Kacamata Berenda

Happy Reading 🌹🌹

Bara menoleh ke arah wanita yang sudah menyenggol bahunya dengan tatapan kesal, sama dengan Jundi yang menatap wanita sexy dengan rambut tergerai berwarna hitam legam.

Meski hanya mengenakan celana jeans dan kaos over size, tubuh sexy Stevani tetap dapat di lihat dengan jelas kaum adam.

Jundi mengulum senyum dengan menatap Bara yang masih menoleh ke belakang, "Air liurmu menetes." Ucap Jundi berbohong.

Dengan bodohnya, Bara mengusap bibirnya. Sesaat otaknya mencerna dan mengutuk dirinya yang mudah di bodohi oleh Jundi.

"Kau! akan aku potong gajimu, cepat ambil kunci kamar." Bara berlalu dari hadapan Jundi dengan berjalan lebih dulu.

"Atas nama Bara Green Smith Santosa." Ucap Jundi kepada resepsionis.

"Kamar presiden suit yang berada di lantai tiga puluh, Tuan." Resepsionis memastikan.

Setelah mendapatkan kunci dari resepsionis, Jundi segera menyusul Bara yang tengah duduk di lobby hotel dengan satu kaki di atas kaki lainnya.

"Ayo!" Ajak Jundi.

Keduanya berjalan menuju lift hotel dengan seorang porter yang membawakan barang dan koper keduanya.

Bara hanya diam seribu bahasa dengan bersedepa dada, mimik wajahnya datar tanpa ekspresi, dan pandangannya dingin.

Keduanya telah sampai di lantai tiga puluh di mana kamar president suit berada. Jundi memberikan tips untuk oegawai yang membawakan koper mereka.

Setelah pintu terbuka segera Bara masuk, terlihat kamar yang begitu luas dengan satu kasur king size, dua meja kecil berada di sisi kanan dan kiri kasur dengan sprei putih.

Bara melepaskan jas yangndi akenakan di sofa dekat kamar mandi berwarna hitam. Kedua kakinya melangkah menuju tirai yang membentang menutupi setengah dari sisi kamar.

Di tariknya tirai berwarna merah maroon itu sehingga menyajikan pemandangan Granada dari ketinggian.

"Apa kamu sudah membuat scedule untuk besok?" Tanya Bara yang masih berdiri memandang ke depan.

"Sudah, klien kita akan berada di Granada selama satu minggu." Jawab Jundi dengan melihat tabletnya.

"Baguslah, kita masih bisa mendapatkan proyek itu." Kata Bara dengan lega.

"Maafkan aku." Ucap Jundi tidak enak hati.

Bara berbalik menatap Jundi yang tampak menundukkan kepalanya, "Tidak apa-apa, terkadang kita harus melakukan kesalahan untuk memperbaiki diri." Kata Bara dengan tersenyum simpul.

"Terima kasih, kalau begitu aku akan mandi dulu. Tubuhku sangat lengket dan aku tidak nyaman." Ucap Jundi yang meletakkan tabletnya du atas meja.

Sedangkan di sebuah kamar kelas satu bukan presiden suit seperti Bara, tampak kedua wanita yang sedang merebahkan tubuh mereka di atas kasur.

Kamar dengan dua bed dan satu meja kecil yang berada di tengah dengan lampu tidur.

"Aku rindu bau bantal dan kasur." Ucap Stevani dengan menjatuhkan bobot tubuhnya tengkurap.

Yona menyingkirkan koper yang tergeletak begitu saja di tengah-tengah ruangan, meletakkan kedua koper di sudut kamar.

"Hah, perjalanan yang melelahkan." Timpal Yona dengan ikut merebahkan tubuhnya di kasur sebelah.

Keduanya tanpam terdiam dengan memejamkan kedua matanya, hingga ponsel Stevani berdering membuat matanya yang enggan terbuka harus di paksa.

Tampak Mamanya tengah menelfon, "Ada ada, Ma?" Tanya Stefani dengan memejamkan kembali kedua matanya.

"Apa kamu sudah sampai?" Tanya Nyonya Kriatoff.

"Hemm, baru saja." Jawab Stevani dengan suara yang lirih.

"Kamu tidur? Baik, tidurlah. Hubungi saudaramu untuk pulang ke mansion sebelum Mama yang menyeretnya pulang." Ucap Nyonya Kristoff yang ujung-ujungnya Stevan.

Stevani hanya berdehem saja sebagai jawaban dan mematikan sambungan telfon, Yona yang mendengar suara telfon Stevani meboleh ke arah sahabatnya.

"Kenapa lagi dengan kembaranmu?" Tanya Yona dengan tenang.

