Pagi menjelang siang, Medina kembali ke mess. Dia mendapat tatapan mengejek dari beberapa penghuni mess ini. Sudah pasti kabar dirinya yang pada awalnya bersikeras untuk tidak bekerja seperti mereka, tapi sekarang Medina tetap menyerahkan diri juga tanpa mereka ketahui apa yang sebenarnya terjadi.
"Medi, di panggil Mommy"
"Baik Kak" Medina berlalu melewati kumpulan para wanita seksi disana.
"Ternyata dia menunggu asisten pengusaha muda yang kaya raya itu. Ternyata selera Medina tinggi juga, pantas saja dia masih bertahan menjadi seorang waiters. Karena memang dia belum menemukan bayaran yang cocok"
"Iya, bayaran dia bisa kerja satu bulan kita untuk mendapatkan uang sebanyak itu"
Medina bukannya tidak mendengar setiap ucapan dan bisikan dari orang-orang penghuni Mess. Tapi dia mencoba untuk mengabaikannya, karena saat ini pikirannya sudah tidak bisa di ajak kompromi lagi. Pikirannya yang kacau dan hatinya yang terluka.
Medina masuk ke dalam ruangan Mommy Sonya. Wanita itu sedang mendapat telepon, mengangkat tangannya sebagai isyarat agar Medina menunggunya sebentar. Medina mengangguk dan duduk di sofa yang ada di ruangan itu.
Bayangan kejadian semalam terus berputar dalam ingatannya. Bahkan Medina tidak bisa melupakan setiap hal yang terjadi malam tadi. Bahkan sebatas hal kecil sekalipun.
"Baik Tuan, deal dengan harga sebesar itu. Nanti akan saya kirimkan nomor rekening saya"
Mommy Sonya memutuskan sambungan telepon. Lalu dia tersenyum bahagia sambil menatap layar ponselnya. Dia beralih menatap ke arah Medina, lalu dia berdiri dan berjalan mendekati gadis itu. Duduk di sampingnya.
"Medina Sayang, terima kasih karena sudah menjadi sumber uang untuk Mommy. Ternyata tidak sia-sia Mommy mengadopsi kamu Nak" Sonya mengelus kepala Medina membuat gadis itu sedikit menjauhkan kepalanya dari tangan Mommy Sonya.
"Untuk apa Mommy memanggilku kesini?"
Mommy Sonya tersenyum, dia mengambil sebuah map di laci meja kerjanya. Lalu menyerahkannya pada Medina. "Bukalah, pria kemarin ingin membelimu dan menjadikan kamu sebagai teman ranjangnya"
Deg..
Medina meremas map coklat di tangannya dengan perasaan yang hancur sehancur-hancurnya. Dengan tangan gemetar, dia membuka map itu dan melihat sebuah tanda tangan pembelian atas nama dirinya yang di tanda tangani oleh pihak pertama atas nama Adrega Faresta dan pihak kedua Mommy Sonya. Medina menggeleng pelan melihat nominal uang yang tercantum disana.
"Jadi, mulai hari ini kamu bukan anak Mommy lagi Sayang. Dia telah membelimu dengan nominal yang sangat luar biasa. Kamu bebas dari Mommy selamanya. Terima kasih karena telah memberikan keuntungan yang sangat besar bagi Mommy. I love you, Honey"
Medina menepis tangan Mommy Sonya yang mengelus wajahnya. Dia tidak menyangka jika akhir hidupnya akan seperti ini. Di beli oleh mantan kekasihnya sendiri dan di jadikan teman ranjang olehnya. Medina berdiri dan berjalan keluar ruangan Mommy Sonya dengan map itu di tangannya. Berlari masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu dengan keras.
Orang-orang yang melihatnya hanya saling pandang dengan penuh tanda tanya. Namun, mereka kembali tidak peduli.
Medina menyandar di balik pintu yang tertutup dengan map coklat dalam dekapannya. Air mata yang sejak tadi mengalir, kini juga kembali mengalir dengan deras. Nyatanya harga dirinya hanya sampai disini saja. Bahkan yang benar-benar menjatuhkan harga dirinya adalah pria yang dia cintai. Pria yang menjadi cinta pertama dan terakhir dalam hidupnya. Ya, Medina pernah berharap jika Rega yang akan menjadi cinta terakhir dalam hidupnya. Hanya Rega yang akan menjadi pemilik hatinya.
Tuhan, kenapa hidupku seperti ini? Aku hanya menjadi wanita mura*han yang di beli oleh mantan pacarku sendiri. Menjadi teman ranjang dalam hidupnya.
Seolah dunia di sekitarnya runtuh seketika, Medina hanya bisa menangis di pojok kamarnya dengan masih memeluk map coklat yang di berikan oleh Mommy Sonya. Masih tidak menyangka jika dirinya telah di beli oleh mantan kekasihnya sendiri. Serendah itukah dirinya? Atau mungkin memang lebih rendah di mata Rega.
