Sementara itu Bang Bule segera membuka pintu mobilnya. Dia segera masuk dan dengan cepat pula menjalankan mobil keluar dari tempat parkir.
Saat mobil sudah memasuki jalan raya Bang Bule menambah laju kecepatan mobilnya. Telepon seluler yang dia gunakan untuk melacak keberadaan Ixora pun dia pasang pada holder di dashboard mobilnya.
Bang Bule mengemudikan mobilnya dan pandangan mata sesekali melihat layar telepon seluler nya dan juga jari tangan kirinya sesekali menyentuh layar telepon seluler nya untuk memantau pergerakan Ixora.
“Sial! Benar tidak dibawa ke mension.” ucap Bang Bule saat yakin titik keberadaan Ixora justru menjauh dari lokasi mension William. Bang Bule pun memacu mobilnya dengan kecepatan penuh agar bisa segera mendekati lokasi Ixora.
Sedangkan di lain tempat, mobil yang dikendarai oleh Reyvan pun terus melaju. Terlihat bibir Reyvan tersenyum puas. Akan tetapi senyumnya tidak terlihat sebab Reyvan memakai masker di wajahnya agar tidak dikenali oleh Ixora atau pun orang orang di sekitar lokasi tempat acara perpisahan. Mobil yang dia pakai pun mobil rentalan.
Ixora dan Nency duduk di belakang kemudinya. Dari kaca spion Reyvan bisa melihat Ixora yang duduk di jok belakang sudah sangat gelisah. Telapak tangannya terus mengibas ngibas untuk memberi angin pada tubuhnya.
“Nen, kok bukan jalan menuju ke mension?” tanya Ixora meskipun kondisi tubuhnya terasa sangat tidak nyaman namun Ixora masih bisa mengenali jalan.
“Mungkin sopir lewat jalur lain.” jawab Nency singkat. Tadi Ixora sudah bertanya pada Nency kenapa tidak masuk ke mobilnya, dijawab oleh Nency kalau sopir dan pengawalnya sedang ngopi di warung di dekat gedung pertemuan jadi agar cepat pulang Nency pesan taxi on line.
“Sepertinya ini malah menjauh dari mension Nen.” ucap Ixora selanjutnya dengan duduk yang semakin gelisah entah mengapa bagian intinya terasa berdenyut denyut seiring detak jantung yang terasa lebih cepat. Hingga sesekali tangan Ixora memegang bagian intinya.
“Cerewet amat kamu tinggal duduk saja..” ucap Nency mulai tidak sabar.
“Nen gerah banget rasanya.” ucap Ixora lalu tangannya menekan tombol jendela mobil agar jendela mobil terbuka dan memberinya angin.
“Ini tuh sudah pakai AC kenapa masih juga dibuka jendela nya.” gumam Nency namun tidak bisa melarang Ixora yang tetap membuka jendela kaca mobil.
Reyvan yang mendengar keributan di belakangnya hanya diam saja sambil bibir tersenyum. Dia terus melajukan mobilnya, menuju ke suatu tempat yang sudah dia rencanakan.
Beberapa menit kemudian mobil memasuki halaman sebuah hotel melati yang terlihat lampu halaman dan lampu yang terlihat di depan hotel itu tidak menyala dengan terang tetapi hanya lampu yang redup nyalanya.
“Nen kenapa kita malah ke sini?” tanya Ixora semakin gelisah.
“Aku menemui saudara ku dulu, ayo ikut turun kamu bisa numpang mandi sebentar agar tubuhmu tidak kepanasan. Nanti baru kamu pulang.” jawab Nency.
Mendengar kata mandi, Ixora yang sudah tidak tahan langsung setuju dengan ucapan Nency. Nency dan Ixora pun segera turun dari mobil, sementara Reyvan masih duduk di jok kemudi nya sambil bibirnya tersenyum di balik masker yang masih menempel di wajahnya. Mesin mobil pun belum dimatikan untuk mengelabuhi Ixora untuk meyakinkan kalau mobil yang dia tumpangi benar benar taxi on line.
Nency pun segera melangkah menuju resepsionis dan Ixora mengikuti langkah kaki Nency.
Sesampai di depan resepsionis Nency meminta kunci kamar yang sudah dipesan oleh Reyvan dengan atas namanya.
“Ayo Ix, saudaraku sedang keluar, tadi sudah pesan ke aku kunci dititip di resepsionis.” ucap Nency setelah tangannya membawa kunci kamar hotel. Ixora yang tidak menaruh curiga dan tidak bisa berpikir dengan benar karena efek minuman perangsang hanya menurut saja pada ajakan Nency.
Sementara itu, setelah melihat Nency dan Ixora masuk ke dalam hotel, Reyvan segera menjalankan mobilnya menuju ke tempat parkir hotel tersebut.
Nency membuka kunci kamar hotel itu dengan cepat, dan dengan cepat pula dia memutar handel pintu dan mendorong daun pintu dengan kasar.
“Cepat kamu mandi sana!” ucap Nency pada Ixora saat pintu sudah terbuka lebar. Ixora pun segera menghambur masuk ke dalam kamar, dengan segera dia membuka sepatunya. Dia lepas dengan cepat tali tas yang ada di bahunya dan dengan begitu saja dia lempar di tempat tidur. Sambil membuka retsleting gaun di punggungnya Ixora melangkah cepat menuju ke kamar mandi yang ada di dalam kamar hotel itu.
Ixora pun segera melepas gaunnya dan hanya menutup pintu kamar mandi tanpa menguncinya.
Sementara itu, pintu kamar yang juga tidak dikunci oleh Nency langsung terbuka dan muncul sosok Reyvan sudah dengan wajah tanpa masker.
“Kamu tunggu di luar sana!” ucap Reyvan pada Nency.
“Mana bayar nya?” tanya Nency sambil mengulurkan telapak tangannya menengadah untuk minta bayaran yang sudah dijanjikan oleh Reyvan.
“Besok kalau semua sudah sukses, ini baru setengah langkah.” Jawab Reyvan dengan senyuman menyeringai.
“Cepat sana pergi! Aku sudah tidak tahan untuk menikmati primadona sekolah.” ucap Reyvan selanjutnya.
“Ih.. “ ucap Nency lalu dia segera keluar sebab Reyvan sudah melepas tsriht nya. Nency menutup pintu kamar itu dengan cepat lalu dia berjalan menuju ke loby hotel.
Sedangkan Ixora yang berada di dalam kamar mandi sambil memegang gaunnya dia mencari cari tempat untuk memcentelkan gaunnya itu akan tetapi belum juga menemukan.
Dan sesaat kemudian Ixora terlihat sangat kaget sebab pintu kamar mandi terbuka lebar dan berada di depannya bukan Nency, akan tetapi sosok laki laki yang sudah dikenalnya.
“Rey apa yang akan kamu lakukan?” teriak Ixora dengan penuh ketakutan saat melihat Reyvan sudah dengan tubuh tanpa baju. Ixora menutupi dadanya yang masih memakai bra dengan kedua tangannya. Dan saat dia mengingat bagian bawahnya pun hanya dengan celana dhalem. Ixora langsung berjongkok.
“Bukannya kamu juga sudah tidak tahan.. Sayang...” ucap Reyvan sambil membungkukkan badannya. Dan dengan segera Reyvan mengendong tubuh Ixora untuk dibawa keluar dari kamar mandi menuju ke tempat tidur.
“Rey.. jangan ...” teriak Ixora meronta meskipun jantungnya berdebar debar tidak jelas kenapa dan gairahnya muncul akan tetapi sebagian syaraf sadarnya tetap menyadari bahaya sedang mengancamnya.
"Rey... Jangan..." teriak Ixora lagi tetapi Reyvan tidak menghiraukan.
"Rey... turunkan aku!" teriak Ixora sekali lagi sambil terus meronta ronta.
Ixora memukul mukul bahu Reyvan, akan tetapi Reyvan tetap melangkah menuju ke tempat tidur sambil tertawa senang. Tubuh Ixora pun dibaringkan ke tempat tidur.
“Apa yang kamu rasakan Sayang?” tanya Reyvan saat melihat tubuh Ixora yang sudah terbaring dan sesekali Ixora memegang bagian intinya yang berdenyut tidak jelas menurutnya.
“Apa kamu pun sudah tidak tahan seperti diriku? Mari kita nikmati malam panas kita.” ucap Reyvan yang mulai membuka ikat pinggangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 183 Episodes
Comments
Yulia Prihatin91#SoLo#
abang bule semoga datang tepat waktu
isa nylametin Ixora
2023-04-24
0
Dehan
sudah kasih gift dan favorit buat novelmu yg keren ini thor
2023-04-19
0
Nor Azlin
kenapa langsung tidak ada yang bantu ya ...bang bule cepatan dikit nya ixora dalam bahaya...thor jangan terjadi apa2 pada ixora nya ya...ini udah kedua kali ixora jadi mangsa culik kenapa satu pun pelacak tidak dipasang kan di tubuh nya agar bisa dilacak ...cuman bang bule aja yang melacak dari pensel nya ixora ...ayo cepatan bang bule takutnya ixora kenspa2 kamu nya udah terlambat...Nancy harus dikasih pelajaran juga jangan kasih ampun pada nya
2023-04-15
3