Ciuman Pertama

Nisita direndam di dalam bathtub yang ditaburi aneka bunga dan tubuhnya digosok oleh banyak tangan pelayan wanita dengan berbagai macam rempah-rempah yang sangat wangi.

Nisita memberanikan diri untuk bertanya, "Apakah ini kamarku nanti?"

Semua pelayan yang memandikan Nisita diam membisu dan tidak menjawab.

Eh! Mereka semua bisu dan tuli, ya? Aku coba tanya lagi, ah! Batin Nisita.

"Kenapa aku harus mandi seperti ini? Kenapa nggak dibolehkan mandi sendiri?"

Semua pelayan yang masih asyik menggosok badan Nisita tidak ada yang berani membuka suara.

Nisita menghela napas panjang kemudian gadis manis berambut pendek bergelombang itu memilih untuk menyandarkan kepalanya di pinggir bathtub dan memejamkan mata.

Nisita kemudian di bawa keluar dari dalam kamar mandi luas dan mewah itu untuk didandani. Seorang pelayan wanita memakaikan lingerie seksi berwarna merah menyala dan seketika Nisita memekik kaget dan sambil memeluk dirinya sendiri ia berkata, "Aku belum memakai pakaian dalam" Namun, tidak ada satu pun pelayan yang merespons ucapannya Nisita.

Nisita kemudian di bawa ke sebuah kamar yang sangat indah.

Nisita duduk di tepi ranjang dan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Dia melihat ada pintu geser model Jepang terbuat dari kertas beras tembus pandang yang dibingkai oleh kayu. Walaupun tahu kemungkinan besar pertanyaannya tidak akan mendapatkan tanggapan, Nisita tetap bertanya, "Ada ruangan apa di balik pintu geser itu?"

"Anda jangan ke sana! Jangan pernah masuk ke sana. Di balik pintu geser itu adalah ruang lukisnya Nona Chelsea"

Eh! Pertanyaanku yang ini langsung direspons ternyata, hehehehe. Batin Nisita.

"Kami akan tinggalkan Anda di sini, Nona. Makanan ada di meja. Lebih baik Anda makan dulu sebelum Tuan dan Nona Chelsea masuk ke kamar ini. Sekali lagi saya ingatkan, jangan membuka pintu geser itu!"

"Baiklah. Terima kasih" Sahut Nisita dengan anggukan dan senyum ramah.

Setelah Kelima pelayan wanita pergi meninggalkannya. Nisita berjalan pelan ke sofa untuk duduk di sana dan menikmati makanan yang terhidang di meja.

Nisita melahap habis semuanya kemudian dia menepuk-nepuk perut ratanya dan sambil bangkit berdiri dia bergumam, "Makanannya enak, kamarnya juga indah, tapi aku merasa tidak nyaman. Hatiku deg-degan terus. Entah apa yang akan terjadi setelah ini. Hufftttt!"

Nisita kembali duduk di tepi ranjang dan diam mematung di sana. Dia hanya bisa menunggu tanpa melakukan aktivitas apapun. Sesekali ia menunduk untuk melihat dirinya dan mengelus lingerie seksi yang membalut tubuhnya sambil bergumam, "Aku belum pernah memakai baju seperti ini. Rasanya sangat tidak nyaman"

Nisita tersentak kaget dan sontak bangkit berdiri saat ia melihat Bisma dan Chelsea telah berdiri di depannya.

Chelsea langsung melangkah ke pintu geser, membuka pintu itu sambil berkata ke Bisma, "Lakukan kewajiban kamu malam ini juga. Aku akan menunggu kalian di ruangan lukisku. Lalu, setelah hari ini, aku akan beritahukan jadwal kalian bertemu selanjutnya dan kalian harus melakukannya di sini pula. Aku akan terus menunggui kalian saat kalian menjalankan kewajiban kalian" Chelsea kemudian melangkah masuk dan menutup pintu geser tersebut. Chelsea duduk dengan menghadap ke pintu geser dan dari sana ia bisa melihat siluetnya Bisma dan Chelsea seperti dia tengah menonton pagelaran wayang kulit.

Chelsea kemudian berteriak dari ruang lukisnya, "Kenapa kau hanya diam berdiri di sana Bisma! Mulailah!"

Nisita menoleh ke pintu geser dan membatin, dia itu psikopat, ya? Bisa-bisanya dia menunggui suaminya di sana dan berkata sesantai itu pada Suaminya?

Nisita, kemudian menatap Bisma dan sontak memeluk dirinya sendiri saat ia melihat pria itu melangkah mendekatinya. Nisita memekik kaget, "Jangan mendekat!"

Namun, Bisma mengabaikan peringatannya Nisita itu. Pria itu langsung memegang kedua bahu Nisita dan menidurkan Nisita di atas ranjang dengan posisi terlentang, lalu pria itu mengungkung Nisita.

Air mata spontan tergenang di kedua pelupuk matanya Nisita. Gadis manis itu kemudian berkata dengan suara bergetar ketakutan, "A.....apa yang akan Anda lakukan? Sa....saya mohon jangan sekarang! Sa.....saya belum siap dan.... hmmpppth"

Bisma langsung membungkam mulut Nisita dengan mulutnya. Pria tampan itu tersentak kaget saat ia merasakan ada sensasi aneh menggelitik perutnya. Bisma lalu menarik bibirnya dari bibir Nisita dengan segera. Lalu, pria tampan itu mengamati wajah Nisita yang sudah penuh dengan air mata.

Sial! Dia sangat wangi, dan kenapa saat aku menatapnya sedekat ini, aku baru menyadari kalau ternyata dia sangat manis. Hidungnya yang mungil terlihat menggemaskan dan wajah alaminya sangat lembut. Reaksi bibirnya saat aku cium sangat kaku, tapi ternyata rasanya sangat lembut dan luar biasa. Dia gadis lugu dan belum berpengalaman seperti Chelsea yang sangat pandai bermain di ranjang. Tapi, kenapa aku justru merasa penasaran dan ingin mengeksplore gadis ini? Ada apa denganku? Bukankah aku hanya mencintai Chelsea. Ya! Aku hanya mencintai Chelsea. Batin Bisma.

Bisma tersentak kaget saat ia mendengar isak tangis gadis manis yang masih berada di bawah kungkungannya, Kemudian pria super tampan itu menunduk dan menghapus air matanya Nisita dengan bibirnya. Lalu, pria tampan itu mengangkat wajahnya dari wajah Nisita untuk berbisik pelan agar suaranya tidak terdengar ke telinganya Chelsea, "Apa kau belum pernah berciuman sebelumnya?"

Nisita menggelengkan kepalanya dengan kaku dan pelan. Gadis manis itu terus menatap wajah pria tampan itu karena ia, tidak berani untuk memejamkan kedua matanya barang sedetik pun. Dia bahkan tidak bisa menggerakkan seluruh badannya untuk mendorong atau menendang pria itu. Nisita merasakan seluruh anggota badannya mati rasa dan kaku. Hanya jantungnya yang tidak mati rasa. Jantungnya terus berdegup kencang karena ketakutan yang sangat luar biasa.

"Tadi adalah ciuman pertama bagimu?"

Nisita mengangguk kaku.

Pria super tampan itu kembali bertanya dengan suara lirih, sangat lirih, "Kau juga belum pernah melakukan aktivitas ranjang?"

Nisita kembali menggelengkan kepalanya dengan kaku dan sorot matanya melebar ketakutan.

"Aku akan melakukannya dengan pelan kalau begitu" Ucap pria itu dan setelah berkata demikian, pria tampan itu mencium bibir Nisita kembali dan memagutnya dengan lembut.

Air mata kembali bergulir di wajah manisnya Nisita. Gadis itu hanya bisa pasrah merasakan tangan pria itu menggeser pelan tali lingerie yang ada di pundaknya dan menurunkannya sampai ke lengan bawah, lalu bibir pria itu menyusup ke dadanya dan lidahnya menari-nari liar di sana.

Alih-alih mendorong pria itu, Nisita justru merasakan tubuhnya semakin kaku dan dia sama sekali tidak bisa menggerakkan semua anggota badannya. Saat pria tampan itu menciumi perutnya, Nisita membeliak kaget dan menatap langit-langit kamar itu dengan mulut ternganga untuk menarik oksigen sebanyak-banyaknya saat dadanya tiba-tiba terasa sangat sesak.

Nisita refleks mengangkat perutnya ke atas saat bibir pria itu sampai ke lembah kenikmatan dan bermain asyik di sana. Mulut Nisita ternganga dan bergerak-gerak tanpa bisa mengeluarkan suara mirip seperti gerakan mulut seekor ikan yang tengah berada di air yang keruh, mencoba menghirup oksigen sebanyak-banyaknya untuk meredakan gemuruh membara yang ada di dalam dadanya.

Kedua bola mata Nisita melotot dan perutnya semakin baik ke atas saat pria itu semakin liar bermain di lembah kenikmatan.

Lalu, pria itu kembali merangkak naik dan di saat perut Nisita kembali turun, Pria tampan itu mencium bibir Nisita kembali dengan penuh kelembutan. Dan saat pria itu menoleh ke kanan, tiba-tiba pria itu menghentikan ciumannya,menarik bibirnya, dan bangun dari atas tubuhnya Nisita.

Nisita yang masih terlentang kaku dan kedua mata masih menatap langit-langit kamar, hanya bisa mendengar pria itu berkata, "Aku tidak bisa melakukannya Chelsea. Maafkan Aku! Jangan malam ini!"

Lalu, Nisita mendengar suara pintu dibuka dan ditutup kembali dengan kasar. Beberapa detik kemudian, ia mendengar suara Chelsea berkata, "Aku akan jadwalkan lagi penyatuan raga kamu dengan suamiku. Tunggulah!"

Nisita yang masih terbujur kaku di ranjang hanya bisa diam membisu dan mendengar kembali suara pintu dibuka dan ditutup dengan kasar.

Air mata terus turun di wajah Nisita dan dengan tubuh yang masih terbujur kaku, Nisita berkata di dalam hatinya, aku akan mencari cara melarikan diri dari sini. Suami Istri itu psikopat. Maniak. Aku nggak bisa tinggal lebih lama lagi di sini. Aku akan cari cara menyelematkan Papa setelah aku berhasil kabur dari sini.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

👍👍..

2023-03-31

0

R.F

R.F

2 like datang lagi kaka semNgat
Dinikahi Calon.Adik Ipar

2023-03-03

0

Spyro

Spyro

Itu juga yg ada dipikiran sayaa

2023-02-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!