"Assalamualaikum," Ucap, Seseorang di balik pintu. Sepagi ini, Alden berkunjung ke rumahnya Nana.
"Wa'alaikum salam,bang Alden". Jawab Nana, keluar dari rumah.
"Maaf, pagi-pagi sudah ke sini. Begini,kemarin mau pesan timun 5 kilo sama cabe kecil 1 kilo. Eeee.. tau-taunya,aku lupa. Maaf,apa masih ada timun sama cabenya". Tanya Alden,dia benar-benar membutuhkan timun dan cabe untuk membuat cocolan martabaknya.
"Oh, untuk membuat acar martabak yah. Hemmm... sepertinya,masih ada. Tapi,ibu lagi ngantar sayuran ke tetangga". Jawab Nana, tersipu malu-malu.
"Aku perlunya,besok. Karena stok, untuk besok habis. Tolong, sampaikan kepada ibumu. Sore ini,gak papa di antar. Tapi,kalau gak ada tolong beritahu yah". Pinta Alden, menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Eee..iya,pasti kok". Jawab Nana, tersenyum. Nana, terlihat gugup.
"Baiklah, aku pamit dulu. Assalamualaikum,". Ucap Alden, sebelum pamit pulang."Cantik". Gumam Alden, tersenyum.
"Wa'alaikum salam,". Jawab Nana, tersenyum.
Alden, melangkah pergi meninggalkan Nana yang masih berdiri di depan rumah.
Jarak rumah mereka, terbilang sangat dekat. Hanya,berhalat beberapa rumah. Alden,yang kebetulan sekali berolahraga di pagi hari.
"Na,aku mau bicara". Ucap bu Wina, tetangga Nana.
"Iya,tante ada apa". Tanya Nana, tersenyum.
"Jangan tersinggung dengan perkataan ku. Aku,hanya kasian denganmu. Apa lagi,kamu perempuan baik-baik. Sebenarnya, ibumu tidak menyetujui hubungan antara kamu dan Reza. Demi kebahagiaan mu, ibumu rela menyimpan rasa bencinya. kamu tahu, tidak? Calon ibu mertuamu,dia benar-benar sudah kelewatan batas. Bu Mala, tersenyum merekah saat memilih sayuran yang di jual ibumu Saat di pasar. Dia, memilih timun, terong,tomat,lombok dan sawi. Dengan jumlah banyak,Na. Bahkan,dia tidak membayar sedikitpun. Yang lebih parahnya,jualan ibumu habis ludes. Karena teman ibu, mertua mu. Menyuruh teman-temannya, mengambil sayur itu tanpa membayarnya. Dengan ucapan manis,kalau ibumu besan yang baik. Saat jauh dari ibumu, barulah kata-kata mengejek-ejek harga diri ibumu. Bahkan,teman bu Mala juga mengatai ibumu". Ucap bu Wina, langsung.
"Tapi, kenapa ibu tidak bercerita mengenai ini". Nana, merasa kasian kepada ibunya. Apa lagi, memendam perasaan yang buruk.
"Karena, ibumu tidak mau menyakiti perasaan mu dan tidak mau menghancurkan hubungan kalian. Na,apa sih? Yang kamu, harapkan dari Reza. Apa dia,anak terbilang kaya dan memiliki pekerjaan. Na,jangan lupa perasaan ibumu. Jangan memandang, gajih seorang berapa besarnya. Tetapi, bagaimana dia memperlakukan dirimu dan ibumu. Itu saja Na,aku harap kamu paham apa yang aku katakan". Tegas bu Wina, berharap Nana mengambil keputusan yang benar. "Selain Reza,banyak kok kerjaan bagus-bagus. Tuh, seperti Wira PNS, Daniel polisi,Johan TNI,dan banyak lagi". Sambung bu Wina.
Nana, terdiam dan wajahnya nampak sedih. Kepalanya, sudah nyut-nyutan memikirkan masalah ini. "Makasih sarannya,bu. Pamit dulu,mau bersih-bersih". Nana, berusaha tersenyum dan tegar.
"Huuuff.... bagaimana, sekarang? Aku benar-benar, tidak tahu bagaimana lagi". Gumam Nana,masuk ke dalam rumah. "Sangat berat, untuk memilihnya"
**********
Bu Rosma, tersenyum melihat beberapa lembar uang recehan. Hasil,jualan sayurannya.
"Alhamdulillah,hasil jualan sayurannya". Bu Rosma,juga memasukkan beberapa lembar uang recehan ke dalam tabungan kaleng.
"Bu,baru pulang". Nana, menghampiri ibunya. "Bang Alden, meminta timun dan cabe bu. Katanya,sore di antarkan ke rumahnya".
"Ya sudah, selesai makan kita metik timun dan cabe. Hari ini, kamu gak kerjakan". Tanya bu Rosma, langsung di angguki Nana.
