Bab. 05 Tidak Normal

Airlangga memejamkan mata menanti nasibnya yang selalu siap karena berurusan dengan orang-orang jahat dan egois. Namun, berapa saat ditunggu, dia tidak merasakan apapun.

Ketika dia membuka mata sedikit, dia melihat tangan Brian di pegang oleh seseorang yang berdiri di belakangnya. Airlangga menengok ke belakang.

Sebuah senyuman terpatri di bibirnya yang tipis dan lebar. Sangat tampan membuat dada Airlangga berdegub kencang. Bibir sama yang telah menjelajahi tubuhnya.

Seketika tubuh Airlangga bergidik ngeri, teringat malam itu. Dimana.... Airlangga menggelengkan kepalanya. Enggan untuk mengingat malam itu.

"Hei, siapa kau?" hardik Brian dengan tangan masih dicekal erat oleh Kaisar. Dengan wajah merah padam dia berusaha untuk melawan Kaisar.

"Kau yang siapa? Beraninya mau melukai adik iparku!" balik Kaisar dengan suara penuh penekanan, netranya yang tajam menatap keras Brian. Tangannya meremas kuat tangan Brian, membuat pria muda itu meringis kesakitan. Seketika nyali Brian menjadi ciut.

"Maaf, Om, saya hanya bercanda saja dengan Airlangga, begitu kan?" tanya Brian sambil tertawa menatap ke arah Airlangga.

Airlangga langsung mengangguk. "Lepaskan saja dia, Kak," katanya.

Kaisar langsung melepaskan tangan anak muda itu.

"Pergi dari sini cepat, kalau tidak, aku bisa membuat kau keluar dari sekolah ini karena telah berbuat kasar pada adikku!" ancam Kaisar.

Setelah itu, dengan gerakan cepat Brian dan teman-temannya pergi dengan cepat dari tempat itu dengan mengendarai kendaraan roda dua dengan cepat.

Airlangga bernafas lega. Satu masalah selesai tapi ada masalah lain lagi yang harus dia hadapi.

"Tuh kan, gue bilang apa, kalian yang banci. Baru segitu aja udah ngompol," teriak Putri senang. Dia lalu mendekat ke arah Airlangga.

"Ngga, kamu nggak kenapa-napa kan?" Putri memeriksa tubuh Airlangga tapi tangannya langsung dipegang oleh Airlangga ketika hampir memegang dadanya.

"He... he... aku baik-baik saja kau tidak perlu khawatir."

Kaisar sendiri seperti menjadi obat nyamuk bagi sepasang sejoli itu. Dia menatap Putri, mencoba mengenali bau gadis itu. Namun, sepertinya dia tidak mengenali. Gadis ini berbeda dengan gadis yang dia temui di hotel waktu itu.

Kaisar menghela nafas panjang. Jemputan Putri datang dan anak itu pergi terlebih dahulu. Setelahnya kini hanya ada Airlangga dan Kaisar di sana.

"Kakak kok bisa disini?" tanya Airlangga.

"Kebetulan lewat dan melihat kau sedang bertengkar dengan temanmu," jawab Kaisar tanpa ekspresi.

"Kalau begitu terimakasih atas bantuannya, Kak. Tapi aku harus pergi sekarang karena sudah sore."

Airlangga berlari pergi tapi baru satu langkah kerah belakang bajunya sudah ditarik oleh Kaisar. Sehingga dia mundur lagi ke belakang.

"Heh! Kau mau kemana?"

"Pulang," jawab Airlangga cepat dengan suara polosnya.

"Ikut denganku," ujar Kaisar menarik kerah Airlangga dan mendorong masuk ke dalam mobil.

"Kak, aku tidak ingin merepotkanmu," kilah Airlangga. Namun, tatapan tajam Airlangga membuatnya mengatupkan bibir rapat.

Pria itu lantas duduk di sebelah Airlangga. Airlangga menggeser pantatnya agar tidak bersentuhan langsung dengannya.

"Jalan," perintah Kaisar pada Emilio. Membuat Airlangga sesak karena harus satu mobil dengannya.

Detik demi detik yang Airlangga rasakan di dalam mobil itu seperti menyiksanya. Rasanya dia ingin melompat keluar dari mobil itu.

Tangannya menarik-narik celananya. Keringat dingin keluar dari dahinya dengan deras walau udara dalam mobil itu terasa dingin. Dia membuang nafas keras.

"Kenapa kau terlihat tegang? Seperti ketakutan. Tenang saja aku tidak akan menyakitimu jika kau tidak membuat masalah denganku," ucap dingin dan datar Kaisar sembari mengambil pistol dari balik baju dan mengusapnya.

