Bab 2 Jangan pernah menoleh kebelakang

"Bella..... tidak sekarang dia sedang hamil aku tidak mau membuatnya stress dengan masalahku meskipun uang segitu sangat kecil baginya, tapi dia akan sedih jika aku sedih, itu akan mempengaruhi kandungannya. Aku tidak mau membuatnya kepikiran dengan masalahku, " gumamnya lirih.

" Citra.... apalagi..... aku tidak mau menyusahkan sahabatku lagi, mereka sudah melakukan banyak hal untukku, sekarang waktunya mereka untuk bahagia. "

Risa menutup matanya lalu menghembuskan nafasnya kasar. Perlahan ia membuka matanya.

Deg

Saat ia membuka matanya, ia terkejut melihat seseorang yang tak ingin ia lihat. Setelah lama saling menatap ia memalingkan wajahnya. Meskipun mereka pernah bertemu sebelumnya, Risa enggan untuk berbicara dengannya kecuali sudah tak ada pilihan lain.

Risa selalu ketus saat berbicara dengan laki - laki yang saat ini menatapnya, bukannya tak bisa move on dia hanya malas saja untuk bertemu dengannya setelah apa yang terjadi diantara mereka, mungkin Risa masih menyimpan sakit hati pada laki - laki itu.

Tiba - tiba pikirannya melayang pada kejadian beberapa tahun yang lalu.

Flasback on

Saat itu Risa menerima kabar dari orangtuanya atas kepindahan tugas kerja ayahnya ke kota Yogyakarta. Setelah ia menerima kabar itu yang ia ingin ia temui hanya satu yaitu laki - laki yang beberapa bulan menjalin hubungan dengannya, laki - laki yang sangat ia cintai, Andre.

Ia segera menghampiri Andre dikantornya, meskipun masih kuliah tapi Andre sudah memegang perusahaan keluarganya, keadaan yang memaksanya untuk memimpin perusahaan sejak ayahnya meninggal.

Risa sudah beberapa kali ke kantor kekasihnya meskipun hubungan mereka belum go public alias Backstreet, Andre sering membawanyw ke kantor. Setelah keluar dari lift ia melangkah cepat ke ruangan kekasihnya. Risa memicingkan kedua matanya saat pintu ruangan kekasihnya tidak tertutup sempurna. Tanpa mengetuk pintu ia membuka pintu karena pintunya sudah terbuka meskipun hanya sedikit.

Tangannya sudah memegang handle pintu, namun tangannya terhenti saat ingin membuka pintu itu, ia mendengar suara yang sangat ia kenali. Suara orang yang membuatnya hancur dalam sekejap. Ia mendengar dengan jelas percapakapan dua anak manusia itu.

"Sepertinya kau sangat menikmati peranmu menjadi kekasihnya, apa kau jatuh cinta padanya," tanya Tomi.

Suara yang Risa tahu itu suara Tomi sahabat kekasihnya.

"Apa kau bercanda? tidak ada cinta dalam hidupku, apalagi jatuh cinta, hanya buang - buang waktu saja," sahut Andre.

Suara berikutnya adalah suara yang selalu ia rindukan, suara Andre kekasihnya. Hatinya mendadak ngilu.

"Kau sudah melewati masa taruhan, kau masih ingat perkataanmu, dalam dua bulan kau akan menidurinya, dan ini sudah enam bulan, jangan bilang kau belum berhasil," tanya Tomi lagi mendesak sahabatnya.

Ya mereka melakukan taruhan untuk menakhlukkan wanita yang saat ini ia pacari.

Tangannya gemetar, hatinya sakit seperti tertancap pisau daging, ia ingin pergi meninggalkan tempat itu namun kakinya tak mampu untuk berbalik, ia masih terpaku dibalik pintu itu.

Tiba - tiba ada tangan yang membuka pintu itu lebar.

"Nona silahkan masuk," kata sekertaris wanita yang biasa ia temui menyuruhnya masuk dan dengan baik hati membukakannya pintu.

Risa mendengar suara sekertaris itu namun ia mengabaikannya, tatapannya tertuju pada laki - laki tampan yang duduk didalam ruangan itu, laki - laki yang ia cintai, yang saat ini sudah menorehkan luka yang begitu dalam. Kedua matanya sudah mengembun tapi ia menahan sekuat tenaga agar air mata itu tidak terjatuh.

Tatapan mereka bertemu sejak pintu itu terbuka sempurna. Awalnya Andre merasa terkejut melihat wanita yang menjadi pacarnya itu berdiri di depan pintu ruangannya, dilihat dari raut wajahnya dapat ia pastikan kekasihnya mendengar semua pembicaraannya dengan Tomi sahabatnya.

Adre masih diam dikursinya. Tatapan mereka masih sama, sedetik berikutnya Risa mengalihkan tatapannya lalu berbalik, berusaha menguatkan kedua kakinya untuk melangkah. Andre masih menatapnya sampai wanita itu tak terlihat lagi.

"Semoga kau beruntung bro, selesaikan masalahmu," nasehat Tomi menyadarkan lamunan Andre. Tomi beranjak pergi dari ruangan Andre, memberi waktu pada sahabatnya itu untuk menyelesaikan masalah yang dibuatnya.

