Hati Nisita terasa pilu, di saat hatinya berdesir perih barulah gadis manis itu bisa menggerakan kembali sekujur tubuhnya. Dia kemudian menarik ke atas tali lingerie-nya hingga sampai di atas pundaknya lagi. Gadis itu kemudian berusaha bangun dan duduk di atas ranjang untuk merapikan lingerie-nya dengan derai air mata yang tak bisa ia hentikan.
Rasa takut yang masih tersisa dan rasa terhina mendekap erat jiwanya dan menyayat perih hatinya. "Sakit sekali dadaku" Gumam Nisita lirih. Kemudian gadis itu merebahkan diri kembali di atas ranjang, tidur miring, dan meringkuk seperti udang setelah ia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang bergetar kedinginan.
Chelsea masuk ke kamar dan saat wanita itu ingin menyemburkan protes ke suaminya, suaminya langsung membopong dirinya dan menjatuhkan dirinya dengan sedikit kasar di atas ranjang.
"Ah! Mas Bisma! Sakit!"
Bisma langsung mengungkung tubuh Chelsea, memagut tubuh Chelsea sambil menggerakkan tangan dengan liar di atas tubuh indah istri cantiknya itu dan mengajak Chelsea menyatukan raga sebanyak dua kali. Sampai akhirnya Chelsea jatuh tertidur tanpa bisa melemparkan protes ke Bisma.
Bisma kemudian bangun, memakai kembali kaos dan celana boxernya lalu melangkah ke balkon untuk menghisap cerutunya. Dia meraup wajahnya beberapa kali dan bergumam, "Kenapa rasa yang sesaat saja aku sesap dari gadis yang bernama Nisita itu tidak bisa hilang dari benakku sampai detik ini? Padahal aku sudah bercinta dengan Chelsea secara gila-gilaan. Pikiran apa ini? Kenapa aku sangat menginginkan gadis itu padahal aku sadar betul aku sangat mencintai Chelsea dan aku tidak akan pernah sanggup menyatukan ragaku dengan wanita lain selain Chelsea"
Keesokan harinya, Bisma dibangunkan dengan ciuman di bibirnya dan saat ia membuka mata, dia langsung mendekap erat tubuh indah istri cantiknya dan berkata, "Selamat pagi, cintaku"
"Selamat pagi suami tampanku" Chelsea lalu mengajak Bisma untuk berciuman dan mereka kembali menyatukan raga mereka sebanyak satu ronde karena Chelsea harus segera mengejar pesawat pribadinya yang akan membawanya ke luar negeri untuk melakukan pemotretan.
Setelah mandi dan berdandan, Bisma memeluk Chelsea dari arah belakang dan meletakkan dagunya di atas pundak Chelsea sambil berkata, "Aku malas mengakrabkan diri dengan gadis itu. Aku ikut kamu aja"
"Jangan gitu! Kamu harus coba mengajak ngobrol gadis itu biar malam penyatuan kalian berdua setelah aku balik dari luar negeri nanti bisa terlaksana dengan lancar"
"Kamu yakin masih mau menunggui aku dan gadis itu saat aku dan gadis itu bermain liar di atas ranjang?"
"Hmm. Aku harus menunggui kalian. Aku percaya sama kamu kalau kamu hanya mencintaiku dan nggak akan jatuh cinta sama gadis itu atau gadis lainnya di luaran sana. Kamu suami yang setia, Bisma dan aku sangat bersyukur memiliki kamu Tapi, tetap saja aku harus menjaga suami aku. Untuk itulah setiap kali kamu menunaikan kewajiban kamu sebagai suami ke gadis itu, aku akan menunggui kamu dan menjaga kamu"
Bisma menggigit leher Chelsea dengan pelan lalu berkata, "Aku juga bersyukur memiliki Istri secantik dan sehebat kamu"
Sementara itu, Nisita berdiri di depan cermin besar yang ada di dalam kamar mandi, dia meraba dua bulatan kecil berwarna merah keunguan di kulit lehernya, lalu ia mengusap bibirnya yang tampak sedikit bengkak, lalu ia mengelus dadanya, di sana juga terdapat dua bulatan kecil berwarna merah keunguan. Rasa ngilu dan berdenyut di leher, bibir, dada, dan titik sensitifnya, masih terasa jelas dan membuat Nisita kembali menitikkan air mata.
Lalu, gadis itu menggosok keras-keras leher dan dadanya untuk menghilangkan bekas merah keunguan itu, namun percuma. Tanda itu tidak bisa hilang juga. Nisita juga menggosok bibirnya dengan sabun agar bekas bibir pria yang semalam menciumnya bisa hilang dari benaknya. Namun, percuma juga. Peristiwa semalam membekas tajam di benak dan jiwanya.
Setelah mandi dan memakai baju yang diberikan oleh pelayan yang membangunkannya, Nisita keluar dari kamar mandi.
