Picada Colombiana

“Queresha!”

Resha berpura-pura sedih dan menundukkan wajahnya. “Tidak bisakah, kau memberikan aku perhatian sedikit saja. Aku merasa sendirian,” ungkap Resha dengan air mata yang berlinang. Kini ia merasa menjadi aktor drama wanita lemah.

Awalnya Gilbert kesal dengan tingkah Resha, namun melihat raut wajah sedih Resha ia menjadi tidak tega. Gilbert memasukkan ponselnya ke dalam saku. Ia menyingkirkan meja makan Resha ke pinggir, lalu duduk di pinggiran tempat tidur Resha. Posisi tubuh mereka saling berhadapan. Gilbert memberikan kecupan singkat di bibir cemberut Resha. “Kau mau apa?” Tanya Gilbert dengan nada lembutnya.

Resha menghamburkan tubuhnya untuk memeluk Gilbert. Ia tidak tahu harus melakukan apa, sepertinya pengalamannya menonton drama tidak terlalu banyak. Sehingga ia kebingungan, apa yang harus ia lakukan selain memeluk Gilbert.

Gilbert membalas pelukan Resha, tangannya mengusap rambut Resha. Gilbert selalu merasakan debaran aneh ini jika bersentuhan dengan kulit Resha, ada percikan aneh yang tidak bisa Gilbert gambarkan. Dan semua itu terjadi hanya dengan Resha, selama ini Gilbert sering mengganti wanita untuk teman tidurnya, hanya sekedar melampiaskan has’rat. Namun dengan Resha terasa sangat berbeda, bahkan ia tidak bisa marah kepada Resha saat melihat wajah sedih Resha. “Berikan aku waktu sepuluh menit saja, setelah itu aku akan menghabiskan waktu bersamamu,” ijin Gilbert.

Resha melepaskan pelukannya, ia kembali merebahkan tubuhnya. Dan memilih memejamkan mata.

Setelah mendapat persetujuan, Gilbert keluar dari ruangan Resha. Ia harus mengecek hasil pekerjaan Nilson. Jika Resha tidak terluka, Gilbert memilih untuk menyelesaikan pekerjaannya bersama Nilson. Namun sialnya ia mendapat laporan jika Resha, terluka dan membiarkan Nilson pergi sendirian.

Gilbert mengecek laporan yang di kirim Nilson, beberapa lahan sudah atas nama Gilbert. Ia segera menelepon Nilson. “Bagaimana dengan lahan milik John, apa kau sudah mendapat tanda tangannya?” Serbu Gilbert begitu teleponnya di angkat oleh Nilson.

[Tidak tuan, ia masih bersikeras mempertahankannya.]

“Beri perintah pada Anny untuk membantai habis keluarganya!”

[Baik Tuan]

Gilbert segera memutus sambungan teleponnya, ia pergi ke kamar untuk mandi sebentar dan berganti pakaian.

Urusan Gilbert sudah selesai ia kembali ke ruangan Resha, wanita itu tampak memunggunginya saat melihat Gilbert masuk. “Kau seperti anak kecil jika merajuk,” ungkap Gilbert. Ia berjalan dengan santai menuju Resha yang masih memunggunginya.

“Tidak ingatkah dirimu siapa Queresha Mavelin, seorang pembunuh bayaran yang handal,” puji Gilbert dengan penuh penekanan pada kata pembunuh bayaran.

“Pembunuh bayaran juga manusia dan memiliki kekasih. Yang harus kau perhatikan di saat ia terluka,” sahut Resha tanpa bergerak dari posisinya sedikit pun.

“Ayolah, sayang. Jangan marah seperti ini.” Gilbert menarik tangan Resha agar tubuhnya menghadap ke arah Gilbert.

Gilbert tersenyum melihat wajah kesal Resha. “Wajahmu tidak cocok memelas seperti itu, aku terbiasa melihatmu sebagai pembunuh bayaran.”

Resha juga tidak bisa membayangkan ekspresinya seperti apa, karena ia tidak pernah merajuk sama sekali. Tangan Resha meninju perut Gilbert dengan pelan. “Jangan mengejekku,” ungkap Resha dengan nada marahnya.

Gilbert segera menormalkan ekspresi wajahnya. “Baiklah, aku minta maaf. Kau mau berjalan-jalan?”

“Boleh,” jawab Resha.

Gilbert membantu Resha untuk duduk di kursi roda. Ia mendorong kursi roda Resha menuju lift. Mereka masuk ke dalam, tangan Gilbert menekan tombol terakhir.

Pintu lift terbuka lebar, Resha mendapat sambutan dari embusan angin malam. Gilbert lupa membawa selimut untuk Resha. Ia melepaskan mantel tidurnya lalu menutupi tubuh Resha agar tidak kedinginan.

Beberapa orang pelayanan tampak merapikan meja bundar untuk Gilbert dan Resha. “Silahkan duduk Tuan, nona.”

Gilbert memosisikan kursi roda Resha di depan meja. Lalu ia duduk di hadapan Resha. Para pelayan mulai mengambilkan makanan untuk makan malam.

Resha menatap heran pada makanan yang tersaji untuk makan malam kali ini. “Picada colombiana, kau serius ingin makan ini?” tanya Resha tidak percaya.

“Kau tidak suka? Ingin ganti menu?” Tawar Gilbert.

“Tidak perlu, aku bisa memakannya untuk kali ini saja.”

Gilbert mengambil potongan sosis dengan sumpit dan menyuapi Resha. “Ini sosis terbaik, kau pasti suka.”

Resha menerimanya, dan mulai mengunyah. Indera perasaannya mulai menilai. “Ini enak sekali,” puji Resha.

Gilbert mengambil potongan sosis dan memakannya. “Resep ibuku memang selalu enak, dia sangat pandai dalam hal memasak.”

Dari yang Resha tahu ibu Gilbert tidak tinggal di Kolombia. “Apakah ibumu akan menerimaku, atau akan memperlakukanku seperti Ayahmu?”

Gilbert menelan makanan yang ada di mulutnya. “Kau tidak perlu khawatir dia sudah pergi untuk selama-lamanya, bersama adikku.” Adik serta ibunya masih bernyawa, hanya saja Thomas meminta Gilbert untuk menganggap bahwa mereka sudah mati.

“Maaf aku tidak bermaksud,” ucap Resha menyesal. Ia menggunakan sumpitnya untuk mengambil usus goreng lalu memakannya. Lelehan dari lemak lumer begitu Resha kunyah, sudah lama Resha tidak memakan makanan berlemak.

“Ibuku selalu menyajikan makanan ini di hari libur, dan memakannya bersama Ayah dan adikku.” Untuk pertama kalinya Gilbert menceritakan tentang orang tuanya kepada teman tidur sekaligus kekasihnya.

“Aku mau menemanimu memakan picada colombiana setiap pekan,” ucap Resha yakin. Meskipun dirinya harus olahraga lebih ekstra untuk membakar lemak.

“Jangan bercanda Resha, aku tahu kau sangat menjaga tubuhmu.”

Resha tersenyum mendengar ucapan Gilbert. “Jika itu bisa membuatmu senang, aku tidak masalah.”

“Terima kasih,” ujar Gilbert tulus.

Resha mengambil potongan daging babi dan menyuapi Gilbert. Gilbert menerimanya dengan senang hati.

“Malam itu kau sengaja membuntutiku untuk memancingku?” tanya Gilbert. Meskipun ia sudah tahu jawaban jika Resha tidak membuntuti Gilbert.

“Tidak, untuk apa aku membuntutimu. Kebetulan saja aku melihatmu di dalam mobil dan dasimu terkoyak. Bukannya seorang Gilbert Abhivandya suka kerapian?”

Gilbert mengisi gelas Resha dengan minuman. “Sepertinya kau tahu banyak tentangku.”

“Semua orang sering membicarakanmu, karena aku punya kuping jadi aku bisa mendengarnya tanpa aku minta,” jawab Resha. Ia menerima minuman pemberian Gilbert.

“Apa kau senang menjadi kekasihku?”

Bibir Resha terkatup rapat-rapat memikirkan jawaban untuk pertanyaan Gilbert. “Lebih tepatnya tidak percaya, karena aku tidak menyangka kau akan tertarik padaku.”

“Aku rasa kau memiliki tujuan tertentu untuk mendekatiku,” ungkap Gilbert.

Resha mengalihkan perhatiannya dari Gilbert menatap kosong pada pemandangan kota yang tampak indah dengan lampu-lampu yang menyala terang di tengah kegelapan. “Memang aku memiliki tujuan untuk mendekatimu,” jawab Resha jujur.

“Katakan padaku sekarang juga, aku ingin mengetahuinya.”

Meskipun nada bicara Gilbert terlihat tenang, namun Resha harus tetap hati-hati. “Aku sedang menjalankan misi.”

Gilbert menatap Resha menunggu kelanjutan ucapan dari kekasihnya.

“Mereka bilang kau gay, tidak memiliki pasangan wanita. Karena rasa penasaran aku memasang taruhan, dan akan segera memenangkannya.” Resha tertawa ringan, oleh kebohongan yang ia buat sendiri.

“Jadi kau mau menjadi kekasihku untuk mendapatkan keuntungan dari taruhanmu?”

Resha mengangguk. “Aku akan segera mendapatkan hadiahnya,” ungkap Resha dengan bibir yang tersenyum mengembang seolah tidak sabar menunggu hari itu tiba.

“Berapa uang yang akan kau hasilkan dari taruhan itu?” Gilbert menatap lekat mata Resha, tidak sabar menunggu jawaban Resha.

“Sepuluh ribu dolar,” jawab Resha.

“Apa katamu, sepuluh ribu dolar? Aku merasa sangat terhina!”

Terpopuler

Comments

🐊⃝⃟ ⃟🍒⁰¹

🐊⃝⃟ ⃟🍒⁰¹

😂😀😀semangt Thor

2023-04-10

0

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

murahnya seorang Gilbert 😄😄

2023-02-04

0

Radya Arynda

Radya Arynda

semangaaaat💪💪💪💪💪💪💪💪

2023-02-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!