Dugh
Brukkk!!!
"Awww!!" seorang gadis terjatuh, bokongnya berhasil mencium aspal ketika baru saja keluar dari sebuah bus.
"Eh, eh, copet!!!" tidak peduli dengan bok*ngnya yang sakit, ia lebih peduli akan tasnya yang digondol seorang pria.
Segera gadis itu bangkit untuk mengejar pria berambut gondrong yang sudah berlari menjauh. Meski sedikit tertatih, karena merasakan sakit dibagian kaki dan bok*ngnya. Namun, semangat gadis itu dapat diacungkan jempol. Ia berlari sekencang mungkin untuk mengejar pria tersebut.
"Hei berhenti!!!" teriak gadis itu. Namun, rasanya sia-sia kekuatan kaki pria itu lebih cepat dari pada dirinya.
Hosh! Hosh!
Gadis itu tertunduk memegang lutut untuk mengambil udara yang hampir habis dari paru-parunya. "He-hei tu-tunggu!" suara gadis itu sudah senen kemis berebut dengan udara yang keluar masuk dari mulut dan hidung.
Namun, ia tidak mau menyerah begitu saja. Mengingat dalam tas yang lumayan cukup besar tersebut bukan hanya pakaiannya. Melainkan, barang-barang penting lainnya, seperti laptop dan ponsel. Ada pula alamat yang akan ia tuju, ia pun berteked untuk mengejar kembali pria itu.
"Pokoknya teh, aku harus dapatin tasku kembali. Jika nggak, gimana atuh aku bisa sampai dirumah bu Sena?" gumamnya. "Hayulah Nay, kamu teh pasti bisa. Juara tiga atlet lari, masa kalah?" semangatnya.
Gadis itu adalah Naya, ia menegakkan tubuh dengan ancang-ancang, bak atlet lari yang siap meluncur memasuki alur jalan. "Oke, bersedia, siap, ya!"
Gadis itu menintruksi diri sendiri dan melesat mengejar pria itu. Meski ia mengenakan rok dan sandal. Namun, hal itu tak menyurutkan semangatnya. Hingga ia dapat mengejar pria itu. Dengan jarak hanya tinggal lima meter lagi, ia melepas sebelah sandal jepit yang terbuat dari karet keras dari kakinya. Kemudian, melempar sang pria yang sudah menyebrangi jalan di lampu merah itu hingga tepat mengenai kepala si pria. Pria itu pun terjatuh, karena kurang keseimbangan.
"Yes! Naya dilawan, rasain kamu pencopet kampret," ucap Naya dengan riang.
Gegas, ia hendak menghampiri pria itu. Tanpa ia sadari lampu merah sudah kembali menjadi hijau.
Tin! Tin!
"Aaaa!"
Brukkk!!!
Gadis itu terjatuh dengan kepala yang tiba-tiba berputar, lalu pandangannya buram dan ia pun tidak sadarkan diri.
**
Seorang pria dengan mobil sport berwarna hitam, siap untuk pergi ke suatu tempat. Dengan bibir yang tak berhenti mengunyah, pria itu merapihkan rambut berulang kali dari kaca spion diatas.
Tring! Tring! Tring!
Berpuluh bahkan ratusan notif chat tak henti terdengar dari ponsel miliknya. Namun, ia tak menghiraukan itu. Sudah menjadi hal biasa jika ponsel itu tak mau diam.
Ckitt!!
Pria itu menghentikan laju kendaraan setelah melihat lampu berubah jadi merah. Lalu, tiba-tiba atensinya teralihkan pada sebuah sandal yang melayang didepan kendaraannya. Hingga ia tak berkedip melihat kemana arah sandal itu berhenti.
Bugh!
Sandal yang terlihat keras itu tepat mengenai kepala seorang pria, hingga tersungkur dibahu jalan.
"Wowww!"
Pria tampan itu sampai melongo dengan apa yang terjadi barusan. Lalu, ia penasaran siapa yang melakukan itu? Matanya berputar ke kanan untuk tau si pelaku pelemparan sandal tersebut.
Terlihat seorang gadis dengan penampilan sederhana tengah berkacak pinggang. Rambut acak-acakan dengan wajah tanpa poles, tidak seperti wanita yang selama ini ada disekelilingnya.
"Siapa tuh cewek? Dia orang ndeso, apa orang gila?" tanyanya bermonolog sendiri.
Tiba-tiba saja ia dibuat kaget oleh suara klakson dari belakang mobilnya. Namun, hal tak terduga semakin membuat ia shok. Kala tiba-tiba gadis dihadapan mobilnya berteriak dan ambruk begitu saja.
"Astaga, tuh anak kenapa?" pekiknya kaget.
Merasa tak ada yang menolong, terpaksa ia pun turun untuk mengecek keadaan gadis itu. Terlihat gadis itu terkapar tak sadarkan diri. Ia pun mencoba menoel tubuh gadis itu.
