Trapped In Mafia Love

Trapped In Mafia Love

Permulaan

Kolombia, 24 Januari 2006.

Seorang anak kecil berusia dua belas tahun tengah menyantap makan siangnya. Wajahnya sangat gembira melihat makan siang dengan menu bandeja paisa, makanan kesukaannya. Ia duduk di meja makan mengambil sendok untuk segera menyantapnya.

“Elizabeth,” panggil sang Ayah. Ia duduk di samping putri kesayangannya, Elizabeth Mustamu.

“Ada apa Ayah?” Elizabeth bertanya kala melihat ekspresi sang ayah yang berbeda dari biasanya.

Ayah Elizabeth mengeluarkan sebuah micro SD dan menyimpannya di telapak tangan putri semata wayangnya. “Pegang erat-erat Nak.”

Elizabeth memperhatikan micro SD tersebut sebelum tangannya mengepal sempurna. “Baik Ayah.”

Ayah Elizabeth berdiri saat mendengar suara pintu yang di dobrak. Di susul seorang wanita yang berlari menuju ke arah anak serta suaminya.

Lima orang pria bersenjata berlari masuk ke dalam, mencari penghuni rumah.

Dor!

Dor!

Dor!

Dor!

Tubuh wanita tersebut ambruk saat beberapa timah panas menerobos masuk ke dalam organ vital di tubuhnya.

Elizabeth menyimpan tangannya tepat di atas pahanya, menyembunyikan micro SD pemberian sang Ayah.

Dor!

Dor!

Dor!

Elizabeth dapat merasakan cipratan darah milik sang ayah yang mengenai pipinya.

Kepala Elizabeth bergerak perlahan menengok ke arah tubuh ayahnya yang tergeletak di lantai bersimbah darah.

“Elizabeth.”

Elizabeth menengok ke arah pria yang memanggilnya. Tatapan Elizabeth sangat datar, pria di hadapannya adalah orang kepercayaan Ayahnya.

“Kau pasti tahu di mana Ayahmu menyimpan barang berharganya?”

Manik hitam Elizabeth mengarah ke kamar orang tuanya, yang berjarak tiga meter dari tempatnya duduk.

Tiga orang pria masuk ke dalam kamar orang tuanya, Elizabeth mengambil kesempatan untuk melarikan diri dan melompat ke luar jendela. Kakinya berdiri di pembatas rumah, tubuhnya kembali melompat ke jalan sempit. Ia berlari sekuat tenaga.

Pria berbaju hitam segera menyusul Elizabeth, bahkan mereka meminta pasukannya untuk segera menangkap Elizabeth.

Elizabeth berlari menyusuri jalanan sempit. Tiga orang pria berlari dari arah berlawanan. Elizabeth segera berbelok dan lari sekencang mungkin. Ia memasukkan micro SD pemberian ayahnya ke dalam mulutnya lalu ia telan.

Saat bertemu di persimpangan gang sempit Elizabeth mendapatkan tempat persembunyian. Beruntung tong sampah tersebut hanya terisi sebagiannya saja. Ia masuk ke dalam tong sampah besar yang mampu menampung tubuhnya. Elizabeth meringkuk di dalam tong sampah, dan memasang kembali penutupnya. Baunya sangat menyengat, Elizabeth tidak dapat bernafas dengan leluasa.

Tiga orang pria yang mengejarnya kebingungan saat kehilangan jejak Elizabeth, mereka memutuskan untuk berpencar.

Elizabeth diam sesaat menunggu keadaan aman lalu keluar dari tong sampah. Ia berlari menuju jalan yang cukup besar. Elizabeth memperhatikan orang yang berlalu lalang di jalan, namun ia tidak dapat meminta bantuan pada siapa pun.

Sebuah mobil berhenti dan keluar empat orang pria yang tadi mengejarnya. Tidak ingin tertangkap Elizabeth melompat ke gorong-gorong sempit yang ada di pinggir jalan.

Gorong-gorong yang becek dan berlumut tak jadi masalah untuk Elizabeth selama ia bisa melarikan diri. Air di dalam gorong-gorong menciprat saat sepatu Elizabeth menginjaknya.

Elizabeth sudah berlari cukup jauh, dan ia dapat memastikan bahwa tidak jauh dari tempatnya berdiri ada kantor polisi. Ia membuka penutup gorong-gorong, dan keluar dari sana.

Tubuh Elizabeth berdiri di tengah jalan, ia kembali menutup pintu gorong-gorong. Dan segera berlari menuju kantor polisi.

Semua mata memandang ke arahnya, namun ia tidak memedulikannya. Ia duduk untuk segera memberi laporan.

Petugas polisi tersebut memandang aneh pada tubuh Elizabeth yang tampak lusuh dan bau. “Ada yang bisa saya bantu gadis kecil?”

Elizabeth menusuk tenggorokannya, hingga ia memuntahkan isi lambungnya serta micro SD pemberian ayahnya.

Petugas polisi memandang jijik pada mejanya yang penuh dengan muntah Elizabeth. Namun pandangannya tertuju pada micro SD. Ia mengambilnya dan segera membersihkannya dengan sapu tangan.

Petugas polisi segera mengecek isi micro SD tersebut, ia memandang gadis kecil di hadapannya dengan terheran-heran. “Milik siapa ini, dan di mana orang tuamu?”

“Orang tuaku sudah mati,” jawab Elizabeth dengan wajah datarnya.

Petugas polisi segera memberi tahu atasannya. Mereka tidak bisa menahan Elizabeth lebih lama di sini, karena membahayakan.

Petugas polisi membawa Elizabeth menuju kantor pusat. Elizabeth kini ada di ibukota Kolombia, tempat tujuannya.

Petugas polisi berbincang dengan kantor pusat tentang Elizabeth. Mereka memberikan uang saku serta pakaian baru untuk Elizabeth kenakan.

Petugas polisi mengantar Elizabeth ke kamar mandi. Ia menyerahkan uang untuk Elizabeth dan baju ganti. Elizabeth menerimanya dan masuk ke kamar mandi. Ia berganti pakaian dengan cepat lalu keluar lewat jendela kecil yang ada di kamar mandi.

Elizabeth berlari cukup jauh, dan menghampiri sebuah taksi yang terparkir di pinggir jalan. “Bisakah antar saya ke Tunja.”

“Tempat itu sangat jauh, memangnya kau sanggup membayarnya?”

Elizabeth memberikan semua uang yang ada di tangannya kepada sopir taksi.

Sopir taksi menghitung uang pemberian Elizabeth. “Masuklah.”

***

Seorang pria bertubuh tegap memiliki jambang tipis berdiri di depan tawanannya yang sedang di interogasi. “Cepat katakan siapa yang menyuruhmu!”

Tawanan yang terduduk di kursi tidak menjawab ucapan pria di hadapannya. Ia tersenyum meremehkan.

Pria berjambang tipis tersebut memukul kepala tawanannya dengan tongkat bisbol yang di pegangnya. “Cepat katakan!”

Elizabeth memasuki ruangan tersebut, matanya menatap pria yang terduduk di kursi dengan wajah penuh luka memar yang mengeluarkan darah.

“Tuan Alfanzo ada Elizabeth Mustamu ingin bertemu.”

Pria berjambang tipis membalikkan tubuhnya ke belakang. Tepat di pintu masuk ia melihat gadis kecil yang menatapnya datar. Alfanzo menyerahkan tongkat bisbol yang berlumuran darah ke pada anak buahnya.

Alfanzo membawa Elizabeth ke ruangan pribadi miliknya. “Kenapa orang tuamu tidak mengabariku jika hendak kemari?”

Elizabeth berdiri menatap sahabat Ayahnya. “Mereka mati!”

Alfanzo cukup terkejut pasalnya Ayah Elizabeth seorang mafia yang berkuasa.

“Siapa yang berani membunuh orang tuamu?”

“Bryan.” Elizabeth menarik sebuah kertas dan bolpoin. Ia membuat lambang yang ia lihat di setiap pergelangan tangan pria yang mengejarnya. “Tangan mereka memiliki tanda ini,” ujar Elizabeth memberikan hasil gambarannya.

Alfanzo meneliti hasil gambaran Elizabeth. “Red Bold.” Alfanzo tidak mungkin salah menebak ia hafal betul lambang tersebut, akhir-akhir ini Red bold yang di ketuai oleh Thomas sedang gencar merebut kekuasaan para mafia di Kolombia.

***

Sepuluh tahun berlalu kini Elizabeth kecil tumbuh dewasa dengan identitas barunya. Dengan nama Queresha Mavelin, yang akrab dengan panggilan Resha.

Resha duduk di ruangannya dengan kaki terangkat ke atas meja. Sementara punggungnya bersandar pada kursi kerjanya.

“Resha,” panggil Alfanzo.

Resha segera menurunkan kakinya, dan duduk dengan tegap.

Alfanzo mengeluarkan berkas yang ia bawa. “Untuk malam ini.”

Resha menerimanya, ia membaca setiap lembar berkas tersebut hingga habis. Resha hanya perlu membunuh dua belas orang saja. “Aku bisa mengerjakannya sendiri,” pungkas Resha.

Alfanzo tidak ingin banyak berdebat, ia tidak perlu menghawatirkan Resha. Saat Resha datang Alfanzo mendidik Resha untuk menjadi pembunuh bayaran yang handal, dalam lima tahun Resha dapat menguasai berbagai teknik membunuh, dan Resha mampu melakukannya dengan sangat apik. Alfanzo tidak pernah meragukan kemampuan Resha, apalagi dua belas orang penjaga jumlah yang cukup sedikit.

Resha berjalan menuju lemari pakaian yang ada di ruangannya. Ia berdiri untuk meneliti kostum yang cocok untuk ia pakai malam ini. Pilihannya jatuh pada pakaian serba hitam yang melekat pas di tubuh langsingnya. Tidak lupa ia menyelipkan beberapa senjata di tubuhnya.

Terpopuler

Comments

Hiat karena Sakit

Hiat karena Sakit

Bandeja paisa itu nama makanan kah?

2023-05-30

1

🐊⃝⃟ ⃟🍒⁰¹

🐊⃝⃟ ⃟🍒⁰¹

gadis yg tanggu

2023-04-09

1

Cherry🍒

Cherry🍒

gadis tangguh 😎😎 darah mafia mengalir deras ya di tubuh mu sha

2023-02-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!