Keluarga tak tau diri

Tyas yang sedang bersantai di pagi hari bersama anak dan suaminya di kejutkan dengan kedatangan ibu dan ayah tirinya.

"Assalamualaikum Tyas, ambilkan ibu air, ibu haus," pinta Titik setelah mendudukkan dirinya di sofa.

"Sama bapak juga ya Yas, jangan lupa makanannya, bapak lapar sekali," pinta Dibyo yang juga ikut duduk di sebelah sang istri.

"Bapak, ibu tumben ke sini pagi-pagi ada apa?" tanya Tyas yang belum juga mau melaksanakan permintaan Titik dan Dibyo.

"Kamu ini ambilkan dulu kami makanan dan minuman baru tanya-tanya!" sergah Titik kesal.

"Ih, Kakung bau banget sih! Belum mandi udah keluyuran!" ejek Ziva cucu tirinya.

Dibyo hanya tersenyum sambil tetap mengipasi dirinya. Ia sudah biasa di perlakukan tak sopan oleh cucu tirinya itu.

Ziva memang selalu di manja, hingga remaja yang seusia dengan Rima itu benar-benar tak memiliki sopan santun, berbeda dengan Rima cucu kandungnya, meski di perlakukan kasar, tak pernah sekali pun cucunya itu berkata ketus padanya.

"Maafin Kakung, nanti abis makan Kakung mandi kok Ziv."

"Bau banget! Bikin enek aja! Sebel ih!" gerutunya.

Tak ada yang menegur ucapan gadis remaja itu, Dibyo pun tak berani menegur cucu tirinya sebab dia sendiri datang ke rumah anak tirinya untuk menumpang hidup.

"Nih! Aku belum masak Bu, cuma ada teh sama gorengan aja!" ketus Tyas sambil meletakan secara kasar makanan dan minuman kehadapan ibu dan bapak tirinya.

"Oh iya Bu, si Nina udah kirim belum? Jalan-jalanlah kalau dah transfer dia," pinta Tyas semangat.

"Matamu jalan-jalan! Kamu tau kenapa ibu ke sini?" jawab Titik dengan mulut penuh makanan.

"Ih, mbah tuh, mulut penuh jangan ngomong dong! Tuh kan keluar-keluar makanannya dari mulut embah!" gerutu Ziva sambil mengusap lengannya yang terkena cipratan dari makanan yang di kunyah Titik.

"Ya ampun nduk, kamu kok ya lemes kali, mbah ini mbahmu, yang sopan sedikit nduk!" tegur Titik geram.

Ziva lantas berlalu dari ruang tamu sambil mengentak-entakkan kakinya kesal.

Dia masuk kamar dengan membanting pintu dengan keras. Membuat Dibyo dan Titik berjengit kaget.

"Ya Allah gusti anakmu Yas ... Yas, mbok kamu ajari sopan santun!" gerutunya pada sang putri.

"Lah salah ibu, kenapa jadi nyalahin Tyas ma Ziva!" ucap Tyas tak terima.

"Udah Bu jelasin, kenapa ibu pagi-pagi kesal begini? Kiriman Nani telat lagi?" tanya Tyas penasaran.

"Eh lupa Bu, nanti kalau pulang sekalian tolong bawain cucian Tyas ya, suruh tuh si Rima nyuci jangan malas-malasan aja kerjanya!"

Dia sendiri yang malas, tapi mengatakan Rima pemalas, keluarga Titik memang keluarga tak tahu diri.

"Bu ...Ibu!" panggil Dita dari luar.

"Ish, noh Bu udah disusuli Dita," sergah Tyas kesal karena takut di recoki lagi oleh adiknya.

"Kenapa ngga jawab aku sih!" gerutu Dita saat melihat sang ibu ada di ruang tamu kakaknya.

"Kamu datang-datang bukannya ucapin salam, malah treak-treak!" tegur Tyas kesal.

Dita lalu duduk dan meminum teh milik Titik hingga tandas tak tersisa.

