Nisita menatap wanita bercahaya yang sayapnya telah hilang dan cahayanya mulai redup, lalu mengerjap kaget dan bertanya, "Anakku? Di mana anakku?"
"Anakmu ada di rumahnya Bisma. Semua masih sama sebelum kamu mengalami reinkarnasi. Hanya kamu yang hilang di ingatan mereka. Bisma dan Istrinya membutuhkan pengasuh bayi. Aku udah kasih lamaran kamu dan sebentar lagi telepon genggam aku akan berbunyi dan ........"
Kriiinggggg!!!!!!! Nisita tersentak kaget saat ada saku kemejanya bergetar dan terdengar bunyi nyaring.
"Halo?"
"Anda diminta datang ke kediamannya Tuan Bisma Mahesa. Anda diterima menjadi pengasuh mulai hari ini. Selamat"
Nisita menjawab, "Baiklah, saya akan segera ke sana" Sambil terus menatap wanita berwajah lembut dan murah senyum yang mana sayap dan cahayanya telah hilang.
Wanita di depannya Nisita langsung berkata, "See! Cepatlah pergi ke rumahnya Bisma dan mulailah aksi kamu untuk membuat Bisma jatuh cinta padamu dan kamu bisa menuntut balas atas ketidakadilan yang sudah kamu alami di masa lalu sebelum kamu berinkarnasi. Aku kasih kamu lonceng"
"Lonceng?" Nisita mengamati lonceng yang ada di atas telapak tangannya.
"Bunyikan loncengnya kalau kamu berada di ambang kematian atau kalau orang yang kamu sayangi berada di ambang kematian. Aku akan menyelamatkan kalian dari kematian. Kamu atau orang yang kamu sayangi bisa selamat dari kematian dan hidup kembali dengan segera bugar. Tapi, ingat! Lonceng itu hanya bisa dibunyikan sebanyak tiga kali. Selebihnya sudah tidak berguna lagi"
Nisita masih bengong dan membuat benaknya kembali melayang ke masa sebelum ia bereinkarnasi.
...-----------------------------------------------...
Nisita menaiki anak tangga satu demi satu dan saat ia sampai di ujung nak tangga ia tersentak kaget mendapati banyak wanita berseragam berjejer rapi saling berhadapan, membungkukkan badan secara serempak dan berkata dengan kompak, "Selamat datang di kediaman Tuan Jarvish Dan Nona Chelsea"
Apa aku tengah bermimpi saat ini? Semoga saja aku hanya bermimpi saat ini. Nisita membatin sembari tanpa sadar tangannya bergerak dan mencubit bahu Ray.
"Aduh!" Ray mengaduh dan langsung menoleh ke kaget ke Nisita, "Nona?! Kenapa Anda mencubit bahu saya keras sekali barusan?"
Nisita sontak memutar badan, menghadap ke Ray, dan langsung membungkukkan badannya untuk berkata, "Maafkan saya, Pak Ray, saya hanya ingin memastikan kalau saya tidak sedang bermimpi saat ini"
"Kenapa Anda tidak mencubit diri Anda sendiri"
Nisita menegakkan badan dan hanya bisa meringis di depan Ray.
Ray mendengus kesal sambil masih mengelus-elus bahunya dan langsung berkata, "Lupakan saja. Kita harus segera masuk ke dalam"
"Terima kasih, Pak Ray" Ucap Nisita sambil mengekor kembali langkahnya Ray.
Gila! Aku seperti seorang putri raja berjalan di tengah jejeran wanita berseragam pelayan. Ini seharusnya sebuah istana bagiku, tapi kenapa aku bergidik ngeri dan merasa kalau tengah berjalan menuju ke api neraka. Batin Nisita.
Ray membuka pintu besar dan berkata, "Silakan masuk ke dalam Nona Nisita Ananta"
"Sa.....saya masuk sendirian ke dalam? Anda tidak masuk menemani saya, Pak Ray?" Entah kenapa Nisita merasa aman berada di dekatnya pria berjas hitam yang bernama Rayhan Putra itu. Mungkin karena di sepanjang perjalanan, pria itu bersedia meladeni keceriwisannya.
"Saya akan menunggu di depan pintu. Cepat Anda masuk sebelum Tuan Bisma menunjukkan taringnya dan kita berdua akan kena sanksi" Sahut Ray.
"Baiklah. Doakan saya, ya, Pak Ray!"
"Kenapa saya harus mendoakan Anda? Kita bahkan bukan teman" Sahut Ray kaget.
"Hehehehe. Saya biasa berkata seperti itu kalau mau masuk ke ruangan yang belum pernah saya masuki sebelumnya. Maaf, Pak Ray"
Ray kembali mendengus kesal.
Lalu, Nisita menganggukkan kepalanya ke Ray dan melangkah masuk ke dalam dengan pelan.
Nisita mengedarkan pandanganya ke segala penjuru dan refleks ternganga melihat perabotan mewah yang ada di dalam ruangan super luas itu. Bahkan ruangan itu lebih besar dari ruangan bosnya.
Nisita menghentikan langkahnya dan berdiri tegak di depan tiga orang yang tampak asing baginya. Namun, dia tampak familiar dengan wajah wanita cantik bak putri di negeri dongeng yang duduk di sebelah pria yang sangat tampan dan gagah. Wajah pria itu mirip dengan tokoh-tokoh cerita dewa Yunani yang pernah ia lihat di televisi. Sangat tampan.
Apakah itu pria yang bernama Tuan Bisma dan yang di sebelahnya adalah Nona Chelsea? Lalu pria yang ada di depan mereka itu siapa? Batin Nisita.
Dia jauh berbeda dengan Chelsea. Dia lebih pendek dari Chelsea walaupun dia memiliki tubuh ramping yang lumayan bagus. Tapi, rambutnya......cih! pendek berombak. Sama sekali bukan tipeku. Sial! Kenapa di foto yang aku lihat di ponsel papanya, gadis ini berambut lurus.Aku benci lihat rambut bergelombang, cih! Batin Bisma.
Bisma lalu bertanya karena penasaran, "Kenapa rambut kamu beda dengan yang ada di foto?"
Eh! Rambutku? Kenapa dengan rambutku? Nisita sontak menjumput rambutnya dan mengarahkannya ke depan untuk ia lihat.
"Jawab!" Bentak Bisma. Dia tidak suka diabaikan.
"Oh! Ini rambut asli saya, Tuan. Rambut saya yang di foto, itu editan, hehehehe"
"Kamu nggak boleh bercanda dan meringis di sini!" Bisma mendelik ke Nisita.
Nisita langsung merapatkan mulutnya lalu menundukkan wajahnya.
Bisma menoleh ke istrinya yang memiliki rambut yang sangat indah. Panjang sampai ke punggung, tebal, kurus, dan hitam.Lalu Bisma menjumput rambut istrinya menciumnya dan berkata, "Apa aku bisa menerima dia di ranjangku nanti"
Chelsea menoleh ke Bisma dan sambil mengusap pipi Bisma, wanita itu berkata, "Kalau soal rambut, bisa diluruskan nanti"
"Bukan cuma itu. Dia juga tidak tinggi kayak kamu. Dia juga nggak putih kayak kamu, dia juga nggak punya lekuk tubuh indah seperti kamu dan......."
Chelsea tersenyum, mengecup bibir Bisma kemudian berkata, "Dia sesuai dengan kriteriaku. Anak kamu harus cerdas jadi dia harus dilahirkan dari rahim wanita yang cerdas. Gadis ini memiliki nilai yang bagus selama ia kuliah dan berhasil bekerja di perusahaan besar miliknya Hartawan Grup mengalahkan ribuan pendaftar Berarti gadis ini cerdas. Lagian dia cukup manis, kok"
Bisma hanya bisa menghela napas panjang.
Eh! Kenapa mereka seenaknya ngomongin kejelekan raku di depanku? Aku memang nggak secantik Chelsea. Tapi, cukup banyak juga pria yang pernah menyatakan cinta ke aku. Aku rasa aku nggak jelek banget. Batin Nisita yang masih menundukkan wajahnya
"Selamat datang di rumah ini"Wanita cantik yang duduk di sebelah pria yang sangat tampan itu berkata dengan nada dan wajah dingin yang angkuh.
"Tegakkan kepala kamu! Kamu cukup manis. Nggak usah malu menunjukkan wajah kamu" Ucap Chelsea kemudian saat ia melihat Nisita belum mengangkat wajahnya.
Nisita langsung mengajak wajahnya dan menatap Chelsea, "Terima kasih. A.....apakah Anda adalah Chelsea Maheswari Mahesa?"
"Benar"
"Saya salah satu penggemar Anda dan........"
"Ray pasti sudah menjelaskan ke kamu kalau kamu tidak diijinkan banyak bicara dan banyak nanya, kan? Lagipula ini bukan saat yang tepat untuk menyapa. Kalau kamu ingin minta tanda tangan dariku atau menyapaku, datanglah ke acara jumpa fansku. Jangan di sini!" Sahut wanita cantik itu dengan wajah datar dan dingin.
Dia ternyata wanita yang sangat angkuh. Beda banget sama yang nampak di layar kaca. Nyesel aku mengaguminya selama ini. Detik ini juga aku coret kau dari hatiku, Chelsea. Batin Nisita mendongkol kesal.
Pria yang sangat tampan itu kemudian bangkit berdiri dan duduk bersila di depan seoang pria berambut putih lalu, pria yang sangat tampan itu menoleh ke Nisita dan membuka suara yang terdengar sangat tegas dan dalam, "Duduklah di sebelahku!"
Nisita melangkah pelan lalu duduk bersimpuh di samping pria itu.
Nisita melirik ke kanan dan melihat tangan pria tampan itu menandatangani berkas-berkas dan sebuah dia buah buku kecil di depan pria berambut putih.
Lalu, semua berkas dan buku itu digeser dan saat berkas dan buku kecil itu berada di depan matanya, Nisita menoleh ke pria tampan itu dan pria tampan itu berkata tanpa menoleh padanya, "Tandatangani semuanya dan kita sah menjadi suami istri"
Nisita langsung menandatangani semuanya. Lalu, pria itu bangkit berdiri dan pergi menghilang begitu saja.
Bola mata Nisita mengikuti arah pergi pria tampan itu sambil membatin, aku belum mencium punggung tangannya. Dia, kan, suamiku sekarang. Tapi, kenapa dia pergi begitu saja? Apa aku bau, ya? Nisita refleks mencium kedua ketiaknya dan bergumam lirih, "Nggak bau, kok"
"Sekarang berdirilah dan masuk ke kamar yang pintunya terbuka lebar itu!"
Suara Chelsea membuat Nisita langsung bangkit berdiri lalu berputar badan untuk menghadap ke Chelsea dan bertanya, "Maaf, apa itu kamar saya?"
"Masuk saja dan jangan banyak tanya!" Chelsea mendelik kesal ke Nisita.
Nisita mengangguk lalu berputar badan dan melangkah ke kamar yang pintunya terbuka lebar.
Nisita terkejut dan sontak berputar badan untuk berlari keluar saat ia melihat ada lima wanita berseragam putih-putih. Namun, tiba-tiba pintu ditutup dan dikunci dari luar.
Nisita berbalik badan dan bersandar di daun pintu sambil bertanya dengan wajah ketakutan, "Anda semua siapa? Dokter, kah?"
"Iya aku dokter dan ini semua perawat yang akan membantuku memeriksa kamu" Seorang wanita berjas putih menjawab pertanyaannya Nisita.
"Me......memeriksa a.....apa? A.....apakah saya akan disuntik? Sa.....saya takut jarum suntik. Saya tidak takut menghadapi semuanya. Tapi, Tolong jangan suntik saya" Wajah Nisita memucat dan tubuhnya semakin menempel ke daun pintu saat sekujur tubuhnya gemetar ketakutan.
"Saya tidak akan menyuntik Anda. Hanya akan bertanya-tanya. Silakan duduk di depan saya"
"Benarkah? Hanya bertanya?"
"Iya, duduklah!"
Nisita kemudian berjalan dengan sangat pelan dan duduk di depan dokter tersebut masih dengan wajah pucat dan tubuh gemetar.
Dokter tersebut menggenggam tangan Nisita yang ada di atas pangkuannya Nisita dan berkata, "Jangan takut! Tenang saja! saya cuma akan bertanya tentang siklus datang bulan Anda karena saya harus melaporkan ke Nona Chelsea kapan masa subur Anda"
Saat Nisita asyik menatap dokter itu dan mengobrol santai, dokter yang masih menggenggam erat tangan Nisita, memberikan kode ke perawat yang berdiri di sebelah Nisita. Perawat itu mengangguk dan berhasil mengambil sampel darahnya Nisita tanpa Nisita sadari.
Setelah dua jam berada di dalam ruangan itu, Nisita dan dokter yang mewawancarainya mengajak Nisita keluar untuk menghadap Nona Chelsea
Saat itulah Nisita menyadari ada perban putih menempel di tengah lengannya dan Nisita sontak menoleh ke dokter itu. Dokter itu tersenyum dan berkata, "Iya. Darah kamu diambil tadi. Nggak terasa, kan? Jadi, mulai sekarang jangan takut lagi sama jarum suntik"
Nisita mendengus kesal dan hanya bisa menghela napas panjang kemudian.
"Bagaimana hasilnya?"
"Hasilnya sangat bagus. Tidak ada penyakit menular ataupun penyakit berbahaya yang ada di tubuh gadis ini. Lalu, soal masa subur, sekarang adalah masa suburnya. Gadis ini siap untuk menjalan kewajibannya sebagai seorang istri malam ini juga"
Nisita menoleh kaget ke dokter tersebut dan sontak bertanya, "A.....apa maksud Anda, Dok?"
Dokter tersebut tidak berani menoleh ke Nisita dan memilih untuk mengabaikan pertanyannya Nisita.
Chelsea tersenyum senang dan langsung mengayunkan tangannya untuk memanggil semua pelayannya yang berdiri di ruangan besar itu sambil berkata, "Bawa dia ke kamarku dan persiapkan gadis ini untuk malam nanti. Mandikan dia dan buat dia menjadi sangat menarik malam ini!"
Chelsea kemudian melangkah lebar ke ruang kerja suaminya untuk berkata, "Malam ini adalah malam pertama bagimu. Gadis itu siap naik ke ranjang kamu. Lakukan kewajiban kamu dan aku akan menunggu kalian sambil melukis nanti"
Bisma langsung mengangkat wajahnya dan dengan ekspresi kaget pria itu bertanya, "Harus malam ini?"
"Iya"Sahut Chelsea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
reedha
Kadang apa yg tampak di layar kaca berbeda dengan aslinya.... Nisita, aku pun pernah patah hati, ternyata artis yg kukagumi tdk sebaik yg sering terlihat di layar kaca...
2023-03-20
7
Spyro
Gilaa.. ini cewek enteng bgt ngmng gitu ke suaminyaa 😣😣 ya ampun Mba Chelseaa
2023-02-28
0
Spyro
Mungkin anda lupa kalo Ada yg namanya catokan atau smoothing'an yaa Pak Bismaaaa 😌
2023-02-28
0