Bab 5. Keputusan Sulit

Hari ini adalah hari sabtu, akhir pekan akan segera tiba. Jika sesuai jadwal, harusnya Owen sudah pulang sejak sore hari.

Tessa yang menanti kepulangan Owen, sudah menyiapkan dirinya untuk berkeluh kesah pada pria yang lima bulan terakhir berstatus sebagai suaminya. Ayasya, putri mereka juga telah berusia enam bulan. Tumbuh menjadi bayi cantik dan menggemaskan dengan tubuh gempalnya.

Namun hari ini, sejak siang hingga berganti malam Tessa tak henti-henti menitikkan air mata. Berkali-kali ia mengusap buliran bening yang membanjiri pipinya, sayangnya tetap saja buliran itu kembali luruh tanpa izin pemiliknya.

Dengan lembut ia usap kepala putrinya yang kini telah botak. Tak ada lagi sehelai rambut pun di sana. Padahal baru saja rambut Ayasya mulai tumbuh lagi, setelah dua bulan yang lalu dicukur. Namun pagi ini, tanpa sepengetahuan Tessa … Ibu Damira dan Qanita mencukur habis kembali rambut Ayasya.

“Nggak apa-apa ya, Nak. Nggak lama lagi rambutnya bakalan tumbuh kok. Bunda doain, nanti rambut Ayasya akan tumbuh lebih lebat dari sebelumnya.” Tessa terus saja mengajak putrinya mengobrol seraya memasangkan topi berwarna merah muda di kepala Ayasya. Bayi yang sedang berbaring di box bayinya itu tak henti tersenyum dan sesekali tergelak merespon ucapan sang bunda.

Rupanya dari celah pintu kamar Tessa yang tak tertutup rapat, Ibu Damira melihat semuanya. Brak …! Ibu Damira mendorong dengan kasar pintu kamar hingga mengejutkan Tessa. Bahkan Ayasya sontak saja menangis karena terkejut. Segera Tessa menggendong bayinya.

“Ibu!” seru Tessa.

“Ada masalah apa lagi, Bu?” tanya Tessa yang masih menyimpan kekesalannya setelah peristiwa 'rambut’ putrinya pagi tadi.

“Masalahnya di sini adalah kau!” bentak Bu Damira membuat tangisan Ayasya terdengar semakin keras.

“A-aku? Apa lagi salahku, Bu?” intonasi suara Tessa melemah. Hari ini ia sudah cukup lelah menangis dan tak punya tenaga lagi untuk berdebat dengan ibu mertuanya.

“Salahmu?! Kau ini memang bodoh atau pura-pura bodoh, huh!” Bu Damira terus saja membentak Tessa tanpa peduli dengan Ayasya yang terus menangis dalam dekapan ibunya.

“Bu, komohon … pelankan suara Ibu. Lihatlah, Ayasya terkejut dan terus menangis.” Pinta Tessa.

Jika memang Bu Damira ingin memakinya, Tessa akan terima. Tapi tidak jika itu dilakukan ibu mertuanya di depan putrinya. Tessa percaya, meski Ayasya masih bayi, jika terus mendengarkan suara dengan nada membentak itu tak baik bagi pertumbuhannya kelak.

“Alah … jangan sok baik kau! Melihatmu bersandiwara seperti ini membuatku semakin yakin jika dulu kau sampai hamil dengan putraku karena kau telah menipunya.”

“Menipu? Aku tak pernah menipu Bang Owen,” elak Tessa. Kenyataannya memang seperti itu, Tessa tak akan mengalah kali ini. Selama ini ia terima disebut sebagai wanita murahan, disebut sebagai wanita licik, dan sekarang ibu mertuanya menudingnya sebagai penipu. Haruskah kukatakan jika putranya yang memaksa menikahiku! Batin Tessa.

“Jika semua pencuri mengakui kesalahannya, maka penjara akan penuh,” sarkas Bu Damira.

“Begitu juga denganmu, aku yakin dahulu kau menipu putraku hingga akhirnya kau hamil anaknya,” lanjut Bu Damira.

Ucapan Bu Damira membungkam Tessa, kenyataanya ia tak pernah menipu Owen bahkan ia tak pernah hamil anak Owen. Bungkamnya Tessa disalah artikan oleh Bu Damira. Wanita paruh baya itu semakin yakin jika dugaannya benar. Bungkamnya Tessa dimanfaatkan oleh Bu Damira untuk terus menghina menantunya.