Airlangga yang melirik, melonjak dengan bergerak lebih ke sudut kursi dengan cepat, sampai menaikkan kedua kakinya ke kursi.

"Kak, kau mau apa?" pekik Airlangga.

Kaisar terkekeh. "Aku tidak melakukan apapun, hanya ingin membersihkan pistol ini karena tadi baru saja kupakai."

Kaisar menatap tajam ke arah Airlangga dan memajukan tubuhnya. "Kenapa kau takut? Apa kau melakukan sebuah kesalahan padaku?"

Netra Airlangga melebar hal itu makin membuat Kaisar tertarik. Dia tambah memajukan wajahnya sehingga nafas mereka saling menerpa kulit satu sama lainnya.

Bulu mata lentik itu cocoknya untuk wanita, kenapa ada di mata Airlangga? Menarik. Dan bau tubuhnya terasa menenangkan, bau harum bayi yang lembut. Dia ini pria tapi sepertinya jiwanya wanita karena semua yang ada pada dirinya terasa berbeda dari pria pada umumnya. Apalagi kulit putih wajahnya yang memerah membuat Kaisar gemas dan tidak tega untuk menekan. Menekan?

Pikiran aneh terbit di diri Kaisar. Wow, ini bukan dirinya, sejak kapan dirinya tertarik pada pria? Apakah dia punya kelainan? Dan kenapa sesuatu menegang dibawah sana ketika jarak keduanya semakin mendekat. Ini tidak baik.

Wajah Kaisar memucat seketika. Dia langsung menarik tubuhnya sendiri menjauh dari Airlangga.

Airlangga sendiri merasa tenang dan bisa bernafas lega. Dia menyeka keningnya yang basah.

"Aku hanya ingin apa kau terlibat dalam masalah sabotase minumanku sewaktu acara pesta anniversary pernikahan orang tuaku?" tanya Kaisar to the point sambil mengendalikan dirinya. Lebih tepatnya mengatasi ketegangan yang ada di bawah sana.

"Sial, kenapa aku harus tertarik pada pria ini? Apa aku punya kelainan?" rutuk Kaisar dalam hati. Dia menaikkan satu kaki ke atas kaki yang lain agar tidak terlihat jelas apa yang terjadi dibaliknya.

Airlangga sendiri menduga jika Kaisar sudah tahu apa yang terjadi. Tanpa terasa dia meneteskan air matanya berharap orang tuanya tidak tahu identitas asli dirinya jika dia adalah seorang pria.

Jika tidak, maka ibunya tidak akan bisa berobat lagi. Bagaimana ini? Pikir Airlangga.

Melihat Airlangga yang menangis membuat Kaisar bingung.

'Aduh, ini pria kok kayak wanita! Rose saja tidak pernah lebay seperti ini.'

Kaisar mengambil sapu tangan dari sakunya dan memberikan pada Airlangga. Dia seharusnya bersikap tegas pada anak muda ini. Namun, kenapa dia tidak tega? Hatinya ikut ngilu mendengar isak tangisnya.

"Kenapa malah menangis."

Airlangga mengusap air matanya dengan sapu tangan berwarna putih dengan sulaman benang emas bertuliskan nama keluar Kaisar, Gonzales. Dia menghela nafasnya panjang.

"Seharusnya aku yang marah karena kau telah menjebak ku dalam masalah ini," ungkap Kaisar kesal.

Airlangga melirik lalu tangisnya semakin keras, membuat Kaisar meringis. Dia merasa Airlangga sedang berakting untuk lolos dari pertanyaannya.

Emilio yang sedang menyetir jadi penasaran dengan apa yang terjadi. Bukankah yang dibelakang adalah adik Nona Cantika yang seorang pria? Namun, tangisnya seperti suara seorang wanita saja. Dia lalu melihat dari pantulan kaca spion untuk tahu apa yang terjadi.

"Apa alasanmu melakukan itu? Kenapa kau tidak mau jujur malah bersikap seolah tidak tahu apapun! Tidak tahukah kau siapa diriku! Apa perlu kubuka semuanya agar mulutmu itu terbuka?"

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus bahagia

2023-03-19

0

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

hmm jadi mgkn pas acara aniversary ortu Kaisar si Cantika mau jebak Kaisar biar bsa tidur dgnnya tapi Kaisar diselamatkan Airlangga tapi justru Airlangga yg jadi korbannya

2023-03-12

0

Anggi Susanti

Anggi Susanti

penasaran q siapa yg jebak kaisar kok malah airlangga yg tidur sama kaisar...🤣🤣🤣 tentu saja km normal kaisar itu air adalah gadis yg sekarang status gadisnya sdh berganti wanita karena sdh km renggut kegadisanya

2023-02-05

2

lihat semua
Episodes
1 Bab. 01 Wanita misterius
2 Bab. 02 Hancur
3 Bab. 03 Sebuah Petunjuk
4 Bab. 004 Pria Gemulai
5 Bab. 05 Tidak Normal
6 Bab. 06 Rahasia Tersembunyi
7 Bab. 07 Ancaman Ira
8 Bab.08 Aduh, ketahuan deh!
9 Bab. 09
10 Bab. 10 Kepergianmu membawa luka bagiku
11 Bab. 11
12 Bab. 12 Dia itu Wanita
13 Bab. 13 Tragis
14 Bab. 14 Pria Pengecut
15 Bab. 15 Hal Mengejutkan Darimu
16 Bab. 16 Berhenti Berdetak
17 Bab. 17
18 Bab. 18
19 Bab. 19 Pria Misterius
20 Bab. 20 Pelayan Gila
21 Bab. 21 Wanita Sempurna
22 Bab. 22 Hal Gila yang Kau Lakukan
23 Bab. 23
24 Bab. 24 Rencana Tersembunyi
25 Bab. 25 Semua Palsu
26 Bab. 26 Sebuah Misi
27 Bab. 27 Berbagi Perasaan
28 Bab. 28 Gengsi
29 Bab. 29
30 Bab. 30 Kecelakaan
31 Bab. 31 Jujurlah!
32 Bab. 32 Sakit Parah
33 Bab 33
34 Bab. 34
35 Bab. 35 Kecewa
36 Bab. 36
37 Bab. 37 Mabuk
38 Bab. 38 Keyakinan
39 Bab. 39 Bukan Sekedar Kebetulan Semata
40 Bab.40 Kesalahan yang Ke Berapa?
41 Bab. 41 Licik
42 Bab. 42 Harus Sopan
43 Bab. 43 Merebut Kembali
44 Bab. 44 Membelitmu
45 Bab. 45 Ganti Ayah
46 Bab. 46 Berkata Jujur
47 Bab. 47 Kau sudah Mati
48 Bab. 48 Sidang Pertama
49 Bab. 49 Kembali ke masa lalu
50 Bab. 50 Ketahuan
51 Bab. 51 Siapa Aku?
52 Bab. 52 Keakraban
53 Bab. 53
54 Bab. 54 Dukungan Sahabat
55 Bab. 55 Dia anak Dad.
56 Bab. 56 Kacau
57 Bab. 57
58 Bab. 58 Cemburu
59 Bab. 59 Jangan Sakiti Ibuku!
60 Bab. 60
61 Bab. 61 Hinaan
62 Bab. 62 Panik
63 Bab. 63 Biarkan Aku Melepaskanmu
64 Bab. 64 Komitmen Hidup
65 Bab. 65 Berhemat
66 Bab. 66 Hasratmu
67 Bab. 67 Dilarang!!!
68 Bab. 68 Aku Sangat Membencimu.
69 Bab. 69 Rahasia yang Belum Terungkap
70 Bab. 70 Bandel
71 Bab. 71 Tanggal Hijau
72 Bab. 72
73 Bab. 73 Jangan Kecewakan Anakku!
74 Bab. 74 Bekingan
75 Bab. 75 Lebih dari Sekedar Perpisahan
76 Bab. 76 Penghalang Terbesar
77 Bab. 77 Rencana di luar Dugaan
78 Bab. 78 Baru Awal
79 Bab. 79 Tangan Jahil
80 Bab. 80 Jahat
81 Bab. 81 Bukan Malaikat
82 Bab. 82
83 Bab. 83 Kurang Cinta
84 Bab. 84 Putus Asa
85 Bab. 85 Don't Touch me!
86 Bab. 86 Sisi Lemah
87 Bab 87 Jangan Ucapkan Kata Pisah!
88 Bab. 88 Ketuk Palu.
89 Bab. 89 Rindu Sekali
90 Bab. 90 Malu Kucing
91 Bab. 91 Mencoba Lagi
92 Bab. 92 Tidak Mudah
93 Bab. 93 Musuh atau Sahabat
94 Bab. 94 Latar Belakang
95 Bab. 95 Pria Misterius
96 Bab. 96 Rencana Gila
97 Bab. 97 Kepergok
98 Bab. 98 Tidak Sabar
99 Bab. 99 Tidak Setuju
100 Bab. 100
101 Bab. 101
102 Bab.102 Melepaskan semuanya
103 Bab. 103
104 Bab. 104
105 Bab. 105 Penasaran
106 Bab. 106
107 Draft
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Bab. 01 Wanita misterius
2
Bab. 02 Hancur
3
Bab. 03 Sebuah Petunjuk
4
Bab. 004 Pria Gemulai
5
Bab. 05 Tidak Normal
6
Bab. 06 Rahasia Tersembunyi
7
Bab. 07 Ancaman Ira
8
Bab.08 Aduh, ketahuan deh!
9
Bab. 09
10
Bab. 10 Kepergianmu membawa luka bagiku
11
Bab. 11
12
Bab. 12 Dia itu Wanita
13
Bab. 13 Tragis
14
Bab. 14 Pria Pengecut
15
Bab. 15 Hal Mengejutkan Darimu
16
Bab. 16 Berhenti Berdetak
17
Bab. 17
18
Bab. 18
19
Bab. 19 Pria Misterius
20
Bab. 20 Pelayan Gila
21
Bab. 21 Wanita Sempurna
22
Bab. 22 Hal Gila yang Kau Lakukan
23
Bab. 23
24
Bab. 24 Rencana Tersembunyi
25
Bab. 25 Semua Palsu
26
Bab. 26 Sebuah Misi
27
Bab. 27 Berbagi Perasaan
28
Bab. 28 Gengsi
29
Bab. 29
30
Bab. 30 Kecelakaan
31
Bab. 31 Jujurlah!
32
Bab. 32 Sakit Parah
33
Bab 33
34
Bab. 34
35
Bab. 35 Kecewa
36
Bab. 36
37
Bab. 37 Mabuk
38
Bab. 38 Keyakinan
39
Bab. 39 Bukan Sekedar Kebetulan Semata
40
Bab.40 Kesalahan yang Ke Berapa?
41
Bab. 41 Licik
42
Bab. 42 Harus Sopan
43
Bab. 43 Merebut Kembali
44
Bab. 44 Membelitmu
45
Bab. 45 Ganti Ayah
46
Bab. 46 Berkata Jujur
47
Bab. 47 Kau sudah Mati
48
Bab. 48 Sidang Pertama
49
Bab. 49 Kembali ke masa lalu
50
Bab. 50 Ketahuan
51
Bab. 51 Siapa Aku?
52
Bab. 52 Keakraban
53
Bab. 53
54
Bab. 54 Dukungan Sahabat
55
Bab. 55 Dia anak Dad.
56
Bab. 56 Kacau
57
Bab. 57
58
Bab. 58 Cemburu
59
Bab. 59 Jangan Sakiti Ibuku!
60
Bab. 60
61
Bab. 61 Hinaan
62
Bab. 62 Panik
63
Bab. 63 Biarkan Aku Melepaskanmu
64
Bab. 64 Komitmen Hidup
65
Bab. 65 Berhemat
66
Bab. 66 Hasratmu
67
Bab. 67 Dilarang!!!
68
Bab. 68 Aku Sangat Membencimu.
69
Bab. 69 Rahasia yang Belum Terungkap
70
Bab. 70 Bandel
71
Bab. 71 Tanggal Hijau
72
Bab. 72
73
Bab. 73 Jangan Kecewakan Anakku!
74
Bab. 74 Bekingan
75
Bab. 75 Lebih dari Sekedar Perpisahan
76
Bab. 76 Penghalang Terbesar
77
Bab. 77 Rencana di luar Dugaan
78
Bab. 78 Baru Awal
79
Bab. 79 Tangan Jahil
80
Bab. 80 Jahat
81
Bab. 81 Bukan Malaikat
82
Bab. 82
83
Bab. 83 Kurang Cinta
84
Bab. 84 Putus Asa
85
Bab. 85 Don't Touch me!
86
Bab. 86 Sisi Lemah
87
Bab 87 Jangan Ucapkan Kata Pisah!
88
Bab. 88 Ketuk Palu.
89
Bab. 89 Rindu Sekali
90
Bab. 90 Malu Kucing
91
Bab. 91 Mencoba Lagi
92
Bab. 92 Tidak Mudah
93
Bab. 93 Musuh atau Sahabat
94
Bab. 94 Latar Belakang
95
Bab. 95 Pria Misterius
96
Bab. 96 Rencana Gila
97
Bab. 97 Kepergok
98
Bab. 98 Tidak Sabar
99
Bab. 99 Tidak Setuju
100
Bab. 100
101
Bab. 101
102
Bab.102 Melepaskan semuanya
103
Bab. 103
104
Bab. 104
105
Bab. 105 Penasaran
106
Bab. 106
107
Draft

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!