5. Bercengkrama

Dan keheningan langsung menyergap keduanya begitu menempati satu tenda bersama. Apalagi ukuran tenda itu tidak terlalu besar. Shane saja sampai menekuk kaki jenjangnya, sementara Elara juga harus meringkuk demi melindungi diri dari hawa dingin disekitarnya.

Tiba-tiba Shane memecah keheningan diantara mereka. Pria berambut cokelat itu melihat gelagat Elara yang cukup bisa ditebak. Sepertinya gadis itu kedinginan.

"Kau mau selimut?" Shane menawari Elara.

"Kau memilikinya?"

"Ada, selimut hidup," kelakar Shane dan hal itu justru membuat Elara berpikir keras. Apa yang dimaksud Shane dengan selimut hidup?

"Selimut hidup maksudnya?"

"Selimut yang bisa bergerak tapi itu tidak menghilangkan fungsi utamanya dalam menghangatkanmu."

Elara tersenyum kecil sambil menggeleng samar. Shane ikut melempar senyum yang sama.

"Kau tidak tertarik dengan selimut itu?"

Rupanya Shane masih mau membahas hal yang sama.

"Baiklah, aku memang butuh selimut tapi aku mau selimut yang biasanya."

Shane akhirnya duduk, mencari-cari sesuatu dari ransel yang tadinya ia gunakan sebagai bantal.

"Ini, pakailah! Ini bukan selimut tapi ini hoodie milikku, maaf karena aku sudah mengenakannya beberapa saat tadi, tapi mungkin ini bisa membuatmu menepis rasa kedinginan."

Elara menerimanya dan hampir mengucapkan kata terimakasih, tapi Shane segera bersuara membuat Elara kembali membungkam mulutnya yang sudah terbuka.

"Tenang saja, ku pastikan itu masih bersih dan tidak bau," kata Shane dengan tawa kecil dan Elara pun mengangguk dengan senyum dikulumm.

Gadis itu langsung menyelimuti diri dengan hoodie milik Shane yang mengeluarkan aroma aftershave khas pria itu. Baunya seperti percampuran antara musk dan woody. Elara terhanyut hingga membuatnya memejamkan mata yang lama kelamaan semakin mengantuk.

Shane sedikit bergerak dan memperhatikan Elara yang terpejam. Satu sudut bibirnya tertarik, ia pun ikut tertidur dengan senyuman pula.

Dan benar kata Elara, tidak terjadi apapun diantara mereka malam itu selain benar-benar jatuh ke alam mimpi.

...***...

Elara terbangun pagi-pagi sekali saat mendapati dirinya seorang diri berada dalam tenda. Ia keluar dari sana dan melihat Shane sedang sibuk menyalakan kompor kecil yang merupakan alat tempurnya didunia perkemahan.

"Shane?"

"Kau sudah bangun?"

"Hmm ... bisakah aku membersihkan diri di sungai?"

Shane langsung mengalihkan atensi untuk fokus menatap Elara sepenuhnya.

"Makanlah dulu, aku tidak mau kau hanyut lagi di aliran sungai yang sama."

Seperti kebiasannya, Elara mengangguk patuh, ia selalu menuruti sesuatu yang dirasanya baik dan tidak bertentang dengan nalurinya.

"Kau memasak apa?"

"Hanya mie instan. Kau mau?"

"Tentu, aku tidak mungkin menolaknya," kata Elara jujur.

Shane terkekeh pelan kemudian menyeruput kopi yang juga sudah ia buat sebelumnya.

"Apa kopinya ada lagi?" tanya Elara.

"Kau mau, aku bisa membuatkannya untukmu juga, sebentar ..."

Shane kembali menyalakan kompor tungku kecilnya dan memanaskan air untuk membuat kopi yang juga instan.

Matahari belum muncul sepenuhnya, cuaca masih cukup gelap saat mereka terbangun, atau mungkin karena ini didalam hutan makanya cuaca di jam ini masih tampak belum terang sama sekali.

"Selesai membersihkan diri di sungai, aku mau kita mencari sinyal. Bisakah?"

Shane menatap Elara beberapa saat, dia tampak berpikir kemudian pria itu berkata,

"Apa kau yakin? Ku pikir kondisimu belum terlalu fit."

"Tapi aku butuh untuk memberitahukan kabar pada keluargaku secepatnya."

"Aku tau." Shane menatap kedalam netra hitam milik Elara dengan tatapan prihatin. "Tapi aku juga tidak akan membiarkanmu terlalu lelah karena aku khawatir kau akan sakit," paparnya.

"Baiklah, aku menunggu saat dimana tubuhku benar-benar sudah lebih baik."

Selesai dengan sarapannya, mereka berjalan sedikit ke sebuah sungai yang terdekat dari posisi tenda mereka berada. Tidak seperti sungai yang kemarin menghanyutkan Elara, disini tempatnya lebih landai dan datar. Ada beberapa bebatuan dan itu menampilkan khas hutan yang masih natural dan belum terjamah sama sekali oleh tangan manusia. Adapun sebuah air terjun yang tidak terlalu besar pun tidak kecil, mungkin itu berasal dari gunung yang posisinya lebih tinggi diatas sana.

"Wah, disini indah sekali," akui Elara saat tiba ditempat itu. Ia merasa sedang bertamasya disebuah tempat liburan sekarang.

"Ini lebih indah dari perkiraan ku," kata Shane yang juga takjub. "Tunggu apa lagi? Ayo kita kesana!" kata pria itu penuh antusias.

Shane masuk ke sana lebih dulu, ia menyiram Elara dengan percikan air membuat gadis itu mendelik karena ulahnya.

"Shane!!!" Elara mengeluh tapi akhirnya ia ikut masuk ke air dan memperlakukan Shane dengan tindakan yang serupa untuk membalas kelakuan jail pria itu.

Mereka tertawa dengan percandaan itu, Elara merasa senang bercengkrama seperti ini hingga ia melupakan sesuatu.

"Ya Tuhan, pakaianku!!" Elara memekik saat menyadari pakaian aslinya berikut underwearnya hanyut di terbawa air yang mengalir. Padahal, niat awal Elara mau mencuci itu disini agar bisa ia kenakan keesokan hari, ia bisa menjemurnya didekat tenda, begitulah pemikiran Elara.

Elara berniat mengejar pakaiannya yang hanyut, tapi Shane mencegahnya.

"Tidak usah, kau masih bisa mengenakan pakaianku yang lain nanti. Lagipula bukankah baju itu sudah robek?"

Haruskah Elara mengatakan pada Shane bahwa underwearnya juga ikut hanyut? Jadi yang dibutuhkan Elara bukan sebatas pakaian ganti yang dimaksudkan oleh Shane?

"Tapi ..."

"Sudahlah, Lara. Kondisimu tidak baik untuk mengejar pakaian itu. Apa kau tidak takut hanyut lagi?"

Elara akhirnya mengangguk, meski begitu dalam hatinya kembali merutuk, karena kecerobohannya ia akan melewatkan beberapa hari ke depan tanpa menggunakan underwear.

Shane mulai melepas bajunya. Ia akan segera mandi, ia tidak tau jika saat melihat itu Elara membuang muka karena sempat menyaksikan otot bisep milik sang pria. Wajah Elara memerah, ia memutuskan untuk membersihkan diri dengan membelakangi posisi Shane.

"Berapa lama lagi aku harus terjebak berdua saja dengannya? Oh, ya ampun ..." Elara bergumam-gumam dan menggerutu pada dirinya sendiri.

Sementara Shane melihat Elara yang sedang membasahi rambutnya.

"Apa kau bisa?"

Tiba-tiba Shane sudah berada tak jauh di belakang punggung Elara yang tadi sengaja membelakangi.

"Jangan mendekat, Shane."

"Kenapa?" Shane bertanya namun tidak menghentikan langkahnya yang semakin memangkas jarak mereka. Shane kini benar-benar berada dibalik punggung Elara.

"Kau tidak memakai baju!" protes Elara terus terang.

Shane terkekeh, ia jadi tau kenapa Elara membelakanginya seperti ini.

"Ku pikir kau mengambil posisi ini karena meminta bantuanku untuk membasahi rambutmu."

"Shane?" Elara akhirnya menoleh pada Shane untuk memberikan tatapan protes atas ucapan pria itu.

Shane tertawa ringan. "Apa kau selalu seperti ini?" tanyanya.

"Seperti ini apanya?"

"Selalu lucu." Shane menatap kedua bola mata Elara bergantian.

"Aku bukan pelawak, Shane!" tukas gadis itu dan Shane kembali meledakkan tawanya.

"Mandilah, atau kau mau aku memandikanmu?"

"Kau ini!" Elara berdecak lidah, ia sudah bisa menilai jika pria penolongnya ini adalah pria yang pandai bercanda. "Menjauhlah, beri sedikit jarak agar aku bisa membersihkan diri dengan leluasa."

"Kau yakin? Apa kau tidak butuh bantuanku?" goda pria itu lagi, ia mengerlingkan mata sekarang.

"Tidak, aku bisa sendiri, Shane." Elara memilih menyahuti Shane dengan serius sehingga membuat pria itu mengendikkan bahu kemudian benar-benar menjauh dari Elara.

Beberapa menit membersihkan diri, Elara akhirnya selesai dan naik ke pinggiran. Ia melihat Shane masih asik bermain air dan sesekali duduk di bebatuan yang ada ditengah-tengah sungai landai itu.

Hanya beberapa menit berselang, Elara tiba-tiba merasakan sesuatu.

"Shane!!!" Dan gadis itu memekik meneriaki nama Shane yang terkejut saat mendengarnya.

...Bersambung ......

Komentarnya??

Terpopuler

Comments

martina melati

martina melati

benar2 polos tanpa bra dan cd

2024-06-26

0

martina melati

martina melati

berpelukan

2024-06-26

0

Yusria Mumba

Yusria Mumba

ceritany nangis,

2023-06-25

0

lihat semua
Episodes
1 1. Dipindahtugaskan
2 2. Keberangkatan
3 3. Ditemukan
4 4. Terima Kasih
5 5. Bercengkrama
6 6. Bergidik
7 7. Jangan bercanda
8 8. Menerima
9 9. Khawatir
10 10. Mencari Sinyal
11 11. Percaya padaku
12 12. Ketakutan
13 13. Berusaha sendiri
14 14. Pria yang hilang
15 15. Mulai Pulih
16 16. Menjenguk
17 17. Kenapa harus berbohong?
18 18. Kembali bertugas
19 19. Berlagak tak mengenal
20 20. Mendatangi
21 21. Menyelidiki
22 22. Tak dapat mengelak
23 23. Ela, Lara, Elara
24 24. Datang lagi
25 25. Mencoba
26 26. Tidak menerima getah
27 27. Sebuah pertengkaran
28 28. Sebuah ide yang terlintas
29 29. Satu-satunya
30 30. Ide yang bagus
31 31. Dihina
32 32. Berkunjung dan Melamar
33 33. Mari Menikah
34 34. Comeback!
35 35. Kesepakatan
36 36. Sudah Mengetahui
37 37. Ragu
38 38. Menyabotase
39 39. Terlambat
40 40. Menurutlah
41 41. Membawamu kembali
42 42. Memaafkan tapi belum melupakan
43 43. Memahami ketakutanmu
44 44. Lamaran dan keputusan
45 45. Kau berharga
46 46. Be My Wife
47 47. Melampiaskan segalanya
48 48. Jalan-jalan
49 49. Hukuman
50 50. Keinginan
51 51. Berkemah
52 52. Harapan yang sia-sia
53 53. Menohok
54 54. Masih hidup?
55 55. Pencarian
56 56. Pesta
57 57. Kesal
58 58. Menyesal
59 59. Ancaman
60 60. Mengundang
61 61. Tak enak badan
62 62. Menghilang
63 63. Sangat lemah
64 64. Sakit
65 65. Transplantasi
66 66. Tak ingin gegabah
67 67. Akhirnya mengetahui
68 68. Pelipur lara untuk Elara
69 69. Fated to love you
70 70. Membuang waktu
71 71. Merasa tak percaya
72 72. Kekecewaan yang besar
73 73. Rencana
74 74. Bukan kesalahan sederhana
75 75. Menceritakan tentang hidup
76 76. Kabar
77 77. Mengajak periksa
78 78. Pencegah kehamilan
79 79. Lahir ke dunia
80 PROMO
Episodes

Updated 80 Episodes

1
1. Dipindahtugaskan
2
2. Keberangkatan
3
3. Ditemukan
4
4. Terima Kasih
5
5. Bercengkrama
6
6. Bergidik
7
7. Jangan bercanda
8
8. Menerima
9
9. Khawatir
10
10. Mencari Sinyal
11
11. Percaya padaku
12
12. Ketakutan
13
13. Berusaha sendiri
14
14. Pria yang hilang
15
15. Mulai Pulih
16
16. Menjenguk
17
17. Kenapa harus berbohong?
18
18. Kembali bertugas
19
19. Berlagak tak mengenal
20
20. Mendatangi
21
21. Menyelidiki
22
22. Tak dapat mengelak
23
23. Ela, Lara, Elara
24
24. Datang lagi
25
25. Mencoba
26
26. Tidak menerima getah
27
27. Sebuah pertengkaran
28
28. Sebuah ide yang terlintas
29
29. Satu-satunya
30
30. Ide yang bagus
31
31. Dihina
32
32. Berkunjung dan Melamar
33
33. Mari Menikah
34
34. Comeback!
35
35. Kesepakatan
36
36. Sudah Mengetahui
37
37. Ragu
38
38. Menyabotase
39
39. Terlambat
40
40. Menurutlah
41
41. Membawamu kembali
42
42. Memaafkan tapi belum melupakan
43
43. Memahami ketakutanmu
44
44. Lamaran dan keputusan
45
45. Kau berharga
46
46. Be My Wife
47
47. Melampiaskan segalanya
48
48. Jalan-jalan
49
49. Hukuman
50
50. Keinginan
51
51. Berkemah
52
52. Harapan yang sia-sia
53
53. Menohok
54
54. Masih hidup?
55
55. Pencarian
56
56. Pesta
57
57. Kesal
58
58. Menyesal
59
59. Ancaman
60
60. Mengundang
61
61. Tak enak badan
62
62. Menghilang
63
63. Sangat lemah
64
64. Sakit
65
65. Transplantasi
66
66. Tak ingin gegabah
67
67. Akhirnya mengetahui
68
68. Pelipur lara untuk Elara
69
69. Fated to love you
70
70. Membuang waktu
71
71. Merasa tak percaya
72
72. Kekecewaan yang besar
73
73. Rencana
74
74. Bukan kesalahan sederhana
75
75. Menceritakan tentang hidup
76
76. Kabar
77
77. Mengajak periksa
78
78. Pencegah kehamilan
79
79. Lahir ke dunia
80
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!