"Hei, bangun! Hei, jangan tiduran disini!" ucapnya mencoba membangunkan sang gadis. Namun, tak ada respon apapun.
Bingung harus berbuat apa, ia mencoba untuk tak peduli dan meninggalkannya. Namun, seseorang mencegatnya. "Eh, Mas. Anda mau kemana? Tanggung jawab dong, jangan main tinggal aja!"
"Maaf, Pak! Tapi, saya gak kenal orang ini," balasnya.
"Biar pun masnya gak kenal, Mas tetap kudu tanggung jawab. Bawa kerumah sakit lah dia!" titah pria paruh baya itu.
"Tapi-"
"Gak ada tapi-tapian. Kalo nggak, saya akan laporin Mas ke kantor polisi. Atas tuduhan tabrak lari."
"Eh, eh jangan, Pak! Baiklah, saya akan tanggung jawab. Saya akan bawa gadis ini kerumah sakit," balasnya. Tentu ia tak ingin bermasalah dengan polisi.
Akhirnya, dengan terpaksa ia menggendong sang gadis kedalam mobil. Terdengar hembusan napas berat setelah ia berhasil membawa sang gadis memasuki mobil mewahnya. Gadis itu disandarkan disamping kemudi dengan jok sedikit terbaring.
"Hah~ apes banget sih lu, Key," gerutunya menatap gadis itu.
Ya, pria itu adalah Key. Entah darimana peraturannya, tiba-tiba ia harus bertanggung jawab pada gadis yang tidak ia kenal sama sekali. Namun, tak ingin masalah semakin runyam, ia pun segera membawa sang gadis ke rumah sakit.
**
"Emm, dimana aku?" gumam seorang gadis yang baru sadarkan diri itu.
"Lu di rumah sakit," balas Key datar, pria yang masih stay menunggu gadis itu.
Gadis itu terlihat berpikir atau mungkin saja masih mengumpulkan sebagian nyawanya yang masih hilang. Hingga, tiba-tiba ia membelakak dan bangkit dari posisinya. Hal itu tentu saja membuat Key terlonjak, ia ikut bangkit dari kursi disamping brankar itu.
"Ya ampun, pencopet! Tas aku!" pekik sang gadis shok, kala mengingat kembali kejadian sebelumnya.
Key mengerutkan dahi heran. Hingga gadis itu beralih menatap pria itu. "Heh ini teh gara-gara kamu. Kamu teh sengaja ya, mau nabrak aku? Iya? Biar aku gak bisa kejar pencopetnya, begitu?" cerocos sang gadis dengan logat khas sundanya, tanpa ragu menyalahkan pria itu.
Key terperangah, sudah mah ia menolong. Eh malah dituduh yang bukan-bukan. "Enak aja, siapa juga yang mau nabrak lu?" kesalnya tak terima.
"Ya, kamu atuh!" tuduh sang gadis tak mau kalah. "Aku mau nangkap si copet itu, tiba-tiba kamu bunyiin klakson, pasti kamu teh lagi ugal-ugalan kayak di tv-tv gitu. Iya 'kan?"
"Astaga ini orang!" Key sampai menggaruk jidat tak habis pikir dengan pemikiran gadis itu. "Siapa juga yang mau nabrak lu? Itu lu tadi dilampu merah, Tukiyem. Orang bunyiin klakson nyuruh lu minggir, bukan mau nabrak," jelasnya pelan namun penuh penekanan.
"Sejak kapan nama aku berubah jadi Tukiyem?" tanya gadis itu heran. "Nama aku teh Naya, Kannaya Putri. Bukan Tukiyem," lanjutnya.
"Bodo amat! Gue gak peduli siapa nama lu. Lagian ya, yang bunyiin bukan gue. Tapi mobil dibelakang gue, kalo lu mau nyalahin, salahin mobil yang berada dibelakang gue," cerocos Key yang sudah hilang kesabaran.
"Udah dibantuin, bukannya bilang terima kasih juga, malah ngomel-ngomel," Gadis itu terdiam seperti merasa bersalah.
"Semua biaya udah gue bayar. Gue cabut," pamit Key masih kesal dan hendak pergi. Namun sebuah tangan lembut tiba-tiba mencekal tangannya.
"Tunggu!" cegat Naya, hingga Key berbalik kembali.
"Apa lagi?"
"Apa kamu mau, bantu aku lagi?"
\*\*\*\*\*\*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
@Risa Virgo Always Beautiful
Naya mau minta bantuan apalagi sama Key
2023-02-08
3
@Ani Nur Meilan
Pertemuan pertama yg tidak terduga...
2023-02-06
2
@Risa Virgo Always Beautiful
Key kasihan kamu harus bertanggung jawab sama gadis yang ngga di kenal
2023-02-06
1