Nathan telah tiba di perusahaan yang saat ini masih dikelilingi oleh banyaknya wartawan. Para wartawan yang mengetahui jika Nathan adalah pemilik Perusahaan Collin Group dan juga ayah kandung dari Keenan segera saja menghampirinya.
"Tuan, apakah Anda akan bertemu dengan Tuan Keenan? Bolehkah kami menemuinya Tuan? Kami harus bertanya tentang masalah yang terjadi saat ini mengenai Tuan Jefri," ucap wartawan.
"Benar Tuan, kami hanya perlu mengkonfirmasi apakah kejadian itu benar atau tidak. Jika iya, kenapa Tuan Keenan melakukan hal itu," ucap wartawan lain.
"Kalian dengar ya, anak saya tidak akan melakukan sesuatu di batas kewajaran jika tidak ada yang mengusiknya terlebih dulu. Sebaiknya sekarang kalian semua pergi atau saya akan memanggil polisi untuk mengusir kalian semua dari sini," ucap Nathan terpaksa mengancam.
Tentu saja ia tidak akan diam saja melihat kondisi di perusahaannya saat ini, sehingga ia harus buka mulut dan mencari cara agar para wartawan itu pergi.
Karena mendapat ancaman dari Nathan yang tidak main-main, akhirnya para wartawan pun segera saja pergi meninggalkan perusahaan dengan sangat kesal. Mereka juga tidak mendapatkan informasi apapun bahkan untuk menemui Keenan secara langsung pun mereka tidak diperkenankan.
Setelah itu, Nathan pun segera saja masuk ke dalam perusahaan untuk mencari keberadaan Keenan yang ternyata saat ini sedang berada di ruangannya bersama dengan Bisma.
"Papi, Papi ngapain datang ke sini?" Tanya Keenan.
"Tentu saja ingin membantu kamu. Kamu itu bagaimana sih, sudah membuat masalah dengan artis dan sekarang kamu tidak bisa kan mengatasi wartawan-wartawan di luar sana," jawab Nathan.
"Mengatasi seperti apa yang Papi maksud? Aku sebaik-baik saja, aku juga tetap menjalankan pekerjaan aku. Papi lihat dong aku lagi kerja kan sekarang, para pegawai juga kerja, tidak ada yang terpengaruh dengan para wartawan itu Pi. Biarkan sajalah mereka berada di luar, ambil hikmahnya saja, perusahaan kita jadi terkenal," kata Keenan yang bersikap santai. Padahal perusahaan mereka memang sudah terkenal sejak dulu, tetapi terkenal karena kejayaannya itu.
Plok … plok … plok
Terdengar suara tepuk tangan dari Nathan yang merasa bangga dengan anak sulungnya itu.
"Kamu ini benar-benar di luar ekspektasi Papi ya. Papi pikir kamu akan tegang, tidak akan tenang, tapi ternyata kamu malah terlihat santai seperti ini. Bahkan kamu juga bisa menghandle semua pegawai kamu hingga tidak ada yang terlihat panik saat ini. Padahal Papi tadi sudah angkat bicara untuk mengusir mereka semua," ucap Nathan.
Keenan berjalan mendekati jendela dan melihat ke arah bawah, benar saja seperti yang dikatakan oleh ayahnya bahwa saat ini para wartawan sudah bubar, sudah tidak ada lagi di depan perusahaan.
"Papi juga luar biasa karena telah berhasil mengusir para makhluk itu. Aku saja tidak peduli dengan mereka," ucap keenan.
"Benar kata Mama kamu, lebih baik tadi Papi tidak usah datang kesini, kamu pasti bisa mengatasi masalahmu sendiri. Ya memang sih selama ini kamu selalu bisa mengatasi masalah apapun, kamu bisa bersikap santai saja di dalam kantor yang jelas-jelas ada keributan di luar sana," kata Nathan.
"Yang penting tidak terjadi apa-apa kan Pi, aku baik-baik saja," kata Keenan.
"Oke, tapi Papi mau tanya sama kamu. Apa yang sebenarnya terjadi, kenapa kamu memukuli Jefri? Itu Jefri pacar adik kamu kan?" Tanya Nathan.
"Mantannya Nadine Pi, mereka sudah putus. Penyebabnya karena pria itu sudah kurang ajar berselingkuh di depan mata Nadine, tentu saja aku tidak terima Pi, maka dari itu aku memberikan pria bajing** itu pelajaran," kata Keenan.
Nathan hanya geleng-gelang kepala saja melihat kelakuan anaknya itu. Ia sudah menyangka jika ini semua pasti menyangkut adiknya yang membuatnya begitu sensitif.
"Ya sudah Papi tidak tahu lagi mau berkomentar apa, semua juga sudah terjadi," ucap Nathan.
"Iya Pi, lebih baik sekarang Papi pulang saja ke rumah, temani Mama. Aku bisa handle masalah ini kok Pi. Soal pekerjaan juga semuanya lancar-lancar saja. Iya kan Bisma," ucap Keenan yang melirik asistennya itu.
"I-iya bener Tuan, semuanya baik-baik saja," jawab Bisma gugup.
"Ya sudah kalau begitu, Papi pulang dulu," pamit Nathan dan segera keluar ruangan presdir lalu meninggalkan perusahaan.
****
"Kak Keenan," ucap Nadine yang tiba-tiba saja memeluk kakaknya itu dari belakang.
Tentu saja Keenan sangat terkejut dengan perlakuan adiknya yang tiba-tiba itu. Mendadak jantungnya juga terasa berdetak tak karuan saat Nadine di dekatnya.
"Apa-apaan ini, kenapa lagi-lagi rasanya selalu berdebar di dekat Nadine. Atau jangan-jangan … nggak, ini nggak bisa dibiarkan. Bagaimana mungkin aku bisa jatuh cinta kepada adik aku sendiri, aku yakin ini hanya terbatas rasa sayang karena aku dan Nadine adalah Saudara. Ya aku menyayangi Nadine karena dia adalah adik aku sendiri, bukan karena hal lain," gumam Keenan dalam hati.
Lalu Keenan pun melepaskan lingkaran tangan Nadine dan membalikkan tubuh adiknya itu hingga mereka berhadapan.
"Nadine, hei, kamu kenapa?" Tanya Keenan dengan lembut.
"Kak, maaf ya karena aku Kakak menjadi seperti ini, Kakak menjadi viral gara-gara ulah Jefri. Tapi Kakak tenang aja ya, Papi dan Mama sudah meminta Jefri untuk mengklarifikasinya. Karena kalau nggak, Papi akan membuat Jefri kehilangan pekerjaannya itu. Seperti yang kita tahu Om Jony pemilik perusahaan entertainment tempat Jefri bekerja, itu kan sahabat Papi. Papi nggak akan tinggal diam aja, Papi pasti akan melakukan sesuatu untuk melindungi keluarganya. Apalagi aku tahu Kak kalau Jefri itu sudah sangat berlebihan, dia hanya menambah make-up saja di wajahnya supaya kelihatan semakin memar diwajahnya itu," ucap Nadine.
"Sudah aku duga. Tapi Kamu nggak perlu minta maaf sama aku Dek. Papi juga nggak seharusnya meminta Jefri untuk klarifikasi, aku nggak masalah kok dengan apa yang telah Jefri lakukan, aku tidak mau kelihatan lemah di depan pria itu. Lihat saja nanti, pria brengsek itu pasti akan terkena batunya," ucap Keenan.
"Ya aku percaya sama Kakak, tapi tetap aja Jefri itu sudah mencoreng nama baik Kakak, bahkan sekarang hidup Kakak enggak tenang kan dikejar-kejar wartawan," kata Nadine.
"Siapa bilang, aku jadi berasa seperti artis dikejar-kejar sama fans," ucap Keenan terkekeh.
"Wah … berarti Kakak sudah bisa dong ya merasakan bagaimana menjadi Jefri," ledek Nadine.
"Enggak, siapa bilang. Jangan sama-samakan aku dengan pria itu," kata Keenan tak terima.
"Ya enggak dong Kak, mana mungkin aku menyamakan Kakak yang baik hati, selalu menolong, perhatian sama aku, memberikan kasih sayang buat aku dengan pria brengsek yang telah menyakiti hati aku," ucap Nadine lalu memeluk sang Kakak dengan erat.
Dan lagi Keenan merasakan hal yang tak biasa saat ia berada di dekapan sang adik. Entah kenapa, ia seperti merasakan jatuh cinta kepada Nadine yang sejak lama sudah ia rasakan dan mencoba untuk menepiskan rasa tersebut. Keenan telah berusaha keras meyakinkan jika rasa cintanya itu hanyalah sebagai saudara. Tetapi ia tidak tahu kenapa semakin lama rasa cintanya terasa semakin dalam, dan bukan hanya rasa cinta sebagai adik kakak, tetapi ia ingin menjadikan Nadine miliknya, sebagai kekasihnya.
Bersambung …
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments