"Baguslah kamu sudah sadar, jadi gak ngabisin uang anakku lagi," ujar seorang ibu berusia sekitar lima puluh tahunan yang datang ke rumah sakit bersama dengan wanita muda lainnya.
Dari foto yang pernah dia lihat di ponsel milik Serena, Liora tahu kalau itu adalah mertuanya dan istri muda suami Tiara yang saat ini tengah mengandung.
"Aku istrinya, jadi memang sudah kewajibannya untuk merawatku," jawab Liora acuh, dia sudah mendengar semua cerita tentang mertua dan madu Tiara itu dari Serena dan sekarang di mulai percaya.
Wanita paruh baya itu melotot mendengar jawaban dari Liora, dia tidak menyangka jika menantunya sekarang sudah berani menjawab perkataannya, padahal sebelum kecelakaan itu terjadi Tiara tidak pernah membantah apa pun yang dia katakan.
Liora bersidekap dada, dia sama sekali tidak takut melihat tatapan mengerikan dari dua orang wanita di depannya.
"Dasar tidak tahu diri, sudah di tolong dan dibiarkan hidup sama anakku, sekarang kamu malah berani menjawab ucapanku! Awas saja nanti, aku laporkan sikap kamu ini pada Dery!" ancam mertua Tiara.
Bukan takut, Liora malam tersenyum remeh sambil memutar bola matanya.
"Aku tidak pernah meminta untuk dibiarkan hidup sama kalian semua. Kalau kalian menyesal, ya itu urusan kalian sendiri!" Liora kembali menjawab hingga membuat mertuanya semakin berang.
"Ah, dan satu lagi--" Liora menatap wajah kedua wanita di depannya itu tajam.
"Laporkan saja kalau kalian berani. Aku tidak takut!" sambung Liora lagi, kemudian memilih untuk merebahkan diri dan menarik selimut.
"Ini waktunya aku istirahat, jadi sebaiknya kalian pergi saja." Liora mengibaskan salah satu tangannya sebelum mulai menutup mata.
"Kamu!" Mertua Tiara tampak menahan emosinya saat melihat sikap Tiara yang sekarang sudah berani melawannya.
Tangannya yang menujuk Liora penuh amarah kini mengepal erat kemudian membuang muka. Dia beralih melihat menantu keduanya yang begitu dia sayangi.
"Ayo kita pergi, bisa-bisa darah tinggi Ibu kumat kalau terlalu lama di sini!" ujarnya sambil mengajak wanita yang tengah hamil itu berjalan ke luar dari kamar rawat Liora dengan menghentakkan kaki.
Liora mendengkus kesal begitu mendengar suara pintu tertutup, dia membuka selimut dengan kasar kemudian beranjak duduk kembali.
"Ternyata benar kata Rere, sepertinya mereka memang memperlakukan wanita ini dengan tidak baik," ujar Liora mulai percaya pada ucapan Serena.
"Cih, berani sekali mereka menindasku seperti itu! Kalau saja mereka tau siapa aku sebenarnya, aku jamin dua wanita tidak tau diri itu akan berlutut meminta maaf di bawah kakiku," gerutu Liora tidak suka.
Sebelum dirinya terdampar di tubuh wanita lemah ini, dia adalah ketua gengster yang cukup ditakuti di California. Tidak ada orang yang berani berkata kasar di depannya, apa lagi menindasnya seperti tadi.
Mereka memegang beberapa wilayah di negara itu yang tentunya berada di dalam kekuasannya. Misi mereka bukanlah perampokan biasa, mereka hanya akan mengambil beberapa misi penting dan itu pun harus memiliki keuntungan yang sangat besar bagi dirinya dan kelompok yang dia pimpin.
Memikirkan itu, Liora jadi teringat pada anak buahnya di California yang dia tinggalkan.
"Bagaimana kabar mereka sekarang? Apakah sepeninggal diriku, Charly sudah menangkap mereka semua lalu membubarkan gengster yang sudah lama aku pimpin?"
"Bagaimana aku bisa lupa pada mereka? Akh, aku harus segera menghubungi mereka untuk mengetahui situasi di sana," ujarnya sambil kembali beranjak dari barnkar dan berjalan cepat ke luar dari ruang rawatnya.
Sebenarnya dia merasa kalau tubuhnya sudah baik-baik saja, tetapi tim dokter masih belum memperbolehkannya pulang karena ingin melihat perkembangan tentang ingatannya.
Sekarang dia ingin mencoba meminjam ponsel perawat untuk menghubungi anak buahnya di California. Namun, beberapa kali mencoba ternyata nomor yang dia tuju sama sekali tidak bisa tersambung.
"Ada apa ini? Kenapa mereka tidak bisa dihubungi?" gumam Liora dengan kerutan halus di keningnya.
Liora menghembuskan napas pelan kemudian mengembalikan ponsel milik salah satu perawat yang biasa menanganinya, seraya berkata, "Terima kasih."