Pelayan yang berjaga di depan kamar mandi langsung berkata, "Tuan menunggu Anda di meja makan"
"Ka....kalau boleh, saya makan di kamar saja"
"Tidak boleh. Tuan menyuruh saya membawa Nona ke meja makan"
"Apakah Nona Chelsea juga ada di sana?"
"Tidak. Nona Chelsea pergi ke luar negeri. Tapi, hanya selama tiga hari untuk melakukan pemotretan"
"Oh!"
"Mari Nona saya antarkan ke ruang makan. Tuan sudah menunggu"
Dengan langkah gontai dan hati berdebar ketakutan, Nisita terpaksa mengekor wanita berseragam pelayan itu.
Sesampainya di meja makan, Nisita berdiri tegak dan langung menundukkan wajahnya.
"Duduklah!"
Nisita dibantu oleh pelayan untuk duduk di depan Bisma.
"Jangan menunduk seperti itu! Tatap aku!"
Nisita mengangkat wajahnya dengan pelan dan menatap pria tampan di depannya dengan sorot mata ketakutan dan tangannya bergetar di atas pangkuannya.
"Apa kamu punya pacar?"
Eh! Kenapa tiba-tiba nanya pacar? Batin Nisita.
"Jawab!" Bentak Bisma.
"Sa....saya tidak boleh membuka suara, kan, di rumah ini? Pak Ray bilang begitu kemarin"
"Tapi, kalau aku dan Chelsea nanya, kamu wajib menjawabnya" Bisma menggeram kesal.
"Saya tidak punya pacar dan saya belum pernah berpacaran sebelumnya"
"Kamu belum pernah jatuh cinta?"
Nisita menggelengkan kepala.
"Makanlah! Kita mengobrol sambil makan"
Nisita mulai menyentuh makanannya dan makan dengan malas. Setelah peristiwa yang ia alami semalam, ia tidak memiliki selera makan di pagi hari ini.
"Kau hanya kami jadikan boneka untuk meneruskan keturunanku. Istriku mandul. Dia divonis dokter tidak bisa memiliki anak. Setelah kamu hamil, kamu akan dipindahkan ke pulau pribadiku sampai kamu melahirkan di sana. Karena Chelsea ingin memainkan drama menjadi wanita hamil. Dia akan berpura-pura hamil sehingga orang di luar sana bahkan kedua orangtua kami hanya tahu kalau anak kamu adalah anaknya Chelsea. Itulah kenapa pernikahan aku dan kamu digelar secara sembunyi kemarin. Agar semua orang bahkan kedua orangtua kami tidak tahu soal kamu. Dan perlu kamu camkan baik-baik, aku hanya mencintai Istriku dan kamu hanyalah sebuah boneka bagiku, boneka yang aku beli untuk menyenangkan hati Chelsea"
"Uhuk!" Nisita langsung tersedak makanannya dan saya ia ingin mengambil air minum tanpa sengaja ia menjatuhkan gelas dan pecahan gelas mengenai ujung jari telunjuknya.
Nisita sontak mengangkat wajahnya saat ia merasakan jari telunjuknya yang terluka ditarik dan dimasukkan ke dalam mulutnya Bisma.
Pandangan Bisma dan Nisita beradu di jarak yang cukup dekat dan tangan Nisita masih berada di dalam mulutnya Bisma.
Deg, deg, deg, deg. Terdengar bunyi degup jantung yang cukup kencang. Entah bunyi degup jantung siapa itu karena Bisma dan Nisita membeku dan masih saling beradu pandang.
Bisma kemudian menarik jari telunjuk Nisita dari dalam mulutnya, meletakkan tangan Nisita di atas meja, lalu berdeham dan berkata, "Aku memberikan pertolongan pertama karena kamu boneka yang sangat penting bagi Chelsea. Kalau kamu sampai terluka dan tidak bisa menjalankan kewajiban kamu untuk mengandung anakku, Chelsea akan kecewa dan sedih. Aku tidak mau melihat Chelsea sedih karena aku, sangat mencintainya"
Setelah mengucapkan kalimat panjang lebar itu, Bisma berbalik badan dan melangkah lebar meninggalkan Nisita sambil berteriak ke pelayannya, "Bersihkan pecahan gelasnya! Jangan sampai melukai Istri keduaku!"
Deg! Ucapan istri kedua yang keluar dari mulutnya Bisma membuat hati Nisita kacau balau.
Dia tidak mengerti apa sebenarnya yang ada di pikiran pria kejam dan dingin itu. Sebentar galak, kasar, namun bisa bersikap sangat lembut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
reedha
mulai mengakui posisi Nisita sebagai istri....awal yg bagus....
2023-03-20
7
reedha
skenario yg buruk Bisma, kasihan Nisita harus terjebak di antara dua manusia menyebalkan
2023-03-20
7
triana 13
menunggu Bisma jadi kelepek-kelepek haha
2023-03-02
0