Bab. 03 Sebuah Petunjuk

Pagi hari, di saat seluruh keluarganya masih tertidur lelap, Airlangga sudah bangun. Dia langsung pergi ke garasi mobil untuk mencuci mobil yang dipakai oleh Cantika.

"Tuan Muda, kopinya ada dapur," bisik Bik Iyem, juru masak yang sudah puluhan tahun kerja di rumah ini. Dia tahu jika Nyonya Ira pasti akan melarangnya mengistimewakan Airlangga karena itu, dia meletakkan kopi di dapur agar Nyonya tidak tahu.

"Terimakasih, Bik," jawab Airlangga sambil tersenyum manis, lebih tepatnya cantik.

Sebenarnya jika dilihat secara seksama Tuan Mudanya ini cantik, gayanya juga lembut. Hanya saja semua tahu jika dia itu pria bukan wanita. Mereka mengira jika tingkah Airlangga seperti pria gemulai pada umumnya. Entah mengapa bisa, Tuan Fadil mempunyai anak lelaki seperti dia.

Namun, hanya Airlangga anggota keluarga ini yang paling ramah dan baik. Semua pelayan di sini menyayanginya. Hanya Nyonya Ira dan Cantika saja yang membencinya dan sering menghukumnya dengan hukuman berat.

Airlangga mencuci mobil Cantika sampai bersih. Setelahnya dia masuk untuk membersihkan bagian dalamnya. Ketika dia sedang menyedot debu di sela-sela kursi, netranya tertuju pada satu benda berwarna putih yang terselip diantara kursi penumpang belakang.

Airlangga mengambil benda berbentuk balon itu dengan jijik. Bibirnya meringis menatap ke benda aneh itu.

"Hei, kau lihat apa?"

Airlangga terhenyak mendengar suara Cantika. Wanita itu dengan kasar mendorong tubuhnya dan mengambil benda putih itu dari tangan Cantika.

"Apa lihat-lihat?" hardik Cantika tidak senang. Dia meremas benda itu dan membuang ke tempat sampah.

Airlangga menggelengkan kepalanya. Cantika maju dan tangannya menunjuk ke dada Airlangga.

"Jangan katakan ini pada siapapun jika kau masih mau melihat wanita berpenyakitan itu hidup."

"Jangan sakiti Ibu, Kak," pinta Airlangga dengan wajah cemas dan memelas.

Cantika tersenyum senang dengan tatapan mengejek. Dia menepuk tangannya seperti ingin menghilangkan debu yang menempel.

"Kau itu harus tahu diri Airlangga, kau ada di sini karena kebaikanku dan ibuku. Jika kau macam-macam aku tidak segan-segan untuk mencabut semua bantuan yang diberikan untuk pengobatan wanita itu.''

Airlangga pun sebenarnya tidak suka berada di tempat ini dan dia pun tidak senang dengan kelakuan dari semua anggota rumah ini, tidak terkecuali ayahnya sendiri.

Airlangga hanya bisa mengangguk.

Cantika merasa tenang, dia pergi dari lokasi itu, setelah mengambil tasnya yang masih tertinggal di dalam.

Tatapan Airlangga tertuju pada tempat sampah yang ada di dekat kakinya. Menghela nafas panjang.

"Apakah Cantika bersama dengan Kaisar?" Hati Airlangga tiba-tiba merasa nyeri. Pangkal pahanya masih terasa sakit, tapi pria itu sudah bersama dengan wanita lain. Sungguh menjijikkan.

***

Cantika melihat tampilan dirinya di cermin setelah selesai bersiap untuk ke sekolah. Membenarkan letak rambutnya yang pendek.

Tubuhnya kecil untuk ukuran anak lelaki. Tidak berisi dan terlalu bersih.

Setelah dirasa cukup, dia mengambil tas sekolah dan bergerak turun ke bawah. Dia harus menuruni banyak anak tangga untuk bisa sampai ke lantai bawah.

Di sana sudah nampak semua anggota keluarga kecuali dirinya.

"Selamat pagi," sapa Airlangga menarik kursi dan duduk. Tidak ada yang membalas sapaannya semua terlihat tidak acuh.

Ayahnya sibuk membaca koran dengan segelas kopi di depannya. Ibu Ira sedang mengoleskan roti untuk suaminya sedangkan Cantika sedang memakan roti sembari melihat handphonenya miliknya.

Seperti ini rutinitas paginya. Dirinya ada tapi seperti tidak dianggap oleh mereka.

Airlangga meminum susu dan mengambil sepotong roti, mengoleskan selai yang ada di dekatnya. Di sini dia tidak boleh memilih suka apa dan apa. Yang penting perut kenyang saja sudah beruntung.

"Selamat pagi semuanya," sapa seseorang dari arah pintu membuat Airlangga tersedak. Cantika langsung bangkit dan mendekati pria itu

"Eh, Nak Kaisar," sapa Ibu Ira dengan antusias. "Mari masuk, kebetulan kami sedang sarapan. "

"Cantika, ajak Nak Kaisar ikut makan bersama kita. Bik, buatkan kopi hitam untuknya," perintah Ayah Fadil.

Sepuluh menit kemudian mereka telah duduk bersama dan makan pagi. Rasa roti di tenggorokan Airlangga terasa seperti kaktus berduri tajam. Sulit untuk dia telan setelah kehadiran pria itu.

Kaisar memilih duduk di depan Airlangga. Cantika duduk di sisinya.

"Kebetulan sekali, saya belum sarapan karena tadi berada di apartemen bukan di rumah."

"Mau makan apa, Nak Kaisar, biar pelayan membuatkan," tawar Ibu Ira yang mencoba untuk berbuat ramah dan sopan pada calon menantunya ini.

"Sama seperti kalian saja."

"Sandwich ini saja, masih hangat kok," ujar Cantika. "Atau mau roti panggang?"

"Apa saja karena semua yang kau tawarkan pasti lezat," jawab Kaisar sambil melirik ke arah Airlangga yang menekuk wajahnya. Anak itu terlihat tidak nyaman melihat dia datang.

"Ayah, makan ku sudah selesai, aku mau berangkat sekolah dulu, takut terlambat," pamit Airlangga yang mengurangi interaksi dengan Kaisar.

Pria itu memang tidak mengatakan apapun, tapi kedatangannya sudah membuat Airlangga terintimidasi.

"Memang kau sekolah di mana, Dik," tanya Kaisar.

"Di SMA Negeri dekat sini," jawab Cantika. Kaisar mengangguk.

"Kalau begitu ikut kami saja. Oh, aku lupa, aku datang pagi ke rumah ini karena ingin mengajak Cantika ke rumah Ayah. Ibu ingin mengajak Cantika ke tata rias yang akan make up pernikahan kami."

"Ya, Tante Dara sudah menelfonku semalam."

Airlangga bangkit mengambil tas yang dia letakkan di kursi samping. "Aku akan pergi sendiri saja, Kak. Aku takut terlambat."

"Dia benar, Kai, dia bisa terlambat sekolah. Biarkan saja Airlangga berangkat terlebih dahulu," ujar Cantika.

"Ini baru jam enam pagi, tidak akan terlambat kalau hanya untuk menungguku menghabiskan sandwich ini," tandas Kaisar yang membuat semua terdiam.

Pria itu tersenyum misterius, sepertinya sedang merencanakan sesuatu. Hal itu membuat bulu kuduk Airlangga berdiri semuanya. Dia takut jatidirinya diketahui oleh Kaisar dan dibuka di depan keluarganya.

Ibu Ira tertawa canggung, "Nak Kaisar benar, Air, kau tunggu sebentar Nak Kaisar menghabiskan makannya. Cantika kau segera bersiap."

Kata-kata Ibu Ira terdengar lembut sekali. Seperti seorang Ibu yang perduli dengan Airlangga. Nyatanya, itu hanya akting semata.

Airlangga kembali meletakkan pantatnya diatas kursi. Kaisar terlihat santai menghabiskan makannya.

"Nak, Kaisar pesta anniversary pernikahan orang tuamu berlangsung meriah kemarin dan semuanya berjalan dengan lancar. Aku turut bangga menjadi bagian dari itu," celetuk Ibu Ira.

"Seharusnya kita buat seperti itu juga, Yah." Ayah Fadil hanya menjawab dengan deheman saja.

"Ya, pesta itu semuanya dirancang dan dikerjakan oleh Rose adikku."

"Aku bisa bayangkan pesta pernikahan kau dan Cantika pasti akan lebih meriah nantinya."

Mereka terdiam. Dahi Kaisar tiba-tiba berkerut, dia meletakkan sendok di tangannya dan menatap ke arah Airlangga lekat.

"Dik, ketika pesta berlangsung kemarin di hotel, aku tidak melihatmu di sana. Kau dimana?" tanya Kaisar mulai melemparkan umpan.

Terpopuler

Comments

Uneh Wee

Uneh Wee

kirain airlangga cwo eh cwe ....gimn klau ketauan

2023-04-27

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus bahagia

2023-03-19

1

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

wach diintrogasi kayaknya Kaisar udh curiga

2023-03-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 01 Wanita misterius
2 Bab. 02 Hancur
3 Bab. 03 Sebuah Petunjuk
4 Bab. 004 Pria Gemulai
5 Bab. 05 Tidak Normal
6 Bab. 06 Rahasia Tersembunyi
7 Bab. 07 Ancaman Ira
8 Bab.08 Aduh, ketahuan deh!
9 Bab. 09
10 Bab. 10 Kepergianmu membawa luka bagiku
11 Bab. 11
12 Bab. 12 Dia itu Wanita
13 Bab. 13 Tragis
14 Bab. 14 Pria Pengecut
15 Bab. 15 Hal Mengejutkan Darimu
16 Bab. 16 Berhenti Berdetak
17 Bab. 17
18 Bab. 18
19 Bab. 19 Pria Misterius
20 Bab. 20 Pelayan Gila
21 Bab. 21 Wanita Sempurna
22 Bab. 22 Hal Gila yang Kau Lakukan
23 Bab. 23
24 Bab. 24 Rencana Tersembunyi
25 Bab. 25 Semua Palsu
26 Bab. 26 Sebuah Misi
27 Bab. 27 Berbagi Perasaan
28 Bab. 28 Gengsi
29 Bab. 29
30 Bab. 30 Kecelakaan
31 Bab. 31 Jujurlah!
32 Bab. 32 Sakit Parah
33 Bab 33
34 Bab. 34
35 Bab. 35 Kecewa
36 Bab. 36
37 Bab. 37 Mabuk
38 Bab. 38 Keyakinan
39 Bab. 39 Bukan Sekedar Kebetulan Semata
40 Bab.40 Kesalahan yang Ke Berapa?
41 Bab. 41 Licik
42 Bab. 42 Harus Sopan
43 Bab. 43 Merebut Kembali
44 Bab. 44 Membelitmu
45 Bab. 45 Ganti Ayah
46 Bab. 46 Berkata Jujur
47 Bab. 47 Kau sudah Mati
48 Bab. 48 Sidang Pertama
49 Bab. 49 Kembali ke masa lalu
50 Bab. 50 Ketahuan
51 Bab. 51 Siapa Aku?
52 Bab. 52 Keakraban
53 Bab. 53
54 Bab. 54 Dukungan Sahabat
55 Bab. 55 Dia anak Dad.
56 Bab. 56 Kacau
57 Bab. 57
58 Bab. 58 Cemburu
59 Bab. 59 Jangan Sakiti Ibuku!
60 Bab. 60
61 Bab. 61 Hinaan
62 Bab. 62 Panik
63 Bab. 63 Biarkan Aku Melepaskanmu
64 Bab. 64 Komitmen Hidup
65 Bab. 65 Berhemat
66 Bab. 66 Hasratmu
67 Bab. 67 Dilarang!!!
68 Bab. 68 Aku Sangat Membencimu.
69 Bab. 69 Rahasia yang Belum Terungkap
70 Bab. 70 Bandel
71 Bab. 71 Tanggal Hijau
72 Bab. 72
73 Bab. 73 Jangan Kecewakan Anakku!
74 Bab. 74 Bekingan
75 Bab. 75 Lebih dari Sekedar Perpisahan
76 Bab. 76 Penghalang Terbesar
77 Bab. 77 Rencana di luar Dugaan
78 Bab. 78 Baru Awal
79 Bab. 79 Tangan Jahil
80 Bab. 80 Jahat
81 Bab. 81 Bukan Malaikat
82 Bab. 82
83 Bab. 83 Kurang Cinta
84 Bab. 84 Putus Asa
85 Bab. 85 Don't Touch me!
86 Bab. 86 Sisi Lemah
87 Bab 87 Jangan Ucapkan Kata Pisah!
88 Bab. 88 Ketuk Palu.
89 Bab. 89 Rindu Sekali
90 Bab. 90 Malu Kucing
91 Bab. 91 Mencoba Lagi
92 Bab. 92 Tidak Mudah
93 Bab. 93 Musuh atau Sahabat
94 Bab. 94 Latar Belakang
95 Bab. 95 Pria Misterius
96 Bab. 96 Rencana Gila
97 Bab. 97 Kepergok
98 Bab. 98 Tidak Sabar
99 Bab. 99 Tidak Setuju
100 Bab. 100
101 Bab. 101
102 Bab.102 Melepaskan semuanya
103 Bab. 103
104 Bab. 104
105 Bab. 105 Penasaran
106 Bab. 106
107 Draft
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Bab. 01 Wanita misterius
2
Bab. 02 Hancur
3
Bab. 03 Sebuah Petunjuk
4
Bab. 004 Pria Gemulai
5
Bab. 05 Tidak Normal
6
Bab. 06 Rahasia Tersembunyi
7
Bab. 07 Ancaman Ira
8
Bab.08 Aduh, ketahuan deh!
9
Bab. 09
10
Bab. 10 Kepergianmu membawa luka bagiku
11
Bab. 11
12
Bab. 12 Dia itu Wanita
13
Bab. 13 Tragis
14
Bab. 14 Pria Pengecut
15
Bab. 15 Hal Mengejutkan Darimu
16
Bab. 16 Berhenti Berdetak
17
Bab. 17
18
Bab. 18
19
Bab. 19 Pria Misterius
20
Bab. 20 Pelayan Gila
21
Bab. 21 Wanita Sempurna
22
Bab. 22 Hal Gila yang Kau Lakukan
23
Bab. 23
24
Bab. 24 Rencana Tersembunyi
25
Bab. 25 Semua Palsu
26
Bab. 26 Sebuah Misi
27
Bab. 27 Berbagi Perasaan
28
Bab. 28 Gengsi
29
Bab. 29
30
Bab. 30 Kecelakaan
31
Bab. 31 Jujurlah!
32
Bab. 32 Sakit Parah
33
Bab 33
34
Bab. 34
35
Bab. 35 Kecewa
36
Bab. 36
37
Bab. 37 Mabuk
38
Bab. 38 Keyakinan
39
Bab. 39 Bukan Sekedar Kebetulan Semata
40
Bab.40 Kesalahan yang Ke Berapa?
41
Bab. 41 Licik
42
Bab. 42 Harus Sopan
43
Bab. 43 Merebut Kembali
44
Bab. 44 Membelitmu
45
Bab. 45 Ganti Ayah
46
Bab. 46 Berkata Jujur
47
Bab. 47 Kau sudah Mati
48
Bab. 48 Sidang Pertama
49
Bab. 49 Kembali ke masa lalu
50
Bab. 50 Ketahuan
51
Bab. 51 Siapa Aku?
52
Bab. 52 Keakraban
53
Bab. 53
54
Bab. 54 Dukungan Sahabat
55
Bab. 55 Dia anak Dad.
56
Bab. 56 Kacau
57
Bab. 57
58
Bab. 58 Cemburu
59
Bab. 59 Jangan Sakiti Ibuku!
60
Bab. 60
61
Bab. 61 Hinaan
62
Bab. 62 Panik
63
Bab. 63 Biarkan Aku Melepaskanmu
64
Bab. 64 Komitmen Hidup
65
Bab. 65 Berhemat
66
Bab. 66 Hasratmu
67
Bab. 67 Dilarang!!!
68
Bab. 68 Aku Sangat Membencimu.
69
Bab. 69 Rahasia yang Belum Terungkap
70
Bab. 70 Bandel
71
Bab. 71 Tanggal Hijau
72
Bab. 72
73
Bab. 73 Jangan Kecewakan Anakku!
74
Bab. 74 Bekingan
75
Bab. 75 Lebih dari Sekedar Perpisahan
76
Bab. 76 Penghalang Terbesar
77
Bab. 77 Rencana di luar Dugaan
78
Bab. 78 Baru Awal
79
Bab. 79 Tangan Jahil
80
Bab. 80 Jahat
81
Bab. 81 Bukan Malaikat
82
Bab. 82
83
Bab. 83 Kurang Cinta
84
Bab. 84 Putus Asa
85
Bab. 85 Don't Touch me!
86
Bab. 86 Sisi Lemah
87
Bab 87 Jangan Ucapkan Kata Pisah!
88
Bab. 88 Ketuk Palu.
89
Bab. 89 Rindu Sekali
90
Bab. 90 Malu Kucing
91
Bab. 91 Mencoba Lagi
92
Bab. 92 Tidak Mudah
93
Bab. 93 Musuh atau Sahabat
94
Bab. 94 Latar Belakang
95
Bab. 95 Pria Misterius
96
Bab. 96 Rencana Gila
97
Bab. 97 Kepergok
98
Bab. 98 Tidak Sabar
99
Bab. 99 Tidak Setuju
100
Bab. 100
101
Bab. 101
102
Bab.102 Melepaskan semuanya
103
Bab. 103
104
Bab. 104
105
Bab. 105 Penasaran
106
Bab. 106
107
Draft

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!