Bab 5 : Sarapan

Nayla menatap hidangan yang dibuat oleh Kia. Sarapan yang sederhana. Hanya roti panggang dengan selai coklat dan strawberry disana.

"Nayla, oleskan Selai yang di minta tuan muda kepadamu. Untuk teh hangat, aku sudah membuatnya. Tinggal di beri gula sesuai dengan selera tuan muda." Jelas Kia.

Nayla mengangguk. Tidak jauh dari tempat mereka, sang Tuan muda datang dengan setelan yang telah Nayla siapkan.

Kemeja putih, jas abu-abu dan dasi hitam. Tuan muda yang melangkah mendekati meja makan begitu sangat tampan. Nayla tidak bisa mengalihkan pandangannya.

"Dia, mengenakan semua yang ku siapkan?" Benak Nayla.

"Sssttt, Nayla." Bisik Kia sambil mencolek lengan Nayla.

Nayla tersadar seketika, dia menatap kearah kepala pelayan yang menyadarkannya. "Hidangkan sarapannya." Bisik Kia.

Dengan kelagapan, Nayla mendekat kearah Tuan Muda. "Maaf Tuan Muda, Nayla bengong." Kejujuran tidak pernah hilang darinya. Nayla akan berkata jujur dengan apa yang dia alami.

Tuan muda yang sedang memeriksa ponselnya terkejut. Di letakkan ponsel dengan perlahan dan menatap kearah Nayla.

"Namamu, Nayla bukan?" Tanya Tuan Muda.

Nayla terteguh mendengar pertanyaannya. "Be-benar tuan muda, nama saya Nayla Putri."

Tuan muda mengangguk dan tersenyum. "Vinlo Margatha, panggil saja Vin." Ucap Vinlo.

Nayla diam sesaat, dia tidak tahu harus merespon seperti apa. Bagaimana pun, ini hal baru untuknya. memangil Tuan Muda dengan namanya secara langsung?.

"Ah, jika memang sulit, Panggil saja Tuan Muda Vin." Lanjut Vinlo.

Nayla hanya bisa mengangguk, dia menyajikan roti panggang dengan menatap selai didepannya.

"Oh ya, selai coklat." Ucap Tuan muda Vinlo dengan santai.

Nayla bergegas mengoleskan selai di roti panggang. setelah selesai, di hidangkan roti itu untuk sarapan Tuan Muda. "Silahkan, untuk tehnya...."

"Dua sendok teh gulanya." Jelas Tuan Muda Vinlo dengan menyantap roti panggang buatan Nayla.

Dua sendok teh di buat dalam cangkir yang sudah berisikan air hangat. Teh terhidang sedikit lambat karena Nayla baru pertama kali nya menyajikan sarapan untuk seseorang.

Selama ini, hidup di kampung. Sarapan atau makan pagi, Nayla jarang untuk hal itu. dia akan makan jika lapar,tidak memandang waktu kapan hari menyantap makanan.

Memikirkan hidup yang penuh kesederhanaan ini, Nayla secepatnya mengeleng kepala. Dia harus sebisa mungkin untuk tidak mengingat kehidupannya.saat ini, menjalani kebahagiaan dalam bekerja yang paling penting.

"Terima kasih sarapannya." Ucap Tuan muda Vinlo, dia bangun perlahan.

"Terima kasih juga Bi Kia sudah ikut membantu. Nayla belajarlah darinya." Tambahnya.

Nayla mengangguk bersamaan dengan kepala pelayan. Tuan muda mereka pergi meninggalkan ruang makan.

"Kamu tampak gugup Nayla, semangat lah. Wajar jika gugup karena ini hari pertamamu." Ucap Kia sambil mendekati meja makan.

Nayla mengikuti langkahnya, dia harus belajar dari kepala pelayan. Hari pertamanya tidak boleh mengecewakan.

"Setelah sarapan, biasanya Tuan muda akan sedikit bersantai di kamarnya. Saat itu, gunakan waktu untuk membereskan meja ini. Saat tuan muda turun dari tangga, di saat itu juga kamu harus berdiri disampingnya." Ucap Kia sambil membantu Nayla.

Nayla mengangguk dengan apa yang di ucapkan oleh kepala pelayan. Dia menatap kearah tangga sesaat, terlihat tuan muda melangkah menuruni tangga.

Nayla sedikit berlari untuk tiba di dekat sana. Kakinya yang pendek itu tidak sanggup hanya berjalan saja.

Melihat kedatangan Nayla yang terburu-buru, menarik perhatian Vinlo. Dia berhenti melangkah di antaran pertengahan tangga, menunggu Nayla tiba di bawah sana.

Nayla berhenti tepat di bawah tangga, menunggu tuan mudanya turun. Tetapi, tidak ada suara langkah kaki mendekat, hanya keheningan di sekelilingnya.

Pandangan menunduk itu di angkat oleh Nayla, dia memandang kearah di mana Tuan Muda Vinlo berdiri. Ada senyum terukir di wajah Tuan Muda yang membuat Nayla mematung seketika.