Liora pun akhirnya memilih untuk kembali ke ruangannya dengan wajah lesu dan pikiran melayang pada semua anak buahnya. Mereka telah berjuang bersama-sama memajukan genster itu hingga akhirnya bisa menjadi salah satu gengster yang dipandang di seantero California.
Namun, kini dia terdampar di sini, terpisah dari semua anak buahnya, tanpa tahu bagaimana kondisi mereka. Apakah dia memang harus melupakan semua masa lalunya kemudian menjalani hidupnya yang baru dengan tubuh ini?
Liora menghembuskan napas kasar, sambil menghentikan langkahnya di depan sebuah kaca, dia pandang pantulan wajah dan tubuh tempatnya terdampar. Tidak ada cara lain, selain mencoba untuk bertahan. Setidaknya dengan tubuh ini dia tidak perlu terus berlari dari kejaran Charly.
"Ya, mungkin aku harus menerima tubuh ini dan memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan hidupku yang ke dua," ujar Liora dengan pikiran yang sudah mulai terbuka.
Rasanya tidak mungkin juga dia memaksa untuk menolak takdir ini. Karena dia tahu jika pun dia memaksa untuk pergi ke California terus menemui anak buahnya, itu juga tidak menjamin mereka akan langsung mempercayainya, apa lagi sekarang dia bukanlah Liora yang dulu.
Bisa-bisa dia hanya dianggap sebagai mata-mata dan berakhir dikurung dan dibantai oleh para anak buahnya.
"Tidak ada salahnya menjadi Tiara, setidaknya sampai aku tau caranya kembali ke tubuhku sendiri," lirih Liora menyemangati dirinya sendiri.
Namun, beberapa saat kemudian dia menutup rapat mulutnya dengan pandangan sendu, dia ingat jika sebelum dia bangun di tubuh Tiara, dirinya tertembak di dada dan mengalami kecelakaan hingga masuk ke lautan.
Kini dia mempertanyakan, apakah dirinya selamat? Apakah dia ditemukan? Atau mungkin sudah mati?
Tangannya bergertar saat mengingat itu semua, dia mengepalkannya agar tidak terlihat oleh orang lain, walau mata yang goyah itu tidak bisa dia sembunyikan.
Untuk beberapa saat dia berada di dalam lamunan, hingga suara brankar yang didorong cepat melintas, mengejutkannya. Dia menoleh sekilas melihat salah satu pasien rumah sakit itu. Hatinya semakin gusar kala matanya melihat pasien itu telah meninggal, dengan beberapa orang yang sedang menangis mengikuti di belakang.
Ada rasa sakit di dalam hatinya ketika melihat pemandangan yang melintas begitu saja, walau itu hanya bertahan beberapa detik saja. Liora menarik napas dalam hingga rongga dadanya terasa mengembang, kemudian menghembuskannya kasar, berharap rasa sesak itu segera menghilang.
"Semangat Liora, siapa pun dirimu sekarang, setidaknya kamu masih memiliki kesempatan untuk hidup," gumamnya menyemangati dirinya sendiri.
Mengedipkan mata cepat, Liora kembali melanjutkan langkahnya menuju ke kamar rawat. Mulai saat ini, dia harus bisa hidup dengan tubuh dan identitas yang baru ini. Setidaknya, di sini dia memiliki sahabat yang setia padanya, walau sepertinya Tiara tidak beruntung dalam keluarga.
Sesuai dengan apa yang diceritakan oleh Serena selama ini, Tiara sudah yatim piatu sejak remaja, kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan dan hanya meninggalkan dirinya yang masih hidup.
Sejak saat itu pula, Tiara dirawat oleh keluarga suaminya yang merupakan sahabat dari kedua orang tuanya dan memutuskan menikah setelah lulus kuliah. Ya, Tiara dan Dery memang sudah dijodohkan sejak kecil. Namun, perlakuan mereka yang awalnya baik dan manis berubah menjadi kasar setelah penikahan itu terjadi.
Tiara tidak bisa melakukan apa pun selain pasrah karena dirinya memang tidak memiliki sandaran lain, selain keluarga suaminya. Posisinya yang hanya seorang ibu rumah tangga, membuat Tiara sulit untuk melawan ketidakadilan yang terjadi dalam rumah tangga mereka.
"Sepertinya aku harus segera kembali ke rumah, untuk melihat secara langsung, apa sebenarnya yang dilakukan mertua dan suami Tiara padanya?" ujar Liora mulai bertekad.
"Heh! Bahkan sampai saat ini aku tidak pernah melihat suaminya datang ke rumah sakit. Benar-benar keluarga yang bahagia," sambungnya lagi tersenyum miris, melihat kondisi keluarga tempat Tiara selama ini menyandarkan hidupnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Sri Anum Arsusi
cantik Tiara
2023-03-01
1
💞🖤Icha
Kenapa lagi mau liat Liora d rumah sakit ibu mertua gk bijak banget...anakmu yang ingin poligami...huuuu mertua...🤨😐
2023-02-05
2
김석진의 아내
mendengus
2023-02-05
1