidak tertutup sempurna. Tanpa mengetuk pintu ia membuka pintu karena pintunya sudah terbuka meskipun hanya sedikit.
Tangannya sudah memegang handle pintu, namun tangannya terhenti saat ingin membuka pintu itu, ia mendengar suara yang sangat ia kenali. Suara orang yang membuatnya hancur dalam sekejap. Ia mendengar dengan jelas percapakapan dua anak manusia itu.
"Sepertinya kau sangat menikmati peranmu menjadi kekasihnya, apa kau jatuh cinta padanya," tanya Tomi.
Suara yang Risa tahu itu suara Tomi sahabat kekasihnya.
"Apa kau bercanda? tidak ada cinta dalam hidupku, apalagi jatuh cinta, hanya buang - buang waktu saja," sahut Andre.
Suara berikutnya adalah suara yang selalu ia rindukan, suara Andre kekasihnya. Hatinya mendadak ngilu.
"Kau sudah melewati masa taruhan, kau masih ingat perkataanmu, dalam dua bulan kau akan menidurinya, dan ini sudah enam bulan, jangan bilang kau belum berhasil," tanya Tomi lagi mendesak sahabatnya.
Ya mereka melakukan taruhan untuk menakhlukkan wanita yang saat ini ia pacari.
Tangannya gemetar, hatinya sakit seperti tertancap pisau daging, ia ingin pergi meninggalkan tempat itu namun kakinya tak mampu untuk berbalik, ia masih terpaku dibalik pintu itu.
Tiba - tiba ada tangan yang membuka pintu itu lebar.
"Nona silahkan masuk," kata sekertaris wanita yang biasa ia temui menyuruhnya masuk dan dengan baik hati membukakannya pintu.
Risa mendengar suara sekertaris itu namun ia mengabaikannya, tatapannya tertuju pada laki - laki tampan yang duduk didalam ruangan itu, laki - laki yang ia cintai, yang saat ini sudah menorehkan luka yang begitu dalam. Kedua matanya sudah mengembun tapi ia menahan sekuat tenaga agar air mata itu tidak terjatuh.
Tatapan mereka bertemu sejak pintu itu terbuka sempurna. Awalnya Andre merasa terkejut melihat wanita yang menjadi pacarnya itu berdiri di depan pintu ruangannya, dilihat dari raut wajahnya dapat ia pastikan kekasihnya mendengar semua pembicaraannya dengan Tomi sahabatnya.
Adre masih diam dikursinya. Tatapan mereka masih sama, sedetik berikutnya Risa mengalihkan tatapannya lalu berbalik, berusaha menguatkan kedua kakinya untuk melangkah. Andre masih menatapnya sampai wanita itu tak terlihat lagi.
"Semoga kau beruntung bro, selesaikan masalahmu," nasehat Tomi menyadarkan lamunan Andre. Tomi beranjak pergi dari ruangan Andre, memberi waktu pada sahabatnya itu untuk menyelesaikan masalah yang dibuatnya.
*
*
Risa melangkah gontai keluar dari lift, hatinya sudah terluka tapi ia masih berharap laki - laki yang sudah menorehkan luka itu datang mengejarnya. Namun harapannya sia - sia, sampai ia keluar dari perusahaan tidak ada seorangpun yang memanggil namanya.
Risa masuk ke dalam restoran yang berada tak jauh dari perusahaan yang baru saja ia datangi, ia perlu menenangkan dirinya dulu.
Ia memilih tempat duduk yang lebih dalam agar tidak ada yang mengganggunya. Ia memesan susu dingin untuk menenangkan dirinya biasanya itu selalu berhasil.
Tiba - tiba seseorang duduk dihadapannya, laki - laki yang ia harapkan saat ini berada dihadapannya. Risa menatapnya menunggu laki - laki itu untuk bersuara. Namun hampir sepuluh menit mereka hanya saling menatap.
Risa mengambil gelas yang berisi susu dingin pesanannya lalu meminumnya sampai habis.
"Ada yang ingin kau katakan? " tanyanya pada Andre yang saat ini masih menjadi kekasihnya.
"Tidak ada, kau sudah mendengar semuanya," jawabnya cepat.
"Lalu untuk apa kau kesini? " ucapnya sedkit keras. Ia merasa kesal dengan ucapan Andre.
"Hanya ingin memastikan kau baik - baik saja, aku akan mengantarmu pulang "
"Terima kasih, aku bisa pulang sendiri, silahkan pergi!"
Andre diam, ia tidak menanggapi ucapan wanita dihadapannya.
Risa menghela nafas panjang sebelum mengeluarkan unek - uneknya. "Inikah alasanmu menyembunyikan hubungan kita," tanya Risa menatap tajam ke arah kekasihnya itu, namun tak ada jawaban dari mulut yang selalu mengeluarkan kata - kata manis itu.
"Apa kebersamaa kita tidak ada artinya bagimu? Apa tidak ada yang kau rasakan selama kita bersama, apa hanya aku yang mencintaimu?" tanya Risa lagi, namun sama Andre masih setia dengan diamnya, entah hilang kemana suaranya.
Risa memejamkan kedua matanya, ia harus tetap tegar dihadapan laki-laki itu. "Jika memulai harus berani mengakhirinya, kita sudah memulainya dan kita juga harus mengakhirinya, mari kita PUTUS!" ucapnya meskipun berat, Risa tidak punya pilihan lain untuk menjaga harga dirinya.
"Baiklah, " jawab Andre tenang.
Meskipun Risa yang mengucapkan kata Putus tapi rasanya tetap sakit mendengar kekasihnya itu setuju. Dan sekarang mereka sepasang mantan kekasih. Ironis sekali kisah cintanya hanya dijadikan taruhan.
"Aku punya permintaan? " ucapnya kembali.
"Katakan! kau ingin ganti rugi, berapa? " tanya Andre dengan wajah datarnya.
"Apa dipikiranmu aku wanita seperti itu," tanya Risa meskipun ia sedikit matre tidakkah Andre melihat ketulusannya selama ini batinnya. Ia tertawa dalam hati, laki - laki yang ia puja ternyata sampah.
Risa tersenyum manis sebelum berkata. "Apapun yang terjadi jangan pernah menoleh kebelakang, bagaimanapun hubungan kita kedepannya, jangan pernah mengingat kebersaman kita, aku anggap kebersamaan kita hanya bermain."
Flashback end.
******************
Mampir yuk...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Becky D'lafonte
nyesekkkk
2023-08-05
0
Hartaty
sptnya seru
2023-06-30
1
Indah Alifah
nyessek yachhhh
2023-04-27
0