"Waiters"
Medina tersadar dan mengerjapkan matanya. Dia berjalan mendekatinya dan memberikan minuman yang dia bawa di atas nampan. Sepertinya hari ini adalah hari terburuk dalam hidupnya, dirinya harus kembali bertemu dengan pria yang telah meninggalkannya sejak 5 tahun yang lalu.
"Silahkan Tuan"
"Hmm"
Pria itu menatap dingin padanya, lalu mengambil sebotol minuman dia atas meja. Menuangkannya ke dalam gelas lalu menenggaknya. Bodohnya Medina masih berdiri disana, entah apa yang dia harapkan. Apa mungkin Medina masih mengharapkan pria itu? Jelas jika dia sudah tidak akan pernah mau melirik Medina sebagai seorang perempuan.
Medina berbalik dan melangkah pergi dari sana, namun suara dari pria itu membuat langkah kakinya seketika terhenti.
"Jadi, selama itu kau masih bekerja di tempat ini? Menjadi wanita malam dan menjual dirimu pada banyak pria"
Medina hanya menghela nafas, dia tidak bisa membantah karena memang dirinya hidup di dunia malam. Dan perpisahan dirinya dan Rega, juga karena semua ini.
*
Sudah sering kali menolak untuk di antar sampai ke rumahnya. Hingga hari ini Medina benar-benar tidak bisa menolak lagi. Adrega, pria tampan yang menyatakan cinta dengan gagahnya di lapangan sekolah. Bagaimana Medina tidak menerimanya. Karena memang dia juga sudah lama menyimpan perasaan yang sama padanya. Namun, dengan tempat tinggalnya dan statusnya yang tidak jelas membuat Medina merasa tidak pantas untuknya. Namun, Rega tetap memaksa dan meyakinkan dirinya jika Rega memang benar-benar mencintainya.
Akhirnya Medina memutuskan untuk tidak mengizinkan Adrega mengantarkannya ke tempat tinggalnya. Medina tidak mau jika Rega akan mengetahui tentangnya. Medina masih membutuhkan banyak waktu untuk bisa membicarakan apa statusnya dan bagaimana kehidupannya. Tapi, saat ini Rega benar-benar tidak bisa menunggu lagi. Dia ingin mengetahui dimana tempat tinggalnya.
"Ohh, jadi kamu tinggal disini? Memangnya kamu kerja dimana? Kok bisa tinggal di sebuah mess?"
Medina menggeleng pelan, dia bingung harus menjawab apa karena memang dia tidak bekerja dimanapun sampai bisa tinggal di mess. "Aku hanya di suruh tinggal bersama Mommy disini"
"Ohh, jadi Mommy kamu yang bekerja dan tinggal disini?"
Sebuah kesalahpahaman yang Medina setujui. Dia mengangguk saja sebagai jawaban. Tidak pernah terpikirkan dalam pikirannya jika malam ini Rega akan datang ke tempat tinggalnya. Dan malam itu Rega melihatnya sedang berada di antara orang orang yang berdansa sambil berciuman dan juga para wanita yang menari dengan pakaian yang minim.
Dan sejak saat itu semuanya berbeda, Adrega pergi meninggalkannya setelah lulus kuliah tanpa kejelasan apapun.
*****
"Medina..."
Panggilan itu berhasil membuat Medina menoleh dan menatap ke arah Mommy Sonya yang berdiri menyandar di sebuah meja bar. Dia menghisap nikotin di mulutnya, dengan tatapan tertuju pada anak-anak asuhnya yang sedang melayani para tamu dan juga para pelanggan yang tiba tiba datang.
Medina berjalan mendekati Mommy Sonya dengan nampan kosong yang dia peluk di dadanya. "Ada apa Mom?"
"Seorang pria memaksa untuk bertemu denganmu"
Medina mengerutkan keningnya, ini sudah terjadi berkali kali. Selalu ada yang memesan tubuhnya, yang jelas tidak Medina perjual belikan.
"Siapa?"
"Adrega, dia ingin bertemu denganmu dan memaksa kamu untuk menemuinya sekarang!" Ucapan Mommy Sonya terdengar penuh penekanan.
Medina menghela nafas, jika bukan Rega yang ingin menemuinya tentu dia tidak akan menyetujui itu. Medina akan menolak dengan sangat keras pada Mommy Sonya. Namun saat ini dia tidak menolaknya. Dan disinilah dirinya berada. Di depan sebuah mobil mewah. Kaca jendela mobil terbuka dan menampilkan sosok dingin Rega yang memegang kemudi.
"Masuk!"
Medina mengangguk dan segera masuk ke dalam mobil. Dia hanya diam saat mobil mulai melaju meninggalkan parkiran. Sesekali Medina melirik ke arah Rega, wajah tampan itu masih sama. Namun Rega terlihat lebih dingin dari Rega yang dulu Medina kenal. Ada rindu yang menumpuk di hatinya, hingga Medina benar benar tidak bisa berkata-kata lagi saat bertemu dengan cinta pertamanya ini.
Mobil berhenti di parkiran sebuah hotel, Medina sedikit terkejut saat Rega membawanya ke tempat seperti ini. Tapi, dia hanya mengikuti pria itu saat dia memerintahnya untuk mengikutinya.
Masuk ke sebuah kamar hotel yang mewah dengan segala fasilitas yang ada. Medina mulai tidak nyaman saat dia menatap Rega yang duduk di pinggir tempat tidur. Medina berdiri di jarak aman dari pria itu. Tatapan Rega benar-benar membuatnya sangat takut, pria itu menatapnya dengan dingin dan penuh kebencian. Suasana di kamar hotel ini menjadi sangat mencekam.
"Tidak menyangka selama 5 tahun, kau benar benar tidak bisa lepas dari pekerjaanmu itu"
Suara dingin Rega semakin membuat bulu kuduk Medina merinding. Terakhir kali dia melihat wajah dingin Rega dan suaranya yang seperti itu adalah saat Rega mengetahui dirinya yang bekerja di tempat hiburan malam milik Mommy Sonya.
"Ak-aku..." Sial kenapa aku jadi sulit berbicara seperti ini. Aku ingin menjelaskan semuanya, jika pekerjaan aku dan mereka berbeda. Meski kami bekerja di tempat yang sama.
Rega berdiri, dia mendekati Medina dengan wajah yang datar. Terus melangkah maju seiring tubuh Medina yang terus mundur karena takut dengan apa yang dilakukan mantan kekasihnya itu.
Medina terpojok di dinding, dengan kedua tangan Rega berada di sisi kiri dan sisi kanannya. Mengukungnya. Medina menatap wajah datar Rega dengan jantung yang sudah berdebar kencang. Melihat tatapan benci dari pria itu benar-benar membuat hatinya sakit. Pria yang dulu dicintainya, sekarang harus menatapnya dengan benci.
"Tidak ku sangka demi uang, kau rela datang padaku dan menyerahkan dirimu padaku"
Deg..
Perkataan Rega benar benar melukai hatinya. Medina merasa saat ini pria yang mungkin masih menjadi pemiliki hatinya ini, sedang sangat merendahkan harga dirinya yang memang sebenarnya harga dirinya sudah jatuh dari awal.
Tanpa memberikan aba aba, Rega langsung mencium bibir Medina dengan sangat rakus. Medina yang terkejut dengan apa yang di lakukan Rega, hanya bisa terdiam tanpa berniat membalas kecupan dari pria itu.
"Buka mulutmu ja*lang!"
Tess...
Mendengar ucapan Rega padanya, benar-benar membuat pertahanan Medina runtuh seketika. Air mata yang dia tahan sejak tadi, kini meluncur juga di kedua pipinya. Ja*lang, panggilan yang sangat menyakitkan. Jika perkataan itu bukan keluar dari mulut Rega, mungkin tidak akan sesakit ini untuk Medina. Tapi kenapa harus Rega? Kenapa harus pria yang pernah menjadi penyemangat hidupnya selama ini. Dan sekarang, pria itu malah menjadi sosok yang membencinya.
Ciuman itu masih terus berlanjut, bahkan dengan kasarnya Rega menggigit bibir bawah Medina agar wanita itu membuka mulutnya. Rega berhenti ketika merasakan ada yang basah di pipinya. Dan dia melihat air mata Medina yang mengalir di pipinya. Dan sialnya, sampai saat ini Rega sangat benci melihat air mata wanita itu. Hati Rega selalu terasa sakit saat melihatnya.
"Mandilah, aku ingin kau menemaniku malam ini. Dan tubuhmu sangat lengket, kau harus mandi dulu sebelum melayaniku"
Deg..
Jadi, dia ingin bertemu denganku hanya untuk ini? Apa bedanya dia dengan pria lain, Ya Tuhan. Tapi, semua ini juga karena kesalahanku.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
MIFTAH Jannah
rega mntan gue.,.
2023-06-27
1
uyhull01
ohh tidak, apa se benci tu Ga ??
2023-03-23
1
Dara Utami
kasihan medina
2023-03-21
1