Kecewa

"Reza,calon istri mu itu. Ck,memang pelit sekali. Masa, iya memberikan kacang panjang,sekilo, terong ungu sekilo,sama bayam palingan seikat. Walaupun, ikatannya besar ini daripada di jual ibunya. Ibu,memang sengaja menimbang berat sayurannya. Eee..memang benar, pelit". Decak bu Mala,kepada anaknya.

"Terus, pelit darimana? Bukankah,Nana sudah memberikan sayuran itu kepada ibu dengan percuma". Reza, nampak kebingungan mendengar perkataan ibunya.

"Ck,makanya jadi orang lihat dulu. Cari calon istri,yang stabil dengan setara kita. Masa, mau nikah sama perempuan miskin itu. Ibunya,menjual sayur di pasar. Tepat pagi tadi,dia banyak sekali menjual sayur-sayuran. Seharusnya,ngasih ke ibu menimal 2 kilo lah". Bu Mala,memang tidak menyukai Nana.

"Ya sudah,aku akan menasehati Nana nantinya. Ibu,tenang sajalah". Reza,hanya mendengus kesal. Nana,Nana. Gimana sih? Mau ambil perhatian ibu,malah semakin rumit. Apa benar, Nana pelit.

"Mana,tas branded untuk ibu. Bukankah,Nana akan membelinya saat dia gajihan. Jangan bilang,kalau dia hanya omong kosong belaka. Ingat yah,ibu sangat membenci orang yang berbohong". Bu Mala, nampak geram kepada anaknya. Cepat atau lambatnya ,aku akan memisahkan mereka. Tak sudi, memiliki menantu miskin tidak memiliki apapun.

"Nana,baru saja gajihan bu. Kemungkinan besok,dia tidak ada waktu untuk keluar. Hanya hari Sabtu,dia mendapatkan libur kerja". Reza,membela kekasihnya itu. "Aku yakin, Nana akan membelikan keinginan ibu".

"Ck,kamu mempercayai dirinya? Ibu, sangat yakin. Kalau dia, bakalan mengecewakan ibumu". Bu Mala, tersenyum smrik. Mana mungkin,dia mampu membelikan tas branded harganya mahal sekali. Tentu saja, Reza akan kecewa dengan Nana.

"Mending sama Ayu,dia bekerja di kantor dan jabatan juga bagus. Hanya Ayu,yang bisa membelikan ibu tas branded itu". Sahut Naima,adik Reza.

"Iya,kenapa kakak tidak dengan Ayu. Mau-maunya, dengan Nana". Sambung Daria,adik kedua Reza.

"Masalahnya, Ayu baru saja pindah ke sini. Mana mungkin, Ayu menyukai kakak. Apa lagi, Ayu sahabat Nana". Jawab Reza, langsung.

"Reza,kalau kalian menikah nanti. Bicaralah, dengannya untuk membantu mengurus rumah dan membeli bahan sembako. Jangan sampai,dia memberi uang kepada ibunya. Mending,uangnya buat makan kita. Kalau,dia membantu pengeluaran kita. Kamu,juga bisa mengambil mobil dan bayar cicilan perbulan. Gajihmu, untuk keperluan ibu,adik dan bayar cicilan mobil. Kalau, untuk makan sehari-hari kita. Biar Nana,yang nanggung semuanya. Jangan di manja,dia miskin. Sudah pasti ngelunjak,kalau liat uang banyak. Sudah pasti,dia bekerja malas dan serba malas. Malah enak,ibunya menanam bermacam jenis sayuran. Jadi,gak perlu beli lagi". Ucap bu Mala, memberitahu kepada anaknya. Hahahaha... lihat saja,aku akan membuat Nana seperti neraka di rumah ini. Enak saja,mau menikmati uang anakku.

"Masalah itu,gampang bu. Dia, selalu nurut sama aku". Jawan Reza, tanpa memikirkan perasaan Nana nantinya.

"Baguslah, lumayanlah ada pembantu gratis. Hihihi....". Kekehnya Naima, begitu Daria yang siap memberikan pelajaran kepada Nana.

"Baiklah,aku istirahat dulu". Reza, pergi meninggalkan ruang tamu.

Malam harinya,tepat di meja makan. Reza, tersenyum melihat beberapa menu makanan di meja.

"Reza,si Nana bisa masak gak". Tanya bu Mala,kepada anaknya

"Bisa bu, masakannya enak. biasa,dia bekerja di restoran. Sesekali, melihat chef memasak". Jawab Reza, tersenyum sumringah.

Akan tetapi,bu Mala tak menyukai anaknya memuji Nana. "baguslah,jadi ibu gak susah-susah mengajarinya memasak. Lalu,gajih Nana berapa?ibu, sangat yakin dia memiliki banyak tabungan. Kemungkinan,kalau gak boros".