*

*

Risa melangkah gontai keluar dari lift, hatinya sudah terluka tapi ia masih berharap laki - laki yang sudah menorehkan luka itu datang mengejarnya. Namun harapannya sia - sia, sampai ia keluar dari perusahaan tidak ada seorangpun yang memanggil namanya.

Risa masuk ke dalam restoran yang berada tak jauh dari perusahaan yang baru saja ia datangi, ia perlu menenangkan dirinya dulu.

Ia memilih tempat duduk yang lebih dalam agar tidak ada yang mengganggunya. Ia memesan susu dingin untuk menenangkan dirinya biasanya itu selalu berhasil.

Tiba - tiba seseorang duduk dihadapannya, laki - laki yang ia harapkan saat ini berada dihadapannya. Risa menatapnya menunggu laki - laki itu untuk bersuara. Namun hampir sepuluh menit mereka hanya saling menatap.

Risa mengambil gelas yang berisi susu dingin pesanannya lalu meminumnya sampai habis.

"Ada yang ingin kau katakan? " tanyanya pada Andre yang saat ini masih menjadi kekasihnya.

"Tidak ada, kau sudah mendengar semuanya," jawabnya cepat.

"Lalu untuk apa kau kesini? " ucapnya sedkit keras. Ia merasa kesal dengan ucapan Andre.

"Hanya ingin memastikan kau baik - baik saja, aku akan mengantarmu pulang "

"Terima kasih, aku bisa pulang sendiri, silahkan pergi!"

Andre diam, ia tidak menanggapi ucapan wanita dihadapannya.

Risa menghela nafas panjang sebelum mengeluarkan unek - uneknya. "Inikah alasanmu menyembunyikan hubungan kita," tanya Risa menatap tajam ke arah kekasihnya itu, namun tak ada jawaban dari mulut yang selalu mengeluarkan kata - kata manis itu.

"Apa kebersamaa kita tidak ada artinya bagimu? Apa tidak ada yang kau rasakan selama kita bersama, apa hanya aku yang mencintaimu?" tanya Risa lagi, namun sama Andre masih setia dengan diamnya, entah hilang kemana suaranya.

Risa memejamkan kedua matanya, ia harus tetap tegar dihadapan laki-laki itu. "Jika memulai harus berani mengakhirinya, kita sudah memulainya dan kita juga harus mengakhirinya, mari kita PUTUS!" ucapnya meskipun berat, Risa tidak punya pilihan lain untuk menjaga harga dirinya.

"Baiklah, " jawab Andre tenang.

Meskipun Risa yang mengucapkan kata Putus tapi rasanya tetap sakit mendengar kekasihnya itu setuju. Dan sekarang mereka sepasang mantan kekasih. Ironis sekali kisah cintanya hanya dijadikan taruhan.

"Aku punya permintaan? " ucapnya kembali.

"Katakan! kau ingin ganti rugi, berapa? " tanya Andre dengan wajah datarnya.

"Apa dipikiranmu aku wanita seperti itu," tanya Risa meskipun ia sedikit matre tidakkah Andre melihat ketulusannya selama ini batinnya. Ia tertawa dalam hati, laki - laki yang ia puja ternyata sampah.

Risa tersenyum manis sebelum berkata. "Apapun yang terjadi jangan pernah menoleh kebelakang, bagaimanapun hubungan kita kedepannya, jangan pernah mengingat kebersaman kita, aku anggap kebersamaan kita hanya bermain."

Flashback end.

******************

Mampir yuk...

