**
"Apa kamu mau, bantu aku lagi?" tanya Naya ragu-ragu. Tentu ia malu untuk meminta bantuan pada pria yang sudah ia salahkan. Bahkan yang sudah menolongnya.
"Cih!" Key berdecih masih merasa kesal dengan gadis itu. "Nggak!" jawabnya singkat.
"Ayo atuh A, bantuin aku sekali lagi, ya!" pinta Naya memelas. "Hapunten atuh, maafin salah paham tadi, ya!"
Key memutar bola mata malas. Sungguh ia masih merasa kesal, dan enggan menanggapi permintaan gadis itu.
"Aku teh dari desa. Kesini mau lanjut kuliah. Sama Ibu disuruh cari alamat seseorang buat nanti aku tinggal. Tapi, gimana atuh nya? Alamatnya ditas tadi yang kena copet itu. Belum lagi hape, laptop, semua barang-barang aku udah raib," jelas Naya sendu.
"Aku orang baru disini, gak tau mau minta bantuan sama siapa, selain sama kamu," lanjutnya.
Gadis itu tertunduk diiringi isak lirih dari bibir tipisnya. Entah kenapa Key merasa iba pada gadis itu. Ada rasa tiba-tiba ingin membantu yang terbesit dihatinya.
"Gue gak yakin bisa bantu, lu. Apalagi lu kehilangan alamat yang dituju," Meski ketus, akhirnya Key mau menyahuti.
Seketika Naya mendongak. "Atuh A, tolongin aku! Kasih aku pekerjaan apa aja lah gak apa-apa, asal ada tempat tinggal sementara buat aku," ucapnya memohon.
Key terdiam sejenak, kemudian terbesit ide diotaknya. "Ya udah gini aja. Lu boleh tinggal sama gue, jadi pembantu gue tapi. Gimana?" sarannya.
"Serius, A? Beneran?" tanya Naya tak percaya. Matanya membola dengan tangan menggerakan tangan pria itu.
"Iya!" balasnya singkat.
"Aaaa!!!" pekik Naya kegirangan. Segera ia turun dari brankar, lalu tanpa aba-aba menubrukkan diri pada tubuh Key.
"Hatur nuhun A, hatur nuhun pisan (Terima kasih A, terima kasih banyak)," ucap Naya tulus. Tentu ia tak menyangka, dikota besar seperti itu ternyata masih ada orang baik.
Key tersenyum tipis. Entah kenapa ia ikut senang melihat gadis itu senang. 'Tanpa saling mengenal, tanpa sebuah alasan, hanya karena sebuah rasa peduli, gue melakukannya!' batin Key bergumam.
**
"Disini tempat tidur lu!" ucap Key membuka kamar pembantu untuk Naya tinggali.
"Eleh-eleh, gede pisan (besar sekali)" Naya begitu takjub melihat kamar yang seukuran ruang keluarganya saat didesa. Setelah sebelumnya dibuat tarcengang dengan interior dan kemegahan rumah bak istana itu.
"Kamu teh tinggal sendiri di istana segede gini?" tanya Naya penasaran.
Key terkekeh. "Ini rumah bukan istana," balasnya.
"Nggak ah, menurutku mah sama aja," balas Naya dengan mata menelisik ruangan itu. Key hanya geleng-geleng kepala melihat ke katroan gadis itu.
"Kamu teh beneran sendirian. Cuma ditemenin si Bibi yang tadi?" tanya Naya kembali. Ya, ketika masuk mereka disambut wanita paruh baya, pembantu dirumah itu.
"Nggak, nyokap sama bokap gue lagi keluar. Yang tadi, Bi Tarsih. Ada dua lagi art disini. Ningsih sama mbak Ati. Security didepan itu pak Samsul, sama tukang kebun mang Eman," jelas Key panjang kali lebar. Naya ber 'oh ria' menanggapi seraya mengingat nama-nama penghuni rumah itu.
"Ngomong-ngomong, lu inget dong dimana kampus tempat lu akan kuliah?" tanya Key.
"Ya ingat atuh. Lagian namaku sudah terdaftar disana," balas Naya.
"Dimana?" tanya Key.
"Di Universitas X," balas Naya. "Aku ikut test beasiswa dan alhamdulillah bisa masuk di Universitas favorit itu. Ah, senengnya akutuh. Tapi ... Sepertinya keinginan aku teh sekarang cuma tinggal angan," jelas Naya yang diakhiri sendu.
Key melongo mendengar penjelasan gadis itu. Kampus yang dimaksud Naya adalah kampus yang sama dengannya. "Jadi, lu akan kuliah dikampus gue?" tanyanya.
"Hah?" Naya menganga merasa tak percaya. "Jadi, itu kampus milik kamu?"
"Ck! Bukan milik gue. Maksudnya gue juga kuliah disana," balas Key dan diangguki Naya dengan bibir kembali berbentuk 'O'.
Pria itu melihat jam dipergelangan tangannya. "Gue harus pergi dulu. Kalo lu butuh apa-apa lu tanyain sama bi Tarsih. Ingat, jangan buat masalah!" peringatnya.
"Siap A!" balas Naya dengan semangat. Hal itu membuat Key tersenyum lucu. "Sekali lagi, hatur nuhun nya A," ucapnya dan diiyakan Key yang kemudian pergi.
Naya sedikit mampu menghela napas lega. Ia pergi ke dapur untuk mencari pekerjaan yang bisa ia lakukan. "Bi, ada yang bisa Nay, kerjakan?" tanyanya dengan sopan.
"Gak ada, Nay. Semua sudah beres. Nanti saja pulang Bapak sama Ibu, kita siap-siap lagi buat bikin makan malam," balas bi Tarsih dengan lembut.
"Baiklah kalo begitu mah, Bi. Nanti Nay, bantuin atulah masaknya,"
"Emang kamu bisa masak?" tanya bi Tarsih tak percaya.
"Bisa atuh, Bi. Masa perawan gak bisa masak. Isin atuh," kekeh Naya dan disambut tawa wanita baya itu.
"Eh-eh ada orang baru, toh?" tanya seorang wanita, yang lebih tua darinya.
"Nah, kenalin Nay, ini Ati. Kamu panggil mbak Ati ya," ucap bi Tarsih memperkenalkan wanita itu.
Naya tersenyum senang dan segera mengulurkan tangan. Begitu pun, mbak Ati yang menyambutnya dengan baik. Mereka pun berbincang, asal usul Naya yang bertemu dengan majikan mereka, Key. Naya yang friendly tentu mudah bergaul dengan siapapun.
"Awas, kamu harus hati-hati lho, sama mas Key!" peringat mbak Ati.
"Kenapa emang, Mbak?" tanya Naya.
"Sini, Mbak bisikin!" Naya medekatkan diri untuk dapat mendengar ucapan wanita itu.
"Mas Key itu playboy, pacarnya banyak," celetuk mbak Ati.
"Ah, masa Mbak?" tanya Naya tak percaya.
"Beneran, nanti kamu juga pasti bakal tau. Hati-hati aja kalo suatu saat dia godain kamu. Kamu itu cantik lho, Nay. Bisa jadi sasaran empuknya," peringat mbak Ati.
"Ah, si Mbak mah bisa aja," kekeh Naya. "Baik, Mbak. Akan aku ingat itu."
Ditengah perbincangan mereka tiba-tiba datanglah seorang perempuan sebaya dengan Naya. Perempuan itu terlihat ngos-ngosan membawa banyak barang ditangannya.
"Sini, biar aku bantu!" Naya mengambil beberapa kantong kresek dari tangan perempuan itu, lalu menaruhnya diatas meja dapur.
"Eh, eh keheula kamu teh saha? (Bentar dulu, kamu tuh siapa?)" tanyanya dengan logat sama seperti Naya.
"Aku Naya, kamu teh urang sunda juga?" gadis itu pun memperkenalkan diri pada gadis yang melongo itu.
"Dia Ningsih, iya dia orang sunda juga," balas mbak Ati. Ningsih hanya melirik tak suka pada Naya. Bahkan, ia buru-buru menarik tangannya saat berjabatan.
'Jigana ieu awewe teh bakal jadi saingan Ningsih. Pokokna, ulah sampai aa Key teh berpaling ka si eta (Sepertinya, perempuan ini bakal jadi saingan Ningsih. Pokoknya, jangan sampai aa Key berpaling sama dia)' batin Ningsih mendumel sendiri.
Melihat Naya yang tampak cantik, membuat gadis itu ketakutan, sang majikan berpaling pada gadis itu. Ia yang selalu mendapat kedipan menganggap hal itu serius dan mengklaim pria itu menyukainya. Padahal siapa yang tidak tau Key, playboy tengil yang siapa saja akan masuk dalam pesonanya. Entah apa yang akan terjadi pada Naya, akankah ia juga terjatuh?
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
@Ani Nur Meilan
Ningsih.. Kamu tuh Ke GeErAn Banget...
2023-02-06
3
𝐀⃝🥀Jinda🤎Team Ganjil❀∂я🧡
percikan cinta mulai nyala ea
2023-02-06
1
umi b4well (hiatus)
hahaha...si mbak lngsung kasih saran peringatan..
2023-02-01
2