"Mas, sepertinya itu adalah suara mobil Serena. Pasti dia nganterin Tiara pulang, deh," keluh Niken-- istri ke dua Dery, pada sang suami yang masih tampak sibuk dengan laptop di depannya.
Dery mengerutkan keningnya dalam, dia kemudian melihat Niken yang bergelayut manja di salah satu tangannya. "Tiara sudah pulang dari rumah sakit? Kenapa tidak ada yang bilang padaku?" tanyanya.
"Eeumh, itu--" Niken tampak panik dan bingung mendengar pertanyaan suaminya. Dia memang sengaja tidak memberitahu kabar Tiara pada Dery.
"A--aku juga baru tau kabar ini, Mas," jawab Niken dengan sedikit gugup.
Dery tidak menjawab, laki-laki itu tampak terdiam sebentar sebelum akhirnya beranjak berdiri dan melangkah ke luar ruangan tanpa menghiraukan Niken.
"Mas, tunggu aku!" teriak Niken manja sambil berlari kecil menyusul langkah lebar suaminya.
"Mas, enggak akan kasih kamar kita ke Tiara lagi, kan? Pokoknya aku gak mau ngalah sama Tiara ya, Mas!" oceh Niken ketika dia sudah bisa menyamai langkah Dery.
Dery masih tidak menjawab, dia hanya fokus berjalan menuju pintu utama. Selama ini dirinya tidak pernah memperhatikan Tiara, dia juga tidak pernah menyangka kalau Tiara akan bertahan setelah mengalami kecelakaan yang parah, bahkan sadar kembali setelah koma selama satu bulan lamanya.
Namun, semua pikiran buruknya terhadap Tiara, kini terbantahkan saat mata kepalanya sendiri bisa melihat istri pertamanya itu berdiri tegap dengan tubuh terlihat sangat sehat dan kembali seperti sebelum kecelakaan itu terjadi.
"Akhirnya kamu pulang juga, sudah bosan di rumah sakit, heh?" Dery berbicara sinis setelah menghentikan langkahnya di depan pintu masuk.
Sementara itu Niken tampak berdiri di sampingnya dengan wajah kesal dan sombong menatap kedatangan Tiara. Tangannya menggandeng Dery, seolah sedang menunjukkan jika saat ini Dery berada di pihaknya.
Dery bisa melihat Tiara mengernyitkan kening ketika wanita itu menatap dirinya. Dirinya sempat terkejut saat mata keduanya bertemu, Dery bisa meraskan jika sorot mata Tiara kini tampak berbeda dari sebelumnya.
Tidak ada lagi sorot mata takut dan tidak berdaya yang selalu terlihat di mata Tiara sebelumnya. Sebaliknya, kini dia malah melihat sorot mata tegas dan penuh kebencian, bahkan Tiara sudah berani beradu pandang dengannya.
Dery semakin curiga saat dia melihat Serena berbisik pada Tiara. Entah apa yang mereka sedang bicarakan, dia tidak terlalu memperdulikannya, walau nyatanya ada sedikit rasa penasaran di dalam hatinya.
"Sepertinya sekarang Tiara sudah berani menatap kamu, Mas? Jangan biarkan Tiara meminta kamarnya lagi, Mas. Pokoknya aku tidak mau pindah." Niken mulai kembali menghasut Dery agar tidak boleh melemah pada Tiara.
Niken sangat takut jika kamar utama di rumah ini yang telah dia tempati semenjak Tiara kecelakaan akan kembali menjadi milik Tiara saat wanita itu kembali. Bukan hal mudah untuknya bisa pindah ke rumah ini dan mendapatkan kamar utama. Dery bahkan baru menikahinya setelah tau kalau dia telah mengandung.
Niken, adalah wanita malam di salah satu bar terbesar yang ada di kota itu, sudah satu tahun ini dia menjalin hubungan dengan Dery, setelah Dery menjadi langanannya. Hingga akhirnya dia menjebak Dery agar bisa hamil anaknya dan menjadi istri dari pengusaha kaya yang uangnya pasti tidak akan pernah habis itu.
Setelah perjalanan panjang, untuk lepas dari dunia malam tentu saja, sekarang Niken tidak ingin mengalah pada Tiara, walau sebenarnya yang lebih berhak untuk menjadi nyonya rumah dan mendapatkan kamar utama adalah Tiara.
Tanpa menjawab sapaan yang tidak pantas dari Dery, Liora membawa kakinya melangkah lebih dekat pada laki-laki itu, sedangkan Davi sudah diajak ke dalam melalui pintu samping bersama Mak Onah.
"Iya, Mas. Sayang sekali, sepertinya aku masih diberikan kesempatan untuk hidup," ujar Liora sambil melirik sinis pada Niken.
Dia kemudian beralih pada Dery, dengan senyum tipisnya. Tidak ada ritual cium tangan, seperti biasanya. Liora belum tahu tentang semua itu, dia hanya berdiri diam di depan Dery menunggu dipersilahkan masuk oleh suaminya. Itu pun jika perlu, karena kalau pun Dery tidak mepersilahkannya masuk, Liora tentu saja akan tetap masuk ke dalam rumah itu.
"Untuk apa hidup, kalau hanya menyusahkan orang lain?!" sinis Dery tanpa perasaan.
Liora menaikkan salah satu alisnya dengan wajah yang masih tampak santai, dia sudah terbiasa mendapatkan perkataan kasar dari para musuhnya. Lalu apa salahnya dengan kata yang diucapkan oleh Dery?
Namun, tidak bisa dia pungkiri, jika ada sesuatu yang terasa perih di dalam hatinya. Apa mungkin ini adalah perasaan yang Tiara rasakan? Dirinya bisa meraskan semua itu sama seperti perasaan sayangnya pada Deva yang datang tiba-tiba.
"Kita lihat saja nanti," tantang Liora tanpa takut.
Untuk beberapa saat, mata Liora dan Dery bertaut dalam, seolah sedang menyelami perasaan mereka masing-masing, atau bahkan beradu ego hingga akhirnya keduanya membuang muka bersamaan. Liora yang tidak sabar menunggu untuk dipersiapkan masuk, akhirnya mengambil tangan Serena dan berjalan masuk melewati Dery dan Niken yang tampak terkejut dengan sikap Liora.
"Sepertinya sekarang Tiara sudah berubah, Mas, dia sudah berani melawan kamu! Kamu jangan biarkan dia berbuat seperti itu, Mas." Niken kembali melanjutkan aksinya untuk menghasut Dery agar membenci Tiara.
Namun, Dery yang sudah terlanjur emosi pada sikap kurang ajar Liora, sama sekali tidak menghiraukan ucapan dari Niken. Dia malah berjalan cepat menyusul istri pertamanya masuk ke rumah.
Dengan gerakan cepat, Deri melepaskan genggaman tangan Tiara dan Rere, dia kemudian menggenggam pergelangan tangan Tiara dengan erat, hingga Liora bisa merasakan perih di kulitnya.
"Apa yang kamu lakukan, Mas?" tanya Liora kesal.
"Berani sekali kamu masuk ke rumah sebelum aku izinkan, heh? Ingat, ini adalah rumahku!" tanya Dery dengan wajah memerah menahan emosi.
"Mas jangan lupa kalau rumah ini juga masih atas namaku? Bukannya Mas sendiri yang mengatur semua itu sebelum kita menikah?" jawab Liora santai.
Ah, untung saja Serena telah menceritakan semuanya tentang Tiara, hingga dia bisa menghadapi mereka dengan persiapan yang cukup matang.
Ya, rumah itu adalah hasil dari usaha bersama saat mereka berdua bekerja sambil kuliah. Dery dan Tiara sepakat untuk menambung untuk membeli lahan yang kemudian dibangun rumah itu yang diatasnamakan Tiara. Hingga karena itu pula lah Tiara tidak bisa ke luar dari rumah itu, walau Dery memperlakukannya dengan tidak baik.
Dery sengaja menahan surat rumah itu, agar Tiara tidak bisa menjualnya. Dia juga akan menghukum Tiara jika Tiara ketahuan bekerja di luar.
Dery tampak melebarkan matanya saat mendapati perlawanan dari istri pertamanya, dia tidak menyangka jika Tiara bisa berbicara seperti itu padanya.
"Tiara! Berani kamu melawanku, hah?" geram Dery menatap tajam istri pertamanya.
Liora membuang muka, sambil menghembuskan napas lelah, sepertinya akan banyak sekali drama yang membosankan di rumah ini.
"Sudahlah, Mas, aku lelah ... mau istirahat." Liora malah kembali menyeret Rere untuk menunjukkan letak kamarnya.
"Di lantai dua," bisik Rere memberi petunjuk. Walau dia merasa gemetar berada di dalam perdebatan rumah tangga ini, tetapi setidaknya dia merasa aman berada di dekat Tiara dengan sikapnya yang baru.
Mendengar itu, Liora langsung membawa langkahnya menaiki anak tangga dengan Rere mengikuti di belakang. Namun, langkahnya terhenti saat Niken tiba-tiba angkat bicara.
"Mau ke mana kamu? Kamar kamu sudah bukan lagi di sana!" teriak Niken menghentikan langkah Liora dan Rere.
Liora menatap Niken dan Dery bergantian, kemudian beralih pada Rere.
"Setauku, kamar utama adalah milik kamu dan Dery. Kamu pernah menunjukkannya padaku saat rumah ini baru selesai dibangun." Rere langsung memberi penjelasan.
"Tidak lagi, sekarang kamar itu sudah menjadi kamarku dan Mas Dery," bantah Niken langsung, yang mendengar penjelasan dari Rere.
Memiliki kamar utama, berarti adalah nyonya di rumah ini, dan Niken tidak mau posisi itu kembali pada Tiara. Dia akan berusaha mempertahankan posisinya di rumah ini, bagaimana pun caranya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
💞🖤Icha
Punya dua istri aq yang emosi...gk kebayang setiap hari ribut...hanya d online aza author 🤣🤣🤭🤭
2023-02-03
3