Rena mengeleng, dia tak mau menikah dengan pria yang ada di depannya itu.
Pak Sunjoyo kini hanya tinggal satu pilihan yaitu putri keduanya Raina, tapi apa dia mau.
"Aku dengar putri pertama mu lulusan Oxford, apa benar," tanya Raj yabg penasaran.
"Anda salah tuan, aku hanya lulusan fakultas biasa, tapi jika anda butuh istri yang cerdas, ada adik kedua ku, dia lulus di usia sembilan belas tahun dengan menjadi lulusan terbaik," saut Rena.
"Benarkah, baiklah kalau begitu aku ingin melihat putri kedua mu itu, semoga dia bukan penari," kata Raj.
"Iya tuan," jawab pak Sunjoyo.
Raj dan Rohan pamit pergi, karena mereka masih ada urusan lain, tapi itu tak membuat Raj puas.
"Apa tuan yakin dengan putri kedua dari tuan Sunjoyo?" tanya Rohan penasaran.
"Tentu saja tidak, kamu kira aku bodoh, incaran ku adalah putri pertamanya karena gadis itu bisa membuat ku memenangkan perusahaan Sunjoyo dan seluruh pertambangan yang berada di tangan istrinya," kata Raj yang memang sudah mengetahui segalanya.
Bagaimana tidak, di tangan istri pak Sunjoyo ada saham yang cukup banyak dari dua pertambangan besar yang berada di Qatar.
Itu adalah hal yang di incar oleh Raj, untuk bisa memiliki semuanya, dia harus menikahi putri pertama keluarga itu.
"Apa kamu sudah menghubungi nenek dan yang lain," tanya Raj.
"Iya tuan, nyonya dan yang lain akan segera datang ke sini untuk menyaksikan pernikahan anda," jawab Rohan.
Oma kela datang ke Indonesia dengan dua saudara Raj, atau lebih tepatnya adik-adik Raj dan beberapa orang kepercayaannya.
Dan pesawat mereka akan mendarat malam nanti, jadi siang ini raj memutuskan untuk mengunjungi bisnisnya yang lain.
Pak Sunjoyo buru-buru pulang untuk mengatakan pada istrinya apa yang terjadi di kantor.
Bu Rahayu sedih mendengar perkataan suaminya, karena putri mereka Raina masih sangat muda.
"Itu tak mungkin yah, Raina masih begitu muda, kenapa ayah ingin menikahkan Raina," marah Bu Rahayu.
"Tapi ini pilihan satu-satunya karena Rena tak boleh hidup di negara itu, jadi Raina yang harus menikah, siapkan penyambutan karena nanti malam mereka datang," kata pak Sunjoyo.
"Tapi bagaimana kita mengatakan pada Raina," tanya Bu Rahayu yang menghentikan langkah suaminya itu.
"Itu urusan ku dengan Raina," jawab pak Sunjoyo.
Pria itu segera ke kamar Raina, dia masuk dan melihat Raina sedang berdoa.
"Raina ayah ingin mengatakan sesuatu," kata pak Sunjoyo yang tak menggoyahkan Raina yang masih fokus berdoa.
"Ada apa ayah, katakan saja," jawab Raina yang hampir menyelesaikan doanya.
"Kamu harus menikah dengan rekan bisnis papa, jika kamu tak mau keluarga kita semuanya akan hidup di jalanan, jadi ayah mohon kamu mau melakukannya," kata pak Sunjoyo.
Raina hanya bisa diam dan meneteskan air matanya, bagaimana bisa orang tuanya memikirkan hal seperti itu.
"Ku harap kamu tak menolaknya Raina, karena seluruh keluarga kita sedang dalam masalah besar," kata pak Sunjoyo yang menekan emosi Raina.
"Ayah atu saja," jawab Raina pasrah.
"Bagus, itu baru putriku, dan tenang saja keluarga suamimu memiliki agama yang sama dengan mu," kata pak Sunjoyo sebelum pergi.
"Bukan masalah agama ayah, tapi kenapa ayah selalu menumbalkan aku terlebih dahulu," gumam Raina yang menangis sesenggukan.
Rombongan dari keluarga Malhotra sampai di Surabaya, mereka juga sudah di jemput dan segera di bawa ke sebuah perumahan mewah.
"Nenek, apa kita akan ke rumah kak Raj?"
"Ji, kita akan menemui kakak mu, dan nenek sudah tak sabar untuk menjewer telinganya," kata Oma Lela.
"Apa kakak membeli rumah di kota ini, bukan kah itu menghamburkan uang saja," kata adik tak yang bernama Raman.
"Oho... ucapan mu seperti kamu yang bekerja dan menghasilkan uang, sebelum lulus kuliah mu itu lebih baik diamlah, dasar menyebalkan, cih..." ejek adik terkecilnya Kinjal.
"Kinjal sayang,jangan bicara begitu dengan kakak mu oke, sekarang kita turun karena mobil sudah berhenti," kata Oma Lela.
"Baiklah nenek," jawab kedua cucunya itu.
Raman di bantu pak Raju menurunkan semua barang mereka, dan terlihat Raj sudah menunggu mereka semua.
"Selamat datang nenek," kata Raj menyentuh kaki sang nenek dan memeluknya.
"Iya nak, tapi kenapa kamu baru bilang jika ingin menikah,bukankah ini terlalu mendadak," kata Oma Lela.
"Ini terjadi begitu saja,malam ini kita datang melamar dan kemudian lusa pernikahan, dan selang sehari nenek bisa melakukan semua tata cara pernikahan di negara kita," kata Raj.
"Baiklah, aku mengerti," jawab Oma Lela.
Kinjal dan Raman juga memberi salam dan memeluk kakaknya itu, dan saat masuk mereka bertiga kaget melihat semua hiasan dan pernak pernik di dalam rumah itu.
"Apa ini hantarannya?" tanya Kinjal.
"Iya, dan ini milik calon kakak ipar mu, tapi jika kamu ada yang suka ambil saja," kata Raj.
"Terima kasih kakak," kata Kinjal bahagia.
Raj pun memeluk sang nenek, sedang di rumah Raina sudah bersiap.
Dia mengenakan baju yang sangat sopan, bagaimana pun dia harus menjaga derajat keluarganya.
Dia sedang merapikan rambutnya yang cukup sulit, tapi beruntung dia memilih model rambut yang simpel.
Keluarga Raj datang, semua keluarga Sunjoyo menyambut kedatangan keluarga itu.
Kecuali Raina, karena dia membantu di bagian dapur setelah tadi selesai.
Oma Lela yang melihat sosok Rena, sepertinya ada yang dia lihat tapi hanya bisa memendamnya karena dia merasa aneh karena Rena belum menikah tapi sudah mengenakan sari dan bindi.
Raina datang membawa nampan, gadis sederhana itu terlihat sangat cantik dengan senyum yang mengembang indah.
"Raina yang kemarin juara satu kompetisi menari!" kata Kinjal bahagia.
"Ah Kinjal, hai.. ah maaf maksudku, salam..."
"Salam nak," saut Oma Lela.
Melihat orang tua di keluarga Raj, Raina langsung menyentuh kaki Oma Lela untuk meminta berkat, "semoga dewa memberimu kebahagiaan, muach... gadis yang cantik," kata Oma Lela.
"Terima kasih nenek, salam Semuanya..." kata Raina yang kemudian mundur dan berdiri di samping ibunya.
"Dia adalah Raina, putri kedua ku yang akan saya jodohkan dengan tuan Raj, karena Rena putri pertama ku sudah memiliki kekasih dan dia juga akan segera menikah," jawab pak Sunjoyo.
"Itu tak sesuai keinginan ku Sunjoyo," kata Raj.
"Tapi nenek setuju, dia gadis yang baik Raj, dan berhenti menghitung untung dan rugi untuk memilih istri, jadi ini pilihan nenek," kata Oma Lela.
"Aku juga setuju," kata Kinjal.
"Tapi nek..."
"Mau lanjut atau nenek pulang," ancam Oma Lela.
"Baiklah, jika nenek dan yang lain setuju, aku tak bisa berkata apapun," jawab Raj yang menatap tajam ke arah Raina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments