Terlilit Takdir Cinta
Di malam yang gelap seorang wanita yang masih lemah sehabis melahirkan diikat tangannya dan ditembak di pinggir danau oleh pria bertopeng dan bertudung hitam. Di tengah ia meregang nyawa, sang pembunuh berbisik di telinganya, "Tuan Bisma yang menyuruh saya melakukan ini semua. Kamu akan bertemu dengan Papa kamu di neraka sebentar lagi karena aku, sudah membunuh Papa kamu sebelumnya" Lalu pembunuh itu menenggelamkan Nisita ke danau.
Nisita kemudian terbangun dengan tubuh yang berbeda, di rumah yang berbeda dan profesi yang berbeda. Ia terkejut saat ia melihat ada wanita yang tubuhnya bercahaya dan bersayap tersenyum kepadanya lalu wanita itu berkata, "Aku menghidupkan kamu kembali untuk membalas budi. Di masa lalu kamu pernah menolongku. Maka aku membantu kamu bereinkarnasi dan di dimensi waktu yang sekarang, kamu adalah seorang peretas. Tapi, kamu harus menjalankan misi. Buat Bisma Mahesa jatuh hati padamu. Jangan biarkan Bisma Mahesa jatuh cinta pada wanita yang bernama Chelsea!"
Dia diberi kesempatan bereinkarnasi menjadi seorang peretas untuk membuat Bisma Mahesa jatuh hati padanya dan membalas dendam.
Wanita yang mengalami reinkarnasi itu bernama Nisita Ananta dan inilah kisahnya sebelum ia dibunuh dan mengalami reinkarnasi.
Nisita Ananta dipaksa menikah dengan seorang CEO yang terkenal kejam dan dingin. Dia dijadikan istri kedua dan harus bersedia mengandung anak dari CEO tersebut. Nama CEO itu adalah Bisma Mahesa.
Nisita tidak bisa berkelit dari takdir mengerikan itu karena papanya memiliki hutang yang sangat banyak pada CEO kejam yang bernama Bisma Mahesa itu dan di saat jatuh tempo pelunasan hutang itu tiba, papanya tidak bisa membayarnya.
Bisma Mahesa kemudian bertanya, "Apa kau punya anak gadis yang masih muda dan suci?"
Papanya Nisita terkesiap kaget dan langsung berkata, "Punya, Tuan. Putri tunggal saya masih berumur dua puluh tiga tahun dan masih suci. Bahkan dia belum pernah berpacaran sebelumnya"
"Kau punya fotonya?" Tanya Bisma dengan nada dan wajah dingin sedingin es.
Papanya Nisita sontak diam membisu dan mematung.
"Berikan fotonya bodoh! Kenapa kau malah bengong?"
Papanya Nisita sontak mengeluarkan telepon genggamnya dan menunjukan foto Nisita yang ada di dalam galeri telepon genggamnya.
"Bagus. Kalau begitu bawa dia besok ke rumahku" Sahut Bisma dengan seringai khasnya.
"Tapi, untuk apa Tuan?" Papanya Nisita sontak menautkan kedua alisnya.
"Aku akan menikahi anak kamu"
"Jangan, Tuan! Saya mohon?! Saya akan bayar tiga bulan lagi pelunasan hutang saya yang masih tersisa tiga kukuh juta rupiah. Beri saya perpanjangan waktu dan ......"
"Cih! Bisma Mahesa tidak pernah mengenal perpanjangan waktu. Kalau kamu tidak bisa bayar pas jatuh tempo maka aku akan ambil semua yang aku inginkan dan saat ini aku hanya menginginkan anak kamu"
"Tapi, bukankah Anda sudah menikah, Tuan? Lagipula Anda juga belum pernah melihat anak saya secara langsung"
"Aku memang sudah menikah. Aku sudah lihat fotonya. Dia sehar, ceria, tidak cacat, dan cukup manis. Aku tidak perlu bertemu dia terlebih dahulu. Bawa dia besok ke rumahku dan aku akan menikahinya. Aku akan jadikan dia istri keduaku maka semua hutang kamu lunas. Bahkan aku akan kasih kamu bonus seratus juta rupiah dan sebuah mobil keluaran baru sebagai mahar pernikahannya dan kalau kamu tidak membawanya besok ke rumahku maka aku akan ambil rumah kamu dan bahkan aku bisa ambil nyawa kamu sekalian"
Papanya Nisita langsung selonjor lemas di atas lantai keramik rumahnya.
Bisma Mahesa bangkit berdiri dan di saat CEO dingin itu hendak melangkah keluar, papanya Nisita mendekap kaki Bisma dan kembali memohon, "Tolong, jangan ambil anak saya. Dia putri saya satu-satunya. Tolong kasih saya perpanjangan waktu saja, Tuan"
Dhuaggg! Bisma langsung menendang wajah papanya Nisita dan pergi meninggalkan pria malang itu sambil berkata, "Bawa anak kamu ke rumahku besok dan aku akan penuhi semua janjiku ke kamu tadi"
Papanya Nisita memegangi wajahnya sambil bangkit berdiri dan langsung berlari mengajar rombongannya Bisma Mahesa, namun terlambat. Bisma dan rombongannya telah masuk ke dalam mobil dan melaju cepat meninggalkan rumahnya.
Papanya Nisita kemudian bersimpuh di atas jalan dan menangis sesenggukan di sana.
Nisita pulang dari berjualan kue kukus dan terkesiap kaget melihat papanya bersimpuh di atas jalan dan menangis sesenggukkan.
Dia kemudian membantu papanya berdiri dan memapah papanya masuk ke dalam rumah dengan pelan. Saat ia duduk berhadapan dengan papanya di sofa ruang tamu, Nisita terkejut dan langsung bertanya sambil menyentuh pelan wajah papanya, "Pipi Papa kenapa merah? Papa habis jatuh?"
Bukannya menjawab pertanyaannya Nisita, dia justru mendekap erat tubuh Nisita dan kembali menangis sesenggukkan sambil berkata, "Maafkan Papa, Sita! Maafkan Papa!"
"Kenapa, Pa? Ada apa? Apa yang sudah terjadi?" Nisita bertanya sambil mengelus punggung Papanya dengan pelan.
Pria malang itu melepaskan pelukannya dan setelah menatap wajah manis putrinya cukup lama ia menunduk dan kembali menangis sesenggukkan.
Nisita mengelus bahu papanya dan kembali bertanya, "Pa, ada apa?"
Pria berumur kepala lima itu berucap di sela Isak tangisnya, "Papa tidak bisa menjaga dengan baik amanah dari almarhum Mama kamu"
"Amanah apa, Pa?"
"Papa tidak bisa mencarikan pemuda yang baik untuk kamu dan melihat kamu menikah dengan pemuda yang kamu cintai dan yang mencintai kamu dengan tulus, huhuhuhuhu"
"Sita juga belum ingin berpacaran dan menikah, Pa. Sita masih senang bekerja dan mengumpulkan uang"
"Tapi, kemungkinan besar kamu tidak akan bisa bekerja lagi. Tuan Bisma Mahesa mungkin tidak akan membiarkan kamu bekerja kalau kamu sudah masuk ke kediamannya, huhuhuhu"
"Apa maksud Papa?" Nisita menunduk untuk melihat wajah papanya.
Pria yang merasa bodoh karena nekat berhutang pada pria sedingin Bisma Mahesa itu akhirnya mengangkat wajahnya untuk berkata sambil mengusap air mata di kedua pipinya, "Kamu besok akan Papa antarkan ke istananya Tuan Bisma Mahesa"
"Untuk apa, Pa?"
"Papa masih punya sisa hutang sebanyak tiga puluh juta rupiah dan hari ini jatuh temponya" Papanya Nisita berhenti sejenak untuk menyesap segelas air putih yang diberikan oleh putri tunggal kesayangannya.
"Lalu?" Tanya Nisita sambil meletakkan gelas di atas meja.
"Papa belum punya uang untuk membayarnya"
"Terus?"
"Tuan Bisma mengjinkan kamu untuk menjadi istri keduanya. Kamu akan menikah dengannya besok dan semua hutang Papa dilunaskan"
"Apa?!"
"Maafkan Papa. Apa sudah memohon pada Tuan Bisma untuk memberikan Papa perpanjangan waktu pelunasan semua hutang Papa, tapi tidak ia berikan. Dia tetap bersikeras ingin menikahimu. Kalau Papa tidak membawa kamu besok ke rumahnya maka dia akan mengambil rumah ini dan membunuh Papa"
"Apa?! Ini negara hukum, Pa. Dia tidak bisa seenaknya begitu"
"Ini negara hukum, iya, memang benar. Tapi, dia berkuasa penuh atas hukum. Semua pejabat pemerintahan hampir semuanya berada di bawah kendalinya. Dia menguasai hampir semua sektor bisnis di dalam dan di luar negeri"
Nisita membisu dan mematung di depan papanya.
"Baiklah. Kalau kamu tidak mau, Papa tidak akan memaksa kamu. Papa rela kehilangan rumah ini, toh, kita masih bisa cari rumah kontrakan dan kalau Papa dibunuh sama Tuan Bisma, kamu udah gede dan udah punya pekerjaan. Kamu bisa hidup sendiri. Papa rela berkorban kalau kamu tidak ingin menikah dengan Tuan Bisma"
"Aku mau, Pa" Akhirnya Nisita berkata dengan nada tegas.
"Benarkah kamu mau?"
"Iya, Pa. Hanya menikah saja apa susahnya. Asalkan Papa bisa selamat dan terbebas dari semua hutang dan belenggu pria kejam itu"
Papanya Nisita langsung memeluk tubuh ramping putrinya dan kembali menangis sampai pria malang itu tidak sanggup berkata-kata lagi
Bisma memeluk istrinya dari belakang saat istri tercintanya yang sangat cantik bak putri di negeri dongeng itu sambil berkata, "Aku sudah menemukan gadis yang bisa kita jadikan alat untuk meneruskan keturunanku"
Chelsea nama istrinya Bisma itu langsung mengelus lengan suami tampannya yang tergelung di pinggang rampingnya sambil berkata, "Maafkan aku, Mas. Aku tenyata mandul dan ini jalan satu-satunya untuk bisa meneruskan keturunan kamu. Agar persis Mahesa Grup tidak jatuh ke tangan keturunan adik tiri kamu yang baru saja menikah"
"Kamu sempurna sayang" Bisma memutar badan istrinya. "Aku sebenarnya tidak ingin menikah lagi. Aku hanya mencintai kamu. Sangat mencintai kamu. Tida peduli kamu tidak bisa memberikan aku keturunan. Aku hanya ingin hidup berdua denganmu selamanya. Aku tidak ingin menikah lagi dan bodo amat dengan pewaris Mahesa Grup"
Chelsea mengusap lembut wajah suaminya dan berkata, "Tapi, aku peduli, Mas. Aku ingin melihat keturunan kamu yang menjadi pewaris utama Mahesa Grup"
"Apa.kamu benar-benar siap membesarkan anakku dari kandungan wanita lain?"
"Aku siap. Asalkan kamu mencintaiku, aku pun akan mencintai keturunan kamu seperti anak kandungku sendiri"
Bisma langsung memeluk Chelsea dan mencium bibir istri yang sangat ia cintai itu dengan penuh kelembutan.
Nisita tengah duduk di lincak yang ada di bawah pohon alpukat madu yang ada di teras depan rumah papanya. Gadis itu beberapa kali mengelus dada dan menghela napas panjang untuk melepas ketegangan dan rasa takut yang luar biasa karena besok dia akan menikah dengan pria yang belum pernah ia jumpai, pria yang terkenal kejam dan dingin, dan akan dijadikan istri kedua dari pria itu. Siap nggak siap, dia harus siap. Mau nggak mau, dia harus mau. Demi keselamatan pepanya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
triana 13
mampir di sini dulu ya kak
2023-03-02
1
Spyro
Aku mampir thor 😊
2023-02-28
1
Spyro
Negara hukum itu hanya istilah belaka.
2023-02-28
0