ALMIRA Pun menjelaskan ucapan nya yang membuat David tak memahami ucapan nya itu.
"Mamah ku memiliki watak yang keras kepala. Sikap nya selalu membuat Papah ku sering kali mengelus dada nya. Sedikit teringat ketika aku masih kecil, Papah baru saja pulang bekerja karena kesibukan nya sebagai bos perusahaan. Karena Papah pulang nya larut malam, Mamah mengomel menyangka bahwa Papah ku telah pergi jalan-jalan bersama wanita lain. Entah itu benar apa tidak karena Papah mengelak atas tuduhan itu. Mamah ku itu tetap keras kepala pada tuduhan nya itu dan membuat mereka akhirnya bertengkar perang mulut semalaman."
"Terus soal ketahuan nya Papah mu berselingkuh itu oleh Mamah mu bagaimana...???" Almira terdiam ditanya seperti itu oleh David.
"Aku tak tahu awal nya kalau soal itu..." Ucap Almira bernada sumbang.
David yang masih fokus menyetir mobil nya itu menatap wajah Almira yang sedikit sedih. David pun tak tega juga menanyakan hal itu lagi dan ia pun berkata,
"Yasudah jangan diteruskan lagi obrolan ini ya, Sebentar lagi kita akan tiba sayang." Ujar David sambil tersenyum manis. Almira hanya mengangguk saja ketika tangan David mengusap halus rambut Almira. Mobil sudah terparkir dihalaman parkir mall besar yang ada dijakarta. Mereka akan pergi ke gedung bioskop yang ada di dalam mall tersebut.
David dan Almira sudah memesan tiket nonton di bioskop itu sehari sebelumnya dan kini mereka sudah masuk ke dalam mall itu. Setelah mereka memesan minuman dan popcorn, mereka berdua masuk ke dalam ruangan bioskop. Didalam sana tak terlalu ramai pengunjung nya dan mereka berdua mencari tempat duduk yang sepi dan berada dipojokan agak gelap suasana nya. Film yang mereka tonton adalan film luar negeri yang mengandung konten dewasa. Film tersebut sengaja David yang memilih nya karena ia ingin merasakan percumbuan pertama nya dengan Almira di bioskop. Tangan mereka sudah saling menggenggam sejak tadi dan alur film dewasa tersebut masih belum menunjukan hal yang vulgar.
Almira dan David sesekali makan popcorn, terkadang mereka menatap ke arah penonton lain nya yang serius menonton film tersebut. Hasrat David memang terangsang saat itu juga, namun yang membuat David terangsang bukan karena Almira. Melainkan membayangkan percumbuan nya dengan Ibu nya Almira. David membayangkan bahwa saat itu ia sedang bersama Ibu nya Almira, bukan dengan Almira. David lalu mengusap halus pipi Almira dan membuat hati Almira berdesir indah.
Almira dan David tak tahan melihat adegan percumbuan di film itu dan mereka pun akhirnya melakukan apa yang mereka tonton itu. Percumbuan panas dan mesra dari kedua nya sangat liar sekali. Para penonton lain nya tak ada yang terganggu karena mereka pun semua nya mengajak pasangan nya masing-masing serta melakukan hal yang David dan Almira lakukan. Gedung bioskop itu dijadikan tempat permesuman bagi mereka yang menonton film bioskop. Hanya beberapa orang saja yang menonton dengan serius, sisa nya malah asyik memadu kasih bersama pasangan nya masing-masing.
Mereka berdua terbuai dalam kehangatan tubuh mereka masing-masing. Percumbuan mereka itu semakin panas dan memuncak hingga pada akhirnya mereka pun lelah. Napas memburu dari kedua nya begitu berat dan David segera menarik diri dari Almira. Kemudian Almira segera memakai pakaian setelah ia mengelapkan tisue di buah dada nya dan **** ********** nya.
