Bisma memeluk pundak Istrinya yang telanjang, lalu ia bangun dan memakai kembali kaos dan celana kolornya.
Bisma kemudian melangkah ke balkon, menutup pintu balkon dengan pelan. Pria super tampan dan gagah itu berdiri di pinggir balkon sambil menyalakan cerutunya.
Apa aku bisa tidur dengan wanita lain. Aku sudah menikah selama lima tahun dengan Chelsea dan sudah lama aku tidak pernah tidur lagi tidur dengan wanita lain sebelumnya. Chelsea adalah yang pertama bagiku walaupun aku bukan yang pertama bagi Chelsea, tapi aku sangat mencintainya, Kenapa takdir sekejam ini sama Chelsea. Kenapa ia harus mandul? Kenapa aku harus menikah lagi? Bisma bergumam di dalam hatinya sambil menikmati cerutu mahalnya.
Pagi hari yang cerah, kicau burung Pipit, dan terbangnya kupu-kupu di halaman depan rumah papanya membuat Nisita justru merasa sedih. Dia kemungkinan besar tidak akan bisa menikmati pagi yang cerah dan bertemu dengan kupu-kupu juga mendengarkan kicau burung Pipit. Ketika seorang pria berjas hitam yang datang ke rumah papanya di jam tujuh pagi berkata, "Ada lima peraturan utama adalah, Perintah Tuan Bisma dan Istri pertama Tuan Bisma tidak boleh dibantah, Nona tidak boleh keluar dari rumah sebelum Nona melahirkan penerus Mahesa Grup, Nona juga tidak boleh menggunakan telepon genggam tanpa sepengetahuannya Tuan Bisma dan Istri Tuan Bisma, Nona tidak boleh banyak tanya, Nona tidak boleh menerima tamu sampai Nona melahirkan, dan setelah Nona melahirkan Nona akan diceraikan oleh Tuan Bisma dan Nona baru bisa kembali ke Papa Nona, Nona juga bisa kembali ke kehidupan lama Nona. Tapi, Nona tidak diperbolehkan melihat anak yang Nona lahirkan untuk selamanya"
Nisita tertegun, diam membisu, dan hanya bisa menatap nanar empat lembar kertas putih yang ada di depannya.
"Kenapa anak saya seperti tahanan di rumah itu? Tidak! Kita batalkan semuanya. Saya sepetinya tidak akan tega membiarkan anakku melahirkan cucu saya dan kemudian dipisahkan dengan cucu saya untuk selamanya"
Pria berjas itu langsung menoleh tajam ke papanya Nisita dan berkata dengan nada dan wajah dingin, "Boleh. Kita bisa batalkan dan Tuan Bisma akan mencari gadis yang lainnya lagi dengan sangat mudah. Tapi, detik ini juga Anda harus melunasi sisa hutang Anda, lalu Anda angkat kaki dari rumah ini, dan mungkin Anda hanya akan tinggal nama saja esok harinya. Tuan Bisma tidak menyukai pembatalan secara dadakan. Tuan Bisma sangat benci sama orang yang plin-plan"
Glek! Papanya Nisita sontak kesulitan menelan air liurnya sendiri.
Nisita langsung mengambil pulpen yang tergeletak di atas meja dan berkata, "Di mana saya harus tanda tangan?"
Papanya Nisita hanya bisa menatap putri tunggal kesayangannya dalam diam dan seketika berdoa di dalam hatinya semoga putrinya selalu berada di dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kasih.
"Karena Anda sudah tandatangani semua berkas kerja sama Anda dengan Tuan Bisma, maka sekarang juga Anda ikut saya" Pria berjas itu berkata sembari memasukkan semua berkas ke dalam tas kerjanya.
"Baiklah. Tapi, bisakah Anda memberikan saya waktu sepuluh menit untuk berpamitan dengan Papa saya?"
Pria berjas itu menatap Nisita dengan tajam, lalu berkata, "Lima menit dan saya akan tunggu di sini. Saya takut Nona Nisita kabur"
"Saya tidak mungkin kabur karena kalau saya kabur, Papa saya akan celaka, bukan?"
"Pokoknya saya akan tetap di sini" Sahut pria berjas hitam itu
Nisita menghela napas panjang kemudian ia menoleh ke papanya dan memeluk papanya sambil berkata, "Pa, jaga kesehatan Papa. Nisita pergi dulu"
Dada Nisita terasa sesak karena kesedihan, tapi ia harus menahan air matanya karena ia tidak ingin papanya menghawatirkan dirinya.
Papanya Nisita menangis dan di sela isak tangisnya ia berkata, " Papa bahkan tidak berani menghadapi Mama kamu nanti kalau Papa pergi ke alam baka suatu saat nanti"
"Papa nggak boleh berkata seperti itu. Mama akan menjaga Nisita. Nisita akan baik-baik saja. Papa jaga kesehatan dan nggak usah mengkhawatirkan Sita, ya, Pa"
Papanya Nisita menganggukan kepala dan sambil melepaskan pelukannya ia berkata, "Kamu juga harus jaga kesehatan kamu dan pulang kembali nanti ke rumah ini dalam keadaan sehat, ya, Nak"
Nisita tersenyum dan menganggukkan kepalanya sambil mengusap air mata di kedua pipi papanya.
Lalu, terdengar suara, "Ini sudah lima menit. Kita harus segera pergi ke kediamannya Tuan Bisma Mahesa"
Nisita terpaksa bangkit berdiri dan pergi meninggalkan papanya yang masih terus berderai air mata.
Di dalam mobil mewah, Nisita yang duduk di jok belakang dengan diapit dua wanita berseragam blazer hitam, berbadan kekar dan berwajah di dingin, memberanikan diri untuk bertanya, "Kenapa saya tidak boleh membawa telepon genggam saya dan tidak boleh membawa barang-barang saya?"
"Supaya Anda tidak merindukan rumah Papa Anda. Kalau soal telepon genggam, Tuan Bisma akan memberikan Anda telepon genggam yang baru dan hanya boleh dipakai untuk menelepon Tuan Bisma dan Istri Tuan Bisma"
"Maaf, siapa nama Anda, Tuan? Dan ada hubungan apa Anda dengan Tuan Bisma?"
"Nama saya Rayhan Putra. Saya asisten pribadinya Tuan Bisma Mahesa"
"Oh! Kalau gitu, apakah saya boleh memanggil Anda Pak Ray, Tuan?"
"Boleh"
"Lalu, siapa nama Istrinya Tuan Bisma kalau saya boleh tahu?"
"Nona Chelsea"
"Apakah beliau ibu rumah tangga?"
"Bukan. Nona Chelsea adalah seorang model dan pelukis terkenal di......."
"Astaga! Apakah beliau Chelsea Maheswari Mahesa?"
"Iya, benar"
"Wah! Saya sangat mengagumi beliau"
"Maaf, Nona. Kenapa Anda ceriwis sekali?"
"Saya sebenarnya tidak terlalu suka banyak bicara"
"Lalu, kenapa Anda ceriwis sekali sekarang ini?"
"Karena sebentar lagi saya kan masuk ke kediaman Tuan Bisma dan bukankah setelah saya masuk ke kediamannya Tuan Bisma, saya tidak boleh banyak bicara dan tidak boleh banyak bertanya"
Pria yang mengaku bernama Rayhan Putra itu hanya bisa menghela napas panjang"
"Perjalanan masih lama juga, kan?"
"Iya, Nona. Karena istananya Tuan Bisma dibangun di luar kota dekat dengan pegunungan"
"Maka dari itu untuk melepaskan ketegangan, saya merasa perlu senam mulut, hehehehe"
Rayhan hanya diam menanggapi ucapannya Nisita itu. Dia sebenarnya merasa kasihan dengan gadis manis yang ditakdirkan untuk mengandung dan melahirkan keturunannya Bisma Mahesa. Lalu, setelah melahirkan anaknya Bisma Mahesa, gadis itu akan ditendang keluar dan dipisahkan dengan anaknya. Namun, Rayhan tidak bisa melakukan apa-apa untuk menolong gadis itu.
"Sudah berapa lama Tuan Bisma dan Nona Chelsea menikah?"
"Lima tahun"
"Kenapa mereka tidak mengadopsi anak di pantai asuhan saja?"
"Karena Nona Chelsea hanya mau merawat dan membesarkan anak kandungnya Tuan Bisma Mahesa"
"Kenapa saya?"
"Karena dari para debitur yang berhutang pada Tuan Bisma dalam kurun waktu satu tahun ini, hanya Papa Anda yang memiliki anak gadis. itulah kenapa kemarin, Tuan Bisma sendiri yang datang ke rumah Papa Anda untuk menagih hutang. Biasanya Tuan Bisma tidak mau pergi ke rumah debitur untuk menagih hutang"
"Sial!" Nisita seketika mengumpat lirih dan menyesali nasib papanya yang memiliki seorang putri bukannya seorang putra.
Setelah menempuh perjalanan selama tiga jam lebih, akhirnya mobil yang ditumpangi Nisita masuk ke dalam sebuah rumah yang sangat mirip dengan istana di buku dongeng yang pernah ia baca.
Nisita menoleh ke kanan lalu ke kiri dengan takjub saat mobil yang ia tumpangi melewati pohon Cemara. Kemudian Nisita terkejut geli dengan sendirinya dan Ray sontak bertanya karena terkejut, "Kenapa Anda tertawa, Nona?"
"Karena rumah ini penuh dengan pohon Cemara, tapi rumah ini bukan rumahnya keluarga Cemara, hehehehe"
Ray mengulas senyum tipis dan sontak berkata di dalam hatinya, gadis ini punya selera humor yang tinggi juga ternyata. Dia sepertinya cerdas dan juga tangguh. Aku rasa dia akan baik-baik saja tinggal di sini nanti.
Ray membuka pintu dan membungkukkan badan, "Mari saya antar Anda masuk ke dalam untuk bertemu dengan Tuan dan Nona rumah ini"
Nisita melangkah keluar dari dalam mobil dan seketika kaget saat merasakan kakinya serasa tak bertulang.
Ray refleks menangkap lengan Nisita saat Nisita tiba-tiba limbung ke kiri. "Anda kenapa Nona?"
Nisita menarik lengannya dari tangan Ray dan Ray langsung berkata, "Maaf"
Nisita kemudian memukul-mukul pahanya sambil berkata, "Nggak papa, Pak Ray. Kaki saya sepetinya kesemutan karena kelamaan duduk di dalam mobil"
"Kita harus segera masuk. Tuan Bisma tidak mentolerir keterlambatan"
"Iya, baiklah" Nisita langsung mengekor langkahnya Ray dengan dada bergemuruh kencang. Rasa takut mulai menderanya kembali saat ia melihat seorang pria tampan dengan wajah dingin menatapnya tajam.
Nisita bergidik ngeri pria tampan berwajah dingin itu menatapnya dengan sorot mata jijik dan langsung membentaknya tanpa ampun, "Kenapa terlambat, hah?!"
"Ka......kaki saya kesemutan. Maafkan sa....saya, Tuan"
"Aku benci wanita lemah dan jelek seperti kamu. Sangat benci. Jadi, jangan harap aku bersikap baik dan ramah padamu selama kamu tinggal di sini. Bawa dia ke ruangan atas sekarang juga, Ray!" Pria tampan itu langsung berbalik badan dan pergi begitu saja meninggalkan Nisita yang masih berdiri gemetaran di depan pintu masuk.
...-----------------------------------------...
"Aku peri baik hati yang pernah kamu tolong. Panggil aku Loly! Sebentar, aku akan hilangkan sayap dan cahayaku dulu supaya kamu nggak memicingkan mata kamu saat menatapku"
"Kapan saya pernah menolong Anda?"
Wanita yang dituduh mencuri di pasar dan dilempari tomat busuk. Kau ingat? Kau bela mati-matian wanita itu dan itu adalah aku"
Nisita sontak tersenyum dan berkata, "Iya, saya ingat. Tapi, kenapa wanita tua itu bisa berubah secantik ini?"
"Karena aku adalah peri. Aku bisa berubah sesuka hatiku"
Nisita kembali bengong.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Spyro
Ribet banget s Bisma. Besok2 klo jemput anak org sediain helicopter kek, uda tau rumah di gunung
2023-02-28
0
Spyro
Gila, beneran cuma dijadiin kantong rahim doang 🙄
2023-02-28
0
Sunmei
2like hadir semangat
like balik ya kk
2023-02-28
0