"Ibu baru minum dikit udah kamu habisin!" keluh Titik kesal.

Dita hanya menyengir saja, lalu menatap sang kakak, "buatin lagi lah Mbak!" pintanya songong.

"Enak aja! Kalian kenapa sih tiba-tiba datang ke sini barengan! Mau ajak kita piknik kan? Nina udah kirim kan?" tanya Tyas semangat.

"Gundulmu mbak ... Mbak! Aku hampir kehilangan kepalaku gegara si janda sableng itu!" dengus Dita kesal memgingat kejadian tadi.

"Apa maksudmu Dit?"

"Loh mbak Tyas belum tau tah? Si Nina udah pulang, dia ngusir aku tadi, bahkan mengancam aku pakai golok segala!" keluhnya.

"HAH NINA PULANG?" ucap Tyas dan Yanto berbarengan.

"Kenapa kamu kaget gitu Pah!" ketus Tyas menatap suaminya yang wajahnya tiba-tiba terlihat ceria.

"Apa sih Mah, papah kagetlah, kirain ibu mau ajak kita jalan-jalan dengan uang hasil kiriman si Nina, kalau Nina pulang berarti kan gagal kita senang-senang," ngeles Yanto.

Hati laki-laki itu berbunga kala mendengar pujaan hatinya sudah kembali. Tak di ungkiri, dulu dia sangat mengagumi sosok Nina.

Hingga saat wanita itu menjadi seorang janda, Yanto pernah menawarinya untuk jadi istri keduanya, tapi sayang keinginan itu di tolak mentah-mentah oleh Nina.

Yanto sangat tersinggung karena merasa harga dirinya di injak-injak oleh Nina, hingga dia juga sering memperlakukan Rima secara kasar untuk membalas sakit hatinya.

Dirinya juga penasaran seperti apa Nina sekarang, ia ingin kembali mencoba menaklukkan hati wanita sombong itu, pikirnya.

"Maksud kamu apa Dita? Apa Nina mengancammu?" tanya Titik dengan dada kembang kempis menahan amarah.

Dita mengangguk sambil memakan gorengan yang ada di meja, perutnya sangat lapar, terlebih lagi dia sangat lemas karena berjalan dengan perut kosong ke rumah kakaknya.

"Kurang aja anak itu! Pak ini ngga bisa di biarin, kita harus kasih pelajaran si Nina itu pak!" tegur Titik kesal.

Wanita paruh baya itu tak sadar dengan perbuatannya malah menyalahkan Nina yang menurutnya berlaku semena-mena.

Tyas juga ikutan kesal karena ia yakin Rima sudah mengadukan perbuatan mereka pada Nina, dia takut untuk menampung keluarganya sendiri.

Di pikiran wanita licik itu hanya uang yang dia dapatkan dari Nina akan terhenti pastinya.

Selama ini, dia juga di kirimi uang oleh Nina karena mengira menjadi tukang antar jemput anaknya. Kenyataannya Rima selalu pulang pergi sekolah dengan berjalan kaki.

Tyas juga kesal karena Nina mengusir keluarganya, dia enggan sang ibu tinggal bersama dengannya dan menopang segala kebutuhan mereka.

"Ayo Bu! Kita lawan dia, enak aja main usir-usir kalian, seperti ini!" kesalnya.

"Loh kok kamu tau kalau kami di usir Yas?" tanya Dibyo bingung.

"Lah, tadi kan Dita bilang dia di usir, aku yakin bapak sama ibu pagi-pagi ke sini juga karena di usir dia kan?" tebaknya.

"Kamu memang cerdas Yas," puji Titik pada putri sulungnya membuat Dita memutar bola matanya jengah.

"Ayo buruan! Jangan makan aja! Kita ke sana ramai-ramai, dia kan sendirian, kita ramai-ramai, dia pasti takut!" ajaknya semangat.

Mereka datang bersamaan dengan tujuan berbeda-beda. Jika Tyas dan keluarganya ingin membalas sikap Nina, Yanto hanya ingin melihat wajah Nina sekarang.

Dibyo sendiri merasa bingung akan berada di pihak siapa. Tentu dia tidak ingin keluarga istrinya menyakiti anak dan cucu kandungnya.

Namun dia juga takut di tinggalkan oleh sang istri, bisa apes dirinya, sudah di buang anak kandungnya, harus di tinggalkan oleh istrinya juga.

.

.

.

Tbc

Terpopuler

Comments

Muji Lestari Tari

Muji Lestari Tari

mmg ada yg sejahat itu

2025-01-12

0

Aisyah Putri Angel

Aisyah Putri Angel

maaf kok 11 12 dgn cerita hidup temanku.
temanku dan aq TKW taiwan.bedanya anakku diasuh dan dirawat dengan baik oleh almarhumah simbok dan adikku.
sedangkan anak temanku diasuh dan dirawat ortu kandung temanku tp Inna ilaihi wa Inna ilaihi Raji'un...miris sekali perlakuan ortunya terhadap anak2nya.
sewaktu aq pulkam Indonesia cuti aq pergi main ke Jatim tempat temanku dan aq miris melihat perlakuan keluarga nya .
setelah aq balik lagi ke twn aq bilang ke teman ku .klu kamu pulkam Indonesia diam2 saja jgn beri tau orang rumah.
dan temanku tau penderitaan anak2nya di dlm asuhan ortunya.dan ke 3 anaknya dititipkan kedalam asuhan dan rawat almarhumah simbokku di Purwodadi Grobogan.
hingga sekarang.mereka menikah dan menetap di Jateng

2024-08-05

0

Ika

Ika

kakek durhaka

2024-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 Pulang
2 Kenyataan Pahit
3 Keluarga tak tau diri
4 Tutup telinga
5 Fitnah Keji
6 Kesialan Dibyo
7 Ngereog
8 Playing Victim
9 Berani melawan
10 Kesialan Ziva
11 Menyelamatkan Dibyo
12 Syarat untuk Dibyo
13 Menjemput Titik
14 Rencana Titik
15 Gorengan Alot
16 Kalah Telak
17 Kehidupan yang berbalik
18 Perhatian Tentangga Baru
19 Janda Premium
20 Kemalangan Ziva
21 Dita jadi pencopet
22 Kesialan Dita
23 Hilangnya sertifikat rumah
24 Memaksa Dibyo
25 Di gadaikan
26 Kalah Saing
27 Belang Budi
28 Saling memanfaatkan
29 Dilema Titik
30 Kebahagiaan di tengah duka
31 Rencana busuk
32 Desakkan
33 Sikap tegas Nina
34 Menyerah
35 Semakin terlihat busuknya.
36 Lamaran dadakan
37 Mengasingkan Dibyo
38 Pertemuan yang tak terduga
39 Bertemu mantan mertua
40 Karma
41 Terenggut lagi
42 Kembalinya Yanto
43 Serangan Ratih
44 Terusir
45 Menolak
46 Ancaman Novi
47 Budi lagi
48 Kekejian Budi
49 Tentang Mulya
50 Kekalutan Budi
51 Pulang
52 Apa lagi?
53 Tertangkap
54 Teringkus
55 Akhir kisah Budi.
56 Hukuman
57 Bertingkah
58 Hamil
59 Pergi
60 Sidang
61 Ketahuan
62 Murkanya Yanto
63 Mencari kambing hitam
64 Di Keluarkan
65 Kesialan Bertubi-tubi
66 Melabrak Baron
67 Calon Madu
68 Kesepakatan
69 Di luar ekspektasi
70 Hari kelulusan
71 Season 2 kehidupan baru Rima
72 Dikerjai habis-habisan
73 Gadis pertama
74 Perhatian Andi
75 Kecemasan Andi
76 Sikap Galih
77 Rasa yang tidak di mengerti
78 Mencekam
79 Galih Vs Gyan
80 Rencana Andi
81 Lamaran Amadi
82 Taruhan
83 Luke
84 Selalu kata 'Kenapa?'
85 Happy Eid Mubarok
86 Undangan Andi
87 Kekacauan
88 Pernikahan Nina dan Ahmadi
89 Saudari Baru
90 Rencana Citra
91 Pertemuan Andi dan Citra
92 Ungkapan perasaan Andi
93 Kabar duka di tengah kabar bahagia
94 Tuntutan
95 Siapa dalang sebenarnya?
96 Siapa Dia?
97 Kenapa harus kamu?
98 Masih Sangsi
99 Pesta kelulusan
100 Siapa yang iblis sebenarnya.
101 Perpisahan
102 Sepuluh tahun berlalu
103 Pernikahan Dadakan
104 Istri kedua?
105 Tak menyerah
106 Pertemuan
107 ketegasan Andi
108 Saling Mendukung
109 Tegang
110 Tamat
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Pulang
2
Kenyataan Pahit
3
Keluarga tak tau diri
4
Tutup telinga
5
Fitnah Keji
6
Kesialan Dibyo
7
Ngereog
8
Playing Victim
9
Berani melawan
10
Kesialan Ziva
11
Menyelamatkan Dibyo
12
Syarat untuk Dibyo
13
Menjemput Titik
14
Rencana Titik
15
Gorengan Alot
16
Kalah Telak
17
Kehidupan yang berbalik
18
Perhatian Tentangga Baru
19
Janda Premium
20
Kemalangan Ziva
21
Dita jadi pencopet
22
Kesialan Dita
23
Hilangnya sertifikat rumah
24
Memaksa Dibyo
25
Di gadaikan
26
Kalah Saing
27
Belang Budi
28
Saling memanfaatkan
29
Dilema Titik
30
Kebahagiaan di tengah duka
31
Rencana busuk
32
Desakkan
33
Sikap tegas Nina
34
Menyerah
35
Semakin terlihat busuknya.
36
Lamaran dadakan
37
Mengasingkan Dibyo
38
Pertemuan yang tak terduga
39
Bertemu mantan mertua
40
Karma
41
Terenggut lagi
42
Kembalinya Yanto
43
Serangan Ratih
44
Terusir
45
Menolak
46
Ancaman Novi
47
Budi lagi
48
Kekejian Budi
49
Tentang Mulya
50
Kekalutan Budi
51
Pulang
52
Apa lagi?
53
Tertangkap
54
Teringkus
55
Akhir kisah Budi.
56
Hukuman
57
Bertingkah
58
Hamil
59
Pergi
60
Sidang
61
Ketahuan
62
Murkanya Yanto
63
Mencari kambing hitam
64
Di Keluarkan
65
Kesialan Bertubi-tubi
66
Melabrak Baron
67
Calon Madu
68
Kesepakatan
69
Di luar ekspektasi
70
Hari kelulusan
71
Season 2 kehidupan baru Rima
72
Dikerjai habis-habisan
73
Gadis pertama
74
Perhatian Andi
75
Kecemasan Andi
76
Sikap Galih
77
Rasa yang tidak di mengerti
78
Mencekam
79
Galih Vs Gyan
80
Rencana Andi
81
Lamaran Amadi
82
Taruhan
83
Luke
84
Selalu kata 'Kenapa?'
85
Happy Eid Mubarok
86
Undangan Andi
87
Kekacauan
88
Pernikahan Nina dan Ahmadi
89
Saudari Baru
90
Rencana Citra
91
Pertemuan Andi dan Citra
92
Ungkapan perasaan Andi
93
Kabar duka di tengah kabar bahagia
94
Tuntutan
95
Siapa dalang sebenarnya?
96
Siapa Dia?
97
Kenapa harus kamu?
98
Masih Sangsi
99
Pesta kelulusan
100
Siapa yang iblis sebenarnya.
101
Perpisahan
102
Sepuluh tahun berlalu
103
Pernikahan Dadakan
104
Istri kedua?
105
Tak menyerah
106
Pertemuan
107
ketegasan Andi
108
Saling Mendukung
109
Tegang
110
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!