4. Surat Kontrak

Jeon mengangguk. "Aku akan rahasikan ini. Mungkin kita baru kenal, tapi kamu kalau ada apa-apa boleh cerita ke aku. Sekuat apa pun seorang manusia, kita tetaplah manusia yang pasti akan ada titik di mana kita butuh teman atau hanya butuh telinga hanya untuk mendengarkan keluh kesah kita. Selama kamu di sini jadikan aku temanmu."

Rindu tersenyum simpul. "Terima kasih, Je. Kamu mau kuliah? Ya udah sana gih berangkat, nanti telat!"

"Iya, nitip Mama, ya."

Rindu hanya mengangguk pelan. Ia menatap kepergian Jeon dengan tas punggungnya. Ia berpikir dalam hati kenapa wajah Jeon sangat berbeda dari kedua orang tuanya mau pun kakaknya? Sama sekali tidak ada kemiripan barang seujung kulit pun. Kulit Jeon cenderung lebih putih dibandingkan dengan kedua orang tuanya ataupun Jeff. Dari segi wajah dan bentuk lainnya juga tidak ada warisan dari kedua kedua orang tuanya.

***

Jeff tak langsung kantor, ia melipir ke apartemen Ratu terlebih dahulu. Sungguh kali ini ia tidak tenang dengan merajuknya Ratu. Jika biasanya ia sabar menunggu beberapa hari, entah kenapa kali ini ia tidak mau sabar.

Saat ia baru saja turun dari mobil. Tampak Ratu yang sedang berjalan di luar apartemennya. Bukankah ini momen yang pas?

"Sayang, kamu ada pemotretan? Aku antar."

Ratu terdiam sejenak. Ia mengamati Jeff dari atas hingga bawah. Pakaian kerjanya mungkin membuatnya bertanya-tanya. Bukankah tidak ada manusia yang langsung bekerja sehari setelah menikah?

"Nggak usah. Aku bisa berangkat sendiri."

"Sayang, udah dong marahnya. Kamu tahu aku nggak bisa kamu giniin. Please udah, ya. Kita shopping mau? Atau liburan?"

Mendengar kata shopping mana ada wanita yang menolak? Semarah apa pun mereka, ada beberapa wanita yang mendadak lupa dengan amarahnya hanya mendengar ajakan shopping.

"Nanti jam istirahat temui aku di tempat biasa. Aku ada pemotretan di sana. Aku mau berangkat sendiri aja." Ratu kembali berjalan.

"Jangan naik mobil. Naik taksi aja, nanti aku antar pulangnya. Aku pesankan taksi online."

Baru saja meraih ponselnya di saku. Ponsel yang sejak tadi hening tiba-tiba berdering saat berada di tangan Jeff. Ia melirik kekasihnya yang ternyata juga menatap dirinya.

"Papa, aku angkat sebentar, ya. Kamu bisa naik ke mobil kalau kamu berubah pikiran." Jeff sedikit menjauh dari kekasihnya.

Setelah menemukan tempat yang dirasa aman, Jeff menggeser tombol penerima panggilan.

"Iya, Pa? Ada apa?"

"Ada apa kamu bilang? Pulang kamu sekarang!"

Pulang? Papa tahu aku ngak di rumah? Ini pasti kerjaan Rindu. Dia ngadu sama Papa. Wanita tidak tahu diuntung.

"Aku mau ke kantor sebentar."

"Nggak ada alasan untuk kamu datang ke kantor. Jangan buat Papa kembali murka sama tingkah kamu, ya Jeff."

"Iya, aku pulang."

Jeff kembali ke mobil dengan bersungut-sungut. Gagal sudah rencananya untuk menghabiskan waktu dengan Ratu. Ia sudah berceloteh dalam hati akan memberi pelajaran pada istrinya itu.

"Sayang, maaf..."

"Udah nggak usah dilanjutin. Aku ngerti kok kamu pasti udah ditelepon sama istrimu itu, kan? Disuruh pulang, kan kamu." Ratu membuang muka dan menyilangkan tangannya di depan dada.

"Tadi Papa yang telepon, bukan Rindu. Udah marahnya. Kan tadi udah aku bilang kalau Papa yang telepon. Udah yuk,  aku antar ke lokasi, ya. Jangan marah, nggak usah pesan taksi."

Jeff hendak menggeret kekasihnya itu ke dalam mobil, namun di saat yang bersamaan, sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depan mereka.

"Dengan mbak Ratu?" Seorang pria bertanya setelah membuka kaca jendelanya.

"Iya, saya sendiri, Pak." Ratu melepas paksa pegangan tangan Jeff yang masih terpaut di pergelangan tangannya. Namun rupanya, Jeff menggenggam tangan Ratu dengan tenaganya.

"Lepas, Jeff! Aku terlambat!"

Dengan kuat Ratu mendorong dada Jeff hingga pria itu sedikit memundurkan langkahnya karena tak bisa menahan tubuhnya dari serangan mendadak. Karena pergerakannya itu, Jeff sedikit lengah dan akhirnya genggamannya terlepas. Dan Ratu akhirnya terbebas dari cengkraman kekasihnya.

Jeff hanya mematung melihat Ratu yang masuk ke dalam mobil dan berlalu begitu saja. Meskipun ia ingin mencegah, ia harus bisa menahan dirinya untuk tidak terlihat menjadi budak cinta Ratu di depan orang. Ia harus tetap menjaga harga dirinya agar tidak terluka, meskipun sebenarnya ia dalam hati begitu meronta ingin membujuknya.

Teringat dengan apa yang membuat pertengkarannya semakin rumit, ia segera kembali untuk pulang ke rumah dan memberikan pelajaran berharga bagi Rindu. Di saat emosinya sedang di ubun-ubun, ia teringat dengan sesuatu yang sudah ia siapkan jauh-jauh hari sebelum menikah. Ia sudah pernah menunjukkannya pada Rindu, namun wanita itu enggan untuk menyetujuinya, dan sekarang Jeff harus benar-benar membuat istrinya menyepakati apa yang sudah ia buat.

***

"Rin, ke mana Jeff? Mama nggak lihat dia setelah dia pergi pagi-pagi buta tadi." Bu Merlin mendatangi menantunya yang sedang duduk sendirian di depan televisi.

"Pergi ke kantor, Ma. Katanya ada urusan sebentar tadi." Rindu sedikit gugup dan gelagapan menjawab pertanyaan Ibu mertuanya.

"Ke kantor?" Bu Merlin tanpa sadar sedikit memekik. "Kamu nggak lagi berantem sama Jeff, kan? Hubungan kalian baik-baik saja, kan? Maksudnya Mama, nggak ada masalah?" Mengingat tadi Jeff berbohong membuat Bu Merlin sedikit was-was.

"Nggak, nggak ada masalah apa-apa kok, Ma. Kami baik-baik saja. Katanya tadi hanya sebentar."

Bu Merlin hanya mengangguk meski tidak yakin dengan jawaban menantunya.

Tak berselang lama, pria yang dibicarakan menampakan batang hidungnya.

"Rin, ikut aku ke kamar yuk!" Rindu hanya mengangguk patuh meski dalam hati ia merasakan jantungnya tiba-tiba jumpalitan.

Bagaimana tidak? Sebelum berangkat ke kantor tadi, ia dan suaminya bertengkar hebat dan sekarang tiba-tiba pria itu mengajaknya ke kamar. Ada apa gerangan yang membuat suaminya itu tiba-tiba berkata dengan lembut? Apakah dia sudah menyesali perbuatannya? Apakah dirinya ada niatan untuk menerima kenyataan bahwa mereka memang sudah suami istri dan sepatutnya yang memperlakukan pasangan dengan baik layaknya pasangan suami istri pada umumnya? Rindu berusaha mengeluarkan pikiran-pikiran positif agar yang terjadi juga positif. Setidaknya itulah yang ia percayai hingga detik ini.

"Ada apa, Mas?" Rindu bertanya ketika keduanya sudah masuk kamar.

Jeff diam tak terucap, ia membuka lemari dan merogoh salah satu laci yang berada di sana dan mengeluarkan sebuah berkas.

"Beberapa waktu lalu aku memberikan ini padamu dan kau menolak mentah-mentah apa yang aku minta. Sekarang lakukan apa yang aku minta sebelum aku melakukan sesuatu yang membuatmu menyesal."

Tanpa membuka berkas itu, Rindu ingat bahwa dirinya pernah menolak untuk menandatangani berkas surat kontrak pernikahan. Ia tidak habis pikir, bagaimana bisa Jeff berpikiran seperti itu? Di mana akalnya mempermainkan sebuah ikatan yang suci dan sakral?

Rindu mengambil berkas yang disodorkan oleh suaminya dan dengan tanpa ragu dan mantap, ia merobek surat perjanjian nikah kontrak itu di depan wajah sang suami.

Jeff yang melihat keberanian Rindu seketika mengepalkan kedua tangannya dan menampilkan wajah yang menyeramkan.

Terpopuler

Comments

Serli Ati

Serli Ati

bagus rindu lawan aja pria tak berakhlak itu, uuuu....sebel bacanya.

2023-05-27

0

lihat semua
Episodes
1 1. Malam Pengantin
2 2. Hanya Status
3 3. Asal Mula Perjodohan
4 4. Surat Kontrak
5 5. Luka Fisik
6 6. Aku Tidak Lemah
7 7. Runyam
8 8. Luka
9 9. Tengah Malam
10 10. Secuil Kisah Jeon
11 11. Perkara Semalam
12 12. Topeng Jeff (Revisi Sedikit)
13 13. Ada Yang Aneh
14 14. Ya, Sayang?
15 15. Rindu Dan Lukanya
16 16. Bahaya
17 17. Aku Suaminya
18 18. Gagal
19 19. Debat
20 20. Rencana Jahat
21 21. Rencana Yang Mulus
22 22. Kecewa
23 23. Baku Hantam
24 24. Dekapan Penenang
25 25. Pindah Rumah
26 26. Hamil
27 27. Cantik
28 28. Sayang
29 29. Ada Yang Salah Dengan Otak Jeff
30 30. Bersitegang
31 31. Kecelakaan
32 32. Kecelakaan Kedua
33 33. Sedikit Perubahan
34 34. Ratu Yang Usil
35 35. Aku Harus Apa?
36 36. Aku Sayang Kamu, Rin.
37 37. Peperangan Adik Kakak
38 38. Akhirnya
39 39. Istri Saya.
40 40. Maafkan Aku
41 41. Ketahuan
42 42. Hancur
43 43. Suasana Baru
44 44. Kecupan singkat
45 45. Satu Hari Denganmu
46 46. Kenangan Terakhir
47 47. Memulai Perubahan
48 48. Makan Siang
49 49. Pinangan
50 50. Khilaf Dua Kali
51 51. Definisi Hati dan Logika Tak Sejalan
52 52. Tak Bisa Lepas
53 53. Panik
54 54. Bayi Mungil
55 55. Pergi
56 56. Masa Lalu
57 57. Keyan
58 58. Ibu Jeon
59 59. Akhirnya Bertemu
60 60. Flashback
61 61. Mencari Bala Bantuan
62 62. Sleep Call
63 63. Sampah
64 64. Satu Tahun Kemudian
65 65. Pacar
66 66. Di Bawah Langit Yang Sama
67 67. Sebuah Gambaran
68 68. Bicara Dari Hati Ke Hati
69 69. Kesempatan Kedua
70 70. Kebahagiaan yang Sempurna
71 71. END
Episodes

Updated 71 Episodes

1
1. Malam Pengantin
2
2. Hanya Status
3
3. Asal Mula Perjodohan
4
4. Surat Kontrak
5
5. Luka Fisik
6
6. Aku Tidak Lemah
7
7. Runyam
8
8. Luka
9
9. Tengah Malam
10
10. Secuil Kisah Jeon
11
11. Perkara Semalam
12
12. Topeng Jeff (Revisi Sedikit)
13
13. Ada Yang Aneh
14
14. Ya, Sayang?
15
15. Rindu Dan Lukanya
16
16. Bahaya
17
17. Aku Suaminya
18
18. Gagal
19
19. Debat
20
20. Rencana Jahat
21
21. Rencana Yang Mulus
22
22. Kecewa
23
23. Baku Hantam
24
24. Dekapan Penenang
25
25. Pindah Rumah
26
26. Hamil
27
27. Cantik
28
28. Sayang
29
29. Ada Yang Salah Dengan Otak Jeff
30
30. Bersitegang
31
31. Kecelakaan
32
32. Kecelakaan Kedua
33
33. Sedikit Perubahan
34
34. Ratu Yang Usil
35
35. Aku Harus Apa?
36
36. Aku Sayang Kamu, Rin.
37
37. Peperangan Adik Kakak
38
38. Akhirnya
39
39. Istri Saya.
40
40. Maafkan Aku
41
41. Ketahuan
42
42. Hancur
43
43. Suasana Baru
44
44. Kecupan singkat
45
45. Satu Hari Denganmu
46
46. Kenangan Terakhir
47
47. Memulai Perubahan
48
48. Makan Siang
49
49. Pinangan
50
50. Khilaf Dua Kali
51
51. Definisi Hati dan Logika Tak Sejalan
52
52. Tak Bisa Lepas
53
53. Panik
54
54. Bayi Mungil
55
55. Pergi
56
56. Masa Lalu
57
57. Keyan
58
58. Ibu Jeon
59
59. Akhirnya Bertemu
60
60. Flashback
61
61. Mencari Bala Bantuan
62
62. Sleep Call
63
63. Sampah
64
64. Satu Tahun Kemudian
65
65. Pacar
66
66. Di Bawah Langit Yang Sama
67
67. Sebuah Gambaran
68
68. Bicara Dari Hati Ke Hati
69
69. Kesempatan Kedua
70
70. Kebahagiaan yang Sempurna
71
71. END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!