Terjerat Cinta Saudara
Di sudut kamar yang ukurannya cukup besar, tampak seorang gadis muda yang memiliki salah satu usaha butik terkenal di kota Jakarta sedang meringkuk dan menangis meratapi kisah cintanya. Ia tidak menyangka jika kekasihnya yang bernama Jefri Alexander telah tega berselingkuh di depan matanya, padahal mereka sudah menjalin hubungan selama 4 tahun lamanya sejak mereka sama-sama duduk di bangku kuliah. Begitu hancur berkeping-keping dan sakit hati yang dirasakan oleh Nadine Karina Collin, ia yang baru pertama kali menjalin hubungan dan merasakan indahnya jatuh cinta, harus merasakan kecewa dan kandasnya juga terhempas oleh cinta. Tidak ada yang dapat Nadine lakukan saat ini selain hanya menangis sejadi-jadinya di dalam kamar sendirian untuk meluapkan rasa kekesalannya itu.
Karena letak kamar mereka yang secara berdekatan, Keenan Edward Collin yang merupakan Kakak dari Nadine pun mendengar suara tangisan adiknya itu saat ia lewat hendak menuju ke kamarnya. Ia merasa heran kenapa adiknya menangis di malam hari seperti ini. Keenan yang merasa khawatir itu segera saja mengetuk pintu kamar adiknya tersebut.
Tok … tok … tok …
"Nadine kamu kenapa? Kamu nangis?" Tanya Keenan sembari mengetuk pintu. Tetapi sama sekali tidak ada jawaban apapun, apalagi tanda-tanda bahwa Nadine akan membukakan pintu untuknya.
Berkali-kali Keenan mengulangi ketukan pintu itu lagi sembari memanggil-manggil nama Nadine tetapi hasilnya tetap nihil. Keenan terlihat begitu khawatir karena adiknya sama sekali tak mau membukakan pintu tersebut.
"Nadine … buka pintunya, kalau kamu nggak mau buka, aku kasih tahu Mama sama Papi ya," kata Keenan.
Karena mendengar akan hal itu, dengan sangat terpaksa akhirnya Nadine pun membukakan pintu tersebut untuk kakaknya. Tentu saja Nadine tidak mau jika kedua orang tuanya sampai tahu dengan keadaannya saat ini.
Keenan sangat terkejut melihat kondisi Nadine yang acak-acakan, matanya sembab, hidungnya juga tampak memerah dengan sisa air mata yang terlihat baru saja dihapus olehnya.
"Kenapa?" Tanya Nadine dengan suara khas sehabis menangis.
"Kamu kenapa nangis? Berisik tahu malam-malam begini nangis," tanya Keenan.
"Nggak usah di dengar kalau memang berisik. Lagipula siapa juga yang nangis," bantah Nadine.
"Nggak usah bohong kamu, aku dengar kok kamu menangis. Kamu juga nggak bisa menyembunyikannya dari aku, dari raut wajah kamu saja aku bisa melihatnya Nadine. Ada apa sebenarnya?" Tanya Keenan.
Nadine terdiam, ia tidak mungkin menceritakan kepada Keenan. Sudah pasti Kakaknya itu akan menghajar Jefri jika tahu telah menyakiti hatinya. Karena Nadine tahu bagaimana besarnya rasa sayang yang dimiliki Keenan untuknya.
"Aku nggak apa-apa kok Kak," jawab Nadine.
"Nggak usah bohong. Kasih tahu ke aku, kamu kenapa? Aku janji nggak akan bilang ke Mama dan Papi," pinta Keenan.
Akan tetapi bukannya menjawab, Nadine malah memasang wajah mewek seperti anak kecil. Ia yang tak bisa lagi membendung kesedihannya itu segera saja menangis kembali lalu memeluk sang Kakak. Keenan terkejut, ia pun segera saja membalas pelukan adiknya itu sembari mengelus lembut pundaknya agar Nadine merasa lebih tenang.
Setelah Nadine sedikit tenang, ia mulai menceritakan masalah yang terjadi pada dirinya ke kakaknya itu. Keenan mengepal erat kedua tangannya, ia tampak begitu murka kepada pria yang telah berani menyakiti hati adiknya. Tetapi Keenan juga tidak mau terlalu penampakkannya di depan Nadine, takutnya Nadine malah merasa takut atau khawatir.
"Ya sudahlah, untuk apa juga kamu menangisi pria seperti itu. Sayang tahu nggak air mata kamu. Nggak usah kamu pikirkan lagi pria bajing** seperti Jefri itu ya Dek, lebih baik sekarang kamu tidur, istirahat. Karena besok pagi kamu ada janji mau ketemu dengan klien kan," kata Keenan.
"Iya Kak, kok Kakak tahu?" Tanya Nadine.
"Mama tadi yang bilang katanya ada WO baru yang mau kerja sama dengan butik kamu," jawab Keenan. "Ah ya sudahlah, aku juga mau tidur karena besok ada meeting pagi."
"Ya udah Kak, makasih ya udah bikin aku tenang," ucap Nadine tersenyum.
Keenan pun membalas senyuman tersebut dan mengacak-acak rambut sang adik seperti yang biasa yang ia lakukan.
"Ih Kakak kebiasaan banget sih," gerutu Nadine kesal sembari membenarkan rambutnya.
"Ha … ha … Ha … ," tawa Keenan, lalu ia segera keluar dari kamar Nadine dan menuju ke kamarnya.
****
Keesokan harinya, Keenan membatalkan meeting paginya di perusahaannya karena ia sudah berniat akan pergi menghampiri Jefri dimanapun dia berada. Menurutnya ini lebih penting, ia akan memberi perhitungan kepada pria yang telah menyakiti hati adik kesayangannya.
Bug …
Sebuah pukulan langsung saja mendarat di pipi tampan milik Jefri, artis terkenal itu. Menurut pengakuan Nadine, Jefri berselingkuh dengan teman mainnya sesama artis.
"Keenan, apa-apaan kau ini. Kenapa kau memukulku," ucap Jefri, ia merasa terkejut dengan sikap Keenan yang tiba-tiba.
Keenan berdecak kesal. "Kau tidak perlu berpura-pura Jefri, aku tahu kau telah menyakiti adikku. Sudah aku katakan, jangan pernah menyakitinya kalau kau tidak mau aku hajar. Dari awal aku juga sudah tidak menyukaimu karena kau adalah artis, sudah pasti kau banyak dekat dengan wanita lain. Selama ini adikku sudah sangat sabar menghadapimu, dia menerimamu dari kau bukan apa-apa, tetapi nyatanya kau malah selingkuh di depan matanya. Kau benar-benar pria yang brengsek," ujar Keenan.
"Selingkuh? Aku tidak pernah selingkuh. Adikmu saja yang menganggapnya seperti itu. Dia menuduhku selingkuh dengan Anisa yang jelas-jelas hanya teman syuting saja, jadi terlihat sedikit mesra apa itu salah," kata Jefri membela diri.
"Hentikan omong kosongmu itu! Kau pikir adikku itu bodoh tidak bisa membedakan yang benar-benar selingkuh atau akting hah. Ingat ya, jangan pernah kau mengganggu adikku lagi. kalau sampai kau mengganggunya, aku pastikan kau tidak akan pernah hidup tenang, ini baru peringatan saja," ancam Keenan. Lalu segera saja ia pergi meninggalkan lokasi syuting.
"Akh, sialan! Berani-beraninya dia memukul wajahku seperti ini," umpat Jefri.
"Sayang, kamu kenapa? Kenapa wajah kamu memerah seperti itu?" Tanya Anisa yang baru saja kembali membelikan kopi untuk mereka.
"Untung saja Anisa tidak melihatnya," gumam Jefri dalam hati.
"Aku nggak kenapa-kenapa Sayang. Itu tadi hanya fans gila yang begitu antusias sehingga membuatku seperti ini," kata Jefri berbohong.
"Fans? Seharusnya kamu melaporkannya kepada pihak keamanan. Lagipula mereka bagaimana sih, kok bisa ada fans fanatik seperti itu yang masuk ke lokasi syuting," gerutu Anisa sembari mengobati luka memar pada wajah Jefri.
"Ya sudah kamu tidak perlu memikirkannya Sayang. Mana minuman untukku," kata Jefri.
"Oh iya ini," kata Anisa lalu memberikan minuman tersebut untuk Jefri.
****
Baru saja menemui klien, di saat itu ponsel Nadine berdering. Ia pun segera saja menjawab telepon tersebut yang ternyata dari Jefri.
"Ada apa? Untuk apa kamu menghubungiku lagi," kata Nadine ketus.
"Heh Nadine, aku sudah mengatakan padamu kalau aku tidak pernah berselingkuh. Lalu apa-apaan kakakmu itu tiba-tiba saja datang ke lokasi syuting dan memukulku. Kamu ingat ya Nadine, aku bisa saja melaporkannya ke polisi dengan tindakan yang telah kakakmu lakukan," bentak Jefri dari seberang telepon.
Nadine membelalakkan matanya, sontak saja ia terkejut mengetahui hal yang dilakukan oleh kakaknya itu. Memang Keenan selalu saja sensitif jika mendengar ia disakiti sedikit saja oleh orang lain. Karena rasa sayangnya yang mendalam itu membuatnya tidak rela melihat Nadine tersakiti.
Bersambung …
Visual Nadine dan Keenan 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Raramhrdz
fto perempuan itu siapa thor kok cantik bngt?
2023-06-17
1
𝓐𝔂⃝❥Ŝŵȅȩtŷ⍲᱅Đĕℝëe
Fans gila sampai wajahnya merah gitu 🤭
2023-02-09
2
Bunga Alika
Aku mampir kak 😘😘😘 aku kasih mawar biar semangat ❤️❤️
2023-02-02
2