*
Sore ini Medina sudah membereskan semua barang miliknya. Memasukannya ke dalam tas berukuran sedang. Tidak banyak barang yang dia bawa, kebanyakan hanya keperluan kuliahnya saja. Seharusnya memang Medina sudah lulus kuliah, namun karena dia sempat cuti satu tahun membuatnya masih menjalani kuliah.
Dia turun ke lantai bawah dan berjalan menuju parkiran dengan Mommy Sonya berada di belakangnya. Mungkin Mommy Sonya sedang mengantarkan Medina untuk menuju kehidupan baru. Yang sebenarnya tidak akan lebih baik dari kehidupannya disini.
Seorang pria dengan pakaian serba hitam keluar dari mobil mewah itu. Dia menunduk hormat pada Medina dan Mommy Sonya ketika mereka sampai di depan mobilnya. Pria itu mengambil tas di tangan Medina dan memasukannya ke dalam bagasi mobil. Lalu membukakan pintu belakang mobil untuk Medina.
"Silahkan Nona, Tuan ada di dalam"
Medina jelas melihat Rega yang duduk di kursi belakang dengan wajah datar. Bahkan dia tidak sedikit pun menoleh ke arahnya. Mommy Sonya yang melihat Rega langsung menebar senyumannya, dia melambaikan tangannya pada Rega.
"Selamat sore Tuan Adrega, terima kasih atas transferannya"
Medina langsung melirik ke arah Mommy Sonya. Di saat seperti ini, dia malah terlihat begitu senang saat mendapatkan uang dari Rega atas menjual dirinya ini.
"Medina Sayang, kamu patuh ya sama Tuan Adrega. Kamu harus menjadi pemuas na*fsu yang memuaskan"
Bukan sebuah kalimat perpisahan yang di ucapkan Mommy Sonya, tapi malah mengingatkan Medina tentang siapa dirinya sekarang. Hanya pemuas naf*su saja.
Medina masuk ke dalam mobil tanpa berkata apapun lagi. Entah disadari oleh Medina atau tidak, tapi tangan Rega terlihat mengepal erat di sisi tubuhnya.
Mobil melaju meninggalkan tempat dimana kehidupan Medina benar-benar hancur. Terlihat dari kaca spion mobil, Mommy Sonya yang melambaikan tangannya dengan wajah yang berseri bahagia. Melihat itu, rasanya Medina ingin menjerit dan memaki dirinya sendiri. Karena Medina tidak bisa berbuat apa-apa di depan Mommy Sonya yang terus mengontrol dirinya. Hingga dia pun tidak bisa memperjuangkan cintanya.
Bahkan pria yang dia cintai, sekarang telah berubah menjadi pria yang membencinya dan bahkan membelinya dengan nominal yang cukup menggiurkan. Pantas saja Mommy Sonya tidak lagi berpikir panjang untuk menjual Medina padanya.
Medina hampir saja terjatuh dari duduknya saat tiba-tiba kepala Rega sudah berada di atas pangkuannya. Pria itu memejamkan matanya. Medina menatap wajah tampan yang masih sama hingga saat ini. Bahkan terlihat semakin tampan karena mungkin lebih terawat.
"Elus kepalaku"
Hah?
Medina tersentak kaget ketika mendengar suara Rega. Dia pikir pria itu tertidur karena matanya yang terpejam dan deru nafasnya yang teratur. Tapi nyatanya tidak.
"Cepat!"
"Eh, ba-baik"
Dengan sedikit bergetar Medina mengangkat tangannya dan mengelus kepala Rega dengan lembut. Dengan tatapan matanya terus memandangi wajah tampan itu. Pria yang sampai saat ini masih menjadi pemilik hatinya.
Pria yang mengemudi pun hanya tersenyum melihat kelakuan Tuannya itu. Karena untuk pertama kalinya dia melihat Rega yang seperti ini pada seorang wanita. Bahkan Rega tidak pernah mau bersentuhan dengan wanita mana pun yang berniat menggodanya. Tapi, kenapa dengan Medina dia malah meminta gadis itu untuk mengelus kepalanya. Benar-benar aneh. Gumamnya.
"Mana tanganmu yang satu" Rega menengadahkan tangannya, masih dengan mata yang terpejam.
Medina memberikan tangan kirinya pada tangan Rega. Dan tanpa dia duga, Rega mengecupnya dan menggenggam tangan Medina di atas dadanya.
"Terus elus kepalaku"
"Ba-baik"
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Kenzi Kenzi
rega tau eneng masih ting2 saat disentuh
2023-08-04
0
uyhull01
kalian masih sama" memliki prasaan, hnya saja menjdikan medina sebgai tawanan nya aja
2023-03-23
1
Dara Utami
semoga rega tidak jahat sama medina
2023-03-21
0