Suara jeritan yang sebenarnya akhirnya bergema karena Jason sukses kembali menyatukan mereka berdua tanpa aba-aba terlebih dahulu.
"Oh sakit?!" jerit Claire kuat sambil memberontak agar penyatuan itu dihentikan.
Jason menikmati jeritan Claire yang terdengar indah ke telinganya. Baginya setiap apa yang keluar dari mulut wanita yang baru dia beli menambah staminanya semakin membara.
"Come on baby," teriak Jason kencang.
"Ayah maafkan Claire sudah berdosa," ucapnya dalam hati sambil menahan sakit karena Jason memberikan stempel sampai meninggalkan bekas warna merah keunguan.
Jason yang benar-benar sudah terlanjur gelap mata tidak peduli dengan situasi dalam dan gan itu.
Walaupun belum melakukan penyatuan yang sesungguhnya bagi Jason menikmati daun muda perlu dilakukan pelan-pelan agar tidak mubazir.
Malam yang dingin disertai hujan turun begitu deras diluar sana Jason dibawah bersama cahaya lampu yang remang-remang. Claire dapat merasakan napas Jason naik turun menahan sesuatu yang hendak keluar padahal belum melakukan penyatuan.
"Aku ingin lebih Claire," bisik Jason.
Salah satu tangannya membuka pakaiannya yang terakhir agar bebas karena dari tadi menyiksanya.
Claire dapat merasakan benda tumpul semakin membuat ia sulit bernapas. Pelan namun pasti pada akhirnya Jason dapat mengambil kesucian itu secara paksa.
"Tuan sakit saya masih." Jason menutup mulut Claire karena momen ini dia tidak mau ada suara keributan. Dia ingin merasakan daun muda yang belum pernah terjamah siapapun.
Claire hanya bisa mengeluarkan air matanya karena tidak bisa lagi bergerak menghentikan aksi Jason yang mengerikan.
Hanya suara erangan Jason memenuhi ruangan tersebut menikmati sisa akhir dari permainannya. Berbeda dengan Claire berusaha keras agar tidak mengikuti Jason.
Jason mendorong kuat pada akhirnyabsemua yang sudah ia pertahankan sia-sia karena kekuatannya tidak sebanding dengan Jason.
Malam semakin dingin Jason Monta akhirnya dapat merasakan kenikmatan yang tiada tara. Puas melihat wajah Claire menerima semua yang baru dia lakukan barusan.
Tidak mau melepaskan kesempatan Jason menyatukan bibir yang sudah bengkak tidak membuat rasa nikmat itu kurang.
Claire hanya mampu menatap Jason nanar melihat mahakarya yang dia ciptakan secara paksa. Malam yang panjang Claire berusaha tidak mengeluarkan suara semenjak kesuciannya direnggut Jason.
"Keluarkan suaramu Claire," ucap Jason sela aktifitasnya membuat mahakarya ke perut rata Claire.
"Lakukan yang kau inginkan Tuan," lirihnya sambil menahan sakit pada sekujur tubuhnya.
"Wanita lemah," ucap Jason kesal.
Jason benar-benar kesal mendengar jawaban Claire dia tidak suka ada yang melawannya.
"Tuhan sakit?!" teriak Claire kuat karena merasakan benda tumpul milik Jason masuk terlalu dalam.
Jason tidak mengindahkan terus mencari sesuatu dibawah sana yang belum tuntas tanpa memperdulikan wajah Claire pucat karena lelah menerima semua hentakan bertubi-tubi datang kepadanya.
"Jangan lemah Claire, kau sudah aku beli," tambah Jason.
"Aku tidak kuat lagi, Tuan?" ucap Claire kedua bola matanya bahkan terlihat berkunang-kunang melihat wajah tampan Jason penuh keringat.
"Sial wanita ini terlalu lemah untukku," rutuk Jason padahal dia belum merasakan apapun sementara Claire sudah tidak tahu berapa kali.
Jason mau tidak mau akhirnya mempercepat laju reaksi tubuhnya agar tidak tanggung. Tubuh atletis penuh keringat bekerja ekstra dibawah sementara wanita lemah dan tidak berdaya menerima aksi gilanya dengan sisa tenaganya.
Claire dapat melihat samar-samar mendengar suara Jason sesekali mengerang menahan tubuhnya hendak mengeluarkan sesuatu. Claire mengeluarkan bulir-bulir bening terus keluar dari sudut bola matanya.
"Ayah, ibu maafkan Claire tidak bisa menjaga amanah kalian," ucapnya lirih sambil menatap samar-samar langit kamar yang didominasi warna putih.
Jason mengeram karena melihat Claire mulai menutup kedua bola matanya, tidak mau menghilangkan kesempatan akhirnya yang ditunggu-tunggu sedari tadi keluar.
Cairan kental putih berceceran di mana-mana karena Jason tidak sempat menarik benda pusaka miliknya.
"Oh Claire," erang Jason tanpa memperdulikan Claire sudah tidak sadar lagi.
Setelah diam beberapa menit menikmati sisa-sisa permainan Jason bangun memperhatikan wajah polos wanita baru dia paksa melakukan hubungan tanpa ada ikatan.
Jason meraih selimut menyelimutinya mereka berdua namun, pandangannya tertuju noda merah cukup banyak di bawah sana.
Di bawah lampu seulas senyuman terpancar pada wajah tampan Jason. Tidak mau lama-lama melihat Jason memilih tidur sambil memeluk Claire.
Di tempat lain seorang pria muda terus mencari keberadaan Claire di Club Paradise penuh orang-orang yang putus asa minum, melakukan hubungan bebas dan menari bebas.
Pria itu adalah Rio teman seangkatan Claire kuliah dengan jurusan kedokteran dan sama-sama magang salah satu rumah sakit terbesar di kota metropolitan.
Suara dentuman musik yang memekikkan telinga serta asap menyengat memenuhi seluruh ruangan itu tidak membuat sosok Rio putus asa mencari keberadaan Claire.
"Aduh, kau punya mata tidak?" pekik seorang wanita muda terlihat sempoyongan.
"Larisa, dimana Claire kalian bawa, katakan!" desak Rio sambil menahan tubuh Larisa agar stabil.
"Oh wanita bodoh itu." Larisa tertawa terbahak-bahak tidak memperdulikan Rio saat ini sudah kesal menatapnya.
"Katakan ke mana kalian bawa Claire, Larisa?" sentak Rio kali ini suaranya lebih kuat.
"Rio, kau jangan terlalu bodoh mencari Claire. Dia sekarang sudah pergi jauh sampai kapanpun kau tidak akan pernah bisa menemuinya lagi," ucap Larisa sesenggukan lalu dia gerakkan tubuhnya mengikuti irama musik yang bergema kuat.
"Larisa katakan yang sebenarnya sekarang juga Claire ke mana kalian bawa?" teriak Rio sambil menekan tubuh Larisa di balik dinding tebal yang penuh warna maroon.
"Lepaskan aku Rio! Kau tidak berhak atas Claire jadi jangan pernah mencarinya mengerti," sentak Larisa lalu dia mendorong tubuh tinggi Rio sampai pria malang itu nyaris jatuh ke lantai.
"Ke mana Claire kalian bawa, Larisa?" bentak Rio kuat tidak peduli lagi mereka sudah menjadi pusat perhatian pengunjung Club Paradise.
"Kau mau tahu dia ada di mana?" tantang Larisa sambil mendekati Rio walau tubuhnya tidak stabil.
"Di mana?" Larisa menepuk pundak Rio terlebih dahulu sebanyak lima kali.
"Dia baru aja mengajukan diri kepada pengusaha tajir untuk melunasi hutang keluarga kami Rio. Jadi jangan salahkan dia mengambil keputusan yang tepat menolong keluarganya." Setelah mengatakan itu Larisa meninggalkan Rio mematung di sana.
Rio diam sambil cerna yang baru dia dengar barusan seluruh tubuhnya kaku tidak berdaya membayangkan Claire sudah menyerahkan dirinya kepada pria yang tidak ada ikatan suami istri.
Dia tahu betul semua tentang hidup Claire jadi tidak segampang itu menyerahkan diri kepada pria yang tidak dia kenal.
"Itu tidak mungkin? Claire bukan wanita murahan mau serahkan tubuhnya kepada pria manapun. Claire aku minta maaf telat datang menolongmu?!" Rio menarik rambutnya lalu mengobrak-abrik isi ruangan itu tidak peduli penjaga menahannya karena sudah membuat kekacauan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments