Nayla menatap hidangan yang dibuat oleh Kia. Sarapan yang sederhana. Hanya roti panggang dengan selai coklat dan strawberry disana.
"Nayla, oleskan Selai yang di minta tuan muda kepadamu. Untuk teh hangat, aku sudah membuatnya. Tinggal di beri gula sesuai dengan selera tuan muda." Jelas Kia.
Nayla mengangguk. Tidak jauh dari tempat mereka, sang Tuan muda datang dengan setelan yang telah Nayla siapkan.
Kemeja putih, jas abu-abu dan dasi hitam. Tuan muda yang melangkah mendekati meja makan begitu sangat tampan. Nayla tidak bisa mengalihkan pandangannya.
"Dia, mengenakan semua yang ku siapkan?" Benak Nayla.
"Sssttt, Nayla." Bisik Kia sambil mencolek lengan Nayla.
Nayla tersadar seketika, dia menatap kearah kepala pelayan yang menyadarkannya. "Hidangkan sarapannya." Bisik Kia.
Dengan kelagapan, Nayla mendekat kearah Tuan Muda. "Maaf Tuan Muda, Nayla bengong." Kejujuran tidak pernah hilang darinya. Nayla akan berkata jujur dengan apa yang dia alami.
Tuan muda yang sedang memeriksa ponselnya terkejut. Di letakkan ponsel dengan perlahan dan menatap kearah Nayla.
"Namamu, Nayla bukan?" Tanya Tuan Muda.
Nayla terteguh mendengar pertanyaannya. "Be-benar tuan muda, nama saya Nayla Putri."
Tuan muda mengangguk dan tersenyum. "Vinlo Margatha, panggil saja Vin." Ucap Vinlo.
Nayla diam sesaat, dia tidak tahu harus merespon seperti apa. Bagaimana pun, ini hal baru untuknya. memangil Tuan Muda dengan namanya secara langsung?.
"Ah, jika memang sulit, Panggil saja Tuan Muda Vin." Lanjut Vinlo.
Nayla hanya bisa mengangguk, dia menyajikan roti panggang dengan menatap selai didepannya.
"Oh ya, selai coklat." Ucap Tuan muda Vinlo dengan santai.
Nayla bergegas mengoleskan selai di roti panggang. setelah selesai, di hidangkan roti itu untuk sarapan Tuan Muda. "Silahkan, untuk tehnya...."
"Dua sendok teh gulanya." Jelas Tuan Muda Vinlo dengan menyantap roti panggang buatan Nayla.
Dua sendok teh di buat dalam cangkir yang sudah berisikan air hangat. Teh terhidang sedikit lambat karena Nayla baru pertama kali nya menyajikan sarapan untuk seseorang.
Selama ini, hidup di kampung. Sarapan atau makan pagi, Nayla jarang untuk hal itu. dia akan makan jika lapar,tidak memandang waktu kapan hari menyantap makanan.
Memikirkan hidup yang penuh kesederhanaan ini, Nayla secepatnya mengeleng kepala. Dia harus sebisa mungkin untuk tidak mengingat kehidupannya.saat ini, menjalani kebahagiaan dalam bekerja yang paling penting.
"Terima kasih sarapannya." Ucap Tuan muda Vinlo, dia bangun perlahan.
"Terima kasih juga Bi Kia sudah ikut membantu. Nayla belajarlah darinya." Tambahnya.
Nayla mengangguk bersamaan dengan kepala pelayan. Tuan muda mereka pergi meninggalkan ruang makan.
"Kamu tampak gugup Nayla, semangat lah. Wajar jika gugup karena ini hari pertamamu." Ucap Kia sambil mendekati meja makan.
Nayla mengikuti langkahnya, dia harus belajar dari kepala pelayan. Hari pertamanya tidak boleh mengecewakan.
"Setelah sarapan, biasanya Tuan muda akan sedikit bersantai di kamarnya. Saat itu, gunakan waktu untuk membereskan meja ini. Saat tuan muda turun dari tangga, di saat itu juga kamu harus berdiri disampingnya." Ucap Kia sambil membantu Nayla.
Nayla mengangguk dengan apa yang di ucapkan oleh kepala pelayan. Dia menatap kearah tangga sesaat, terlihat tuan muda melangkah menuruni tangga.
Nayla sedikit berlari untuk tiba di dekat sana. Kakinya yang pendek itu tidak sanggup hanya berjalan saja.
Melihat kedatangan Nayla yang terburu-buru, menarik perhatian Vinlo. Dia berhenti melangkah di antaran pertengahan tangga, menunggu Nayla tiba di bawah sana.
Nayla berhenti tepat di bawah tangga, menunggu tuan mudanya turun. Tetapi, tidak ada suara langkah kaki mendekat, hanya keheningan di sekelilingnya.
Pandangan menunduk itu di angkat oleh Nayla, dia memandang kearah di mana Tuan Muda Vinlo berdiri. Ada senyum terukir di wajah Tuan Muda yang membuat Nayla mematung seketika.
"Jangan berlari seperti itu Nayla, kamu akan terjatuh nanti." Ucap Vinlo, dia kembali menuruni tangga dengan perlahan.
Saat tiba di lantai bawah, Nayla semakin mematung melihat tuan muda berdiri tepat didepannya. Senyum di wajah tuannya tidak menghilang.
"Jangan terlalu maksa dirimu, jadilah diri sendiri dan bekerja dengan baik." Tuan Muda Vinlo memberikan Nayla tas kerja yang dia bawa.
Nayla menatap bingung ke arah tangannya. "Kamu ingin membantuku kan? Bawalah." Ucap Vinlo menjelaskan maksudnya.
Nayla mengangguk dan membawa tas kerja milik Vinlo, dia melangkah tepat di belakang Tuan Mudanya.
Asik dengan pikiran sendiri, Nayla tidak sadar kalau Tuan muda Vinlo telah berhenti melangkah. Tubuh Nayla menubruk Pria itu hingga suara mengaduh keluar dari mulutnya.
"Ma-maaf Tuan Muda." Nayla memundukkan kepalanya. "Nayla, apa yang kamu lakukan. Kamu ingin pekerjaanmu berakhir di hari pertamamu?" Benak Nayla.
Tidak ada jawaban dari perkataan maafnya. Nayla menganggkat kepala dan melihat Tuan Muda yang tengah terkekeh.
"Eh?" Wajah bingung Nayla semakin membuat Tuan Muda tertawa.
"Haha, Nayla jangan bengong ketika berkerja. Kamu harus fokus dengan apa yang kamu lakukan, agar tidak menyesal nantinya." Ucap tuan muda.
Nayla mengangguk dengan cepat, wajahnya memerah mendengar ucapan dari Tuannya. Tidak bisa di pungkiri, dia sudah melakukan kesalahan dan Tuan muda menegurnya dengan begitu lembut.
Ayolah, di sini dia bekerja. bukan menjadi teman Tuan Muda. Nayla merasa ada hal aneh di dalam dirinya. Dengan cepat, dia menepis hal aneh itu agar pekerjaannya baik-baik saja.
"Terima kasih Tuan Muda dan maafkan Nayla. Ini tasnya." Nayla memberikan tas yang ada di tangan.
Tuan Muda Vinlo menyambut tas yang Nayla berikan. "Terima kasih kembali. Bi Kia, jangan mengajarkan hal yang sulit untuknya! Oke, aku berangkat."
Kepergian Tuan Muda Vinlo memberi kelegaan untuk Nayla, dia melihat kearah Kepala Pelayan.
"Aku melakukan banyak kesalahan di pagi ini." Celetuknya. Membayangkan sejak sarapan hingga Tuan Muda berangkat, sudah banyak kesalahan yang dia lakukan.
"Tidak apa, ini hari pertamamu. Wajar jika kamu melakukan kesalahan. Sudahlah, mari kita melanjutkan apa yang belum kamu ketahui." Ucap Kia.
Nayla mendekat kearahnya, mengikuti apa yang akan mereka lakukan setelah semua ini.
"Biasanya, jam makan siang Tuan Muda Vinlo tidak akan kembali. Tetapi, untuk menghindari kesalahan. Hidangkan satu menu untuknya." Kia melangkah menuju ke dapur hingga ke ruang cuci.
"Seperti ucapan tuan muda, aku tidak akan menyulitkan mu. Lakukan hal yang biasa kamu kerjakan. Misal, saat tuan muda pergi kamu akan mengerjakan apa untuk memulai semuanya...."
Kia menatap kearah Nayla dan melanjutkan ucapannya. "Biasanya, Kia akan memulai dengan menyapu dan mengepel. Nah, Nayla bisa menentukan hal apa dulu di kerjakan." Jelas Kia.
Nayla mengangguk mendengar penjelasan dari Kepala Kepala. "Di kampung, aku akan memulai dengan dua pekerjaan sekali gus." Benaknya.
Pandangan Nayla mengarah ke mesin cuci yang begitu besar. "Aku ingin belajar mengunakan semua benda disini. Tapi sebelum itu, aku akan mengikuti saran Kakak Kia." Ucap Nayla.
Kia mengangguk. "Kalau begitu, kita mulai dengan bersih-bersih."
Hari pertama Nayla di awal tidak berjalan lancar. Tetapi, bimbingan dari Kia membuatnya belajar banyak hal. Belajar dari kesalahan dan terus maju ke depan.
Nayla akan melewati semua ini dengan baik. Dia mengingat tujuannya disini, bekerja dan membantu ibunya di kampung.
"Ayo, semangat Nayla!" Gumannya sambil mengepel ruangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Nenieedesu
jangan lupa mampir dan tinggalkan jejak dinovel aq kak dear Handana
2023-06-22
2