“Dan sekarang kau belum puas, huh? Dengan air mata buayamu itu kau pasti mau mengadu pada Owen. Menjelek-jelekkan seorang ibu di depan putranya. Membuat Owen membenciku. Benar begitu, bukan ?!”

Sepertinya Bu Damira tak akan pernah kehabisan kata untuk menuduh Tessa dengan hal yang tidak dilakukan oleh ibu muda itu. Belum sempat Tessa membela diri, kehadiran Owen membungkam keduanya.

“Ada apa ini?” tegur Owen yang baru saja pulang bekerja. “Jangan bilang kalian bertengkar tanpa peduli Ayasya yang terus menangis?!”

“Cih, untuk apa Ibu bertengkar dengannya. Membuang-buang energi Ibu saja,” celetuk Ibu Damira. “Tanyakan saja pada istrimu yang pandai bersandiwara itu. Asal kamu tahu … dia memiliki rencana mengadu domba kita, Nak,” adu Bu Damira pada putranya.

Mendengar penuturan ibunya, kening Owen mengernyit. Ia lantas menatap Tessa yang kini sedang menimang putrinya agar berhenti menangis.

“Apa maksud Ibu?” tanya Owen dengan tatapan tertuju pada istrinya. Sementara Tessa segera memalingkan wajahnya agar air matanya yang hendak menetes tak akan terlihat oleh suami dan ibu mertuanya.

“Baiklah, Bu. Bisakah Ibu meninggalkan kami? Aku akan coba bicara dengan istriku,” pinta Owen.

“Kamu mengusir Ibu?”

“Bukan begitu, Bu. Sejujurnya aku begitu lelah. Bolehkah aku beristirahat, Bu?” bujuk Owen. Bu Damira akhirnya mengalah, ia mengangguk sebelum akhirnya pergi meninggalkan kamar Tessa dan Owen.

Setelah ibu mertuanya pergi, Tessa pikir Owen akan segera mencecarnya dengan berbagai pertanyaan. Rupanya pria itu mendadak bungkam. Owen langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Semua dilakukan pria itu dengan cepat.

Setelah selesai dengan segala ritualnya dan telah berganti mengenakan piyama, Owen menghampiri Tessa yang tengah menggendong Ayasya. “Boleh aku menggendongnya? Aku sangat merindukan putriku,” ucap Owen.

Tessa mengangguk lalu membiarkan Owen mengambil alih untuk menggendong Ayasya. Awalnya Owen pun terkejut saat ia melepas topi dari kepala putrinya. Ia menatap Tessa seolah sedang bertanya apa yang telah terjadi pada rambut putrinya. Namun saat Tessa menatap ke arah pintu disusul helaan napas panjang wanita itu, Owen akhirnya mengerti apa yang telah terjadi.

Owen tak lagi menuntut jawaban Tessa. Lebih baik jika ia menidurkan Ayasya lebih dulu, pikirnya. Setelah beberapa menit menimang, putri kesayangannya itu akhirnya tertidur. Perlahan Owen membaringkan Ayasya ke dalam box bayinya. Setelah itu ia duduk di tepi tempat tidur, mengamati Tessa yang berbaring memunggunginya.

“Tes, apa kau mau ceritakan apa yang terjadi?” pinta Owen dengan lembut.

Tessa menggeleng tanpa mengubah posisi berbaringnya. “Aku tak ingin dituding memiliki niat untuk mengadu domba antara kau dan ibumu.”

Owen menghela napasnya. “Tak akan, tenang saja. Ceritakan padaku, apalagi jika ini menyangkut putri kita.”

Tessa akhirnya bangun dan duduk bersandar pada Headboard. “Saat aku sedang ke pasar membeli popok, Ibu dan Qanita mencukur rambut Ayasya tanpa memberitahuku lebih dulu,” keluh Tessa.

“Ayasya baru saja dicukur dua bulan lalu, rambutnya yang tumbuh juga belum lebat. Kemudian tanpa bertanya dulu padaku, Ibu dan Qanita kembali mencukurnya. Juga … mungkin karena Ayasya yang bergerak saat mereka mencukurnya, ada beberapa goresan luka di kulit kepalanya,” lanjut Tessa.

Owen tetap bungkam, ia membiarkan Tessa melampiaskan kekesalannya. “Dan saat kutanya mengapa mereka melakukan itu, alasannya adalah agar rambut Ayasya tumbuh lebih lebat dari sebelumnya. Kata Ibu, dari dulu ia selalu melakukan hal itu padamu dan Qanita.”

Owen sebenarnya ingin tertawa, saat mengetahui alasan sang ibu melakukan hal itu. Namun tak ia lakukan karena tak ingin semakin memancing kemarahan istrinya. “Ya sudah kalau begitu, maafkanlah Ibu. Tolong maklumi dia yang masih sering melakukan apa pun berdasarkan kebiasaan.”

“Aku tak marah, Bang. Aku hanya ikut sedih saat melihat kondisi Ayasya yang menangis hingga wajahnya memerah saat aku kembali dari pasar. Lalu tak lama sebelum kamu kembali Ibu datang dan menuding aku sengaja bersedih karena ingin menjelek-jelekkan dirinya padamu,” jelas Tessa.

“Ya, ya, aku mengerti sekarang. Jangan kau pikirkan lagi, tenanglah … aku tahu jika semua tuduhan Ibu itu tak benar,” ujar Owen.

“Bang, bisakah kau beritahu Ibu untuk tak melakukan apa pun pada Ayasya tanpa memberitahuku dulu?” pinta Tessa dengan ragu, ia takut akan menyinggung Owen.

Owen terdiam untuk sesaat. “Akan sulit untuk melakukan itu, tapi akan kucoba.”

“Namun kuminta padamu untuk lebih mengerti ibu dan adikku. Selama yang mereka lakukan tak membahayakan Ayasya, kumohon kau bisa lebih pengertian dan bersabar.”

Ucapan Owen barusan sungguh melukai Tessa. Mengapa hanya dirinya yang diminta untuk mengerti dan bersabar, bagaimana dengan mertua dan adik iparnya? Pikir Tessa.

“Aku juga butuh untuk dimengerti, Bang!” ungkap Tessa.

“Sudah berapa kali aku coba untuk bersabar, Bang. Apa kau lupa saat Ayasya berusia dua bulan dan Qanita terus mencubit hidungnya hingga Ayasya memekik kesakitan? Kau ingat apa alasannya saat itu? Ibu yang menyuruhnya, Bang. Katanya agar hidung Ayasya semakin mancung,” ujar Tessa.

“Lalu apa kau lupa, saat Ibu memandikan Ayasya dengan air dingin padahal ia sedang demam setelah imunisasi lalu setelahnya demam Ayasya semakin parah? Alasannya sama, Bang. Kata Ibu, aku terlalu memanjakan Ayasya padahal memandikan bayi dengan air dingin dapat menguatkan tubuhnya menjadi lebih kuat.”

“Kau ingat semua itu, Bang?” lanjut Tessa.

“Kumohon, Bang … kali ini saja. Demi Ayasya, tolong bicaralah pada Ibu.”

Membenarkan semua ucapan Tessa, Owen tak dapat lagi berkilah. Ia akhirnya hanya bisa mengangguk untuk menenangkan istrinya. “Baiklah, akan kucoba.”

...……...

Waktu terus berlalu … entah Owen telah menepati janjinya atau tidak untuk bicara dengan Ibunya, kenyataannya Ibu Damira tak berubah sama sekali. Beliau masih saja terus menyalahkan cara mengasuh Tessa.

Ibu Damira tak akan berhenti bersungut-sungut saat Tessa menggendong atau menimang-nimang Ayasya. “Awas saja jika besar nanti Ayasya menjadi anak yang manja, itu karena kau yang selalu menggendongnya saat dia masih bayi,” omel Bu Damira.

Tak hanya itu, Bu Damira juga memaksa Tessa untuk mengonsumsi makanan yang hambar selama ia masih menyusui Ayasya. Alasannya agar rasa ASI-nya tak terkontaminasi dengan rasa makanan yang dimakan Tessa.

Terakhir kali yang membuat Tessa kembali berdebat dengan ibu mertuanya adalah ketika Bu Damira memotong bulu mata Ayasya tanpa izin Tessa. Alasannya masih sama, menurut Bu Damira dengan melakukan itu bulu mata Ayasya akan tumbuh semakin tebal nantinya.

Hari-hari yang dilalui Tessa begitu berat, terlebih Owen tak bisa setiap hari berada di sisinya sebab masih harus bekerja di Kota. Hubungannya dengan Owen juga tak menunjukkan banyak kemajuan. Meski keduanya berusaha sebaik mungkin untuk menjadi orang tua terbaik bagi Ayasya, namun sebagai suami istri hubungan mereka hanya sebatas status saja.

Tessa yang semakin tersiksa secara fisik dan tertekan secara mental, dapat dilihat dari tubuh wanita itu yang semakin hari semakin kurus. Ia juga jadi lebih banyak melamun ketika bayinya tertidur. Entah sampai kapan Tessa akan mampu bertahan, dirinya pun tak mampu menjawab hal itu. Namun kejadian hari itu akhirnya membuat Tessa memikirkan satu jalan keluar yang cukup sulit untuk ia lakukan.

Beberapa hari lagi Ayasya akan berusia satu tahun. Namun, hari itu Ayasya tiba-tiba saja terserang demam. Tessa menduga hal itu terjadi karena kondisi cuaca yang akhir-akhir ini tidak menentu. Tessa sudah menghubungi Owen, meminta agar pria itu pulang dan memeriksa kondisi putri mereka. Namun hal buruk terjadi saat Tessa meninggalkan Ayasya ke kamar mandi.

Tanpa sepengetahuan Tessa, Bu Damira meminumkan beberapa sendok kopi pada Ayasya. Betapa terkejutnya Tessa saat melihat putrinya menangis dan terus memuntahkan kopi dan isi perutnya yang lain.

Dan betapa kecewanya Tessa pada Owen ketika ia mengeluhkan kelakuan ibu mertuanya, lagi-lagi Owen meminta Tessa untuk mengerti dan bersabar. Bahkan pria itu meminta Tessa untuk lebih memperhatikan Ayasya. Meminta Tessa agar jangan lalai saat menjaga putri mereka.

Merasa tak sanggup lagi menanggung semuanya, setelah kondisi kesehatan Ayasya membaik, Tessa mengajak Owen untuk bicara. “Bang, aku ingin bicara serius denganmu.” Tessa tak berani menatap Owen saat ini.

“Tentu saja, apa yang ingin kamu bicarakan?” tanya Owen.

“Terima kasih atas semua kebaikanmu padaku dan putriku. Aku dan kamu sudah berusaha yang terbaik, Bang. Namun kupikir usaha kita tak berhasil,” ucap Tessa terdengar ragu-ragu.

“Ada apa, Tes? Sebenarnya apa yang kau ingin katakan?”

“A-aku … aku ingin kamu menceraikan aku, Bang.”

...-----------...

Terpopuler

Comments

🍒⃞⃟🦅🥑⃟kolorijo𝐕⃝⃟🏴‍☠️

🍒⃞⃟🦅🥑⃟kolorijo𝐕⃝⃟🏴‍☠️

knyol bngt ptong blu mta🤦🏻‍♂️

2023-06-12

1

🍭ͪ ͩ📴🍀⃟🐍⁰³❤️⃟Wᵃf

🍭ͪ ͩ📴🍀⃟🐍⁰³❤️⃟Wᵃf

duh gusti Tessa... kau harus kuat menjalani semua ini..

2023-06-10

0

pєkαᴰᴼᴺᴳ

pєkαᴰᴼᴺᴳ

memang seharusnya pisah rumah sama mertua, biar nyaman

2023-05-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Ayo Menikah!
2 Bab 2. Pindah
3 Bab 3. Menjadi Orang Tua
4 Bab 4. Sah
5 Bab 5. Keputusan Sulit
6 Bab 6. Bercerai?!
7 Bab 7. Pindah
8 Bab 8. Rumah baru
9 Bab 9. Salah paham
10 Bab 10. Nasihat Sahabat
11 Bab 11. Misi Tessa
12 Bab 12. Mengambil Hak
13 Bab 13. Cemburu
14 Bab 14. Rindu masa lalu
15 Bab 15. Selebgram Cilik
16 Bab 16. Ketahuan
17 Bab 17. Memperbaiki kesalahan
18 Bab 18. Penyelesaian Masalah
19 Bab 19. Tetangga baru
20 Bab 20. Kejutan pagi hari
21 Bab 21. Apakah aku cemburu?
22 Bab 22. Gangguan saat makan malam
23 Bab 23. Kehadiran teman lama
24 Bab 24. Gundah
25 Bab 25. Ke mana Tessa dan Aya?
26 Bab 26. Aya sakit
27 Bab 27. Kekejaman Bu Damira
28 Bab 28. Tak pernah akur
29 Bab 29. Calon mantu ideal
30 Bab 30. Teman dekat?!
31 Bab 31. Teman dekat???
32 Bab 32. Kerja sama
33 Bab 33. Move On
34 Bab 34. Hati Ke Hati
35 Bab 35. Kehadiran Bu Damira
36 Bab 36. Karena Bu Damira
37 Bab 37. Berakhir di ranjang
38 Bab 38. Ada apa dengan Tessa?
39 Bab 39. Dugaan Owen
40 Bab 40. Tes
41 Bab 41. Alfio, bebas?
42 Bab 42. Negatif
43 Bab 43. Undangan Nawra
44 Bab 44. Pertengkaran
45 Bab 45. Hadiah Untuk Nawra
46 Bab 46. Ulang Tahun Nawra
47 Bab 47. Perdebatan bersama Ibu Mertua
48 Bab 48. Menemui Papi dan Mami
49 Bab 49. Kehilangan Untuk Selamanya
50 Bab 50. Kedatangan Alfio
51 Bab 51. Meyusul Tessa
52 Bab 52. Ulang tahun Aya
53 Bab 53. Siapa dia?
54 Bab 54. Dia putriku!
55 Bab 55. Boneka Kelinci
56 Bab 56. Bertemu lagi
57 Bab 57. Terungkap?!
58 Bab 58. Menghindari Alfio
59 Bab 59. Tak akan menyerah
60 Bab 60. Bantuan
61 Bab 61. Memulai Rencana
62 Bab 62. Hadiah kejutan
63 Bab 63. Usaha menghindari Alfio
64 Bab 64. Memberi waktu
65 Bab 65. Tes
66 Bab 66. Positif
67 Bab 67. Serangan Alfio (1)
68 Bab 68. Serangan Alfio (2)
69 Bab 69. Kesepakatan
70 Bab 70. Ungkapan cinta
71 Bab 71. Ngidam
72 Bab 72. Wanita menyebalkan
73 Bab 73. Antara Korea dan Jepang
74 Bab 74. Menghindar
75 Bab 75. Menjadi wanita licik
76 Bab 76. Kau Ayahnya!
77 Bab 77. Plan B
78 Bab 78. Meyakinkan Bu Damira
79 Bab 79. Mengungkap
80 Bab 80. Menghasut Bu Damira
81 Bab 81. Ketenangan sebelum badai
82 Bab 82. Tamu yang tak diharapkan
83 Bab 83. Keributan di malam hari
84 Bab 84. Semakin Memanas
85 Bab 85. Jujur
86 Bab 86. Keputusan
87 Bab 87. Janji
88 Bab 88. Pergi
89 Bab 89. Terpisah jarak
90 Bab 90. Ide Alfio
91 Bab 91. Tak Berdaya
92 Bab 92. Dugaan Ben
93 Bab 93. Membawa Ayasya
94 Bab 94. Drama Ben dan Owen
95 Bab 95. Drama Ben (Part 2)
96 Bab 96. Kemalangan Nawra
97 Bab 97. Kemalangan Nawra (Part 2)
98 Bab 98. Pembalasan dalam semalam
99 Bab 99. Aku Pulang!
100 Bab 100. Berdua bersama Aya
101 Bab 101. Permintaan Aya
102 Bab 102. Karena boneka lala
103 Bab 103. Permintaan Alfio
104 Bab 104. Awal Yang Baru
105 Bab 105. Hukuman Owen dan Alfio
106 Bab 106. Akhirnya ….
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1. Ayo Menikah!
2
Bab 2. Pindah
3
Bab 3. Menjadi Orang Tua
4
Bab 4. Sah
5
Bab 5. Keputusan Sulit
6
Bab 6. Bercerai?!
7
Bab 7. Pindah
8
Bab 8. Rumah baru
9
Bab 9. Salah paham
10
Bab 10. Nasihat Sahabat
11
Bab 11. Misi Tessa
12
Bab 12. Mengambil Hak
13
Bab 13. Cemburu
14
Bab 14. Rindu masa lalu
15
Bab 15. Selebgram Cilik
16
Bab 16. Ketahuan
17
Bab 17. Memperbaiki kesalahan
18
Bab 18. Penyelesaian Masalah
19
Bab 19. Tetangga baru
20
Bab 20. Kejutan pagi hari
21
Bab 21. Apakah aku cemburu?
22
Bab 22. Gangguan saat makan malam
23
Bab 23. Kehadiran teman lama
24
Bab 24. Gundah
25
Bab 25. Ke mana Tessa dan Aya?
26
Bab 26. Aya sakit
27
Bab 27. Kekejaman Bu Damira
28
Bab 28. Tak pernah akur
29
Bab 29. Calon mantu ideal
30
Bab 30. Teman dekat?!
31
Bab 31. Teman dekat???
32
Bab 32. Kerja sama
33
Bab 33. Move On
34
Bab 34. Hati Ke Hati
35
Bab 35. Kehadiran Bu Damira
36
Bab 36. Karena Bu Damira
37
Bab 37. Berakhir di ranjang
38
Bab 38. Ada apa dengan Tessa?
39
Bab 39. Dugaan Owen
40
Bab 40. Tes
41
Bab 41. Alfio, bebas?
42
Bab 42. Negatif
43
Bab 43. Undangan Nawra
44
Bab 44. Pertengkaran
45
Bab 45. Hadiah Untuk Nawra
46
Bab 46. Ulang Tahun Nawra
47
Bab 47. Perdebatan bersama Ibu Mertua
48
Bab 48. Menemui Papi dan Mami
49
Bab 49. Kehilangan Untuk Selamanya
50
Bab 50. Kedatangan Alfio
51
Bab 51. Meyusul Tessa
52
Bab 52. Ulang tahun Aya
53
Bab 53. Siapa dia?
54
Bab 54. Dia putriku!
55
Bab 55. Boneka Kelinci
56
Bab 56. Bertemu lagi
57
Bab 57. Terungkap?!
58
Bab 58. Menghindari Alfio
59
Bab 59. Tak akan menyerah
60
Bab 60. Bantuan
61
Bab 61. Memulai Rencana
62
Bab 62. Hadiah kejutan
63
Bab 63. Usaha menghindari Alfio
64
Bab 64. Memberi waktu
65
Bab 65. Tes
66
Bab 66. Positif
67
Bab 67. Serangan Alfio (1)
68
Bab 68. Serangan Alfio (2)
69
Bab 69. Kesepakatan
70
Bab 70. Ungkapan cinta
71
Bab 71. Ngidam
72
Bab 72. Wanita menyebalkan
73
Bab 73. Antara Korea dan Jepang
74
Bab 74. Menghindar
75
Bab 75. Menjadi wanita licik
76
Bab 76. Kau Ayahnya!
77
Bab 77. Plan B
78
Bab 78. Meyakinkan Bu Damira
79
Bab 79. Mengungkap
80
Bab 80. Menghasut Bu Damira
81
Bab 81. Ketenangan sebelum badai
82
Bab 82. Tamu yang tak diharapkan
83
Bab 83. Keributan di malam hari
84
Bab 84. Semakin Memanas
85
Bab 85. Jujur
86
Bab 86. Keputusan
87
Bab 87. Janji
88
Bab 88. Pergi
89
Bab 89. Terpisah jarak
90
Bab 90. Ide Alfio
91
Bab 91. Tak Berdaya
92
Bab 92. Dugaan Ben
93
Bab 93. Membawa Ayasya
94
Bab 94. Drama Ben dan Owen
95
Bab 95. Drama Ben (Part 2)
96
Bab 96. Kemalangan Nawra
97
Bab 97. Kemalangan Nawra (Part 2)
98
Bab 98. Pembalasan dalam semalam
99
Bab 99. Aku Pulang!
100
Bab 100. Berdua bersama Aya
101
Bab 101. Permintaan Aya
102
Bab 102. Karena boneka lala
103
Bab 103. Permintaan Alfio
104
Bab 104. Awal Yang Baru
105
Bab 105. Hukuman Owen dan Alfio
106
Bab 106. Akhirnya ….

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!