Stevani hanya mengendikkan kedua bahunya saja, tapi jemarinya berselancar di benda pipih dengan case berwarna rose gold.

Tampak Stevani menempelkan ponselnya menghubungi seseorang, sebelum orang itu mengangkat sudah mendapatkan semburan dari wanita kejam bagi sang saudara.

"CEPAT PULANG, SEBELUM AKU MEMENGGAL KEPALAMU!"

Tanpa menunggu jawaban langsung saja di matikan oleh Stevani dan melemparkan ponselnya ke sembarang arah dengan wajah kesal.

"Aku mau mandi." kata Stefani yang langsung bangkit dari kasur.

Segera Stefany menarik salah satu koper yang berisi perlengkapannya, tapi keningnya berkerut dalam.

Melihat wajah Stefani yang bingung membuat Yona mendudukkan dirinya, "Jangan di berantakin." Yona mengingatkan Stefani.

Stefani tidak menggapai ucapan asisten sekaligus sahabatnya tersebut, perlahan tangan kanan nya terangkat dengan memegang sesuatu dengan wajah yang sulit di artikan.

"Aaaa!" Stefani melempar benda berwarna hitam itu ke arah Yona yang juga berteriak.

"Kemana barang-barang kita!" Ucap Stefani kepada Yona.

Yona berjalan mendekat ke arah Stefani, kedua matanya menatap lekat barang-barang yang berada di dalam koper.

"Sepertinya benar tertukar." kata Yona lirih.

"Hah? Makhsudmu." Stefani tidak mengerti ucapan Yona.

Yona menoleh ke arah Stefani dengan agak mendongak karena tinggi keduanya cukup banyak.

"Koper ini sepertinya punya pria yang berada di bandara tadi." Jelas Yona bingung.

"Apa sih, aku tidak paham maksudmu." Stefani frustasi.

Yona menepuk pundak Stefani dengan cepat dan agak kencang, "Tamu! iya tamu, ayo ikut aku!"

Tanpa merapikan kembali, Yona langsung menutup koper yang tertukar dan menutupnya dengan rapat. Segera Yona menyeret koper dan menarik pergelangan Stefani.

"Tunggu! Mau ke mana?" Tanya Stefani menahan Yona.

"Ke lantai satu, kita harus mengembalikan koper ini kepada pemiliknya. Dia juga menginap di hotel ini." Jelas Yona kepada Stefani.

"Darimana kamu tahu?" Tanya Stefani dengan penuh selidik.

"Sudah cepat, sebelum mereka melihat barang-barang kita." Yona menggalkan Stefani yang masih berdiri di tempatnya.

Otak Stefani memproses ucapan Yona, wajah yang awalnya bingung berubah menjadi kesal.

"Hais... Awas saja jika dia melihatnya!" Omel Stefani yang kembali masuk untuk mengambil sesuatu.

Di dalam kamar presiden suit, Jundi keluar dari dalam kamar mandi hanya mengenakan baju handuk.

Dia melihat Bara yang tengah sibuk dengan ponselnya duduk di sofa dengan kedua kaki yang di tumpangkan pada meja.

"Kita akan makan malam di hotel ataubdinluar?" Tanya Jundi yang berjalan kebarah koper.

"Di luar saja, aku ingin menikmati suasana di Granada." Jawab Bara yang masih fokus dengan ponselnya.

"Baiklah, kamu segeralah mandi. Aku ingin tidur sebentar setelah ini." Ucap Jundi yang mulai membuka koper.

"Bar...."

"Bara!"

"Jangan berteriak, kita tidak dinhutan dan aku belum tuli." Kata Bara yang memandang ke arah Jundi kesal.

Kedua mata Bara sontak membulat saat melihat Jundi menenteng sesuatu di tangannya, barang seperti kacamata berwarna pink tidak lupa memiliki renda di sepanjang pinggirannya.

"Hey! Apa kau gila membawa barang seperti itu di koperku!" Teriak Bara yang tidak tahu jalan pikiran sahabatnya.

"Ini bukan barang milik kita! Lihat...." Jundi kembali memperlihatkan pakaian tidur transparan membuat jakun kedua pria naik-turun.

Terpopuler

Comments

Siti Farida

Siti Farida

😂😂😂😂 pasti lucu liat wajah mereka

2023-11-06

0

Ita rahmawati

Ita rahmawati

malah di tenteng² 🤦‍♀️ eh stefani in yg tetiba nyium bara di taman ir bukan ya 🤔🤔

2023-04-15

0

Icha Arlinda

Icha Arlinda

😆😆😆🤭🤦ceritanya kaya di FTV yg tayang di SCTV.,.....

2023-02-18

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!