Nana, menyiapkan makanan di atas meja. Sudah pagi-pagi sekali,dia memasak untuk sarapan mereka.
Karena ibunya, selalu sarapan pagi. Nana, tersenyum saat membaca pesan dari kekasihnya.
[Na, nanti siang kita bertemu di tempat biasa. Ada yang, aku bicarakan]. Reza ♥️
[Baiklah, sampai ketemu nanti].
Balas Nana, kebetulan sekali dia juga ada yang ingin di katakannya.
"Na,apa kamu nanti akan mengadakan resepsi pernikahan? Masalah uang,ibu ada kok". Bu Rosma, sudah lama menanyakan hal ini kepada Nana.
"Tidak,hanya acara selamatan sedikit dan menikah di KUA saja bu. Simpan saja,uang ibu. Nana,juga punya tabungan kok". Jawab Nana, tertunduk untuk menutupi kesedihannya.
"Na,kamu yakin dengan pilihan mu". Bu Rosma, ingin sekali menghentikan pernikahan anaknya. Akan tetapi,dia tak sanggup melihat keadaan anaknya.
"Bu, aku mempunyai hak untuk memilih. Bagaimana, dengan kehidupanku selanjutnya. Intinya,ibu jangan memikirkan hal lainnya". Nana, tersenyum dan membawa piring kotor dan di cucinya.
************
"Huuu.. cucian baju,gak kelar-kelar juga". Gerutu bu Mala, nampak kesal dengan tumpukan baju kotor di keranjang.
"Kenapa,gak Naima dan Daria saja. Yang mencucinya,bu. Kenapa,ibu yang melakukannya. Piring bekas,juga numpuk di Wastafel". Reza,nampak kesal karena dia baru saja mencuci tumpukan piring kotor.
"Aduhhh... adik-adik mu itu,mana mau. Coba kamu, hubungi Nana. Suruh dia kesini,buat bantu-bantu membersihkan rumah ini. Sekaligus,bawa sayuran buat kita. Kalau,di jalan ketemu penjual ikan. Suruh,dia membelinya". Bu Mala, meminta anaknya untuk menghubungi Nana.
"Ibu,sih! Selalu menuruti kemauan, Naima dan Daria. Makanya, susah di atur segala. Masa, nyuci baju sendiri gak mau. padahal enak,ada mesin cuci". Gerutu Reza,duduk di kursi.
"Cepat, hubungi Nana. Mana setrika baju ,juga numpuk sana". Perintah bu Mala,lagi.
"Nana,sibuk bantuin ibunya berkebun. pesanku,saja tidak balasnya". Jawab Reza, langsung.
"Ck,ingat yah Reza. Kalau, Nana menikah dengan mu. Jangan suruh Nana, membantu ibunya lagi. Karena dia,harus mengabdi kepada kita. Ingat itu,malah keenakan nanti bu Rosma. Jangan sampai,kamu kasih uang ke Nana. Seharusnya,gajih dia ibu yang pegang". Ucap bu Mala, memberitahu kepada anaknya.
Entah kenapa,bu Mala sangat membenci calon besannya itu.
"Iya,bu. Aku juga, mengawasi Nana. Untuk tidak, memberikan uang kepada ibunya. Mending uangnya, untuk yang lainnya. Apa lagi,aku berencana untuk mengambil mobil. Kan lumayan lah, Nana bisa membantu bayar bulanannya". Jawab Reza, langsung.
"Baguslah,ibu juga gak sabaran pengen punya mobil sendiri. Beritahu Nana,kalau gajihnya biar ibu yang pegang. Takutnya,dia malah boros beli ini itu. Jangan sampai,dia memberikan uang kepada ibunya. Malah, keenakan ibunya yang memiliki penghasilan tambahan juga. Gak kaya ibu, tidak punya pekerjaan sampingan". Bu Mala memasang wajah sedih.
"Iya, semua gajihku dan Nana. Ibu,yang pegang dan atur semuanya. Aku,juga takut kalau Nana malah ngelunjak bu". Reza,malah membela ibunya.
Baguslah, Reza berpihak kepada ku. Lihatlah, kau akan masuk ke neraka Nana. sudah waktunya, aku membalas sakit hati ku dulu. Karena ibumu, merebut hati pria yang aku sayangi. Batin bu Mala, tersenyum smrik. "Kamu juga suruh,Nana menunda kehamilan. Biar dia,bisa bekerja dan membantu bayar cicilan mobil nanti".
Reza, mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan sang ibu. Bukankah,ibunya menginginkan seorang cucu? Kenapa, pikirannya tiba-tiba berubah. Reza, berpikir panjang lagi dan memang benar apa perkataan ibunya. Kalau masih ada cicilan, ngapain mikirin anak dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments