Kendaraan milik Kevin berhenti di salah satu Restoran cepat saji yang cukup terkenal di Ibukota. Kevin berjalan keluar lebih dulu, kemudian dia berlari kecil kearah pintu sebelahnya.
Kevin membuka pintu mobilnya, Nabila berjalan keluar dengan sangat anggun. Wajahnya yang cantik begitu menenangkan bagi siapapun yang melihatnya.
‘Dia benar-benar cantik. Untung saja senyum itu tidak sempat hilang dari tempat,’ -batin Kevin yang terpana.
Maksud dari Kevin adalah, Nabila pernah mengalami depresi yang luar biasa ketika kehilangan Ayahnya. Sekarang dia hidup seorang diri, tanpa ada keluarga satu pun. Satu-satunya yang menjadi sumber untuk menopang hidupnya adalah melakukan pekerjaan paruh waktu.
Kevin sangat terpana dengan perjuangan Nabila yang sangat gigih. Gadis ini sangat kuat, walaupun dia mengalami depresi hebat. Nabila masih bisa bangkit dan melanjutkan hidupnya. Dia juga masih bisa menunjukkan senyuman yang manis, hingga banyak orang yang tertipu dengan keadaan yang sebenarnya.
Tapi sekarang, Kevin menjadi satu-satunya tempat bagi Nabila untuk terbuka. Gadis itu mau terbuka kepada Kevin ketika dia tidak sengaja memergoki Nabila yang hendak melakukan bunuh diri.
“Hey! Kenapa malah bengong?” senggol Nabila.
Kevin menggeleng cepat. “Tidak ada. Yasudah, mari masuk!”
Keduanya berjalan masuk kedalam Restoran. Tempat tersebut menjadi salah satu tempat yang sering Kevin kunjungi.
Usut punya usut, Restoran tersebut dimiliki oleh seorang Pengusaha muda yang terkenal. Namun tidak ada yang mengetahui satu pun tentang informasi sang pemilik. Banyak kabar burung yang mengatakan jika Restoran tersebut di kelola oleh seorang Mafia .
Kembali kepada Kevin dan Nabila, mereka sudah berada didalam Restoran.
“Silahkan duduk, Tuan Putri.” Ujar Kevin.
Nabila hanya tersenyum, lalu gadis cantik itupun duduk di kursi yang sudah di persilahkan oleh Kevin. Keduanya dihampiri oleh seorang Pelayan yang sangat sopan. Mereka memesan makanan yang sudah menjadi favorit Kevin.
“Selalu itu?” tanya Nabila yang sudah hafal.
“Kamu yang paling hafal,” balas Kevin.
Mereka hanya tertawa kecil kemudian melanjutkan pesanannya. Setelah sudah cukup memesannya, Pelayan itu pun pergi untuk menyiapkan pesanan mereka berdua.
Kevin mengeluarkan Hpnya, dia tampak sibuk membalas puluhan pesan yang sudah pasti dikirim oleh tunangannya, Aurel. Nabila sangat mengenal Aurel karena dia adalah teman satu angkatannya.
“Aurel mencari mu?” tanya Nabila.
Kevin mengangguk pelan. “Iya, katanya dia mau ngajak ketemu malam ini.”
Nabila hanya manggut-manggut, jujur saja dadanya terasa sesak setiap kali mereka membahas tentang Aurel. Tapi ini adalah salahnya sendiri, siapa juga yang menyuruh untuk menyukai Kevin.
Selama ini Kevin dengan tulus berteman dengannya, tidak ada maksud tujuan lain. Karena Kevin memang bersikap baik kepada siapapun, dan Nabila adalah satu orang yang mendapat perlakuan itu.
Akan tetapi Kevin bersikap sangat berbeda ketika bersama Aurel. Bahkan Nabila pernah melihat Kevin yang dengan susah payah mencarikan kado istimewa agar membuat Aurel bahagia.
‘Betapa beruntungnya Aurel memiliki calon suami seperti Kevin. Jika itu dirinya, dia pasti sangat bahagia’ -batin Nabila.
“Besok kamu ada kelas pagi?” pertanyaan Kevin memecah lamunannya.
“Besok? Em, iya ada!”
“Kalau begitu kita sama. Apa kamu mau berangkat bareng?” tawar Kevin.
Nabila segera menggeleng. Akan menjadi masalah besar jika kedekatan mereka berdua dilihat oleh anak-anak kampus. Nabila tidak bisa membayangkan apa yang akan Aurel lakukan kepadanya, dia pasti akan sangat marah besar.
“Gak usah, Vin. Aku bisa berangkat sendiri kok, lagian aku juga harus ke Kafe dulu sebelum berangkat.”
“Ah, Ok! Tapi La, tolong pikirkan juga buat kesehatanmu. Kamu terlalu memaksakan diri hingga lupa istirahat, aku hanya tidak ingin melihatmu sakit.”
Nabila tersenyum mendengarnya. Tidak apa jika dia tidak bisa menjadi calon istri Kevin, setidaknya dia masih bisa mendapat perhatian dari Kevin. Baginya itu sudah lebih dari cukup.
Karena hidup di dunia yang luas ini sendirian, itu sangatlah menyiksa. Tanpa keluarga maupun saudara yang memberikan perhatian kepadanya.
Tak lama kemudian, makanan mereka berdua pun datang. Keduanya mulai menikmati makanan sembari mengobrol ringan tentang pekerjaan mereka.
...***...
Tidak terasa, sudah hampir satu jam sudah mereka menghabiskan waktu disana. Makanan disana memang sangat enak, karena itu Kevin sudah menjadi pelanggan tetap di Restoran disana.
“Mau membungkus pulang, Vin?” canda Nabila.
“Apa sih, La! Nggak mungkin lah,”
Nabila tertawa melihat ekspresi lucu yang Kevin tunjukkan. Kevin sendiri yang awalnya kesal pun pada akhirnya ikut tertawa karena Nabila tertawa.
Mereka kembali fokus pada makanan mereka, hingga Nabila yang merasa harus pergi ke kamar kecil dan segera berpamitan kepada Kevin.
Gadis itu berjalan kearah kamar kecil yang ada di Restoran tersebut. Tidak sengaja dia masuk bersama dengan seorang wanita karir yang tampak menawan dan sangat cantik. Dari perhiasan yang dibawanya juga, dia terlihat sangat kaya.
Nabila masuk kedalam bilik nomor satu, sedangkan wanita tadi masuk kedalam bilik nomor dua. Samar-samar, dia mulai mendengar suara wanita yang di sebelahnya. Sepertinya dia sedang melakukan panggilan dengan seseorang.
“Shit! BigBoss akan mendarat besok lusa?” tanya wanita itu.
“Bagaimana bisa? Setelah bertahun-tahun dia kembali lagi kesini? Sial! Pasti dia akan membuat masalah besar!”
Suara wanita itu tampak gelisah, Nabila yang penasaran pun berusaha untuk semakin mendengarkannya.
“Aku benar-benar takut, Pak! Boss pasti akan menghukum kami semua. Kami tidak sengaja melakukannya, bagaimana bisa?!”
Dalam benaknya Nabila berpikir. Siapa orang yang bisa membuat seseorang takut hanya dengan mendengar namanya saja. Apalagi wanita tadi terlihat seperti orang kaya, pasti dia bisa mendapat backing yang sangat kuat.
“Janji ya! Jangan sampai kunjungan pertama Boss ke Restoran ku ini, kami akan menyelesaikannya sebelum dia datang. Percayalah!”
Berhenti, Nabila tidak mendengar suara apapun lagi dari sebelahnya. Dia pun memutuskan untuk tetap berada dibilik nya sampai wanita itu keluar lebih dulu.
Tak berselang lama, Nabila mendengar suara bilik yang terbuka. Tidak salah lagi, itu bilik disebelahnya. Hampir dua menit dia menunggu, sampai akhirnya wanita tadi benar-benar pergi dari kamar mandi.
“Dia sudah pergi?” Nabila bergumam sendiri, perlahan dia mendorong pintu bilik nya.
Kosong! Ternyata memang hanya tinggal dirinya saja. Nabila pun segera merapikan penampilannya lalu bergegas kembali ke kursinya.
Disana, Kevin sudah menunggunya sembari melihat kearah jam tangan. Nabila melirik jam miliknya, benar saja Kevin tampak khawatir. Ini sudah mau masuk jam malam, Aurel pasti sudah menunggunya.
“Maaf Udah buat kamu nunggu lama. Kita pulang sekarang?” tanya Nabila tanpa basa-basi.
“Iya, La. Maaf karena membuat kamu tergesa-gesa.”
“Gak kok, Vin. Yasudah, mari pulang!” ajak Nabila.
Kevin terlihat tidak enak dengan Nabila, namun dia tidak memiliki pilihan lain. Karena Aurel bisa marah jika dia terlambat.
Setelah Kevin membayar semua tagihan makanan mereka, keduanya segera kembali kedalam mobil dan melanjutkan perjalanan pulang mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments