Tia dan teman-temannya yang ikut bersama dengan Riyan di arena balap motor juga sama terkejutnya, tapi ikut-ikutan meremehkan Sabrina. Sama seperti yang biasa mereka lakukan di kampus setiap hari.
"Woiii, Lo mau merek di sini?"
"Mau cari tambahan mungkin!"
"Hahaha..."
Elliana hanya tersenyum sinis ke arah mereka, tanpa peduli terhadap semua omongan yang ditujukan untuknya.
Selama ini, Sabrina tidak pernah memakai jaket kulit yang identik dengan penampilan khas pengendara motor atau anak motor, yang memiliki kesan berandal yang trendi dan chic. Tapi malam ini, jaket yang dikenakan Elliana membuatnya benar-benar berbeda.
Gaya busananya itu mencuri perhatian Riyan, sebab penampilannya itu membuat Sabrina terlihat stylish, namun tetap dengan siluet keanggunan seorang cewek.
'Gila, cara berpakaiannya benar-benar berbeda. Apa maunya sih sampai dia datang ke tempat seperti ini?'
Riyan sepertinya merasa terganggu dengan kehadiran Sabrina, yang mencuri perhatian banyak cowok yang ada di arena balap.
Begitu juga dengan teman-teman ceweknya Riyan yang lain. Tia dan yang lainnya justru akhirnya membicarakan sabrina dengan penampilan yang baru ini.
Mereka tidak percaya, jika Sabrina mampu membeli pakaian yang mahal seperti yang dikenakannya malam ini. Akhirnya mereka saling sahut-sahutan untuk meledek Sabrina. Padahal Sabrina sedang berada di seberang mereka, berbincang dengan Johan dan gengnya. Jadi tidak memperdulikan mereka yang mengolok-oloknya.
Hal ini membuat Riyan risih dan merasa tidak suka, apalagi Tia dan yang lain membicarakan tentang pakaiannya Sabrina.
'Cantik juga dia, tapi...'
'Ah sial! Ngapain juga gue puji dia!'
Hati Riyan berperang sendiri, antara mengagumi dan menolak pengakuan hatinya yang jujur tentang Sabrina.
"Hehhh cewek cupu! Lo berani gak terima tantangan gue?" Riyan mencoba mengalihkan perhatian Sabrina, dengan memberikan pertanyaan.
Elliana hanya menoleh sekilas ke arah Riyan, kemudian melihat secara bergantian dengan Johan dan Adit.
"Lo mau apa?" tanya Johan menjawab tantangan dari Riyan.
"Gue tanya tuh cewek, bukan Lo!"
"Dia sama Gue, apa mau Lo?"
Antara Riyan dan Johan akhirnya saling adu mulut, dengan tantangan-tantangan yang bicarakan. Padahal tantangan untuk Sabrina belum diutarakan oleh Riyan sendiri.
Pembelaan Johan pada Sabrina membuat Riyan panas. Dia tidak suka melihat Sabrina deket dengan musuhnya.
"Gue mau nantang dia ikutan balap motor!"
Akhirnya dengan cepat Riyan memberikan tantangan pada Sabrina, padahal sebenarnya Riyan tahu jika tidak mungkin. Apalagi selama ini Sabrina tidak pernah mengikuti acara seperti ini, bahkan bisa jadi, Sabrina tidak bisa naik motor.
Begitulah kira-kira pemikiran Riyan, yang sedang emosi dan ingin menjatuhkan Sabrina di depan Johan dan yang lainnya.
"Hehhh banci! Gue lawan Lo, bukan dia!" teriak Johan tidak terima.
Tapi mereka semua tidak tahu bahwa di dalam tubuh Sabrina adalah Elliana, yang tentunya menyukai sebuah tantangan.
"Dia ikut, gue ikut!"
Tia ikut-ikutan mengajukan dirinya sendiri untuk balap motor, jika tantangan Riyan diterima oleh Sabrina. Dia ingin tahu bagaimana Sabrina di arena balap.
"Gue juga ikut!" sahut yang lainnya.
Tapi Riyan segera mengangkat tangannya, meminta pada teman-temannya untuk diam.
"Yang balapan cuma Gue, dia dan dia!"
Riyan memberikan penentuan dan keputusan dengan menuju ke arah Sabrina dan Johan.
"Kenapa harus ada cewek?" Johan tidak terima dengan keputusan Riyan yang sepihak.
Tapi Riyan hanya mengangkat kedua bahunya, tidak peduli dengan protes lawan. Dia hanya ingin memberikan pelajaran pada Sabrina, jika di tempat seperti ini bukanlah dunianya.
Dia berpikir bahwa Sabrina akan menyerah, kemudian segera pulang ke rumah.
"Gue terima."
Semua orang kaget mendengar suara Sabrina yang menerima tantangan Riyan, sebab tidak ada seorangpun yang menduga jika dia akan menerima tantangan tersebut.
"Lo yakin? Jika tidak mending pulang deh!" teriak Riyan memprovokasi.
"Huuuuu..."
"Pulang sana pulang! jadi anak baik aja!"
Temannya yang lain ikut-ikutan meminta Sabrina untuk pulang, dengan kata lain mundur dari tantangan tersebut.
"Lo yakin bisa?" tanya Johan yang sepertinya ikut khawatir juga.
"Iya."
Elliana hanya menjawab pendek, kemudian berdiri untuk berjalan menuju ke deretan motor-motor yang terparkir rapi berjejer di pinggir jalan.
Jalanan ini memang sudah menjadi arena mereka, sebab selain sepi juga jauh dari keramaian.
"Jika Lo gak mau terima ini nggak papa, Gue yang lawan Riyan." Johan kembali meyakinkan Sabrina, jika memang tidak siap.
Adit ikut-ikutan mengangguk mengiyakan, meminta pada Sabrina untuk mundur.
"Gue bisa kok."
Setelah berkata demikian, sabrina menuju ke salah satu motor. Dan motor itu adalah tipe sport yang masih gres alias baru.
Tadinya orang-orang berpikir jika motor tersebut adalah motor dari salah satu orang yang biasa ikut nongkrong di arena tersebut, tapi ternyata miliknya Sabrina.
Hal ini tentu saja membuat mereka semua terdiam, melihat bagaimana cara Sabrina naik ke atas motor tersebut.
"Gue gak percaya itu motor miliknya Sabrina." Tia berbisik pada temannya yang lain.
"Iya, Gue juga gak."
Akhirnya mereka kembali membicarakan tentang Sabrina, yang saat ini sudah berada di atas motor sport dengan warna hitam metalik.
Riyan melihat sabrina tidak berkedip, seakan-akan melihat sosok lain, dan bukan Sabrina yang biasanya. Gadis sederhana yang biasa dikerjain jika ada di kampus.
"Jangan nangis ya jika jatuh dan motor Lo lecet atau ancur!" teriak Riyan, yang mencoba memperingatkan Sabrina supaya mundur dengan sendirinya.
Sebenarnya dia tidak mau jika Sabrina menerima tantangannya ini. Tapi dia kalah gengsi, karena sudah terlanjur menyatakan tantangannya. Apalagi Sabrina juga menerima tantangan tersebut.
Akhirnya Riyan, Sabrina dan Johan menempati posisi start awal untuk memulai perlombaan. Sedangkan Tia sudah di depan mereka, membawa syal merah untuk tanda dimulainya acara ini.
"Lo yakin?" tanya Tia meremehkan.
Tapi Elliana hanya diam saja, tersenyum sinis di dalam helm full face yang dikenakannya.
Padahal Riyan sebenarnya ragu dengan kemampuan Sabrina dengan balapan ini. Dia juga khawatir dengan keadaannya Sabrina, yang tidak pernah dilihatnya naik motor. Apalagi ini motor sport dan mereka saat ini sedang balapan.
Brum... brummm... brummm
"Sekarang saatnya dimulai!"
"Satu... dua... tiga!"
Tia melambaikan syal merah ke atas, sebagai tanda dimulainya para peserta melaju.
Brummm...
Tiga motor sport melaju dengan kencang, sesuai dengan track yang sudah disepakati.
Elliana bersemangat sekali, seakan-akan menemukan dunianya yang dulu. Dia juga bisa mengimbangi permainan balap motor Riyan dan Johan dengan mudahnya.
'Ternyata hanya segitu.' batin Elliana masih berkonsentrasi dengan gas motornya.
Tak butuh waktu lama, Sabrina bisa mendahului kedua lawannya hingga garis finis. Dia memenangkan balapan motor yang diikuti oleh Riyan dan Johan.
Hal ini membuat mereka semua tidak percaya, jika Sabrina yang selama ini mereka rendahkan ternyata mampu melakukan hal yang tidak pernah mereka bayangkan.
Tapi tetap saja mereka tidak percaya begitu saja dan menganggap bahwa malam ini hanyalah keberuntungan Sabrina, atau bisa jadi kedua cowok yang menjadi lawannya mengalah untuk kalah.
Ehhh, kok masih pada gak percaya sih! Lalu bagaimana caranya biar mereka percaya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Hanum Anindya
bagus Sabrina kamu harus buktikan kalau kamu bisa dsn mampu mengalahkan Riyan. 👏👏
2023-02-15
3