"Mengapa kamu keluarkan di dalam sayang?" Tanya Almira kaget setelah tahu bahwa cairan putih nya David ternyata keluar di dalam rahim nya dan jelas sudah menyatu dengan cairan nya sendiri.
David tak memikirkan hal itu, ia hanya berkata.
"Maaf aku lupa membawa karet pengaman sayang, jadi nya aku kebablasan."
"Bagaimana jika nanti aku hamil sayang???" Tanya Almira tegang.
"Tak usah takut sayang, Aku akan bertanggungjawab jika benar nanti kau mengandung."
"Janji ya? aku takut nanti kau malah pergi meninggalkan ku." Ucap Almira murung dan David langsung menenangkan Almira dengan pelukan mesra.
"Tak usah berpikiran jelek dahulu sayang. Aku sudah berjanji akan menikahi mu kalau benar kau mengandung anak kita."
"Baiklah kalau begitu, Aku mempercayai ucapan mu itu sayang." Almira pun merebahkan kepala nya di dada David dan David mengelus-elus rambut Almira dengan penuh kasih sayang.
Film yang mereka tonton itu tak lama selesai dan para penonton yang melakukan permesuman itu menyudahi kegiatan nya masing-masing. Kini mereka sudah keluar dari gedung bioskop setelah film yang mereka tonton itu selesai. David dan Almira sebelum pulang, mereka pergi dulu ke restoran di dalam mall itu untuk malam malam bersama.
Ketika makan malam Almira kebanyakan melamun dan David menegur nya.
"Kamu kenapa melamun terus sayang? Ayo cepat makan."
"Oh iya sayang." Ujar Almira kaget dan ia segera makan dengan lahap nya. David memiliki pemikiran lain soal Almira yang melamun itu. Kemudian ia membatin,
'Pasti dia sedang memikirkan soal percumbuan tadi. Dia pasti takut hamil, padahal aku sengaja tak memakai karet pengaman agar rencana ku ini berhasil.' Ternyata David memiliki rencana lain soal itu dan entah rencana apa yang sedang direncanakan nya itu.
Dirumah nya Ibu Melinda, ia masih berada dimeja makan sendirian. Ia makan malam pun bermalas-malasan karena tak ada satu pun orang yang menemani nya makan.
'Sepi sekali jika tak ada Almira di sini.' Ucap batin Ibu Melinda sembari memainkan sendok. Benak nya beberapa kali teringat akan wajah David yang tampan itu dan setiap kali ia mengingat nya getaran hati nya terasa indah sekali.
'Aku curiga dengan lelaki yang menjemput Almira tadi, jangan-jangan anak muda itu adalah lelaki yang ingin menjadi pacar nya!.' Seketika perasaan ibu Melinda menjadi kalut dan ia merasa tak mungkin hal itu terjadi.
'Semoga saja lelaki tampan itu adalah teman nya Almira agar aku bisa mendekati nya. Ahhh mengapa perasaan hati ku seperti ini? Padahal sebelumnya aku muak terhadap lelaki manapun dan setampan apapun. Tapi kali ini hari ku bagai luluh oleh pemuda tampan yang macho itu.' Ibu Melinda pun tersenyum nakal mengingat jika ia memiliki lelaki muda itu.
'Coba nanti akan aku tanyakan kepada Almira siapa lelaki muda itu, hmm bila perlu aku suruh saja Almira membawa nya kemari. Ya memang bagus juga ide ku ini, hehehe.' Ibu Melinda membatin begitu dan ia lalu melanjutkan makan malam nya lagi.
Almira dan David sudah selesai makan malam dan kini mereka sedang diperjalanan untuk pulang. Diperjalanan mereka berdua saling bungkam tak berkata-kata atau mengobrol seperti biasa nya. Hal itu dikarenakan Almira yang sejak tadi terlihat murung terus dan David pun enggan bertanya atau mengajak nya mengobrol karena takut Almira tersinggung perasaan nya.
...*...
...* *...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments