Bab 4. Sah

“Sah!”

Satu kata yang menyadarkan Tessa jika kini dirinya bukan hanya seorang Ibu, tetapi juga seorang istri. Kedua netranya berkaca-kaca saat ia ikut mengangkat tangannya, memanjatkan doa pada Sang Khalik agar kelak rumah tangganya dan Owen mendapatkan Ridha dari-Nya

Pernikahan sederhana di kediaman orang tua Owen terasa sungguh khidmat. Tak ada tamu undangan lain yang menjadi saksi pernikahan mereka, kecuali kedua orang Tua Tessa dan sahabat-sahabatnya yang sengaja datang dari Kota P.

Setelah prosesi ijab kabul selesai, Tessa harus segera kembali ke kamar. Seanna yang datang terlambat bergegas menemui Tessa di dalam kamar pengantin.

“Tes, selamat ya ….” Ia memeluk erat sahabatnya.

Tiba-tiba saja Seanna mengingat jika dahulu dirinyalah yang menjadi orang pertama yang tahu mengenai kehamilan Tessa. Mengingat masa-masa itu, membuat Seanna menangis dalam pelukan Tessa.

“Hei … kenapa lu menangis? Lu harusnya bahagia untuk gue,” celetuk Tessa dengan suara yang bergetar. Wanita itu tahu apa alasan sahabatnya ini berderai air mata.

“Ini juga gue menangis karena bahagia!” seru Sea ketika melerai pelukan mereka.

“Owen adalah pria yang baik, gue yakin ini adalah keputusan terbaik yang lu ambil.” Seanna sesekali masih terisak seraya mengusap lembut sudut-sudut matanya.

Tessa sungguh bersyukur memiliki Seanna dan Phila sebagai sahabat. Bahkan hingga dirinya melahirkan Ayasya, sahabat-sahabatnya itu sangat pengertian dan tak pernah menuntut Tessa untuk mengungkap rahasia besar yang ia coba kubur dalam-dalam.

Tangisan dari bayi menggemaskan dan bertubuh gempal kesayangan Tessa akhirnya terdengar, bayi itu sudah lama menanti untuk disusui. Dan saat Seanna melihat pemandangan di hadapannya itu, air matanya yang baru saja mengering kembali luruh tanpa permisi.

“Astaga, Seanna. Ada apa denganmu? Hari masih pagi dan kamu sudah banyak menangis,” celetuk Tessa. “Noah akan marah padaku. Ia akan mengira aku merisak istri kesayangannya,” lanjut Tessa mengundang tawa kedua wanita itu.

Tawa mereka terhenti saat terdengar bunyi ketukan di pintu disusul suara seorang anak laki-laki, “Mi … Mami, apa Mami di dalam?”

Jika kening Tessa mengernyit, berbeda dengan Seanna yang kini tersenyum. “Ya, Mami di sini. Masuklah!” teriak Seanna.

“Ma-mi?” gumam Tessa. Wanita yang sebulan lalu telah resmi menjadi seorang ibu, menatap penuh tanda tanya pada sahabatnya.

“Tess … kenalin ini putra pertama gue,” ucap Seanna.

Sejak kapan Seanna dan Dokter Noah memiliki seorang putra, tanya Tessa dalam hati.

“Hai, Bibi. Nama aku, Izzan.” Tessa masih bungkam meski satu tangannya tetap ia ulurkan saat Izzan ingin bersalaman dengannya. Melihat anggukan Seanna, tanpa sahabatnya itu ceritakan ia sudah mengerti siapa anak laki-laki yang sangat sopan di hadapannya.

Kedua netra Izzan tak berkedip saat melihat bayi mungil yang sedang tertidur nyenyak dalam gendongan Tessa. “Wah … dia sangat menggemaskan,” gumamnya.

“Namanya Ayasya. Kau ingin berkenalan dengannya?” tanya Tessa.

Izzan mengangguk, “Aku sangat ingin berkenalan dengannya, Bi. Tapi aku akan menunggunya bangun lebih dulu.” Ucapan polos Izzan mengundang tawa Tessa juga Seanna.

“Kau harus menunggu lama jika seperti itu, Nak,” ucap Seanna saat Izzan duduk di sisinya. “Bayi seperti Ayasya memang lebih banyak tidur,” jelasnya.

“Apa nanti jika adikku lahir, dia juga akan terus tidur seperti Ayasya?” tanya Izzan pada ibunya.

“Apa … adik?” celetuk Tessa mencoba menebak maksud ucapan Izzan.

“Ya, Bibi. Aku akan segera memiliki adik,” jawab Izzan membuat Tessa menutup mulutnya dengan salah tangannya agar tak memekik karena ikut bahagia.

“Selamat, Sea!” serunya. “Jaga kesehatanmu, jangan kelelahan, dan juga jangan terbebani dengan banyak pikiran. Jangan memendam kesedihanmu sendiri. Gue yakin Dokter Noah akan selalu ada untuk ngejaga Lu,” ucap Tessa bersemangat namun tetesan air mata membanjiri pipinya.

Sea mengangguk namun dalam hati ia terus bertanya, mengapa nasihat Tessa terdengar seperti curahan hati. “Ya, Tess. Terima kasih sudah ngingatin gue. Gue akan selalu ingat nasihat lu,” ujar Seanna.

“Ya, Bibi. Aku juga akan jagain Mami dan adik,” celetuk Izzan dengan percaya diri seraya menepuk dadanya dengan satu tangan. Tessa dan Seanna sampai dibuat tertawa melihat tingkah Izzan.

...…...

Ayasya ... bayi mungil nan menggemaskan itu menjadi rebutan Phila dan Sandy, sahabat Tessa juga Owen. Keduanya terus berdebat mengenai siapa yang berhak menggendong bayi yang terus saja menutup kedua netranya.

“Kalian hanya akan mengganggu tidur nyenyak putriku,” tegur Owen.

“Huh … Dokter Owen sepertinya akan menjadi Ayah yang protektif,” balas Phila mengundang tawa dari yang lainnya.

Kebahagiaan begitu terasa di ruang tamu kediaman Owen. Orang tua Tessa yang turut hadir untuk menikahkan putrinya, juga terlihat sangat menyayangi cucunya. Mami dan Papi Tessa bahkah tak jauh berbeda dengan Sandy dan Phila, tak jarang keduanya berebut untuk menggendong Ayasya.

Pemandangan di dalam rumah tersebut sangat jauh berbeda dengan yang terjadi di luar rumah. Ibu Damira dan Qanita yang merasa tak nyaman saat melihat canda dan tawa Tessa, memilih pergi keluar rumah. Namun, bukannya ketenangan yang mereka dapatkan, di luar rumah kekesalan keduanya semakin berlipat ganda.

“Bu Damira … sekarang sudah jarang keluar rumah. Lagi sibuk momong cucu, ya?” ucap Ibu pemilik toko kelontong.

“Iya, Bu. Alhamdulillah, cucu saya jarang rewel. Bikin betah tinggal di rumah,” jawab Bu Damira.

“Syukur deh … memang lebih baik jika Bu Damira yang momong cucunya. Amit-amit deh, Bu … kalau cucunya nanti ngikutin jejak mamanya.” Komentar salah seorang Ibu yang lain dan hal itu benar-benar memancing amarah Bu Damira.

“Eh, Ibu jangan asal ngomong, ya!” pekik Bu Damira membuat perhatian Ibu-ibu lain yang juga ada di tempat itu kini tertuju padanya.

“Amit-amit bagaimana yang Ibu maksud? Awas saja ya kalau berani menghina cucu saya!” lanjut Bu Damira semakin meninggikan suaranya.

“Loh kok Bu Damira malah marah! Niat saya kan baik, mendoakan cucu Bu Damira agar nggak ngikutin jejak mamanya yang hamil di luar nikah.” Balas Ibu tersebut tak terima Bu Damira memakinya.

Sontak Bu Damira terdiam. Pembelaan apa lagi yang bisa ia katakan, kenyataannya semua yang dikatakan mengenai Tessa memang benar adanya.

“Kalian semua nggak usah ya sibuk ngurusin keluarga orang lain. Nggak perlu doain keluarga aku. Doain saja keluarga kalian, semoga anak cucu kalian nggak ada yang hamil di luar nikah!” geram Bu Damira sebelum berlalu pergi.

Napasnya sudah memburu menahan malu dan amarah. Qanita, putrinya tak bisa membantu apa-apa. Sejak tadi gadis itu hanya bisa mengingatkan Ibunya untuk bersabar. Namun semua yang dilakukan Qanita rasanya tak ada gunanya. Apalagi saat berlalu, samar-samar Bu Damira masih bisa mendengar cibiran dari salah seorang ibu yang lain.

“Dulu aja bisanya ngebangga-banggain anaknya yang seorang dokter sukses di Kota. Ternyata yang sukses bukan karirnya, tapi malah sukses hamilin anak orang!” celetuk seorang ibu yang lain.

Bu Damira hampir saja kembali ke tempat itu seandainya ia tak dicegah oleh Qanita. Rasanya ia sudah siap untuk mencakar satu per satu wajah ibu-ibu yang telah menghinanya.

Setibanya di rumah, Bu Damira masuk tanpa mengucapkan salam. Dengan menghentak-hentak kakinya, ia berjalan masuk melewati semua orang yang berada di ruang tamu. Kedua orang tua Tessa juga para sahabat Tessa dan Owen menjadi segan untuk berlama-lama di sana, pasalnya si empunya rumah sepertinya tak senang dengan kehadiran mereka.

Tessa yang ke dapur untuk mengambil minuman, dibuat terkejut ketika Bu Damira tiba-tiba saja datang dan mendorong pundaknya dari belakang. “Kau, wanita murahan! Kau tahu apa yang baru saja terjadi padaku karena ulahmu?!”

“Apa maksud, Ibu?” tanya Tessa.

“Kau tahu, karena kau … ibu-ibu di sekitar sini jadi menghina Owen, putraku!” Bu Damira mendorong dahi Tessa dengan telunjuknya. Tessa sampai harus mundur beberapa langkah untuk menghindar.

“Maafkan aku, Bu. Tapi-“ ucapan Tessa kembali di sela oleh Bu Damira.

“Tapi apa, hah?” pekik Bu Damira.

Tessa sampai menelan salivanya karena terkejut. Sejujurnya dalam hati ia khawatir seandainya Mami atau Papinya mengetahui kemalangan apa yang selama ini ia alami di rumah itu.

“Asal kau tahu, suatu saat nanti Ayasya akan malu memiliki ibu sepertimu. Dasar wanita murahan!” maki Bu Damira.

Buliran bening seketika berlinang dari pelupuk mata Tessa. Hancur! Hati wanita itu sungguh hancur berkeping-keping mendengar penghinaan dari ibu mertuanya. Apakah benar jika putriku akan malu memiliki Ibu sepertiku?

Tak jauh dari dapur, rupanya ada orang lain yang ikut menangis saat melihat dan mendengar semua penghinaan yang Tessa terima. Dalam hati ia memohon pada Yang Maha Kuasa. Tuhan, tolong kuatkan Tessa. Aku tahu dia wanita yang kuat, kumohon lindungi dia, Ya Tuhan.

...———————...

Terpopuler

Comments

🍒⃞⃟🦅🥑⃟ucupucul🦉𝐕⃝⃟🏴‍☠️

🍒⃞⃟🦅🥑⃟ucupucul🦉𝐕⃝⃟🏴‍☠️

udh nkh lbh kmbli ja k kota sblumny dri pd trsiksa sma tuh ibuny Owen

2023-06-12

1

🍭ͪ ͩ📴🍀⃟🐍⁰³❤️⃟Wᵃf

🍭ͪ ͩ📴🍀⃟🐍⁰³❤️⃟Wᵃf

ingat bu kau punya anak perempuan.. jangan sampe kurma nanti datang pada anak mu...

2023-06-10

0

💫ֆɦǟզʊɛɛռǟ🍒⃞⃟🦅👻ᴸᴷ

💫ֆɦǟզʊɛɛռǟ🍒⃞⃟🦅👻ᴸᴷ

siapa yg ngintif apa mamanya tesa🤔

2023-05-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Ayo Menikah!
2 Bab 2. Pindah
3 Bab 3. Menjadi Orang Tua
4 Bab 4. Sah
5 Bab 5. Keputusan Sulit
6 Bab 6. Bercerai?!
7 Bab 7. Pindah
8 Bab 8. Rumah baru
9 Bab 9. Salah paham
10 Bab 10. Nasihat Sahabat
11 Bab 11. Misi Tessa
12 Bab 12. Mengambil Hak
13 Bab 13. Cemburu
14 Bab 14. Rindu masa lalu
15 Bab 15. Selebgram Cilik
16 Bab 16. Ketahuan
17 Bab 17. Memperbaiki kesalahan
18 Bab 18. Penyelesaian Masalah
19 Bab 19. Tetangga baru
20 Bab 20. Kejutan pagi hari
21 Bab 21. Apakah aku cemburu?
22 Bab 22. Gangguan saat makan malam
23 Bab 23. Kehadiran teman lama
24 Bab 24. Gundah
25 Bab 25. Ke mana Tessa dan Aya?
26 Bab 26. Aya sakit
27 Bab 27. Kekejaman Bu Damira
28 Bab 28. Tak pernah akur
29 Bab 29. Calon mantu ideal
30 Bab 30. Teman dekat?!
31 Bab 31. Teman dekat???
32 Bab 32. Kerja sama
33 Bab 33. Move On
34 Bab 34. Hati Ke Hati
35 Bab 35. Kehadiran Bu Damira
36 Bab 36. Karena Bu Damira
37 Bab 37. Berakhir di ranjang
38 Bab 38. Ada apa dengan Tessa?
39 Bab 39. Dugaan Owen
40 Bab 40. Tes
41 Bab 41. Alfio, bebas?
42 Bab 42. Negatif
43 Bab 43. Undangan Nawra
44 Bab 44. Pertengkaran
45 Bab 45. Hadiah Untuk Nawra
46 Bab 46. Ulang Tahun Nawra
47 Bab 47. Perdebatan bersama Ibu Mertua
48 Bab 48. Menemui Papi dan Mami
49 Bab 49. Kehilangan Untuk Selamanya
50 Bab 50. Kedatangan Alfio
51 Bab 51. Meyusul Tessa
52 Bab 52. Ulang tahun Aya
53 Bab 53. Siapa dia?
54 Bab 54. Dia putriku!
55 Bab 55. Boneka Kelinci
56 Bab 56. Bertemu lagi
57 Bab 57. Terungkap?!
58 Bab 58. Menghindari Alfio
59 Bab 59. Tak akan menyerah
60 Bab 60. Bantuan
61 Bab 61. Memulai Rencana
62 Bab 62. Hadiah kejutan
63 Bab 63. Usaha menghindari Alfio
64 Bab 64. Memberi waktu
65 Bab 65. Tes
66 Bab 66. Positif
67 Bab 67. Serangan Alfio (1)
68 Bab 68. Serangan Alfio (2)
69 Bab 69. Kesepakatan
70 Bab 70. Ungkapan cinta
71 Bab 71. Ngidam
72 Bab 72. Wanita menyebalkan
73 Bab 73. Antara Korea dan Jepang
74 Bab 74. Menghindar
75 Bab 75. Menjadi wanita licik
76 Bab 76. Kau Ayahnya!
77 Bab 77. Plan B
78 Bab 78. Meyakinkan Bu Damira
79 Bab 79. Mengungkap
80 Bab 80. Menghasut Bu Damira
81 Bab 81. Ketenangan sebelum badai
82 Bab 82. Tamu yang tak diharapkan
83 Bab 83. Keributan di malam hari
84 Bab 84. Semakin Memanas
85 Bab 85. Jujur
86 Bab 86. Keputusan
87 Bab 87. Janji
88 Bab 88. Pergi
89 Bab 89. Terpisah jarak
90 Bab 90. Ide Alfio
91 Bab 91. Tak Berdaya
92 Bab 92. Dugaan Ben
93 Bab 93. Membawa Ayasya
94 Bab 94. Drama Ben dan Owen
95 Bab 95. Drama Ben (Part 2)
96 Bab 96. Kemalangan Nawra
97 Bab 97. Kemalangan Nawra (Part 2)
98 Bab 98. Pembalasan dalam semalam
99 Bab 99. Aku Pulang!
100 Bab 100. Berdua bersama Aya
101 Bab 101. Permintaan Aya
102 Bab 102. Karena boneka lala
103 Bab 103. Permintaan Alfio
104 Bab 104. Awal Yang Baru
105 Bab 105. Hukuman Owen dan Alfio
106 Bab 106. Akhirnya ….
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1. Ayo Menikah!
2
Bab 2. Pindah
3
Bab 3. Menjadi Orang Tua
4
Bab 4. Sah
5
Bab 5. Keputusan Sulit
6
Bab 6. Bercerai?!
7
Bab 7. Pindah
8
Bab 8. Rumah baru
9
Bab 9. Salah paham
10
Bab 10. Nasihat Sahabat
11
Bab 11. Misi Tessa
12
Bab 12. Mengambil Hak
13
Bab 13. Cemburu
14
Bab 14. Rindu masa lalu
15
Bab 15. Selebgram Cilik
16
Bab 16. Ketahuan
17
Bab 17. Memperbaiki kesalahan
18
Bab 18. Penyelesaian Masalah
19
Bab 19. Tetangga baru
20
Bab 20. Kejutan pagi hari
21
Bab 21. Apakah aku cemburu?
22
Bab 22. Gangguan saat makan malam
23
Bab 23. Kehadiran teman lama
24
Bab 24. Gundah
25
Bab 25. Ke mana Tessa dan Aya?
26
Bab 26. Aya sakit
27
Bab 27. Kekejaman Bu Damira
28
Bab 28. Tak pernah akur
29
Bab 29. Calon mantu ideal
30
Bab 30. Teman dekat?!
31
Bab 31. Teman dekat???
32
Bab 32. Kerja sama
33
Bab 33. Move On
34
Bab 34. Hati Ke Hati
35
Bab 35. Kehadiran Bu Damira
36
Bab 36. Karena Bu Damira
37
Bab 37. Berakhir di ranjang
38
Bab 38. Ada apa dengan Tessa?
39
Bab 39. Dugaan Owen
40
Bab 40. Tes
41
Bab 41. Alfio, bebas?
42
Bab 42. Negatif
43
Bab 43. Undangan Nawra
44
Bab 44. Pertengkaran
45
Bab 45. Hadiah Untuk Nawra
46
Bab 46. Ulang Tahun Nawra
47
Bab 47. Perdebatan bersama Ibu Mertua
48
Bab 48. Menemui Papi dan Mami
49
Bab 49. Kehilangan Untuk Selamanya
50
Bab 50. Kedatangan Alfio
51
Bab 51. Meyusul Tessa
52
Bab 52. Ulang tahun Aya
53
Bab 53. Siapa dia?
54
Bab 54. Dia putriku!
55
Bab 55. Boneka Kelinci
56
Bab 56. Bertemu lagi
57
Bab 57. Terungkap?!
58
Bab 58. Menghindari Alfio
59
Bab 59. Tak akan menyerah
60
Bab 60. Bantuan
61
Bab 61. Memulai Rencana
62
Bab 62. Hadiah kejutan
63
Bab 63. Usaha menghindari Alfio
64
Bab 64. Memberi waktu
65
Bab 65. Tes
66
Bab 66. Positif
67
Bab 67. Serangan Alfio (1)
68
Bab 68. Serangan Alfio (2)
69
Bab 69. Kesepakatan
70
Bab 70. Ungkapan cinta
71
Bab 71. Ngidam
72
Bab 72. Wanita menyebalkan
73
Bab 73. Antara Korea dan Jepang
74
Bab 74. Menghindar
75
Bab 75. Menjadi wanita licik
76
Bab 76. Kau Ayahnya!
77
Bab 77. Plan B
78
Bab 78. Meyakinkan Bu Damira
79
Bab 79. Mengungkap
80
Bab 80. Menghasut Bu Damira
81
Bab 81. Ketenangan sebelum badai
82
Bab 82. Tamu yang tak diharapkan
83
Bab 83. Keributan di malam hari
84
Bab 84. Semakin Memanas
85
Bab 85. Jujur
86
Bab 86. Keputusan
87
Bab 87. Janji
88
Bab 88. Pergi
89
Bab 89. Terpisah jarak
90
Bab 90. Ide Alfio
91
Bab 91. Tak Berdaya
92
Bab 92. Dugaan Ben
93
Bab 93. Membawa Ayasya
94
Bab 94. Drama Ben dan Owen
95
Bab 95. Drama Ben (Part 2)
96
Bab 96. Kemalangan Nawra
97
Bab 97. Kemalangan Nawra (Part 2)
98
Bab 98. Pembalasan dalam semalam
99
Bab 99. Aku Pulang!
100
Bab 100. Berdua bersama Aya
101
Bab 101. Permintaan Aya
102
Bab 102. Karena boneka lala
103
Bab 103. Permintaan Alfio
104
Bab 104. Awal Yang Baru
105
Bab 105. Hukuman Owen dan Alfio
106
Bab 106. Akhirnya ….

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!