Sinta, Claire dan Larisa masuk ke dalam gedung Club Paradise begitu anggun hingga semua tatapan haus para pria belang menyapu mereka dari atas sampai bawah. Sinta menarik paksa agar Claire tidak terlalu jauh darinya karena emas jangan sampai lepas dari jeratannya. Sama halnya dengan Larisa mengunci tubuh Claire dari samping agar dia yang menjadi pusat perhatian para pengunjung Club Paradise.
"Tunjukkan kalau kau adalah wanita cantik, Claire. Naikkan dagumu!" bisik Sinta.
"Claire malu, Bu," balasnya.
"Kau membuat kepalaku sakit. Larisa, hubungi Tuan Jason kalau kita sudah sampai!" perintah Sinta kesal.
"Baik, Bu." Sosok pria yang disebutkan barusan tiba begitu gagahnya menghampiri mereka bertiga.
Larisa langsung berdiri menyambut kedatangan Jason Monta sambil menggeser Claire agar dia lebih dulu dilihat pria dewasa itu.
"Halo, Tuan Jason. Selamat malam," sapa Larisa tersenyum hangat.
"Malam," balasnya datar tanpa menunjukkan ekspresi sedikit pun. Bahkan dia sama sekali tidak balas uluran tangan Larisa.
"Sialan tidak dibalas," rutuk Larisa.
"Silakan duduk, Tuan Jason," potong Sinta karena suasana terlihat dingin.
"Siapa pria ini?" gumam Claire dalam hati lalu ikut duduk. Seorang pelayan menghampiri mereka membawa makanan dan minuman yang sudah dipesan Sinta sebelumnya.
"Vodka dingin!" ucap Jason dingin.
"Baik Tuan." Pelayan tersebut undur diri setelah selesai menyajikan makanan dan minuman.
"Minuman seperti itu kan tidak sehat. Sayang sekali pria tampan seperti dia mau merusak tubuhnya," cebik Claire.
"Tuan Jason, bagaimana kabar kakek Damar?" tanya Larisa basa-basi.
"Baik," jawabnya singkat.
"Oh begitu syukurlah." Jason tidak menanggapi tapi pandangannya tertuju kepada Claire yang sedari tadi diam dan menunduk.
"Apa dia wanita yang mereka rekomendasikan untukku?" batin Jason dengan bola mata menyorot tajam ke arah Claire.
"Ya Tuhan pria ini sungguh aneh, kenapa dia menatapku seperti itu?" dengus Claire.
"Mentang-mentang pilihan Tuan Jason, kau mulai menarik perhatiannya. Lihat saja nanti Claire, jeritan menantimu," tawa Larisa sambil menikmati makanannya.
"Tuan Jason, mari kita lanjutkan makan," ucap Sinta penuh kelembutan. Jason hanya mengangguk namun tatapannya tetap terarah kepada Claire.
Sinta puas melihat reaksi Jason yang ternyata menyukai Claire pertama kali bertemu. Hadiah yang akan dia terima malam ini akan penuh karena tidak gagal menunjukkan wanita sesuai keinginannya.
Disela mereka semua menikmati makanan dan minuman, Rio terus menarik gas melajukan motornya menuju Club Paradise.
"Claire, kau terlalu polos join ke sana! Lagian untuk apa kau mengikuti ibu Sinta ke tempat seperti itu?!" pekik Rio kuat hal-hal yang tidak diinginkan terbesit dalam pikirannya.
Beberapa kali Rio mengumpati jalan raya yang cukup padat karena jarak antara rumah dan Club Paradise membutuhkan waktu cukup lama. Hal itu dikarenakan tempat tinggalnya jauh dari kota.
Suara dentuman musik yang begitu kuat sampai memekikkan telinga. Benda asap mulai mengepul ke udara, banyak para pengunjung yang berpasangan mulai menari-nari di bawah lampu berwarna-warni sekaligus pandu oleh penari handal.
Claire terbelalak baru menyadari kalau tempat yang mereka kunjungi adalah tempat orang-orang putus asa serta menikmati dunia indah secara bebas.
Kedua bola matanya tidak sengaja melihat adegan tidak pantas yang tidak jauh darinya. Claire mulai merasa tidak nyaman karena tempat ini tidak cocok dengannya.
"Bu, apa masih lama? Claire tidak betah di sini," bisiknya pelan.
"Diamlah! Semua keputusan ada ditangan Tuan Jason," balas Sinta kesal.
"Udara di sini terlalu menyengat Bu." Sinta langsung melotot tajam bisa gagal rencananya malam ini jika mereka pulang tanpa hasil.
"Nyonya Sinta, apa kita sudah bisa bicara?" potong Jason datar.
"Silakan, Tuan," jawab Sinta cepat. Jason minum terlebih dahulu sebelum memulai obrolan.
"Saya sepakat dengan nominal yang anda inginkan ini, Nyonya Sinta. Jika kurang, katakan saja nanti sekretarisku akan siapkan lebih dari ini." Sinta meraih sebuah kertas tipis tersebut dengan cepat.
Kedua bola mata Sinta memerah melihat angka yang tertera seulas senyuman langsung mengembang lebar.
"Terima kasih Tuan Jason, saya puas," ucap Sinta bahagia lalu memasukkan cek tersebut ke dalam dompet.
"Baik, kalau begitu saya permisi." Jason langsung beranjak tidak lupa melihat wajah Claire terlebih dahulu.
"Bu, berapa banyak Tuan Jason beri?" tanya Larisa penasaran karena sedari tadi jantungnya mau copot takut Tuan Jason batalkan kesepakatan.
"Bisa beli satu pulau, Sayang?!" pekik Sinta bahagia.
"Asyik kita kaya Bu." Larisa menjerit bahagia akhirnya mereka tidak jadi miskin.
"Bu, Claire ingin pulang," potong Claire karena merasa masalah sudah selesai teratasi.
Sinta dan Larisa baru menyadari masalah kedua belum selesai. Wajah bahagia mereka seketika sirna hanya melihat ekspresi Claire berubah dingin.
"Kita harus ke suatu tempat sebelum pulang, Claire," ucap Sinta sambil merapikan pakaiannya serta riasannya.
"Ke mana, Bu?" tanya Claire polos.
"Kau akan tahu nanti. Sekarang ikut ibu dan Larisa malam ini. Kita harus bersama menyelamatkan perusahaan peninggalan ayah," ucap Sinta penuh penegasan.
"Baik Bu," sahut Larisa penuh semangat.
Claire terpaksa mengikuti Sinta dan Larisa ke mana pun mereka melangkah apalagi berpakaian seperti ini membuatnya tidak nyaman. Tapi karena perusahaan peninggalan ayah mau tidak mau harus mengiyakan.
Keluar dari Club Paradise melewati para pengunjung yang menari-nari bahkan mereka tidak segan colek Larisa. Namun yang dicolek sama sekali tidak marah justru semakin memberikan akses agar mereka bebas melakukannya.
"Temani kami, Baby," bisik pria itu tidak sebutkan namanya.
"Nanti setelah misiku berhasil," balas Larisa sambil menggoda.
"Kami tunggu." Larisa hanya mengedipkan matanya lalu mengejar Claire dan Sinta sudah hampir tiba pintu keluar.
Claire baru bisa menghirup udara segar setelah tiba di luar. Bau asap serta minuman membuat kepalanya pusing terlebih lagi suara dentuman musik memekikkan telinga.
"Naik Claire!" ucap Sinta.
"Larisa belum datang, Bu," balas Claire.
"Masuklah dia sudah datang," sentak Sinta.
"Ya Bu." Claire masuk setelah melihat Larisa mulai mendekati mereka.
"Kau tadi tidak minum, Claire? padahal kita makan enak. Nih!" Sinta lalu memberikan botol minuman kepada Claire.
"Claire juga punya kok Bu." Claire menunjukkan botol minumannya kepada Sinta.
"Terserah kau saja," dengus Sinta sambil tersenyum lebar.
"Aku telat," seru Larisa lalu masuk ke dalam.
"Ayo kita berangkat." Mobil melaju pelan Claire tidak sengaja melihat motor Rio berpapasan dengan mereka.
"Rio?" ucap Claire heran dan terus melihat ke mana temannya itu pergi.
Claire terbelalak melihat Rio masuk ke Club Paradise. Dia tidak menyangka sahabatnya mau menginjakkan kaki ke sana.
"Omongan pria memang tidak bisa dipercaya. Rio yang menyayangi tubuhnya bahkan bisa datang ke sana?" kesalnya lalu kembali menghadap ke depan.
Lima menit berlalu tiba-tiba penglihatan Claire mulai buram serta tubuhnya mulai lemah nyaris tidak bisa ditegakkan.
"Bu, kepala Claire pusing," ucapnya pelan.
Larisa dan Sinta yang berada di depan tersenyum lebar dan langsung saling adu tos melihat rencana mereka berhasil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments