"Kenapa kamu diam saja? Apa sekarang kamu mendadak menjadi tuli tidak mendengar ucapanku, atau bisu sehingga tidak bisa berkata apapun dari tadi," celoteh Jefri yang masih terdengar dari seberang telepon
Sedangkan Nadine saat ini sudah tidak bisa menyimak ucapan mantan pacarnya itu. Pikirannya langsung melayang kepada sosok Keenan.
"Maaf Jef, tapi aku sama sekali tidak tahu jika Kak Keenan akan melakukan hal itu. Sekali lagi aku minta maaf," ucap Nadine langsung menutup panggilan telepon tersebut.
"Kak Keenan, aku sudah menyangka kalau kamu pasti akan melakukan hal ini," umpat Nadine.
Lalu Nadine pun segera saja menghubungi Keenan dan memintanya untuk datang ke butik sewaktu jam istirahat makan siang.
****
"Hai, ada apa? Tumben banget kamu suruh aku datang ke sini, kangen ya," goda Keenan, padahal saat itu ia dapat melihat Nadine yang menatapnya dengan tajam seakan ingin menerkamnya. Akan tetapi, Keenan berusaha untuk tetap santai menghadapi adiknya itu.
"Kakak nggak usah pura-pura bodoh ya. Apa yang sudah Kakak lakukan terhadap Jefri?" Tanya Nadine.
"Lakukan terhadap Jefri? Memang apa yang sudah aku lakukan?" Ucap Keenan malah kembalikan pertanyaan itu.
"Kak Keenan cepat jawab!" Pinta Nadine dengan sedikit membentak.
"Apa ya? Oh aku hanya memberikannya peringatannya saja, agar dia tidak berani menyakiti hati kamu lagi. Siapa suruh dia sudah buat adik kesayangan aku nangis," jawab Keenan dengan santai.
"Kak, sudah aku bilang berapa kali sama kamu, kamu nggak usah ikut campur urusan aku, ini masalah pribadi aku Kak. Aku jadi menyesal udah menceritakan masalah aku sama Kakak. Seharusnya kamu itu nggak perlu ikut campur, Kamu urus aja urusan kamu sendiri," kata Nadine.
"Nadine, kok kamu bicaranya seperti itu. Aku melakukan ini semua demi kamu, demi kebaikan kamu. Aku nggak mau melihat kamu disakiti, aku sayang sama kamu, kamu itu adik aku," kata Keenan.
"Iya aku tahu kalau Kakak sayang sama aku, kamu melakukan itu semua demi kebaikan aku. Tapi yang kamu lakukan ini salah Keenan, kamu terlalu overprotektif. Bahkan Mama dan Papi aja tidak berlebihan seperti kamu," ucap Nadine.
"Ya itu karena mereka percaya aku bisa jaga kamu Nadine," ucap Keenan.
"Oh ya? Lalu bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan Jefri? Jefri melaporkan kamu ke polisi atau bahkan dia malah semakin ingin menyakiti aku lagi? Apa kamu bisa menjamin kalau Jefri akan berhenti menyakiti aku dengan sikap kamu yang arogan itu. Sikap kamu yang semena-mena memukul orang itu udah melewati batas Kak. Kamu tahu kan kalau Jefri itu artis, dengan cepat berita ini akan tersebar kalau ada melihatnya, dia bisa saja membalikkan fakta kalau semua ini seolah-olah kamu yang sengaja menyerangnya dan dengan mudah dia melaporkan kamu ke polisi. Kamu akan masuk penjara, kasihan Mama dan Papi nantinya Kak. Kamu pernah mikir nggak sih," ucap Nadine.
"Aku tidak peduli. Ingat Nadine, aku tidak peduli apapun yang akan terjadi padaku nantinya. Yang terpenting adalah kamu baik-baik saja," ucap Keenan yang begitu keras kepala.
"Ini adalah yang terakhir kalinya kamu mencampuri urusanku. Kenapa kamu nggak urus hidup kamu kamu sendiri? Kamu sendiri pernah disakiti oleh wanita kan, kenapa kamu nggak mencoba membuka hati buat wanita lagi. Terus kamu selalu bersama dengan wanita kamu itu, selalu sibuk dengannya, jadi kamu tidak ada waktu untuk mencampuri urusan orang lain, termasuk urusanku," kata Nadine yang berhasil membuat Keenan terdiam.
Ya memang dulu semasa kuliah, Keenan pernah menjalin hubungan dengan seorang wanita selama 2 tahun. Tetapi karena sikapnya yang terlalu cuek dan selalu mementingkan Nadine adiknya, membuat wanita itu merasa cemburu dan pergi meninggalkannya. Bahkan kini wanita itu pun telah menikah dan tidak tahu lagi dimana keberadaannya. Sedangkan Keenan masih betah menjomblo di usianya yang menginjak 24 tahun.
"Aku minta maaf Nadine kalau kelakuan aku sudah salah dan berlebihan. Tapi aku tidak bermaksud apapun, semua yang aku lakukan benar-benar hanya demi kebaikan kamu. Ya sudah kalau itu memang mau kamu, aku janji tidak akan pernah mencampuri urusan pribadimu lagi. Aku kembali ke kantor lagi ya," ucap Keenan, lalu ia segera saja pergi meninggalkan butik milik adiknya itu.
****
Keenan telah tiba di perusahaan, Keenan adalah seorang presdir di Perusahaan Collin Group, ia menggantikan posisi sang ayah yang saat ini sudah memilih untuk pensiun dan menghabiskan masa tua di rumah. Entah kenapa setelah bertemu Nadine dan mendengar kata-katanya tadi, seakan telah menampar hatinya. Keenan tak menyangka jika tindakannya telah membuat Nadine marah. Meskipun sudah sering Keenan melakukan hal ini, tetapi sepertinya kali ini Nadine benar-benar murka dan kecewa terhadapnya.
Sedangkan Nadine yang tadinya sedang sibuk mendesain gaun pesanan customer juga terlihat termenung duduk di depan laptopnya. Ia memikirkan kata-katanya tadi yang telah dilontarkannya kepada Keenan.
"Kak Keenan sekarang gimana ya? Apa ucapan aku tadi sudah keterlaluan. Ah biarkan saja lah, siapa suruh Kak Keenan sudah bersikap seperti itu. Biar saja kali ini Kak Keenan kapok dan dia tidak akan pernah melakukan hal bodoh itu lagi. Itu semua juga demi kebaikan Kak Keenan, aku nggak mau sampai Kakak dilaporkan ke polisi oleh Jefri. Aku hanya takut nanti Kak Keenan masuk penjara, nggak akan ada lagi dong yang melindungi aku," gumam Nadine.
****
Malam harinya, saat mereka sedang berkumpul makan malam bersama keluarga seperti biasa. Keenan dan Nadine tampak berdiam dan terlihat tidak berselera untuk makan. Sedangkan Kenzie dan Kenzo sedang membahas liburan menjelang kelulusan mereka.
"Ma, Pi, nanti kalau kita sudah liburan, kita jalan-jalan ya. Sudah lama banget kita nggak jalan-jalan," kata Kenzie.
"Iya Ma, Pi, aku setuju. Gimana kalau kita ke Disneyland. Kita kan sudah lama banget nggak ke sana, sebelum aku dan Kenzie mulai masuk kuliah," usul Kenzo.
"Wah … ide bagus tuh. Tapi tanya dulu dong sama Kakak-Kakak kalian yang super sibuk ini, kalau mereka nggak banyak pekerjaan kita bisa pergi," kata Dinda lalu menatap sepasang anaknya yang masih tampak terdiam.
Dinda memberi gestur kepada Nathan sembari melirik ke arah Keenan dan Nadine yang membuat Nathan juga memperhatikan kedua anaknya itu. Hening, tidak seperti biasanya yang selalu saja berdebat dimanapun mereka berada.
"Keenan, Nadine, kalian berdua kenapa? Apa ada masalah dengan pekerjaan kalian?" Tanya Nathan.
"Iya, Mama perhatikan kalian berdua diam saja dari tadi. Biasanya berdebat terus tanpa henti," sambung Dinda.
"Aku nggak apa-apa kok Pi, Ma. Hanya lelah saja. Aku duluan ya ke kamar," kata Keenan, ia beranjak dari tempat duduknya lalu melangkahkan kaki pergi meninggalkan ruang makan.
Sedangkan Dinda hanya terdiam menatap punggung Nathan yang kian menjauh dari pandangan matanya dengan perasaan bersalah.
Bersambung …
Visual Kenzie dan Kenzo ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
𝓐𝔂⃝❥Ŝŵȅȩtŷ⍲᱅Đĕℝëe
Aku mau juga di ajak jalan² dong Kenzie 🤭
2023-02-09
0