"Gajihnya,dua juta bu. Hanya itu,setahuku. Harga tas ibu, memangnya berapa? Takutnya,dia gak mampu bu". Reza, sangat khawatir tas branded yang di inginkan ibunya. Sangat mahal,apa lagi kondisi Nana seperti itu.

"Cuman dua juta,gak mahal. Ibu, bakalan mengirim gambar tasnya ke kamu. Sampaikan saja,ke Nana. Agar dia,gak salah beli". Bu Mala,nampak tersenyum. Karena dia yakin, Nana tidak mampu membelinya

"Dua juta? Mahal sekali,bu. Uang darimana dia,". Reza, terkejut mendengar ucapan ibunya. Dua juta? Pantesan saja,ibu gak cukup uang bulanan dan selalu minta lagi ke aku.. bagaimana ini,kalau gadis di turuti? ibu, bakalan kecewa besar kepada Nana. Mau membelikan tas branded untuk ibu,uang darimana? Aahhh... Nana,harus berkorban sementara demi kebaikan bersama.

"Ibu, yakinlah. Kalau, Nana pasti ada simpanan. Apa lagi,ibunya jualan sayuran dan memiliki pekerjaan sampingan. Lah,ibu kan gak ada pekerjaan sampingan. Ogah banget,nanam sayur panas hujan". bu Mala, tersenyum smrik. "kalau,gak ada. Berarti Nana, perempuan boros dan tidak becus mengatur keuangan".

"Besok,aku akan menanyakan kepada ini bu. Kalau, tidak ada waktu untuk membelinya. biar aku saja,yang membelinya". ucap Reza,nampak lahap menyantap makanan. Apa,iya? Nana, perempuan boros dan tidak bisa mengatur uang. Bagaimana nanti,kami menikah? Sudah pasti, pengeluaran banyak. untuk saja,Nana bekerja jadi aku bisa tenang.

************

Besok harinya,jam makan siang. Reza, sengaja menemui Nana di restoran. Kebetulan,dia makan siang.

Reza,nampak lahap makan siangnya dengan sendirian. Sudah pasti, Nana yang membayarnya.

"Aku perlu, berbicara dengan mu". Reza,membuka suaranya.

"Bicaralah,". Jawab Nana, entah kenapa tiba-tiba moodnya sudah hancur.

"Na,kenapa pelit kepada ibuku? Memberikan sayur,hanya seberapa. Ibuku, marah-marah karena ibumu masih banyak stok sayurnya". Ucap Reza, membuat Nana mengerutkan keningnya.

"Aku,pelit? Astaga,aku sudah memberikan sayur serba sekilo Za. Sisanya, untuk jualan ibuku. Aku rela, hujan-hujanan memetik sayur dan mengantarnya. Apa kamu, pernah memikirkan perasaanku dan keadaan ku ha". Nana, sudah tidak bisa lagi menahan dirinya.

"Alahhh...bilang saja,kamu dan ibumu pelit. Kebetulan,mana uang untuk membelikan tas branded untuk ibu ku. Aku tahu,kamu tidak ada waktu membelinya. Kasih saja,uangnya kepadaku. Gak mahal, cuman dua juta tasnya". Reza, langsung mengulurkan tangannya untuk menyambung uang dari Nana.

"Astagfirullah,apa yang kamu pikirkan Za. Gajihku,hanya dua juta. Belum lagi,bayar hutang di warung. Gak,aku tidak mampu membelikan tas branded untuk ibumu". Nana,tak sanggup mengabulkan permintaan calon ibu mertuanya itu.

"Apa...?? Kamu,bisa mikir Na. Seharusnya, berjuang dong. Untuk mengambil hati, ibuku. Masa,hasil jualan sayur masih ngutang. Bilang saja,kamu pelit dan boros. Tidak bisa,mengatur uang". Ucap Reza,dia terlanjur kecewa dengan kekasihnya.

"Za, kenapa kamu berubah seperti ini". Lirih Nana,air matanya luruh sudah.

"Basi,gak usah nangis-nangis segala". Decak Reza, langsung meninggalkan Nana di restoran tempat dia bekerja.

"Na,kamu yang sabar. Maaf,kami sempat mendengar pembicaraan kalian". Fitri dan Linda, menghampiri Nana tengah menangis.

"Na, mending kamu udahan aja dulu. Reza, sepertinya tidak mengerti keadaanmu. Ayolah,jangan begini". Ucap Linda,merasa kasian kepada Nana.

"Gak papa,aku sanggup kok. Melewati semuanya, untuk kali ini. Aku sabar,". Jawab Nana, tersenyum getir. "Yuk...kita kembali bekerja,".

Fitri dan Linda,merasa sedih melihat keadaan Nana.

Episodes
Episodes

Updated 84 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!