Terpopuler

Comments

Becky D'lafonte

Becky D'lafonte

nyesekkkk

2023-08-05

0

Hartaty

Hartaty

sptnya seru

2023-06-30

1

Indah Alifah

Indah Alifah

nyessek yachhhh

2023-04-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Lima ratus juta
2 Bab 2 Jangan pernah menoleh kebelakang
3 Bab 3 Aku punya syarat
4 Bab 4 Ciuman mahal
5 Bab 5 Aku setuju
6 Bab 6 Setahun dua tahun kedepan
7 Bab 7 Aku tidak mau jadi perawan tua
8 Bab 8 Kau harus bertanggung jawab
9 Bab 9 Tatapan para ibu
10 Bab 10 Bos menyebalkan
11 Bab 11 Aduh sakit
12 Bab 12 Haruskah kita menikah
13 Bab 13 Merindukanmu
14 Bab 14 Bolehkah aku egois
15 Bab 15 Jantungmu kenapa?
16 Bab 16 Merasa kesal
17 Bab 17 Tidak jadi menikahimu bos
18 Bab 18 Melakukan apapun
19 Bab 19 Aku akan mencobanya
20 Bab 20 Masa lalu
21 Bab 21 Menghamilimu
22 Bab 22 Aku bukan shancai
23 Bab 23 Aku mencintaimu
24 Bab 24 Selamat tinggal kekasihku
25 Bab 25 Apa yang aku pikirkan?
26 Bab 26 Kemana dia?
27 Bab 27 Tolong aku
28 Bab 28 Lupakan
29 Bab 29 Bisa dibuang dengan mudah
30 Bab 30 Kau bisa menerimaku?
31 Bab 31 Tidak ada jatah
32 Bab 32 Hanya membuatnya yang enak
33 Bab 33 Akan melahirkan
34 Bab 34 Sepiring berdua
35 Bab 35 Karena kau istriku
36 Bab 36 Law of proyection
37 Bab 37 Hanya itu yang aku punya
38 Bab 38 Kita ketahuan
39 Bab 39 Kau harus cepat sembuh
40 Bab 40 Dimana istriku?
41 Bab 41 Jodoh tak akan kemana
42 Bab 42 Pilihan hidup
43 Bab 43 Aku tidak mau
44 Bab 44 Dia membenciku
45 Bab 45 Maaf sudah tak tahan
46 Bab 46 Maafkan aku
47 Bab 47 Dia istriku
48 Bab 48 Geli - geli enak
49 Bab 49 Menyembunyikan hubungan
50 Bab 50 Hidup tanpaku
51 Bab 51 Aku tidak boleh melakukannya
52 Bab 52 Wanita memang ciptaan Tuhan yang unik
53 Bab 53 Dia tak mencintaiku lagi
54 Bab 54 Kepalaku sakit
55 Bab 55 Mereka kembali bersama
56 Bab 56 Sepertinya sepasang kekasih
57 Bab 57 Lima minggu
58 Bab 58 Tak bisa tidur tanpanya
59 Bab 59 Sangat enak
60 Bab 60 Beri sedikit pelajaran
61 Bab 61 Apa yang kalian lakukan?
62 Bab 62 Dia istriku
63 Bab 63 Curahan hati dua sahabat
64 Bab 64 Wanita pelakor
65 Bab 65 Lili melihatnya
66 Bab 66 Jalang suamiku
67 Bab 67 Istriku baik - baik saja
68 68 Janda oh No! oh yes!
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Bab 1 Lima ratus juta
2
Bab 2 Jangan pernah menoleh kebelakang
3
Bab 3 Aku punya syarat
4
Bab 4 Ciuman mahal
5
Bab 5 Aku setuju
6
Bab 6 Setahun dua tahun kedepan
7
Bab 7 Aku tidak mau jadi perawan tua
8
Bab 8 Kau harus bertanggung jawab
9
Bab 9 Tatapan para ibu
10
Bab 10 Bos menyebalkan
11
Bab 11 Aduh sakit
12
Bab 12 Haruskah kita menikah
13
Bab 13 Merindukanmu
14
Bab 14 Bolehkah aku egois
15
Bab 15 Jantungmu kenapa?
16
Bab 16 Merasa kesal
17
Bab 17 Tidak jadi menikahimu bos
18
Bab 18 Melakukan apapun
19
Bab 19 Aku akan mencobanya
20
Bab 20 Masa lalu
21
Bab 21 Menghamilimu
22
Bab 22 Aku bukan shancai
23
Bab 23 Aku mencintaimu
24
Bab 24 Selamat tinggal kekasihku
25
Bab 25 Apa yang aku pikirkan?
26
Bab 26 Kemana dia?
27
Bab 27 Tolong aku
28
Bab 28 Lupakan
29
Bab 29 Bisa dibuang dengan mudah
30
Bab 30 Kau bisa menerimaku?
31
Bab 31 Tidak ada jatah
32
Bab 32 Hanya membuatnya yang enak
33
Bab 33 Akan melahirkan
34
Bab 34 Sepiring berdua
35
Bab 35 Karena kau istriku
36
Bab 36 Law of proyection
37
Bab 37 Hanya itu yang aku punya
38
Bab 38 Kita ketahuan
39
Bab 39 Kau harus cepat sembuh
40
Bab 40 Dimana istriku?
41
Bab 41 Jodoh tak akan kemana
42
Bab 42 Pilihan hidup
43
Bab 43 Aku tidak mau
44
Bab 44 Dia membenciku
45
Bab 45 Maaf sudah tak tahan
46
Bab 46 Maafkan aku
47
Bab 47 Dia istriku
48
Bab 48 Geli - geli enak
49
Bab 49 Menyembunyikan hubungan
50
Bab 50 Hidup tanpaku
51
Bab 51 Aku tidak boleh melakukannya
52
Bab 52 Wanita memang ciptaan Tuhan yang unik
53
Bab 53 Dia tak mencintaiku lagi
54
Bab 54 Kepalaku sakit
55
Bab 55 Mereka kembali bersama
56
Bab 56 Sepertinya sepasang kekasih
57
Bab 57 Lima minggu
58
Bab 58 Tak bisa tidur tanpanya
59
Bab 59 Sangat enak
60
Bab 60 Beri sedikit pelajaran
61
Bab 61 Apa yang kalian lakukan?
62
Bab 62 Dia istriku
63
Bab 63 Curahan hati dua sahabat
64
Bab 64 Wanita pelakor
65
Bab 65 Lili melihatnya
66
Bab 66 Jalang suamiku
67
Bab 67 Istriku baik - baik saja
68
68 Janda oh No! oh yes!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!