"Jangan berlari seperti itu Nayla, kamu akan terjatuh nanti." Ucap Vinlo, dia kembali menuruni tangga dengan perlahan.

Saat tiba di lantai bawah, Nayla semakin mematung melihat tuan muda berdiri tepat didepannya. Senyum di wajah tuannya tidak menghilang.

"Jangan terlalu maksa dirimu, jadilah diri sendiri dan bekerja dengan baik." Tuan Muda Vinlo memberikan Nayla tas kerja yang dia bawa.

Nayla menatap bingung ke arah tangannya. "Kamu ingin membantuku kan? Bawalah." Ucap Vinlo menjelaskan maksudnya.

Nayla mengangguk dan membawa tas kerja milik Vinlo, dia melangkah tepat di belakang Tuan Mudanya.

Asik dengan pikiran sendiri, Nayla tidak sadar kalau Tuan muda Vinlo telah berhenti melangkah. Tubuh Nayla menubruk Pria itu hingga suara mengaduh keluar dari mulutnya.

"Ma-maaf Tuan Muda." Nayla memundukkan kepalanya. "Nayla, apa yang kamu lakukan. Kamu ingin pekerjaanmu berakhir di hari pertamamu?" Benak Nayla.

Tidak ada jawaban dari perkataan maafnya. Nayla menganggkat kepala dan melihat Tuan Muda yang tengah terkekeh.

"Eh?" Wajah bingung Nayla semakin membuat Tuan Muda tertawa.

"Haha, Nayla jangan bengong ketika berkerja. Kamu harus fokus dengan apa yang kamu lakukan, agar tidak menyesal nantinya." Ucap tuan muda.

Nayla mengangguk dengan cepat, wajahnya memerah mendengar ucapan dari Tuannya. Tidak bisa di pungkiri, dia sudah melakukan kesalahan dan Tuan muda menegurnya dengan begitu lembut.

Ayolah, di sini dia bekerja. bukan menjadi teman Tuan Muda. Nayla merasa ada hal aneh di dalam dirinya. Dengan cepat, dia menepis hal aneh itu agar pekerjaannya baik-baik saja.

"Terima kasih Tuan Muda dan maafkan Nayla. Ini tasnya." Nayla memberikan tas yang ada di tangan.

Tuan Muda Vinlo menyambut tas yang Nayla berikan. "Terima kasih kembali. Bi Kia, jangan mengajarkan hal yang sulit untuknya! Oke, aku berangkat."

Kepergian Tuan Muda Vinlo memberi kelegaan untuk Nayla, dia melihat kearah Kepala Pelayan.

"Aku melakukan banyak kesalahan di pagi ini." Celetuknya. Membayangkan sejak sarapan hingga Tuan Muda berangkat, sudah banyak kesalahan yang dia lakukan.

"Tidak apa, ini hari pertamamu. Wajar jika kamu melakukan kesalahan. Sudahlah, mari kita melanjutkan apa yang belum kamu ketahui." Ucap Kia.

Nayla mendekat kearahnya, mengikuti apa yang akan mereka lakukan setelah semua ini.

"Biasanya, jam makan siang Tuan Muda Vinlo tidak akan kembali. Tetapi, untuk menghindari kesalahan. Hidangkan satu menu untuknya." Kia melangkah menuju ke dapur hingga ke ruang cuci.

"Seperti ucapan tuan muda, aku tidak akan menyulitkan mu. Lakukan hal yang biasa kamu kerjakan. Misal, saat tuan muda pergi kamu akan mengerjakan apa untuk memulai semuanya...."

Kia menatap kearah Nayla dan melanjutkan ucapannya. "Biasanya, Kia akan memulai dengan menyapu dan mengepel. Nah, Nayla bisa menentukan hal apa dulu di kerjakan." Jelas Kia.

Nayla mengangguk mendengar penjelasan dari Kepala Kepala. "Di kampung, aku akan memulai dengan dua pekerjaan sekali gus." Benaknya.

Pandangan Nayla mengarah ke mesin cuci yang begitu besar. "Aku ingin belajar mengunakan semua benda disini. Tapi sebelum itu, aku akan mengikuti saran Kakak Kia." Ucap Nayla.

Kia mengangguk. "Kalau begitu, kita mulai dengan bersih-bersih."

Hari pertama Nayla di awal tidak berjalan lancar. Tetapi, bimbingan dari Kia membuatnya belajar banyak hal. Belajar dari kesalahan dan terus maju ke depan.

Nayla akan melewati semua ini dengan baik. Dia mengingat tujuannya disini, bekerja dan membantu ibunya di kampung.

"Ayo, semangat Nayla!" Gumannya sambil mengepel ruangan.

Terpopuler

Comments

Nenieedesu

Nenieedesu

jangan lupa mampir dan tinggalkan jejak dinovel aq kak dear Handana

2023-06-22

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Nayla Putri
2 Bab 2 : Seleksi
3 Bab 3 : Selamat Untukmu
4 Bab 4 : Hari Pertama
5 Bab 5 : Sarapan
6 Bab 6 : Makan Malam
7 Bab 7 :Sendirian
8 Bab 8 : Kerinduan
9 Bab 9 : Usapan Kepala
10 Bab 10 : Canggung
11 Bab 11 : Menjaga Jarak
12 Bab 12 : Pulang untuk makan siang
13 Bab 13 : Sepertinya
14 Bab 14 : La-i-sa
15 Bab 15 : Membuat Jarak
16 Bab 16 : Maaf dan Cinta
17 Bab 17 : Mengobati Luka
18 Bab 18 : Sate
19 Bab 19 : makan bersama
20 Bab 20 : Merahasiakan
21 Bab 21 : Ayo, kita berbelanja
22 Bab 22: Keluarga Yang Bahagia
23 Bab 23 : Oh, Maaf aku mencaci dirimu
24 Bab 24 : Dia Mengerikan
25 Bab 25 : Tidak boleh di tunda
26 Bab 26 : keluar kota
27 Bab 27 : Sudah membawa Nayla
28 Bab 28 : Gelang Berpermata Ungu
29 Bab 29 : Zivarka
30 Bab 30 : Teguran Ibu
31 Bab 31 : Keraguan
32 Bab 32 : Menyatakan
33 Bab 33 : Teguran yang sama
34 Bab 34 : Kepulangan Vinlo
35 Bab 35 : Pernyataan Cinta
36 Bab 36 : Sarapan berbeda
37 Bab 37: Bertukar kontak
38 Bab 38 : Makan siang di warung
39 Bab 39 : Kekalahan dan Kemenangan
40 Bab 40 : Mengenakan dasi
41 Bab 41 : Ke kantor
42 Bab 42 : Kejutan
43 Bab 43 : Libur lebih awal
44 Bab 44 : Perjodohan
45 Bab 45 : Tiga hari untuk keputusanmu
46 Bab 46 : Aku terima!
47 Bab 47 : Sakit
48 Bab 48 : Pencarian
49 Bab 49 : Kacau
50 Bab 50 : Aku mengetahuinya
51 Bab 51 : Aku merasa kehilangan
52 Bab 52 : Penjelasan
53 Bab 53 : Menikahlah dengan Vinlo
54 Bab 54 : Berkunjung Di Desa
55 Bab 55 : Persetujuan Ibu Durvin
56 Bab 56 : Pernikahan
57 Side Story (Laisa dan Zivarka)
58 Salam Author dan Promosi
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 1: Nayla Putri
2
Bab 2 : Seleksi
3
Bab 3 : Selamat Untukmu
4
Bab 4 : Hari Pertama
5
Bab 5 : Sarapan
6
Bab 6 : Makan Malam
7
Bab 7 :Sendirian
8
Bab 8 : Kerinduan
9
Bab 9 : Usapan Kepala
10
Bab 10 : Canggung
11
Bab 11 : Menjaga Jarak
12
Bab 12 : Pulang untuk makan siang
13
Bab 13 : Sepertinya
14
Bab 14 : La-i-sa
15
Bab 15 : Membuat Jarak
16
Bab 16 : Maaf dan Cinta
17
Bab 17 : Mengobati Luka
18
Bab 18 : Sate
19
Bab 19 : makan bersama
20
Bab 20 : Merahasiakan
21
Bab 21 : Ayo, kita berbelanja
22
Bab 22: Keluarga Yang Bahagia
23
Bab 23 : Oh, Maaf aku mencaci dirimu
24
Bab 24 : Dia Mengerikan
25
Bab 25 : Tidak boleh di tunda
26
Bab 26 : keluar kota
27
Bab 27 : Sudah membawa Nayla
28
Bab 28 : Gelang Berpermata Ungu
29
Bab 29 : Zivarka
30
Bab 30 : Teguran Ibu
31
Bab 31 : Keraguan
32
Bab 32 : Menyatakan
33
Bab 33 : Teguran yang sama
34
Bab 34 : Kepulangan Vinlo
35
Bab 35 : Pernyataan Cinta
36
Bab 36 : Sarapan berbeda
37
Bab 37: Bertukar kontak
38
Bab 38 : Makan siang di warung
39
Bab 39 : Kekalahan dan Kemenangan
40
Bab 40 : Mengenakan dasi
41
Bab 41 : Ke kantor
42
Bab 42 : Kejutan
43
Bab 43 : Libur lebih awal
44
Bab 44 : Perjodohan
45
Bab 45 : Tiga hari untuk keputusanmu
46
Bab 46 : Aku terima!
47
Bab 47 : Sakit
48
Bab 48 : Pencarian
49
Bab 49 : Kacau
50
Bab 50 : Aku mengetahuinya
51
Bab 51 : Aku merasa kehilangan
52
Bab 52 : Penjelasan
53
Bab 53 : Menikahlah dengan Vinlo
54
Bab 54 : Berkunjung Di Desa
55
Bab 55 : Persetujuan Ibu Durvin
56
Bab 56 : Pernikahan
57
Side Story (Laisa dan Zivarka)
58
Salam Author dan Promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!